Está en la página 1de 9

GARA-GARA ROKOK

PARA PEMAIN:
1. Haryo diperankan oleh Anshar Rafi
2. Des (emak Haryo) diperankan oleh Deshinta
3. Bapak Haryo diperankan oleh Bagus Kurniawan
4. Nenek Haryo diperankan oleh Nur Fitriani
5. Mahasiswa 1 diperankan oleh Aliffia Yulanda Prabawati
6. Mahasiswa 2 diperakan oleh Karisma Nur Insani
7. Guru Haryo diperankan oleh Yuhaning Audiya
8. Perawat 1/Kepala Puskesmas diperankan oleh Dinda Aisyah
9. Perawat 2 diperankan oleh Dianti Sekar
10. Teman Haryo diperankan oleh Anggah Prasetyo
11. Teman Haryo diperankan oleh Efrisan Nur Aidha
12. Narasi dibacakan oleh Lintang Respati Gandhi

SKENARIO 1 :

Hari senin, seperti biasa para siswa mengikuti upacara bendera. Tetapi Haryo dan 2
temannya tidak mengikuti upacraa tersebut padahal banyak informasi penting yang akan
disampaikan oleh pembina upacara pada hari itu. Salah seorang guru yang bertugas
berkeliling untuk menegcek para siswa yang masih ada di dalam kelas untuk segera turun ke
lapangan. Sialnya si Haryo terlambat bersembunyi saat guru tersebut masuk ke salah satu
ruang kelas.

Guru : Kalian sedang apa disini? Bukankah kalian tahu bahwa hari ini adalah hari
senin. Dan kalian tahu siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera.
Nur : (dengan gugup menjawab pertanyaan guru tersebut) eeeeemmmm… ini
buuu….. anuu…. Eemmmm…..
Guru : apaaa!!!!! Beri saya alasan!!! Siapa nama kamuu!!! (dengan melihat nama
yang tertera di bajunya)
Haryo : saya telat bangun bu (dengan memasukkan sesuatu ke dalam kantong
celananya dengan gugup)
Guru : (dengan curiga) apa ituu?
Tio : bu permisi bolehkah saya mengikuti upacara?
Guru : tunggu dulu!!! Kau duduk disitu Tio! Dan kau Nur!! Haryo beri saya alasan
yang tepat dan beri tahu saya apa yang ada disakumu?
Tio, Haryo dan Nur terlihat ketakutan dan hanya terdiam.
Guru : ikut saya ke ruang BK sekarang juga atau berikan kepada ibu apa yang
disakumu.
Haryo : (dengan mengeluarkan 3 batang rokok dari kantong celananya) iiinnniii bu.
Guru : kalian dapat dari mana barang seperti ini?
Haryo : Tio yang membawanya bu
Guru : apa yang kalian lakukan dengan ini?
Tio : tidak bu, kami belum menggunakannya. Sungguh buu. Sumpah buu.
Guru : kalian tahu apa bahayanya benda ini?
Nur : tidak bu, mencobanya saja belum pernah bu
Guru : (menghela napas) yasudah, upacara sebntar lagi selesai, sekarang kembali
saja ke kelas kalian masing masing dan kalian jangan mainan rokok lagi.
Semua : maafkan kami bu. Kami berjanji tidak mengulanginya lagi.

Dijalan menuju ke kelas


Nur : untung kita jago akting
Haryo : haryoo…..
Tio : hahahaaa….

Cerita berawal ketika Haryo kedapatan membawa sebungkus rokok di dalam tas
sekolahnya. Sang guru langsung menghubungi orang tua Haryo. Tetapi yang mengangkat
telepon adalah nenek Haryo. Saat menjawab panggilan dari sekolah, nenek sontak kaget dan
langsung berlarian menghampiri emak Haryo yang sedang mencuci di belakang..........
............kriiiiing...... kriiiiing.......kriiiiiing...........................

