Está en la página 1de 24

A.

KONSEP AKRUAL

Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice dalam


pengelolaan keuangan modern yang sesuai dengan prinsip New Public Management
(NPM) yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.

Akrual basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:

1. Pengakuan Pendapatan
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat perusahaan
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam
konsep basis akrual, mengenai kapan kas benar-benar diterima menjadi hal yang kurang
penting.Oleh karena itu, dalam basis akrual kemudian muncul estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

Dalam pengakuan pendapatan terdapat beberpa hal yang dapat mempengaruhi


dalam pengakuan pendapatan antara lain :
1. Insentif pada penjualan ( seperti pemberian diskon kepada pelanggan)
untuk mencapai tujuan. Beberapa insentif dilakukan oleh perusahaan
disaat akhir tahun berjalan akan berakhir untuk menarik pelanggan
serta meningkatkan pendapatan mereka.
2. Pencatatan pendapatan berdasarkan perkiraan penggunaaan, bahkan
ketika tagihan belum di kirimkan atau dikeluarkan.
3. Melaporkan pengiriman dan biaya penanganan kepada pelanggan
sebagai pendapatan.

2. Pengakuan Beban
Pengakuan beban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.Dengan
kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap
sebagai starting point munculnya biaya meskipun beban tersebut belum dibayar.

Konsep akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai mengenai


kosekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas prusahaan dimasa depan secepat mungkin dengan
tingkat kepastian yan layak. Akrual dan arus kas sebelum melihat hubungan keduanya kita harus
mengenali beberapa jenis arus kas antaralain yaitu: Arus kas bebas yaitu mencermikan dampak
tambahan investasi dan divestasi terhadap aset operasional, keunggulannya yaitu dapat
digunakan dengan bebas untuk membayar kewajiban.

4. Akrual dan Arus Kas. Akrual menurut definisi yaitu jumlah penyesuaian yang membuat
laba bersih berbeda dari arus kas bersih.penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang
mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas.
5. Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan Pengaitan. Akuntansi akrual
ini mengatasi masalah tepat waktu maupun pengaitan yang selalu terdapat pda akuntansi
kas. Masalah tepat waktu mengacu pada arus kas yang tidak selalu terjadi bersamaan dengan
aktivitas usahayang menghasilkan kas tersebut.
6. Proses Akrual— Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban. Proses akrual sampai
pengakua pendapatan dan pengaitan beban, terdiri atas dua prinsip dasar sampai pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban:

1) Pengakuan pendapatan. Mengakuinya pendapatan saat diperoleh maupun saat


direalisasikan atau saat dapat direalisasika.
2) Pengaitan beban. Diharuskannya pengaitan beban pendapatan, proses ini berbeda
untuk dua jenis beban yaitu beban yang berasal dari produksi atau jasa dan diakui
saat produk dan jasa diserahkan.
3. Akrual Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Akrual jangka pendek mengacu pada
perbedaan waktu pendek antara laba dan arus kas. Akrual jangka panjang disebabkan
oleh kapitalisasi.
B. Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual

Relevansi akrual menyajikan penilaian kritis atas dampak akuntansi akrual terhadap
laporan keuangan.

Relevansi Akuntansi Akrual

Relevansi akuntansi akrual yang mepunyai keunggulan konseptual akuntansi akrual


dbandingkan arus kas yaitu dikrenakan laporan laba rugi berbasis akrual lebih relevan untuk
mengukur kapasitas perusahaan untuk menghasilkan kas saat ini dan masa mendatang. Seperti
penjelasan dibawah ini:

1. Relevansi Akrual Jangka Pendek yaitu diperbaikinya relevansi akuntansi


dengan cara mencatat pendapatan dan beban saat terjadinya
2. Relevansi Akrual Jangka Panjang yaitu melihat penggunaan akrual jangka
panjang bahwa arus kas bebas dihitung dengan mengurangkan investasi
jangka panjang dari arus kas operasi.

Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi
keuangan suatu perusahaan dan memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya menghasilkan


angka laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi
kinerja keuangan.
2. Kondisi keuangan. Akuntansi akrual menghasilkan neraca yang lebih
merefleksi secara akurat sumber daya yang teredia bagisatu perusahaan untuk
menghasilkan arus kas masa depan.
3. Prediksi arus kas masa depan. Memprediksikan arus kas masa depan dari pada
memprediksikan arus kan padamasa sekrang karena adanya dua alasan antara
lain mengakui pendapatan yang mencerminkan kosekuensi arus kas masa
depan, dan kedua mengkaitkan arus kas masuk dan pelanggannya.

Perbedaan antara akrual dan arus kas yaitu ketepatan waktu pengakuan aktivitas usaha,
laba akrual mengakui dampak aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat.

C. ANALISIS ARUS KAS

Laporan arus kas

Analisis arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau disebut Cash
Flow Statement. Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas untuk
suatu periode. Laporan arus kas ini dinyatakan pula dalam Standar Akuntansi Keuanan (2002:
2.1) yaitu:

“………..memberikan informasu historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan melalui
laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi
maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.”

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber
penerimaan kas dan penggunaan kas dalam satu peiode.Arus kas tersebut diklasifikasikan
menjadi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

D. Kegunaan Laporan Arus Kas

Dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:

1. Kemampuan perusahaan mng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk


dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemampuan keadaan arus kas masuk dan ke luar, arus kas bersih perusahaan, termasuk
kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan
perusahaan
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan
datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran
kas
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi
keuangan perusahaan selama satu periode tertentu

E. Sifat Laporan Arus Kas


Laporan arus kas berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya yang dalam penyusunannya
menggunakan dasar waktu atau accrual basis, karena laporan arus kas merupakan ringkasan
transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan
penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi. Subyek laporan arus kas adalah
sumber dan penggunaan kas, sedangkan subyek laporan laba rugi adalah penghasilan yang
direalisir atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itu
sudah diterima uangnya atau belum dan apakah biaya-biaya itu sudah dibayar per kas ataubelum.

Sedangkan dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi adalah dasar tunai
atau cash basis, dimana penghasilan baru diakui bila sudah diterima uangnya dan biaya diakui
bila sudah dibayar tunai atau per kas, dalam hal ini laporan laba rugi menunjukan sumber kas
tidak hanya dari operasitetapi masih banyak sumber-sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula
dalam hal pengeluaran. Oleh karena itu, laporan arus kas sifatnya atau scopenya lebih luas
daripada laporan laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual
basis .

Penggolongan Arus Kas

Dalam penyajian Laporan Arus Kas, memisahkan tansaksi arus kas dalam tiga kategori
yaitu:

1. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas operasi


2. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas investasi
3. Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas pembiayaan
Aktivitas Operasi

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa:“Aktivitas operasi


adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing
activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitaspendanaan.”

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividend dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena
itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi :

 Penerimaan kas dari penjualan barang danjasa;


 Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi,dan pendapatanlain;
 Pembayaran kas kepada pemasok barang danjasa;
 Pembayaran kas kepadakaryawan;
 Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi
klaim, anuitas dan manfaat asuransilainnya
 Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan
daninvestasi
 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
Aktivitas Investasi

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa: “Aktivitas investasi
adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas.”

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Bila perusahaan memiliki kelebihan kas, ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk
memanfaatkan kelebihan ini.Yang paling mudah adalah membiarkan kas tersebut tetap
menganggur, tidak digunakan untukapapun.

Namun adalah lebih baik menginvestasikannya dalam saham atau obligasi perusahaan lain.
Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh tambahan pendapatan berupa dividen atau
bunga. Bila perusahaan menginvestasikan kelebihan kas ini dengan tepat, nilai jual/nilai pasar
investasi akan naik, sehingga akan semakin menguntungkan perusahaan pada saat saham atau
obligasi tersebut dijual kembali.

