Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KONSEP AKRUAL
1. Pengakuan Pendapatan
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat perusahaan
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam
konsep basis akrual, mengenai kapan kas benar-benar diterima menjadi hal yang kurang
penting.Oleh karena itu, dalam basis akrual kemudian muncul estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
2. Pengakuan Beban
Pengakuan beban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.Dengan
kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap
sebagai starting point munculnya biaya meskipun beban tersebut belum dibayar.
4. Akrual dan Arus Kas. Akrual menurut definisi yaitu jumlah penyesuaian yang membuat
laba bersih berbeda dari arus kas bersih.penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang
mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas.
5. Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan Pengaitan. Akuntansi akrual
ini mengatasi masalah tepat waktu maupun pengaitan yang selalu terdapat pda akuntansi
kas. Masalah tepat waktu mengacu pada arus kas yang tidak selalu terjadi bersamaan dengan
aktivitas usahayang menghasilkan kas tersebut.
6. Proses Akrual— Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban. Proses akrual sampai
pengakua pendapatan dan pengaitan beban, terdiri atas dua prinsip dasar sampai pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban:
Relevansi akrual menyajikan penilaian kritis atas dampak akuntansi akrual terhadap
laporan keuangan.
Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi
keuangan suatu perusahaan dan memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan sebagai berikut:
Perbedaan antara akrual dan arus kas yaitu ketepatan waktu pengakuan aktivitas usaha,
laba akrual mengakui dampak aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat.
Analisis arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau disebut Cash
Flow Statement. Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.
Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas untuk
suatu periode. Laporan arus kas ini dinyatakan pula dalam Standar Akuntansi Keuanan (2002:
2.1) yaitu:
“………..memberikan informasu historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan melalui
laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi
maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.”
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber
penerimaan kas dan penggunaan kas dalam satu peiode.Arus kas tersebut diklasifikasikan
menjadi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Sedangkan dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi adalah dasar tunai
atau cash basis, dimana penghasilan baru diakui bila sudah diterima uangnya dan biaya diakui
bila sudah dibayar tunai atau per kas, dalam hal ini laporan laba rugi menunjukan sumber kas
tidak hanya dari operasitetapi masih banyak sumber-sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula
dalam hal pengeluaran. Oleh karena itu, laporan arus kas sifatnya atau scopenya lebih luas
daripada laporan laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual
basis .
Dalam penyajian Laporan Arus Kas, memisahkan tansaksi arus kas dalam tiga kategori
yaitu:
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividend dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena
itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi :
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa: “Aktivitas investasi
adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas.”
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Bila perusahaan memiliki kelebihan kas, ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk
memanfaatkan kelebihan ini.Yang paling mudah adalah membiarkan kas tersebut tetap
menganggur, tidak digunakan untukapapun.
Namun adalah lebih baik menginvestasikannya dalam saham atau obligasi perusahaan lain.
Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh tambahan pendapatan berupa dividen atau
bunga. Bila perusahaan menginvestasikan kelebihan kas ini dengan tepat, nilai jual/nilai pasar
investasi akan naik, sehingga akan semakin menguntungkan perusahaan pada saat saham atau
obligasi tersebut dijual kembali.
Jika peralatan yang menganggur untuk jangka waktu yang lama, sebaiknya peralatan itu
dijual.Peralatan atau mesin-mesin yang menganggur memerlukan tempat penyimpanan,
perawatan, dan memunculkan biaya-biaya tanpa menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Bila
aktiva tetap ini dijual, kas yang diterima dapat digunakan untuk keperluan lain. Pada saat aktiva
tetap telah habis masa pakainya, maka sebaiknya dijual dan diganti dengan yang baru.Pembelian
aktiva tetap baru merupakan investasi.
Dari penjelasan yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa aktivitas investasi ini
memanfaatkan dana yang menganggur, dan juga akan menghasilkan pendapatan di masa yang
akan datang. Dengan kata lain, arus kas yang berasal dari aktivitas investasi ini mencerminkan
penerimaan dan penggunaan kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masadepan.
AktivitasPendanaan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa:“ Aktivitas pendanaan
(financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman perusahaan.”
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari pendanaan adalah:
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu metode berikut ini:
Metode langsung(direct)
Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan.Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari :
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengkoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan
arus kas investasi atau pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perubahan asosiasi yang belum
direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam
laba/rugi konsolidasi;dan
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi ataupendanaan.
d. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
(tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan danbeban yang diungkapkan dalam
laporan laba rugi serta perubahan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba
rugi serta perubahan dalampersediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
satuperiode.