Nenek : Assalamualaikum
Guru : Waalaikumussalam, ini benar dengan orang tua Haryo???
Nenek :iya,, ini nenek izul. Ini siapa?
Guru : ini saya Guru Haryo di sekolah. Begini ibu, Haryo kedapatan membawa
sebungkus rokok di dalam tas nya saat di kelas. Bisa orang tua Haryo ke
Sekolah besok pagi?
Nenek : (kaget, langsung berlarian memanggil emak izul) Des.... des..... si yo des,
Haryo.....
Emak : (sedang mencuci, berhenti sejenak) ada apa mak???
Nenek : ini tadi guru Haryo telpon. Katanya Haryo kedapatan membawa rokok dalam
tas di sekolah nya (cemas)
Emak : (kaget) Astagfirullah... lalu apa kata gurunya mak???
Nenek : kau disuruh menemui gurunya besok pagi di sekolah

Tiba-tiba datang seorang laki-laki separuh baya dari dalam. Berjalan menghampiri
nenek dan emak Haryo.

Bapak : Ada apa mak???? (dengan segelas air putih di tangannya)


Emak : liat tuuuh!!!! Kelakuan anak mu!! Rokok lagi!!! Rokok lagi!!! Tidak bisa
dinasehati. Sama saja!!!!
Nenek : sudah.... sudah.... jangan bertengkar di depanku. Lebih baik kalian pikirkan
bagaimana mengurus si Haryo. Temui lah gurunya besok, di sekolah. Kalau
tidak, si Haryo tidak boleh masuk kelas lagi..
Bapak : uhuuuk.... uhuuuuk.... iya mak... (kaget tersedak)
Tak lama kemudian, seorang anak dengan seragam yang acak-acakan masuk ke
rumah....

Haryo : Assalamualaikum.....
Emak : (jawab salam, langsung bertanya dengan nada tinggi dan muka marah) apa
yang kau lakukan di sekolah Yo?
Haryo : tidak ada mak. Yoyo tidak ngapa-ngapain di sekolah
Emak : jangan bohong kau Yo!! Jawab yang jujur!!
Haryo : iya mak.. Haryo kedapatan membawa rokok ke sekolah oleh guru.
Emak : ya Allaaah Yo.. Yo..... jadi selama ini kau merokok di sekolah Yo?? Kau tau
Yo?? Seberapa bahaya rokok ituu!!!!! Tidak ada yang mengajari untuk seperti
itu. Siapa yang mengajarimu? Emak menyuruhmu pergi ke sekolah bukan
untuk meroko!!!! Tetapi belajar!!! Bapak kau bersusah payah mencari uang
demi kau dan adikmu, tetapi apa balasanmu!!!!!
Haryo : (tertunduk dengan wajah menyesal)
Emak : sekarang gara-gara rokok kau tidak boleh masuk kelas. Mau jadi apa kau
hah? Tidak akan jadi orang kau nanti.!!
Nenek : jangan sampai rokok merusak pendidikan kau Yo. Ingat lah masa depan kau!
Haryo : iya nek... iya mak....
Bapak : mak... sudah mak sudah.... sekarang bapak ingin bicara. Kau, Haryo!! Kau
mau apa? Kau mau nurut emak dan bapak atau tetap dengan caramu seeprti
ini? Kau sudah tahu bagaimana bapak bekerja keras demi kau dan adik mu.
Bapak hanya ingin kau hidup berpendidikan tinggi tidak seperti bapak!!!
(dengan kecewa bapak pergi ke kamar)

Emak : lihat bapak mu, seperti itukah kau membalas jerih payah bapakmu nak??
Sekarang kau renungkan. Masuk kamar dan bersih-bersih! (kembali ke
belekang melanjutkan pekerjaan rumah)

Pada suatu hari di sebuah Klinik di daerah Sokaraja sedang diadakan pemeriksaan
gratis sekaligus pendataan. Sudah 3 hari Haryo mengeluh dadanya sesak dan untuk nafas
sulit. Setelah berbicara dengan emak, diputuskanlah untuk periksa ke klinik pada hari itu
juga.

Perawat 1 : (memanggil pasien) “Mas haryo?”


