Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh :
INDAR ASMARANI
P00320015071
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
II. PENDIDIKAN
v
MOTTO PENULIS
karya Tulis Ilmiah ini terinspirasi dari beberapa Parasit kesayang saya
vi
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum waromatulahiwabarokatuh.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
Politeknik Kesehatan Kendari. Dalam penyusun Karya Tulis Ilmia ini peniliti
banyak mendapatkan bimbingan dari ibu Rusna Tahir , S.Kep, Ns, M.Kep selaku
dosen pemimbing I dan ibu Sitti Muhsinah, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen
Karya Tulis Ilmiah ini dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat penulis sesuaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
3). Ibu Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji I, Ibu Asminarsih
vii
4). Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan
5). Pihak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah banyak
6). Terimakasih kepada yang teristimewah kedua Orang Tua yang saya
banggakan dan saya sayangi lebih dari apapun, Bapak Kasimudin dan Ibu
dorongan, pengorbanan yang begitu besar dan, selalu menjadi inspirasi bagi
peneliti, dan dukungan baik dalam bentuk material maupun moral, dan doa
Diploma III Keperawatan hingga pada tahap penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
7). Kepada kedua kakak yang saya sayangi Intan Asmarani, S.Kep dan ismanto
dan bantuan dana sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
8). Terimah kasih kepada calon ipar Yanti Yarham Bachmid. S.Agr telah
9). Sahabat senasib dan seperjuangan yang tak akan terganti dan terlupakan
kalian, Mudzakiroh, Amd. Kep, Putri Aningsi Amd. Kep, dan Nurul Aziizah,
Amd. Kep, yang selama 3 tahun ini bersama, susah senang, saling membantu
saling memotivasi, hingga tahap ahkir ini kita dapat bersama-sama meraih
viii
10). Buat keluarga besar terimah kasih atas dukungan dan semangatnya dalam
11). Buat seseorang yang spesial Abdurrahman At tin, Amd.Kep terimakasih atas
12). Sahabat kesayangan saya Angriani Melinda Bahmid. S.Sos sudah memberi
13). Terimah kasih kepada teman-teman Perawat Mudah kelas B angkatan 2015
14). Terimah kasih untuk semua pihak yang tidak dapat peniliti sebutkan satu
Ilmiah.
15). Terimah kasih kepada Nn.T dan keluarga yang telah bekerja sama dengan
ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik, masukan dan arahan senantiasa
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermamfaat bagi semua pihak. Ahkir kata
Wassalamu’alaikum warohmatullohiwabarokatuh.
ix
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG
LAIKAWARAKA RSU BAHTERAMAS PROVINSI BAHTERAMAS
INDAR ASMARANI (2018)
DIII KEPERAWATAN Poltekes Kemenkes Kendari Dibimbing Oleh
Rusna Tahir.,S,Kep.,Ns.,M.Kep dan Sitti Muhsinah.,M.Kep.,Sp.KMB
Asma Bronhkial dapat menyebabkan kekurangan oksigen hal ini
disebabkan karena penyempitan jalan napas dan pengurangan aliran udara
yang masuk ke paru, asma Bronkial dapat menyebabkan berbagai macam
masalah keperawatan salah satunya ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan NOC (Nursing Outcomes
Classification) respiratory status dan NIC (Nursing Intervension Classification)
menejemen jalan napas dengan aktivitas keperawatan monitor tanda-tanda
vital, melatih batuk efektif, member posisi nyaman, kaloborasi pemberian obat
dan memberikan health education. Tujuan penelitian ini Melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien Asma Bronkial dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan subyek studi kasus 1
pasien dengan diagnose medis Asma Bronkial. Fokus studi kasus Asuhan
Keperawatan dengan pasien Asma Bronkial, penelitian ini dilakukan pada
tanggal 21 juli 2018 s/d 25 juli 2018 di ruang Laikawaraka Rsu Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Teknik pengumpulan data menggunakan
pengkajian dan obsevasi. Hasil penelitian didapatkan masalah teratasi pada hari
ke 5 perawatan dengan kriteria hasil sesak napas berkurang saat beraktivitas
ringan, dapat batuk secara efektif, irama napas teratur, frekuensi pernapasan
dalam rentang normal yaitu 16-42 kali permenit.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN ABSTRAK.......................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian Umum...............................................................................8
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................10
