Está en la página 1de 3

Pencegahan Infeksi Nosokomial melalui Kewaspadaan Universal

di Rumah Sakit Muhammadiyah Yogyakarta


Triyani Marwati, Siti Kurnia Widi Hastuti, Lina Handayani, Solikhah, Lafi
Munira
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia
Info Artikel
ABSTRAK
Sejarah artikel:
Diterima 21 Jun 2016
Direvisi 16 Agustus 2016
Diterima 26 Agu 2016
Pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dapat dilakukan melalui
pelaksanaan program pencegahan universal atau tindakan asepsis dan
penyadapan antisepsis. Tindakan ini dilakukan oleh petugas kesehatan, baik perawat
dan dokter, tindakan pencegahan universal meliputi: mencuci tangan, penggunaan
sarung tangan, gunakan cairan aseptik, pemrosesan peralatan bekas dan pembuangan
limbah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pencegahan nosokomial
infeksi di rumah sakit melalui tindakan pencegahan universal di rumah sakit
Daerah Muhammadiyah Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif
pendekatan studi kasus kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik focus group
diskusi. Data dianalisis menggunakan analisis isi. Penerapan
kewaspadaan universal di rumah sakit di seluruh PKU Yogyakarta menunjukkan hal
itu
petugas kesehatan telah berusaha menerapkan tindakan pencegahan universal
termasuk
aksi mencuci tangan pada aliran air, melakukan kebersihan tangan, dan selalu
mencoba memakai alat pelindung diri. Pengetahuan perawat tentang
infeksi nosokomial telah baik dan untuk pencegahan perlu dilaksanakan
tindakan pencegahan universal. Sikap perawat dalam menerapkan universal
tindakan pencegahan telah baik, sejauh bertanggung jawab. Sebagian besar rumah
sakit memilikinya
memiliki ketersediaan fasilitas dan mendukung penerapan universal
tindakan pencegahan dengan baik, dan sebagian masih ada keterbatasan dalam
ketersediaan
fasilitas dan mendukung penerapan tindakan pencegahan universal.
Kata kunci:
Kewaspadaan Universal
Pengetahuan
Sikap
Ketersediaan Fasilitas
Hak Cipta © 2016 Institute of Advanced Engineering and Science.
Seluruh hak cipta.
Penulis yang sesuai:
Lina Handayani,
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Ahmad Dahlan,
Jalan Prof Soepomo, Umbulharjo 55164, Yogyakarta, Indonesia.
Email: linafkm@gmail.com
1. PERKENALAN
Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di rumah sakit di Indonesia cukup
tinggi. Mengingat
jumlah kasus infeksi nosokomial menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya
insiden infeksi nosokomial
menunjukkan kualitas kualitas perawatan kesehatan. Infeksi nosokomial dapat terjadi
mengingat rumah sakit "ditumpahkan"
mikroba patogen infeksius terutama berasal dari pasien dengan penyakit menular. Di
samping itu,
petugas kesehatan juga dapat bertindak sebagai sumber, selain melewati keluarga
pasien, peralatan medis dan
lingkungan rumah sakit itu sendiri [1].
Pencegahan nosokomial melalui cuci tangan petugas kesehatan menjadi sangat
penting. Itu
Sikap perawat yang baik dalam mencegah infeksi nosokomial dapat meningkatkan
perilaku perawat dalam
menerapkan tindakan pencegahan universal. Pengetahuan perawat tentang infeksi
nosokomial memengaruhi perawat yang
diperlihatkan menentang keseluruhan pencegahan (universal precautions) sementara
sikap perawat dalam upaya untuk
mendukung kewaspadaan universal sering ditunjukkan dengan ketidakpedulian dan
mengesampingkan mencuci tangan setelah melakukan
tindakan keperawatan karena dianggap tidak kotor (tidak terkena nanah atau darah)
[2].
Perawat adalah profesional kesehatan yang berurusan langsung dengan pasien dan
paling banyak. Frekuensi invasif
tindakan dengan risiko darah dan cairan tubuh lainnya sangat tinggi. Langkah-langkah
invasif termasuk infus,

Halaman 2

ISSN: 2252-8806
IJPHS Vol. 5, No. 3, September 2016: 233 - 239
234
obat injeksi, pengambilan darah pasien, penempatan kateter vena, dan lainnya. Faktor
perilaku dan
pekerjaan tenaga kesehatan lingkungan memiliki kaitan erat dengan penerapan
kepatuhan perilaku
pencegahan kecelakaan kepada pekerja.
Prinsip kewaspadaan universal (Universal Precautions / UP) adalah instrumen yang
efektif untuk
melindungi dan mengurangi kejadian infeksi di rumah sakit (infeksi nosokomial) pada
petugas kesehatan, pasien
dan publik. Kepatuhan terhadap implementasi UP yang kurang optimal menjadi faktor
utama dalam
peningkatan infeksi nosokomial di pusat perawatan kesehatan [3].
Petugas kesehatan harus menjaga kesehatan dan keselamatan diri mereka sendiri dan
orang lain dan bertanggung jawab atas
menerapkan kebijakan yang ditetapkan rumah sakit. Petugas kesehatan juga
bertanggung jawab untuk menggunakan sarana
disediakan dengan benar dan memelihara fasilitas yang selalu siap digunakan dan
dapat digunakan selama mungkin.
Hasil survei tentang pencegahan infeksi di pusat kesehatan atau rumah sakit masih
mendapat beberapa
Petugas tindakan berpotensi meningkatkan penularan penyakit ke petugas kesehatan,
pasien yang dilayani dan masyarakat di
besar, kurangnya mencuci tangan yang benar, penggunaan sarung tangan tidak tepat,
suntikan jarum penutupan kembali
tidak aman, pembuangan instrumen tajam tidak aman, teknik dekontaminasi dan
sterilisasi kurang
peralatan yang tepat dan praktik kebersihan bukanlah ruangan yang
memadai. Rendahnya kesadaran petugas kesehatan di Puskesmas
rumah sakit pada penggunaan Universal Precaution dapat menyebabkan peningkatan
infeksi nosokomial sehingga
pencegahan infeksi nosokomial yang kurang maksimal merupakan masalah yang
dihadapi oleh rumah sakit sampai saat ini.

También podría gustarte