Haryo : “Saya sus”
Perawat 1 : “Silakan masuk”
(si emak ikut masuk keruangan)
Perawat 1 :“Silahkan duduk”(pasien dan ibu duduk)
“Maaf mas, saya akan menanyakan beberapa informasi. Mas bisa kan ?”
Haryo : “Bisa sus..”
Perawat 1 : “Nama lengkap mas siapa?”
Haryo : “Haryo Reksa”
Perawat 1 : “Berapa umurnya mas?”
Haryo : “14 tahun”
Perawat 1 : “asal darimana?”
Haryo : “Sokaraja saja”
Perawat 1 : “Status sekarang?”
Haryo : “Pelajar”
Perawat 1 : “Keluhan apa yang mas rasakan?”
Haryo : “Sesak napas sus..”
Perawat 1 : “Tidurnya nyenyak ga?”
Emak : “Anak saya kalau tidur suka mendengkur sambil batuk-batuk sus..”
Perawat 1 : “terasanya waktu kapan bu?”
Emak : “Waktu malam hari sus.. sesak napas. Kalau bernapas suka bersuara, terus
batuk- batuk.”
Perawat 1 : “durasinya ?”
Haryo : “sekitar jam 7 malam sampai jam 11 malam baru bisa tidur.”
Perawat 1 : “apa yang mas lakukan ketika sesak napas datang?”
Haryo : “Cuma istirahat sus..”
Perawat 1 : “apakah sebelumnya pernah terjadi?”
Haryo : “iya sus, ini sudah yang ke sekian kalinya tapi yang sekarang sangat
mengganggu.”
Perawat 1 : “pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya?”
Haryo : “belum sus..”
Perawat 1 : “keadaan lingkungan tempat tinggal gimana?”
Haryo : “ya begitulah sus, rumah di tepi jalan raya..banyak debu.”
Emak : “sus, ayah saya dulu pernah dirawat karena asma. Jangan-jangan anak saya
tertular asma.”
Perawat 1 : “untuk itu sekarang, silahkan masnya diperiksa dulu ya.”
Perawat 2 : “Permisi mas, biar saya periksa dulu..”
Haryo : “Silahkan..”
Perawat 2 : “Coba luruskan tangannya.” (mengukur tekanan darah dan frekuensi nadi)
“maaf ya mas, saya mau memeriksa mata dan hidungnya.”
Haryo : “iya silahkan..”
(perawat memeriksa mata, hidung pasien)
Perawat 2 : “Coba buka mulutnya. Julurkan lidahnya.”
(memeriksa faring).
Haryo : “iya silahkan..”
Perawat 2 : ”Biar saya periksa dulu dada dan perutnya ya mas!”
“Coba buka ketiaknya mas!” (mengukur suhu tubuh pasien)
Perawat 1 : “Mas kelas berapa?”
Pasien : “2 SMP sus”
Perawat 1 : “SMP mana mas?”
Pasien : “di SMP CITRA.”
Perawat 1 : “oh bagus mas, mudah-mudahan sukses ya!”
Pasien : “iya sus, Aamiin”
Perawat 2 : “Silahkan mas bangun!” (pasien bangun dan duduk di kursi)
Perawat 2 : “Begini bu, kemungkinan besar anak ibu mengidap asma tetapi kami belum
bisa memastikan sebelum data-data yang kami dapat diserahkan ke dokter.
Asma adalah penyakit yang disebabkan karena gangguan pernafasan jadi
asma bukan penyakit menular. Ini juga bisa disebabkan karena faktor
keturunan juga lingkungan, banyak polusi misalnya atau kebiasaan sehari-hari
yang kurang baik seperti merokok.
Perawat 1 : “Maaf sebelumnya, anak ibu suka merokok?”
Emak : “iya sus, kebiasaan anak saya suka merokok. Biasanya malam juga sering
begadang.”
Perawat 2 : “Oh, untuk kedepanya awasi anak ibu jangan sampai merokok lagi, karena
itu bisa mengganggu saluran pernafasannya bu..”
Emak : “Iya nanti saya awasi.”
“Tuh nak, kamu harus berhenti merokok mulai sekarang!”
Haryo : “Iya mah, mulai sekarang saya tidak akan merokok lagi.”
Emak : “terus ini bagaimana?”
Perawat 1 :silahkan ibu dan masnya menunggu dulu.”
Emak : “obatnya?”
Perawat 2 : “obat yang menyembuhkan asma tentunya tidak ada tapi biasanya pasien
diberi inhaler atau obat lainnya untuk mengurangi kesulitan nafas saat
kambuh.”
Emak : “kalau begitu terimakasih atas bantuanya.”
Perawat 2 : “Iya sama-sama. Semoga lekas sembuh ya..”
Emak & Haryo: “Baik, permisi.”
Perawat 2 : “Silahkan..”

