Está en la página 1de 3

6.

Menetapkan Pertanggungjawaban
Setelah memilih jenis dari struktur organisasi, tugas penting berikutnya dalam
membangun suatu sistem pertanggungjawaban yang efektif secara keperilakuan adalah
menggambarkan pertanggungjawaban. Bertanggung jawab terhadap sesuatu membuat
seseorang merasa kompeten dan penting. Hal tersebut mengimplikasikan wewenang
pengambilan keputusan dan dapat memotivasi mereka untuk memperbaiki kinerjanya.
Tanggung jawab adalah pemenuhan dari suatu pekerjaan. Tanpa hal tersebut, moral akan
menderita. Faktor yang paling penting dalam menggambarkan pertanggungjawaban
adalah masalah tingkat diskresi dan pengendalian atas sumber daya yang diperlukan
guna melaksanakan fungsi atau tugas yang didelegasikan. Para manajer segmen
sebaiknya hany dimintai pertanggungjawaban atas faktor-faktor operasional yang
mereka kendalikan.
Dalam kondisi apapun, alokasi biaya arbitrer yang digunakan dalam perhitungan
biaya produk tidak boleh digunakan dalam menetapkan pertanggungjawaban. Alokasi
semacam itu bukanlah solusi yang seimbang dan tidak memiliki tempat dalam akuntansi
pertanggungjawaban. Karena pengendalian dalam suatu lingkungan jarang yang
lengkap, “pengaruh signifikan” seringkali dianggap sebagai mencukupi untuk
membebankan tanggung jawab. Pada tahun 1956, komite konsep dan standar biaya dari
American Accounting Association (AAA) menerbitkan beberapa pedoman tetapi
sekaligus memperingatkan bahwa penerapannya harus disertai dengan penilaian dan
akal sehat yang baik. AAA merekomendasikan bahwa :
1) Orang dengan wewenang baik atas akuisisi maupun penggunaan barang dan jasa
sebaiknya dibebankan dengan biaya dari barang dan jasa tersebut.
2) Orang yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah biaya melalui tindakan-
tindakannya dapat dibebankan dengan biaya tersebut.
3) Bahkan orang yang tidak dapat memengaruhi secara signifikan jumlah baiaya
melalui tindakan langsung, dapat dibebankan dengan elemen-elemen untuk mana
manajemen ingin agar orang tersebut memerhatikannya, sehingga ia akan
membantu memengaruhi orang lain yang bertanggung jawab.
Penggambaran akhir dari pertanggungjawaban seharusnya seimbang dan diterima
oleh semua pihak yang terlibat. Jika dilakukan secara memadai, maka hal tersebut
seharusnya bersifat superior secara motivasional dibandingkan dengan praktik-praktik
umum yang menganggap manajer bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak dapat
mereka ubah.
7. Perencanaan Akumulasi Data dan Pelaporan Berdasarkan Pusat
Pertanggungjawaban
Ketika struktur jaringan pertanggungjawaban yang baik dibangun, maka hal ini
menjadi suatu wahana untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan.
7.1 Anggaran Pertanggungjawaban
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat
pertanggungjawaban dibebani target kinerja hanya untuk pos-pos pendapatan dan biaya
yang mereka kendalikan. Walaupun kepala dari pusat pertanggungjawaban tidka
memiliki kendali sepenuhnya atas elemen-elemen biaya tertentu, jika mereka
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah biaya yang terjadi, maka biaya-
biaya tersebut bisa dianggap “dapat dikendalikan” pada tingkat mereka dan dapat
dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban mereka. Biaya yang dapat dikendalikan
tidak sama dengan biaya langsung. Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika
dimulai dari tingkat organisasi atau tingkat jaringan paling bawah untuk mana anggaran
disusun dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui suatu rantai
komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang bertanggung jawab atas suatu
pusat biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi-estimasi anggaran
untuk pos-pos beban yang dapat dikendalikan olehnya. Pada tingkat wewenang
selanjutnya, estimasi-estimasi tersebut ditinjau, dikoordinasikan, dan dimodifikasi
ketika diperlukan, sampai estimasi-estimasi tersebut akhirnya digabungkan kedalam
anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkat manajemen puncak.
7.2 Akumulasi Data
Jenis akumulasi data ini memberikan kepada manajemen informasi yang terkait
dengan beberapa dimensi dari operasinya. Dimasa lalu, akumulasi data tiga dimensi
secara teknik adalah sulit karena hanya ada sistem manual atau semi-otomatis yang
tersedia untuk akumulasi data. Tetapi, peralatan pemrosesan data secara elektronik
sekarang ini memungkinkan akumulasi dan perincian data dengan cara apa pun yang
diinginkan.
7.3 Pelaporan Pertanggungjawaban
Produk akhir dari hasil sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah laporan
pertanggungjawaban atau laporan kinerja secara periodik. Laporan-laporan ini
merupakan media lewat mana biaya-biaya dikendalikan, efisiensi manajerial diukur, dan
pencapaian tujuan dinilai. Untuk meningkatkan efisiensi, sistem pelaoran
pertanggungjawaban seharusnya didasarkan pada apa yang disebut dnegan “laporan
bentuk piramida” atau prinsip “teleskop”. Hal ini berarti bahwa setiap manajer pusat
pertanggungjawaban hanya menerima laopran pengendalinannya sendiri dan bahwa
laporan rinci tingkat terendah diterbitkan terlebih dahulu. Mengendalikan laporannnya
masing-masing dan laporan detailnya untuk tingkat yang lebih bawah ditampilkan
pertama.

También podría gustarte