Jika peralatan yang menganggur untuk jangka waktu yang lama, sebaiknya peralatan itu
dijual.Peralatan atau mesin-mesin yang menganggur memerlukan tempat penyimpanan,
perawatan, dan memunculkan biaya-biaya tanpa menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Bila
aktiva tetap ini dijual, kas yang diterima dapat digunakan untuk keperluan lain. Pada saat aktiva
tetap telah habis masa pakainya, maka sebaiknya dijual dan diganti dengan yang baru.Pembelian
aktiva tetap baru merupakan investasi.

Seringkali perusahaan meminjamkan uang kepada para karyawannya atau kepada


perusahaan lain. Dana yang digunakan untuk pemberian pinjaman ini harus berasal dari
kelebihan kas dan terpisah dari aktivitas operasi sehari-hari perusahaan.

Dari penjelasan yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa aktivitas investasi ini
memanfaatkan dana yang menganggur, dan juga akan menghasilkan pendapatan di masa yang
akan datang. Dengan kata lain, arus kas yang berasal dari aktivitas investasi ini mencerminkan
penerimaan dan penggunaan kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masadepan.

AktivitasPendanaan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 2.2) dinyatakan bahwa:“ Aktivitas pendanaan
(financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman perusahaan.”

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari pendanaan adalah:

 Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modallainnya;


 Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
sahamperusahaan;
 Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjamannya
 Pelunasanpinjaman;
 Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan harus
mengklasifikasikan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi (operating activities), investasi
(investing activities), dan pendanaan (financing activities).Penyajian arus kas menurut ketiga
klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara yang paling sesuai dengan karekteristik bisnis suatu
perusahaan.

Pelaporan Arus Kas dari AktivitasOperasi

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu metode berikut ini:

Metode langsung(direct)

Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan.Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari :

a) catatan akuntansi perusahaan; maupundengan

b) menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam


laporan laba rugi untuk:
- Perubahan persediaan, piutang usaha, hutang usaha selama periode
berjalan;
- Pos bukan kas lainnya;

- Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi danpendanaan.


Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa hal itu menyajikan kategori utama
penerimaan dan pengeluaran kas.Sedangkan kelemahan utamanya adalah bahwa pengumpulan
data yang diperlukan seringkali mahal.

Metode Tidak Langsung(indirect)

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengkoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan
arus kas investasi atau pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perubahan asosiasi yang belum
direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam
laba/rugi konsolidasi;dan
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi ataupendanaan.

d. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
(tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan danbeban yang diungkapkan dalam
laporan laba rugi serta perubahan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba
rugi serta perubahan dalampersediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
satuperiode.

Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi danPendanaan

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas


bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan,
kecuali untuk beberapa hal tertentu arus kas dilaporkan atas dasar kas bersih.

Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus KasBersih

Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut
ini dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila
arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan dari pada aktivitas
perusahaan.
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan
di atas adalah :
 Penerimaan dan pembayaran rekeninggiro;

 Dana pelanggan yang dikelola oleh perusahaan investasi;dan

 Sewa yang ditagih oleh pengelola dan selanjutnya disetor kepada


pemilikproperti,
b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu yang singkat
(maturity short).
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran ini adalah :
 Transaksi kartu kredit para nasabah

 Pembelian dan penjualan surat-surat berharga;dan

 Pinjaman jangka pendek lain dengan jangka waktu 3 bulan atau


kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat
dilaporkan dengan dasar arus kas bersih :
 Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan
deposito berjangka waktu tetap ;
 Penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya;
dan Pemberian dan pelunasankredit
Teknik Analisis Arus Kas

Laporan arus kas menggabungkan arus kas untuk peristiwa yang dilaporkan di neraca dan
laporan laba rugi. Untuk menganalisis laporan arus kas dapat kita lihat dari dua keadaan yaitu:

1. Menganalisis Laporan Arus Kas yang sudah dibuat perusahaan


2. Melakukan analisis berdasarkan informasi hanya dari laporan Neraca dan Laba/Rugi
(Laporan Arus Kasnya belum ada)

Metode Analisis Arus Kas

Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya
hanya menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi para
stakeholder. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan interpretasi
dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas perusahaan dapat
digunakan beberapa metode antara lain: analisis horizontal, analisis vertikal atau
analisis common-size dan analisis cross-section.