SKENARIO 2

Satu minggu kemudian adalah kegiatan pengkajian pada suatu keluarga yang
dilakukan oleh mahasiswa keperawatan UMP yang sedang praktik di Puskesmas Sokaraja.
Mahasiswa 1 dan mahasiswa 2 mengunjungi tiap-tiap rumah untuk melakukan pengkajian,
salah satunya adalah rumah kediaman orang tua Haryo.

Mahasiswa 1 : assalamualaikum… permisi…


(lama tak dibukakan pintu)
Mahasiswa 2 : assalamualaikum…
Nenek Haryo : waalaikumsalam… siapa?
Mahasiswa 1 :begini mbah, saya Aliffia Yulanda Prabawati mahasiswa praktikan
keperawatan UMP yang sedang berdinas di Puskesmas A ingin mengadakan
pendataan di daerah ini, saya akan melakukan pendataan selama satu minggu
kedepan dan ini teman saya.
Mahasiswa 2 : saya Karisma Nur Insani.
Nenek Haryo : wooo… silakan masuk terlebih dahulu mbak-mbak…
Dess… sini buruan, ada tamu inii…. (mempersilakan masuk dan memanggil
emak Haryo)
Emak Haryo : (dengan sedikit lari ke ruang tamu) inggihh makk… ehh mbak-mbak, maaf
yaa saya baru saja beres-beres belanjaan dibelakang. Bagaimana ini?
Mahasiswa 2 : begini ibu, seperti yang sudah dijelaskan tadi, kami sedang mengadakan
pendataan dan disini saya akan melakukan pengkajian pada keluarga ibu.
Maaf dengan ibu siapa nggih?
Emak Haryo : bu Des mbak… oiya mbak, tapi bapak belum pulang.
Mahasiswa 2 : baik bu, tidak apa-apa bu, jadi begini bu Des, disini saya dan teman saya
akan menanyakan beberapa hal kepada ibu dan mbah, bagaimana bu, mbah?
Bersedia?
Emak Haryo : (menganggukan kepala)
Mahasiswa 1 : kita mulai nggih bu, mbah, maaf sebelumnya, nama lengkapnya dan usia
tahun ini mbah dan ibu siapa dan berapa nggih?
Nenek Haryo : Lestari Asih, 61 tahun mbak
Emak Haryo : Deshinta, 40 tahun tapi cukup panggil Des saja mbak
Mahasiswa 1 : maaf ibu, disini ada berapa KK yang tinggal?
Emak Haryo : hanya 1 KK mbak, saya tinggal dengan ibu, suami saya dan 3 orang anak
anak pertama 14 tahun kelas 2 SMP, yang kedua 12 tahun kelas 6, dan yang
ketiga 9 tahun kelas 3 mbak.
Mahasiswa 1 : wahh… berarti ramai sekali kalau adek-adek pulang sekolah ya bu…

Bapak pulang dengan terseok-seok, keringat bercucuran sebagai tanda kerja kerasnya.

Bapak Haryo : (dengan meletakkan cangkul) Assalamualaikum bbbbuuuu (kaget ada tamu)
ehh ada tamu.. maaf maaf…
Emak Haryo : (melihat ke arah bapak) ehh bapak, pulang cepat pak… sini pak ini mbak
Karisma terus ini mbak Aliffia