3. Intervensi Keperawatan` .....................................................................11
4. Implementasi Keperawatan.................................................................11
5. Evaluasi ...............................................................................................13
B. Konsep Dasar Asma Bronkial................................................................13
xii
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Hasil Penelitian........................................................................................ 44
1. Pengkajian .......................................................................................... 44
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 45
3. Intervensi Keperawatan...................................................................... 47
4. Implementasi Keperawatan ................................................................ 50
5. Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 61
B. Pembahasan Studi Kasus........................................................................ 61
1. Pengkajian .......................................................................................... 61
2. Diagnosa............................................................................................. 63
3. Intervensi............................................................................................ 64
4. Implementasi ...................................................................................... 66
5. Evaluasi .............................................................................................. 68
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................................... 70
B. Saran.......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN ........................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 Leaflet
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Naga, 2012). Asma adalah penyakit dengan karakteristik sesak napas dan
wheezing, dimana frekuensi dan keparahan dari tiap orang berbeda. Kondisi
ini akibat kelainan dari jalan napas di paru dan memengaruhi sensitivitas
saraf pada jalan napas sehingga mudah teriritasi. Pada saat serangan, alur
aliran udara yang masuk ke paru (Rosalina, 2015). Penyakit asma adalah
(Haryanto, 2014).
anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat,
bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari seratus juta penduduk
anak (GINA, 2006). Asma biasanya dikenal dengan suatu penyakit yang
respon akibat paparan terhadap suatu zat iritan atau alergen. Pola pikir ini
Gejala asma sering terjadi pada malam hari dan saat udara dingin,
biasanya dimulai mendadak dengan gejala batuk dan rasa tertekan di dada,
disertai dengan sesak napas (dyspnea) dan mengi. Batuk yang dialami pada
penderita asma adalah berupa batuk kering, paroksismal, iritatif, dan non
selalu lebih sulit dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien
penduduk dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus
Depkes RI (2008) menyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta
orang diseluruh dunia dan terus meningkat selama 20 tahun belakangan ini.
Apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan
terjadi peningkatan.
3
variasi yang besar di daerah itu. Para ahli percaya bahwa peningkatan
3,53%, Kota Kendari 3,29%, dan Kota Bau-Bau 6,69%. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra pada tahun 2015 bahwa
4
penyakit Asma Bronkial berjumlah 1,613 kasus yang terjadi di rumah sakit,
jumlah kasus asma bronkial sebanyak 104 kasus. Sedangkan pada tahun
sulit saat ekspirasi (Guyton & Hall 2006 dalam Widodo, 2012). Sehingga
94% melalui masker Rebreathing mask (RM) atau non Rebreathing mask
(NRM) maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu sendiri.
peningkatan kadar PCO2 dalam tubuh pada pasien dengan asma. Walaupun
pemberian terapi oksigen digunakan secara sering dan luas dalam perawatan
monitoring, dan evaluasi terapi tidak sesuai (Perrin et al, 2011). Oksigen
(O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
paling utama dan sangat vital bagi tubuh (Fatmawati, 2009 dalam Widodo,
farmakologi terdiri dari inhalasi nebulizer, suction, terapi oksigen, dan terapi
(Hasanah, 2016).
oleh pasien tanpa menggunakan biaya dan dapat dilakukan secara mandiri di
atau bermakna sebelum dan sesudah perlakuan batuk efektik pada pasien
RS Baptis Kediri.
penulis merasa tertarik melakukan studi kasus yang akan disusun sebagai
Sulawesi Tenggara.”