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut
ini dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila
arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan dari pada aktivitas
perusahaan.
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan
di atas adalah :
Penerimaan dan pembayaran rekeninggiro;
Laporan arus kas menggabungkan arus kas untuk peristiwa yang dilaporkan di neraca dan
laporan laba rugi. Untuk menganalisis laporan arus kas dapat kita lihat dari dua keadaan yaitu:
Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya
hanya menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi para
stakeholder. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan interpretasi
dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas perusahaan dapat
digunakan beberapa metode antara lain: analisis horizontal, analisis vertikal atau
analisis common-size dan analisis cross-section.
Do Stock Price Fully Reflect Information in Accrual and Cash Flows About
Future Earning?
Richard G. Sloan
Isu yang diteliti Apakah harga saham mencerminkan tentang laba masa
depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cash
flow dari laba saat ini?
Alasan mengapa topik ini penting Analisis keuangan menganjurkan untuk memeriksa
untuk diteliti komponen akrual dan cash flow dari laba sekarang untuk
memprediksi laba di masa depan. Investor cenderung
terpaku pada laba yang dilaporkan. Untuk itu perlu
dijelaskan tentang sifat informasi yang terdapat dalam
komponen akrual dan cash flow dari laba dan sejauh
mana mencerminkan laba di masa datang.
Masalah yang ingin diteliti Apakah kedua komponen earning tersebut berbeda?
H2 (i)
H2 (ii)
H3 (iii)
1. Pengujian H2
Menguji mengenai berlaku tidaknya efisiensi pasar
dengan menggunakan model rational expectation rates,
dimana jika pasar berlaku efisien maka abnormal
return nya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai γ1<
γ2 dan γ= γ
3. H2 (i)
Hasil dari estimasi Nonlinear Generalized Least Squares
dari Reaksi Harga Saham terhadap Informasi dalam
Komponen Arus Kas dan Arus Kas dari Penghasilan
Terkini tentang laba Masa Depan
4. H2 (ii)
Pengembalian saham yang abnormal dapat diperoleh
dengan memanfaatkan ketidakmampuan investor untuk
membedakan dengan benar antara akrual dan arus kas
komponen pendapatan)
PENDAPAT
Isu yang diteliti masih cukup relevan hingga kini. Hal ini ditandai dengan
adanya penelitian setelahnya yang tetap mendukung penelitian tersebut.
Beberapa penelitian tersebut yaitu Accrual reliability, earnings persistence and
stock prices (Scott A. Richardson, Richard G. Sloan, Mark T. Soliman, Irem
Tuna; 2005) dan Accrual reliability, earnings persistence, and stock prices:
revisited (R. Mithu Dey ,Lucy Lim; 2015).
Di samping itu, hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian masa depan.
Yang menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari kinerja laba yang
disebabkan oleh komponen akrual laba yang disebabkan oleh manajemen laba.Isu-isu terkait
termasuk menentukan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud untuk manipulasi
sementara harga saham dan motivasi untuk setiap harga saham tersebut.
Journal Summary: Do Stock Prices Fully Reflect
Information in Accruals and Cash Flows about Future
Earnings? By: Richard G. Sloan
The Accounting Review, Vol. 71, No. 3. (Jul., 1996), pp. 289-315
Journal Summary
Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future
Earnings?
(Apakah Harga Saham Sepenuhnya Mencerminkan Informasi Akrual dan Cashflow terkait Laba
Masa Depan?)
Jurnal Sloan ini menginvestigasi apakah harga saham mencerminkan informasi tentang
laba masa depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cashflow dari laba saat ini.
Sejauh mana kinerja laba saat ini berlanjut ke masa depan yang ditunjukkan tergantung pada
ukuran relatif dari komponen akrual dan kas dari laba saat ini. Namun, jika para investor
“terpaku” pada pendapatan, maka harga saham ditemukan gagal mencerminkan secara penuh
informasi yang terkandung dalam komponen cashflow dan akrual dari laba sekarang sampai
informasi yang berdampak laba masa depan.