Mahasiswa 1 dan 2 memperkenalkan diri

Mahasiswa 2 : disini saya dan teman saya melakukan kunjungan ke keluarga bapak untuk
pendataan boleh ya pak?
Bapak Haryo : ohh silakan dengan senang hati.
Mahasiswa 2 : saya lanjutkan lagi ya pak. Bapak dan ibu sehari hari bekerja sebagai apa bu
pak?
Bapak Haryo : kalau saya sehari hari jadi buruh tani mbak, kalau ibu berjualan dipasar, buka
toko sembako mbak.
Mahasiswa 2 : aktifitas sehari hari bapak dan ibu bagaimana?
Bapak Haryo : ya saya dari bekerja dari pagi mba nanti kalo sore baru pulang, terkadang ya
masih bisa ikut rapat atau pengajian di desa, itupun kalau tidak capek.
Mahasiswa 2 : kalau ibu sendiri?
Emak haryo : kalau saya berangkat ke warung lebih siang dari bapak karena saya harus
masak dulu, pulangnya ya tidak tentu mba kadang sampai sore kadang masih
siang sudah pulang.
Mahasiswa 1 : ibu aktif mengikuti kegiatan di desa tidak?
Emak haryo : ya lumayan mba saya masih ikut pkk.
Mahasiswa 1 : selama ini apakah ada riwayat pengobatan selama 6 bulan terakhir pak?
Bapak Haryo : ada mbak, terakhir kemarin, eemmmm 7 hari yang lalu sepertinya, ya buu yaa
(memastikan harinya bertanya dengan istrinya)
Emak Haryo : iya mbak, haryo saya bawa ke puskesmas karena sesak nafas dan batuk batuk.
Mahasiswa 2 : dibawa ke puskesmas sokaraja A ya bu, waktu itu sepertinya saya yang
membantu memeriksa anak ibu.
Emak Haryo : iyaa mba saya dan keluarga kalau periksa ke puskesmas Sokaraja A yang
terdekat dari rumah dan gampang naik angkot juga bisa. Haryo memang sering
batuk mba tapi yang kemarin itu sampai haryo tidak bisa tidur. Jadi saya bawa
ke puskesmas.
Nenek Haryo : (sambil menjahit pakaian yang bolong) iya itu mbak si Haryo suka merokok
kalau si Des dan si Rusdi tidak di rumah
Emak Haryo : Astaghfirullah…. Anak mu pak!!!!
Bapak Haryo : anakmu juga buu…
Mahasiswa 1 : ohhh, merokok ya bu pak. Begini saja berhubung ini sudah mau gelap, saya
dan teman saya akan kembali lagi besok, kira-kira jam berapa semua anggota
keluarga kumpul bu, pak?
Emak Haryo : paling sabtu mbak, pagi semua libur, tetapi haryo jam 9-11 siang dia ikut
ekschool karawitan.
Mahasiswa 1 : baik bu, pak, mbah. Jam 9 saya dan teman saya datang berkunjung lagi.

Setelah berpamitan,
Keesokan harinya di puskesmas Sokaraja A, kedua Mahasiswa berdiskusi tentang materi
penyuluhan yang akan disampaikan pada keruarga bapak Rusdi.

Mahasiswa 1 : menurut kamu permasalahan di keluarga pak Rusdi apa?


Mahasiswa 2 : sepertinya si Haryo itu sebenarnya baik, hanya saja terbawa lingkungan
pertemanan saja seperti kebanyakan kasus. Tapi banyak juga yang gara-gara
kurangnya perhatian orang tua jadi mereka melampiaskan rasa sendirinya dan
masalah yang dihadapi seperti itu.
Kepala Pus : jadi bisa di tarik kesimpulan kalau permasalahannya itu dari faktor si anak itu
kemudian peran orang tua juga kurang sepertinya. Kalian sudah dapat data-
datanya? Kalian tanyakan tidak kedua orang tuanya bekerja apa?
Mahasiswa 1 : sudah bu, pak Rusdi sebagai buruh yang beekrja dari pagi sampai petang dan
ibu Des berjualan dengan membuka warung. Setiap harinya anak-anak dari
pak Rusdi bersama neneknya.
Kepala Pus : ok, sekarang saya paham. Sepertinya kurangnya perhatian dari kedua orang
tua, karena kesibukannya.
Mahasiswa 2 : kalau begitu penyuluhannya kita ambil saja bahaya merokok itu seperti apa?
Mahasiswa 1 : dan pentingnya peran orang tua dalam tumbuh kembang anak.
Kepala Pus : untuk peran orang tua lbih spesifik lagi ituu di khususkan untuk usia remaja.
Kalian bisa lebih leluasa menjelaskannya. Kapan kalian akan melakukannya?
Mahasiswa 2 : baik bu, kami berdua sudha kontrak waktu hari sabtu bu, jam 9 pagi kami ke
sana.
Kepala Pus : baik, Good Luck. (Lalu pergi ke ruanganya)

Mahasiswa 1 : oke, karisma, kalau begitu kita bisa bikin bahas untuk diskusi dengan orang
tau dan anaknya. Tapi enaknya bikin apa ya? Ada ide?
Mahasiswa 2 : gimana kalo kita buat dikertas gitu gimana?
Mahasiswa 1 : em.. Boleh boleh, itu aja selainnya brosur apa namanya? Lupa aku tuh
Mahasiswa 2 : ohh... Ituu leaflet.. Nahh iya itu maksud aku tadi.
Mahasiswa 1 : oke, aku buat yang "pentingnya peran orang tua terhadap tumbuh kembang
anak usia remaja" kamu yang "bahayanya merokok" yaa...
Mahasiswa 2 : oke siap... Ayok kita buat selagi ada waktu ini liff... Oiyaa nanti di kos kita
kerjakan sama-sama
Mahasiswa 1 : aaasssiiiiaaapppppp

Setelah berdiskusi dengan Kepala Puskesmas tentang semua yang telah dilakukan oleh
kedua mahasiswa itu, mereka mempersiapkan materi untuk penyuluhan sesuai kontrak
waktu. Aliffia dan Karisma akhirnya jam dinasnya selesai dan segera pulang ke kos untuk
membuat leaflet.