Analisis Horizontal Arus Kas Perusahaan


Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan untuk
membandingkan nilai arus kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau lebih. Analisis ini
juga biasa disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui perkembangan arus kas setiap
aktivitas bisnis, baik aktivitas operasi, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan.

Analisis Vertikal Arus Kas Perusahaan


Analisis vertikal merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan arus kas dari
ketiga aktivitas bisnis perusahaan untuk periode tertentu. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui sinergi ketiga aktivitas bisnis perusahaan.Pada Analisis vertikal ini dapat digunakan
metode common-size yang menggambarkan keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar
antara ketiga aktivitas bisnis tersebut.
Analisis Cross-section Arus Kas Perusahaan
Analisis cross-section merupakan suatu analisis eksternal. Pada pendekatan ini dilakukan
perbandingan cash flow suatu perusahaan yang dianalisis dengan perusahaan lain atau rata-rata
industri. Analisis ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui daya saing suatu perusahaan
dipandang dari aspek keuangan. Perusahaan yang dipilih sebagai patokan adalah perusahaan
yang dianggap sebagai pesaing terkuat, sementara rata-rata industri adalah kelompok perusahaan
pada industri yang sama.
Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas pada dasarnya mencakup seluruh
aspek laporan arus kas yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain atau rata-rata
industri. Namun demikian, untuk lebih memudahkan melakukan analisis maka ruang lingkup
analisis dibatasi pada aspek-aspek utama saja, seperti nilai sub total setiap aktivitas bisnis atau
nilai akhir keseluruhan arus kas perusahaan.
Riview Jurnal

Do Stock Price Fully Reflect Information in Accrual and Cash Flows About
Future Earning?

Richard G. Sloan

Isu yang diteliti Apakah harga saham mencerminkan tentang laba masa
depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cash
flow dari laba saat ini?

Latar Belakang Investor terlalu terpaku terhadap earning tahun berjalan


untuk memprediksi earning yang akan datang, dan gagal
mencerminkan secara penuh informasi yang terkandung
dalam komponen cashflow dan akural dari laba sekarang
sampai informasi yang berdampak laba masa deepan.

Alasan mengapa topik ini penting Analisis keuangan menganjurkan untuk memeriksa
untuk diteliti komponen akrual dan cash flow dari laba sekarang untuk
memprediksi laba di masa depan. Investor cenderung
terpaku pada laba yang dilaporkan. Untuk itu perlu
dijelaskan tentang sifat informasi yang terdapat dalam
komponen akrual dan cash flow dari laba dan sejauh
mana mencerminkan laba di masa datang.

Masalah yang ingin diteliti Apakah kedua komponen earning tersebut berbeda?

Apakah harga saham merefleksikan sepenuhnya


perbedaan antara kedua komponen?

Tujuan penelitian Menginvestigasi apakah harga saham mencerminkan


informasi tentang laba masa depan yang terkandung
dalam komponen akrual dan cash flow dari laba saat ini.

Teori yang digunakan dalam 1. Accruals


penelitian 2. Financial variables of interest:
a. Earnings
b. Accrual component
c. Cash flow component
3. Measurement of future stock
Hipotesis penelitian H1

Persistensi kinerja laba saat ini menurun dalam besarnya


komponen akrual laba dan peningkatan besarnya arus kas
komponen laba.

