Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama pada
kelompok umur produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
Tidak hanya berakibat pada tingginya angka kematian pada korban kecelakaan.
Justru, yang harus menjadi perhatian adalah banyaknya kasus kecacatan dari
korban kecelakaan. Khususnya, korban kecelakaan yang menderita cedera kepala.
(Smeltzer and Bare, 2002 ).
Menurut paparan dr Andre Kusuma SpBS dari SMF Bedah Saraf RSD dr
Soebandi Jember, cedera kepala adalah proses patologis pada jaringan otak yang
bersifat non- degenerative, non-congenital, dilihat dari keselamatan mekanis dari
luar, yang mungkin menyebabkan gangguan fungsi kognitif, fisik, dan psikososial
yang sifatnya menetap maupun sementara dan disertai hilangnya atau berubahnya
tingkat kesadaran.
Dari definisi itu saja, kita sudah tahu bahwa cedera kepala sangat
berbahaya dan membutuhkan penanganan segera demi keselamatan penderita.
Sayangnya, kendati kasus terus meningkat, namun masih banyak pihak yang
belum sadar pentingnya kecepatan menolong penderita.
Di samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban
ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat
menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya ( Mansjoer, 2000 ).
Berdasarkan hal-hal dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk
membahas Asuhan Keperawatan Cedera Kepala agar kita bisa menambah
wawasan mengenai konsep dari cedera kepala.
(Nugroho, 2011), cedera kepala adalah suatu gangguan trauma dari otak
disertai/tanpa perdarahan intestinal dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas dari otak.
(Suriadi dan Yuliani, 2001), cedera kepala adalah suatu trauma yang
mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat
injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala.
Menurut Brain Injury Assosiation of America (2001), cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
(Batticaca, 2008), Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak
karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Deficit neorologis
terjadi karena robekannya subtansia alba, iskemia, dan pengaruh massa karena
hemorogik, serta edema serebral disekitar jaringan otak.
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 60 Tahun
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Nama : Ny. N
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Status : Istri
I. Pengkajian Primer
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Msalah Keperawatan:
Masalah Keperawatan:
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Kekutan otot
0 0
0 0
Ket:
0: Tidak dapat berkontraksi
1: Hanya dapat berkontraksi
2: Ada pergerakan tidak mamu melawan gaya gravitasi
3: Adapergerakan hanya dapat mengatasi gaya gravitasi
4: Mampu melawan gaya gravitasi dan melawan sedikit tahanan
5: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan yang maksimal
Sensabilitas
- Normal √ Gangguan Menelan
air
√ Gangguan Menelan Air dan
Makanan
Masalah Keperawatan:
Exposure Trauma :
Jejas :Terdapat jejas di daerah mata dan pipi sebelah kanan, luka
3cm di kepala belakang sebelah kanan
Luas :
Kedalaman :-
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Penurunan Kesadaran
Kesadaran : Coma
Tanda – tanda vital : TD =100/60 mmHg, RR = 30x/m,N = 65x/m, S =
37,50C
Kulit : Terdapat luka pada ekstermitas sebelah kanan.
Kepala : Asimetris,terdapat luka berukuran 3 cm bagian kepala belakang
sebelah kanan,pendarahan,pembengkakan.
Mata : Lingkaran mata mengalami kebiruan,anemia,pupil anisokor.
Telinga : Simetris, tidak terdapat cairan yang keluar.
Hidung : nampak lecet dan kemerahan
Mulut : Nampak terpasang selang ETT,terdapat secret.
Leher : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Dada : Simetris,RR = 30x/m tidak teratur,BJ I = mumur, BJ II =
gallop,terdapat suara nafas tambahan stidor.
Abdomen : simetris, terdapat jejas.
Ekstermitas : Terdapat luka pada ekstermitas bagian kanan.
Genitalia : nampak terpasang kselang kateter.
Klasifikasi Data
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
2. Data Objektif
- Ku : penurunan kesadaran
- Kesadaran : coma
- TTV : TD = 100/60 mmHg, RR= 30x/m, N=65x/m, S=37,50C
- Klien nampak terpasang selang ETT
- Nampak terdapat secret pada selang ETT dan mulut
- Nampak terpasang ventilator
- Nampak terpasang selang kateter
- Pupil anisokor
- Terdapat jejas pada sekitar mata
- Kepala bengkak,luka,dan berdarah,serta bentuk asimetris
- Terdapat suara nafas tambahan stidor
Analisa Data
oedema paru
Penumpukan cairan/secret
Difusi O2 terhambat
Ketidakefektifbersihan
jalan napas
2 DS : tidak dapat dinilai Ketidak
Cidera kepala
DO : efektifan perfusi
1. Ku: penurunan jaringan serebral
Cidera otak primer
kesadaran
2. Kesadaran: coma
Kerusakan Sel otak
3. GCS: 2t (E1VtM1)
4. Terpasang
Gangguan autoregulasi
Ventilator,
5. RR: 30x/m,
Aliran darah keotak
N : 65x/M
T : 37,50C
O2
TD: 100/60 mmHg
6. Pupil anisokor
gangguan
7. Kebiruan sekitar
metabolisme
mata (jejas)
8. Kepala bengkak
Asam laktat
dan asimetris
Asam laktat
Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
3 DS : tidak dapat dinilai Ketidak
Kecelakaan lalu lintas
DO : efektifan Pola
1. Ku: penurunan Cidera kepala Nafas
kesadaran
2. Kesadaran: coma Cidera otak primer
3. Terpasang
Ventilator,
4. RR: 30x/m, Kerusakan sel otak
N : 65x/M
T : 37,50C Rangsangan simpatis
TD: 100/70 mmHg
5. Suara nafas
Kebocoran cairan
tambahan stridor
kapiler
Oedema paru
Penumpukan cairan /
secret
(Nugroho, 2011), cedera kepala adalah suatu gangguan trauma dari otak disertai/tanpa
perdarahan intestinal dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak.
. Cedera kepala berat
- GCS 3-8 (koma)
- Kehilangan kasadaran lebih dari 24 jam (penurunan kesadaran progresif)
- Diikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranial
- Tanda neurologist fokal
- Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur kranium
Diagnosa keperawatan yang kami dapatkan pada Tn”A” dengan gangguan pada Sistem
Neurologi yaitu :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada pasien kritis.