SKENARIO 3:

Hari Sabtu pagi, sesuai kontrak waktu sebelumnya. Perawat 1 dan 2 mengunjungi
rumah keluarga Bapak Rusdi untuk melakukan penyuluhan tentang betapa pentingnya peran
orang tua terhatan tumbuh kembang anak, khususnya pada usia remaja dan pendididkan
kesehatan tentang bahaya merokok.

Mahasiswa 2 : (mengetuk pintu) assalamualaikum….


Emak Haryo : (berlari meraih gagang pintu) waalaikumsalam…. Silakan masuk…
Emak Haryo : ehh mbak-mbak… silakan duduk
Emak dan bapak sudah duduk

Mahasiswa 1 : terimakasih bu sebelumnya, sesuai janji saya kemarin, saya datang kembali
dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan ya bu, pak. Apakah ibu dan
bapak sudah siap?
Bapak Haryo : ya silakan mbak mbak…
Mahasiswa 2 : kita sepakati saja bu, mau berbincang bincang selama berapa menit??
Bagaimana kalau 1 jam saja bu pak?
Emak Haryo : ya mbak boleh silakan.
Mahasiswa 2 : baik bu kurang lebih kita berbincang selama 1 jam yaaa.
Mahasiswa 1 : jadi begini pak,………………………………………………….. penyuluhan
1
……………………………….End………………………………………
Mahasiswa 1 : sudah jelas pak, bu? Ada yang ingin ditanyakan?
Emak Haryo : sudah mbakk, cukup, berarti kami berdua harus lebih mempunyai waktu
luang untuk keluarga dan memperhatikan anak-anak kami.
Mahasiswa 1 : iya buu pak,
Haryo pulang
Haryo : assalamualaikum… maaaakkkkk……..
Semua : waalaikumsalam….
Emak Haryo : kebetulan kamu pulang, sini duduk nakk…
Haryo : ada apa sihh? Kok ramai?
Bapak Haryo : ini lo nak, mbak-mbak perawat mau bicara sama kamu
Mahasiswa 2 : sini dek duduk, gini dek, ………………………………………...penyuluhan
2
……………………………..end…………………………………………
Mahasiswa 2 : ada yang mau di tanyakan tidak dek?
Haryo : tidak mbak, sudah cukup,
yampun….. pak,, mak,, maafin haryo sudah seperti ini…
Mahasiswa 2 : kalau begitu, coba sebutkan apa saja bahaya rokok itu?
Haryo : (menyebutkan)
Mahasiswa 2 : yaaaa baik, sepertinya mas Haryo sudah paham dan bisa menyebutkan dengan
baik ya.
Mahasiswa 1 : tetapi ingat, jangan cuma dihafalkan tapi dipahami baik baik ya, dan berhenti
merokok. Cara untuk berhenti merokok tadi apa saja, ayo disebutkan mas
haryo.
Haryo : menyebutkan.
Mahasiswa 1: jadi ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan agar mas haryo meninggalkan
kebiasaan buruk merokok yaaa.
Mahasiswa 2 : tidak terasa sudah 1 jam ya pak bu kita berbincang bincang. Kalau begitu kami
mohon pamit terlebih dahulu bu, masih ada tugas yang harus diselesaikan di
puskesmas.
Emak Haryo : terima kasih banyak ya mbak sudah berbagi ilmu kepada kami, semoga haryo
sadar dan berhenti merokok yaa mbak.
Mahasiwa 1 dan 2 : Aamiin Ya Rabbal'alaamiin.
Mahasiswa 1 : kalau begitu saya permisi yaa bu. (Bersalaman)
Mahasiswa 2 : assalamualaikum.
Keluarga : waalaikum salam.
END

También podría gustarte