H2 (i)

Ekspektasi laba (yang terwujud ) pada harga saham gagal


merefleksikan secara penuh higher earning persistence
yang disebabkan oleh komponen cash flow dan lower
earnings persistence yang disebabkan pada komponen
pendapatan akrual

H2 (ii)

Strategi pedagangan adalah long position untuk saham-


saham yang melaporkan level akrual yang rendah: serta
short position untuk saham-saham yang melaporkan level
akrual yang tinggi

H3 (iii)

Abnormal return yang diprediksikan pada H2 (ii) terjadi


di sekitar pengumuman future earning

Sampel Perusahaan Pengambilan Sampel data saham dari tahun 1962-1991


(30 tahun). Mengobservasi 40.679 perusahaan

Metode uji yang digunakan 1. Descriptive statistics


2. Pengujian H1
Hubungan kinerja laba saat ini dengan kinerja masa
datang;

1. Pengujian H2
Menguji mengenai berlaku tidaknya efisiensi pasar
dengan menggunakan model rational expectation rates,
dimana jika pasar berlaku efisien maka abnormal
return nya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai γ1<
γ2 dan γ= γ

Apakah harga saham mencerminkan sifat yang


berbeda dari akrual dan arus kas komponen laba

Rational Expectation test developed by Mankin (1983)

Market Efficiency imposes the constraint that α1 = α1*

Market Efficiency imposes the dual constraint that

Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Deskriptif menunjukkan


a. Hubungan yang negatif antara cashflow dengan
akrual
b. Hubungan positif antara akrual dan laba
c. Hubungan beta-akrual berbentuk U-shape
d. Hubungan size-akrual berbentuk U-shape terbalik
2. H1
Hasil uji persamaan pertama ditemukan koefisien α
sangat signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
kinerja laba tidak bersifat transitori. Demikian pula
ditemukan koefisien α yang sangat signifikan
sehingga disimpulkan kinerja earning tidaklah
mengikuti “random walk”.terjadi secara acak.
Dengan kata lain pasar tidaklah efisien. Hasil
persamaan kedua menunjukkan y1< y2 hasil ini
sesuai dengan harapan yakni cash flow lebih
persisten menjelaskan laba. Dengan demikian
hipotesis 1 terpenuhi.

3. H2 (i)
Hasil dari estimasi Nonlinear Generalized Least Squares
dari Reaksi Harga Saham terhadap Informasi dalam
Komponen Arus Kas dan Arus Kas dari Penghasilan
Terkini tentang laba Masa Depan

4. H2 (ii)
Pengembalian saham yang abnormal dapat diperoleh
dengan memanfaatkan ketidakmampuan investor untuk
membedakan dengan benar antara akrual dan arus kas
komponen pendapatan)

Dari hasil, kita dapat melihat bahwa terdapat


hubungan negatif yang kuat antara komponen akrual
laba dan pengembalian saham di masa depan.
5. H3 (iii)

Tingkat pengembalian saham yang abnormal


didokumentasikan dalam H2 ( ii ) yang berkerumun di
sekitar pengumuman laba tahun berikutnya itu.

Investor akan memperhatikan portofolio dengan lower


accrual di sekitar tanggal pengumuman. Hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya AR di cluster ini 80% dari
total AR yang diperoleh namun dengan portofolio highest
accrual. Hasil yang asimetri ini menunjukkan respon
investor dimana dimungkinkan untuk bad news telah
diketahui terlebih dahulu oleh pasar sebelum
pengumuman. Akibatnya peristiwa tersebut tercermin
dalam harga saham. Selain itu, ditemukan bahwa
perusahaan dengan akrual besar mengalami telat lapor
28,5%-34,5% yang memberikan dampak pengumuman
laba menyebabkan prediksi return saham direalisasikan
pada cluster non-pengumuman.

PENDAPAT
Isu yang diteliti masih cukup relevan hingga kini. Hal ini ditandai dengan
adanya penelitian setelahnya yang tetap mendukung penelitian tersebut.
Beberapa penelitian tersebut yaitu Accrual reliability, earnings persistence and
stock prices (Scott A. Richardson, Richard G. Sloan, Mark T. Soliman, Irem
Tuna; 2005) dan Accrual reliability, earnings persistence, and stock prices:
revisited (R. Mithu Dey ,Lucy Lim; 2015).