Analis laporan keuangan sering menganjurkan memeriksa komponen akrual dan cashflow
dari laba sekarang untuk tujuan memprediksi laba masa depan. Memang, beberapa analis
keuangan berpendapat bahwa karena investor cenderung “terpaku” pada laba yang dilaporkan,
analisis jenis ini dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan harga sekuritas. Jurnal ini
menjelaskan tentang sifat informasi yang terdapat dalam komponen akrual dan cashflow dari
laba dan sejauh mana informasi ini tercermin dalam harga saham.
Sloan ingin mengetahui persistensi komponen laba terhadap ekspektasi harga : E(Pt+1).
Untuk maksud tersebut, laba dianalisis melalui dua komponennya yaitu cashflow dan akrual.
Diduga komponen cashflow lebih persisten dibanding komponen akrual, namun demikian harga
saham dapat gagal merefleksikan komponen laba ini dalam hal ini akan terjadi underprice pada
saham-saham yang mengandung banyak komponen cashflow. Untuk itu strategi investasinya
long (beli). Sebaliknya akan terjadi overprice pada saham-saham yang mengandung banyak
komponen akrual. Untuk itu strategi investasinya short (jual), kondisi abnormal return ini
diprediksikan terjadi disekitar tanggal pengumuman. Atas dasar tersebut Sloan membuat tiga
hipotesis sebagai berikut :
H1 = Persistensi kinerja laba saat ini merupakan fungsi menurun dari besarnya komponen
akrual dan merupakan fungsi yang naik/meningkat dari besarnya komponen
cashflow dalam laba.
H2(i) = Ekspektasi laba (yang terwujud) pada harga saham gagal merefleksikan secara
penuh higher earnings persistence yang diatributkan pada komponen cashflow dan
lower earnings persistence yang diatributkan pada komponen akrual. à mispricing
H2(ii) = Strategi perdagangan adalah long position untuk saham-saham yang melaporkan
level akrual yang rendah; serta short position untuk saham-saham yang melaporkan
level akrual yang tinggi.
H2(iii) = Abnormal return yang diprediksikan pada H2(ii) terjadi di sekitar pengumuman
future earning.
Dimana :
item 34),
∆TP = Perubahan pajak penghasilan terhutang (Compustat item 71),
and
Earnings =
Accruals
Accrual Component =
Dimana :
Earnings = Laba
Income = Pendapatan
Pengukuran abnormal return dilakukan dengan dua penyesuaian sebagai berikut : (1)
size, dan (2) jensen α, size-adjusted return dihitung dengan cara excess (buy-hold return), yakni
suatu saham dibandingkan dengan portofolionya di mana perusahaan berada pada market value
yang sama. jensen α dihitung sesuai dengan prosedur yang dianjurkan oleh Ibbotson. Tekniknya
adalah sebagai berikut :
(R- R) = α+ β(R- R) + ε
Dimana :
Untuk menguji hipotesis H1 : kinerja laba yang diatributkan pada komponen akrual
kurang persisten dibandingkan kinerja laba yang diatributkan pada komponen cashflow,
ditunjukkan oleh persamaan berikut :
(Earning) = α + α (earning) t + vt + 1
Earning = γ + γ (accrual) t + γ CF
Dimana γ< γ
Hasil uji persamaan pertama ditemukan koefisien α sangat signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan kinerja laba tidak bersifat transitori. Demikian pula ditemukan koefisien α yang
sangat signifikan sehingga disimpulkan kinerja earning tidaklah mengikuti “random
walk”/terjadi secara acak. Dengan kata lain pasar tidaklah efisien. Hasil uji persamaan kedua
menunjukkan γ< γhasil ini sesuai dengan harapan yakni cashflow lebih persisten menjelaskan
laba. Dengan demikian hipotesis H1 terpenuhi.
Pengujian hipotesis H2(i) pada dasarnya menguji mengenai berlaku tidaknya efisiensi
pasar dengan menggunakan model rational expectation rates, dimana jika pasar berlaku efisien
maka abnormal returnnya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai γ< γ dan γ= γ. Untuk portofolio
dengan lowest accrual (good news) maka di sekitar tanggal pengumuman investor
memperhatikannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya AR di cluster ini yakni 80% dari
total AR yang diperoleh namun dengan portofolio dengan highest accrual (bad news) maka
disekitar tanggal pengumuman tidak diperoleh AR. Hasil yang asimetri ini menunjukkan respon
investor. Bisa jadi untuk bad news telah diketahui terlebih dahulu oleh pasar sebelum
pengumuman. Akibatnya peristiwa tersebut sudah tercermin pada harga saham. Selain itu Sloan
menemukan pada perusahaan dengan akrual besar (kecil) mengalami telat lapor 34,5 % (28,5 %).