Di samping itu, hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian masa depan.
Yang menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari kinerja laba yang
disebabkan oleh komponen akrual laba yang disebabkan oleh manajemen laba.Isu-isu terkait
termasuk menentukan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud untuk manipulasi
sementara harga saham dan motivasi untuk setiap harga saham tersebut.
Journal Summary: Do Stock Prices Fully Reflect
Information in Accruals and Cash Flows about Future
Earnings? By: Richard G. Sloan
The Accounting Review, Vol. 71, No. 3. (Jul., 1996), pp. 289-315

Journal Summary

Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future
Earnings?

(Apakah Harga Saham Sepenuhnya Mencerminkan Informasi Akrual dan Cashflow terkait Laba
Masa Depan?)

Jurnal Sloan ini menginvestigasi apakah harga saham mencerminkan informasi tentang
laba masa depan yang terkandung dalam komponen akrual dan cashflow dari laba saat ini.
Sejauh mana kinerja laba saat ini berlanjut ke masa depan yang ditunjukkan tergantung pada
ukuran relatif dari komponen akrual dan kas dari laba saat ini. Namun, jika para investor
“terpaku” pada pendapatan, maka harga saham ditemukan gagal mencerminkan secara penuh
informasi yang terkandung dalam komponen cashflow dan akrual dari laba sekarang sampai
informasi yang berdampak laba masa depan.

Analis laporan keuangan sering menganjurkan memeriksa komponen akrual dan cashflow
dari laba sekarang untuk tujuan memprediksi laba masa depan. Memang, beberapa analis
keuangan berpendapat bahwa karena investor cenderung “terpaku” pada laba yang dilaporkan,
analisis jenis ini dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan harga sekuritas. Jurnal ini
menjelaskan tentang sifat informasi yang terdapat dalam komponen akrual dan cashflow dari
laba dan sejauh mana informasi ini tercermin dalam harga saham.

Sloan ingin mengetahui persistensi komponen laba terhadap ekspektasi harga : E(Pt+1).
Untuk maksud tersebut, laba dianalisis melalui dua komponennya yaitu cashflow dan akrual.
Diduga komponen cashflow lebih persisten dibanding komponen akrual, namun demikian harga
saham dapat gagal merefleksikan komponen laba ini dalam hal ini akan terjadi underprice pada
saham-saham yang mengandung banyak komponen cashflow. Untuk itu strategi investasinya
long (beli). Sebaliknya akan terjadi overprice pada saham-saham yang mengandung banyak
komponen akrual. Untuk itu strategi investasinya short (jual), kondisi abnormal return ini
diprediksikan terjadi disekitar tanggal pengumuman. Atas dasar tersebut Sloan membuat tiga
hipotesis sebagai berikut :

H1 = Persistensi kinerja laba saat ini merupakan fungsi menurun dari besarnya komponen
akrual dan merupakan fungsi yang naik/meningkat dari besarnya komponen
cashflow dalam laba.

H2(i) = Ekspektasi laba (yang terwujud) pada harga saham gagal merefleksikan secara
penuh higher earnings persistence yang diatributkan pada komponen cashflow dan
lower earnings persistence yang diatributkan pada komponen akrual. à mispricing

H2(ii) = Strategi perdagangan adalah long position untuk saham-saham yang melaporkan
level akrual yang rendah; serta short position untuk saham-saham yang melaporkan
level akrual yang tinggi.

H2(iii) = Abnormal return yang diprediksikan pada H2(ii) terjadi di sekitar pengumuman
future earning.

Untuk melakukan pengujian tersebut, komponen akrual laba dihitung dengan


menggunakan informasi dari neraca dan laporan laba rugi, seperti yang umum di dalam literatur
manajemen laba (Dechow et al 1995) :

Accruals = (∆CA – ∆Cash) – (∆CL – ∆STD – ∆TP) – Dep (1)

Dimana :

∆CA = Perubahan aktiva lancar (Compustat item 4),

∆Cash = Perubahan kas / setara kas (Compustat item 1),

∆CL = Perubahan kewajiban lancar (Compustat item 5),

∆STD = Perubahan utang termasuk dalam kewajiban lancar (Compustat

item 34),
∆TP = Perubahan pajak penghasilan terhutang (Compustat item 71),

and

Dep = Penyusutan dan amortisasi (Compustat item 14).

Income from Continuing Operations

Earnings =

Average Total Assets

Accruals

Accrual Component =

Average Total Assets

Income from Continuing Operations – Accruals

Cash Flows Component =

Average Total Assets

Dimana :

Earnings = Laba

Income = Pendapatan

Total Assets = Total aset

Pengukuran abnormal return dilakukan dengan dua penyesuaian sebagai berikut : (1)
size, dan (2) jensen α, size-adjusted return dihitung dengan cara excess (buy-hold return), yakni
suatu saham dibandingkan dengan portofolionya di mana perusahaan berada pada market value
yang sama. jensen α dihitung sesuai dengan prosedur yang dianjurkan oleh Ibbotson. Tekniknya
adalah sebagai berikut :

(R- R) = α+ β(R- R) + ε
Dimana :

R = Equal-weighted return on portfolio p in year t

R = Market return in year t,

R = Riskless rate of return in year

Hasil statistik deskriptif menunjukkan :

1. Hubungan yang negatif antara cashflow dan akrual


2. Hubungan positif antara akrual dan laba
3. Hubungan beta-akrual berbentuk U-shape
4. Hubungan size-akrual berbentuk “terbalik” U-shape

Untuk menguji hipotesis H1 : kinerja laba yang diatributkan pada komponen akrual
kurang persisten dibandingkan kinerja laba yang diatributkan pada komponen cashflow,
ditunjukkan oleh persamaan berikut :

(Earning) = α + α (earning) t + vt + 1

Earning = γ + γ (accrual) t + γ CF

Dimana γ< γ

Hasil uji persamaan pertama ditemukan koefisien α sangat signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan kinerja laba tidak bersifat transitori. Demikian pula ditemukan koefisien α yang
sangat signifikan sehingga disimpulkan kinerja earning tidaklah mengikuti “random
walk”/terjadi secara acak. Dengan kata lain pasar tidaklah efisien. Hasil uji persamaan kedua
menunjukkan γ< γhasil ini sesuai dengan harapan yakni cashflow lebih persisten menjelaskan
laba. Dengan demikian hipotesis H1 terpenuhi.

Pengujian hipotesis H2(i) pada dasarnya menguji mengenai berlaku tidaknya efisiensi
pasar dengan menggunakan model rational expectation rates, dimana jika pasar berlaku efisien
maka abnormal returnnya = 0. Pasar dinyatakan efisien jika nilai γ< γ dan γ= γ. Untuk portofolio
dengan lowest accrual (good news) maka di sekitar tanggal pengumuman investor
memperhatikannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya AR di cluster ini yakni 80% dari
total AR yang diperoleh namun dengan portofolio dengan highest accrual (bad news) maka
disekitar tanggal pengumuman tidak diperoleh AR. Hasil yang asimetri ini menunjukkan respon
investor. Bisa jadi untuk bad news telah diketahui terlebih dahulu oleh pasar sebelum
pengumuman. Akibatnya peristiwa tersebut sudah tercermin pada harga saham. Selain itu Sloan
menemukan pada perusahaan dengan akrual besar (kecil) mengalami telat lapor 34,5 % (28,5 %).
Hal ini memberikan dampak pengumuman laba menyebabkan prediksi return saham
direalisasikan pada cluster non-pengumuman.