Hal ini memberikan dampak pengumuman laba menyebabkan prediksi return saham
direalisasikan pada cluster non-pengumuman.
Sloan menunjukkan harga saham berperilaku seolah-olah pelaku pasar tidak rasional
dalam menggunakan informasi tentang rendahnya dampak komponen akrual terhadap laba masa
depan ketika melakukan transaksi saham. Temuan ini merupakan pukulan terhadap teori pasar
efisien yang selama ini digunakan untuk menjelaskan perilaku pasar. Temuan Sloan ini sering
dianggap sebagai anomali akrual. Berbagai studi empiris yang dilakukan setelah itu juga
melaporkan anomali akrual seperti yang ditemukan oleh Sloan. Namun, temuan bahwa harga
saham tidak sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik yang tersedia tidak selalu berarti
irasionalitas investor atau adanya peluang keuntungan yang belum dieksploitasi/digarap.
Sebagai uji tambahan untuk menunjukkan relasi antara komponen akrual dengan return
saham, maka Sloan melakukan uji regresi dengan menambah beberapa variabel fundamental
diantaranya size dan book-to-market, kedua variabel ini dikemukakan oleh Fama-French
(1992,1995). Sebagai variabel yang berpengaruh terhadap expected return.
Jurnal ini semakin menambah banyak bukti yang menunjukkan bahwa harga saham
mencerminkan harapan naif tentang atribut penilaian fundamental seperti laba. Secara khusus,
penelitian ini menambah bukti dalam Ou dan Penman (1989), yang menggunakan mechanical
statistical prediction model untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan, dan Bernard
dan Thomas (1990), yang menggunakan auto-regresif properti dari laba kuartalan untuk
memprediksi laba kuartalan masa depan. Selain menguatkan temuan dari studi ini dalam
lingkungan yang berbeda, jurnal ini memberikan kontribusi dalam tiga hal utama. Pertama, tidak
mengandalkan pada model statistik, motivasi untuk memprediksi laba masa depan, jurnal ini
menggunakan model yang bergantung pada karakteristik dari proses akuntansi yang
mendasarinya yang didokumentasikan dalam teks pada analisis laporan keuangan. Kedua,
sementara Ou dan Penman (1989) dan Bernard dan Thomas (1990) menggunakan model random
walk untuk mewakili investors’ naive earnings expectations, jurnal ini menggunakan a less
restrictive model yang mengasumsikan investor mungkin tidak sepenuhnya membedakan antara
berbagai komponen pendapatan.Tidak seperti penelitian sebelumnya, tulisan ini menganalisis
sejauh mana besarnya pendapatan saham diprediksi konsisten dengan prediksi dari the naive
earnings expectations model.
Biaya perolehan informasi dan biaya pemrosesan yang terkait dengan pelaksanaan
strategi yang diuraikan dalam jurnal ini secara real time adalah non-trivial. Selain itu, kembali ke
pemanfaatan strategi yang berpotensi dibatasi oleh efek tekanan harga.. Mengamati harga
perdagangan historis pada rekaman CRSP tidak mengimplikasikan bahwa jumlah yang tidak
terbatas dari saham bisa saja diperdagangkan pada harga tersebut. Mungkin hasil dalam jurnal ini
hanya bukti dari normal return untuk strategi investasi yang aktif berdasarkan analisis laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian masa depan. Yang
menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari kinerja laba yang disebabkan oleh
komponen akrual laba yang disebabkan oleh manajemen laba. Dechow et al. (1995) memeriksa
sampel dari manipulasi laba yang tunduk pada tindakan penegakan hukum SEC dan menemukan
bahwa manipulasi laba pada dasarnya adalah disebabkan metode akrual yang terbalik/mengalami
kemunduran pada tahun setelah manipulasi laba.
Dengan demikian. Bukti yang ditemukan konsisten dengan manajemen laba memberikan
kontribusi bagi persistensi yang lebih rendah dari komponen akrual laba. Isu-isu terkait termasuk
menentukan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud untuk manipulasi sementara harga
saham dan motivasi untuk setiap manipulasi harga saham tersebut.