Sloan menunjukkan harga saham berperilaku seolah-olah pelaku pasar tidak rasional
dalam menggunakan informasi tentang rendahnya dampak komponen akrual terhadap laba masa
depan ketika melakukan transaksi saham. Temuan ini merupakan pukulan terhadap teori pasar
efisien yang selama ini digunakan untuk menjelaskan perilaku pasar. Temuan Sloan ini sering
dianggap sebagai anomali akrual. Berbagai studi empiris yang dilakukan setelah itu juga
melaporkan anomali akrual seperti yang ditemukan oleh Sloan. Namun, temuan bahwa harga
saham tidak sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik yang tersedia tidak selalu berarti
irasionalitas investor atau adanya peluang keuntungan yang belum dieksploitasi/digarap.

Sebagai uji tambahan untuk menunjukkan relasi antara komponen akrual dengan return
saham, maka Sloan melakukan uji regresi dengan menambah beberapa variabel fundamental
diantaranya size dan book-to-market, kedua variabel ini dikemukakan oleh Fama-French
(1992,1995). Sebagai variabel yang berpengaruh terhadap expected return.

Jurnal ini semakin menambah banyak bukti yang menunjukkan bahwa harga saham
mencerminkan harapan naif tentang atribut penilaian fundamental seperti laba. Secara khusus,
penelitian ini menambah bukti dalam Ou dan Penman (1989), yang menggunakan mechanical
statistical prediction model untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan, dan Bernard
dan Thomas (1990), yang menggunakan auto-regresif properti dari laba kuartalan untuk
memprediksi laba kuartalan masa depan. Selain menguatkan temuan dari studi ini dalam
lingkungan yang berbeda, jurnal ini memberikan kontribusi dalam tiga hal utama. Pertama, tidak
mengandalkan pada model statistik, motivasi untuk memprediksi laba masa depan, jurnal ini
menggunakan model yang bergantung pada karakteristik dari proses akuntansi yang
mendasarinya yang didokumentasikan dalam teks pada analisis laporan keuangan. Kedua,
sementara Ou dan Penman (1989) dan Bernard dan Thomas (1990) menggunakan model random
walk untuk mewakili investors’ naive earnings expectations, jurnal ini menggunakan a less
restrictive model yang mengasumsikan investor mungkin tidak sepenuhnya membedakan antara
berbagai komponen pendapatan.Tidak seperti penelitian sebelumnya, tulisan ini menganalisis
sejauh mana besarnya pendapatan saham diprediksi konsisten dengan prediksi dari the naive
earnings expectations model.

Biaya perolehan informasi dan biaya pemrosesan yang terkait dengan pelaksanaan
strategi yang diuraikan dalam jurnal ini secara real time adalah non-trivial. Selain itu, kembali ke
pemanfaatan strategi yang berpotensi dibatasi oleh efek tekanan harga.. Mengamati harga
perdagangan historis pada rekaman CRSP tidak mengimplikasikan bahwa jumlah yang tidak
terbatas dari saham bisa saja diperdagangkan pada harga tersebut. Mungkin hasil dalam jurnal ini
hanya bukti dari normal return untuk strategi investasi yang aktif berdasarkan analisis laporan
keuangan.

Hasil penelitian ini mengangkat isu-isu tambahan untuk penelitian masa depan. Yang
menarik adalah sejauh mana persistensi yang lebih rendah dari kinerja laba yang disebabkan oleh
komponen akrual laba yang disebabkan oleh manajemen laba. Dechow et al. (1995) memeriksa
sampel dari manipulasi laba yang tunduk pada tindakan penegakan hukum SEC dan menemukan
bahwa manipulasi laba pada dasarnya adalah disebabkan metode akrual yang terbalik/mengalami
kemunduran pada tahun setelah manipulasi laba.

Dengan demikian. Bukti yang ditemukan konsisten dengan manajemen laba memberikan
kontribusi bagi persistensi yang lebih rendah dari komponen akrual laba. Isu-isu terkait termasuk
menentukan apakah manajemen laba dibuat dengan maksud untuk manipulasi sementara harga
saham dan motivasi untuk setiap manipulasi harga saham tersebut.

También podría gustarte