B. Rumusan Masalah
1 Tujuan umum
2 Tujuan khusus
asma bronkial.
1. Bagi Masyarakat
Asma Bronkial.
3. Bagi Penulis
Asma Bronkial.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kiat keperawatan berbentuk layanan bio, psiko, sosial, dan spiritual secara
2008).
1. Pengkajian Umum
didapat dari klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain
a) Pengumpulan data
yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
(Hidayat, 2012).
9
Jenis data dalam pengkajian adalah data Objektif, yaitu data yang
misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Sedangkan Data
Subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien,
atau dari keluarga pasien/saksi lain. Mengeluh kepala pusing, nyeri dan
mual (Hidayat, 2012). Adapun fokus dalam pengambilan data anatra lain :
b) Analisa data
Somarti, 2012).
c) Perumusan masalah
asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
2. Diagnosa Keperawatan
a) Pengertian
berikut :
1) Aktual, yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
3. Intervensi Keperawatan
dipisahkan.
4. Implementasi Keperawatan
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
a) Tahap 1:
perencanaan.
b) Tahap 2:
interdependen.
c) Tahap 3 :
5. Evaluasi
kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Pernyataan evaluasi
terdiri dari dua komponen yaitu data yang tercatat yang menyatakan kasus
1 Pengertain
rangasangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan
gangguan asma bisa dtang secara tiba-tiba jika tidak dapat mendapatkan
normal. Keadaan ini pada orang-orang yang rentang terkena asma mudah
menjadi alerg, idiopatik, dan nonalergik atau campura (mixed) antara lain :
a) Asma alergik/Ekstrinsik
mencetus serangan asma. Bentuk asma ini biasanya di mulai sejak kanak-
kanak.
drai asma idiopatik atau non nalregik menjadi lebih berat dan sering kali
atau nonalergik.
dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respon saluran nafas yang berlebihan
(esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit karena rangsagan sensori),
(debu, kapuk, tunggau, sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau
asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-
Gejala asma terdiri atas triad, yaitu dipsnea, batuk dan mengi.
Gejala yang disebutkan terakhir sering dianggap sebagai gejala yang harus
ada (sine qua non), data lain terlihat pada pemeriksaan fisik (Nurarif &
kusuma, 2015).
oleh limfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan
molekul IgE dengan sel mast. Sebagian besar allergen yang mencetus asma
tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak untuk periode waktu terentu.
khususnya terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat
dilihat pada masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis
polip nasal. Baru kemudian muncul asma progresif. Klien yang sensitive
Setelah menjalani terapi ini, toleransi silang juga akan terbentuk terhadap
17
peningkatan reaktivitas jalan nafas dan hal tersebut harus dihindari. Obat
sulfit dan sulfat klorida, yang secara luas dignakan dalam industri makanan
obstruksi jalan nafas akut pada klien yang sensitive. Pajanan biasanya
ini, seperti salad, buah segar, kentang, karang, dan anggur (Irman Somarti,
2012)
anafilaktoksin. Hasil ini dari reaksi tersebut adalah timbulnya tiga gejala,
Hipoventilasi
DIstribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah paru-paru
gagguan difusi gas di alveoli
Kerusakan pertukaran
gas
Hipoksemia
Hiperkapnea
: (Somantri, 2009).
1) Saatnya serangan
7 Komplikasi
a) Gagal napas.
b) Bronkhitis.
g) Atelektasis.
20
1 Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
paroksimal).
keluarganya.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
posisi duduk.
lainnya.
pergerakakan dada.
pernapasan.
(I) dan fase eksifirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya 1 : 2.
2) Palpasi
ketika berbicara
3) Perkusi
darah.
4) Auskultasi
vesikular.
dan crackles.
dan bronkospasme.
1) Batasan karateristik
24
d) Sianosis
f) Dispneu
h) Gelisah
3) Fisiologi
a) Asma
b) Infeksi
4) NOC :
c) Menilai irama.
5) NIC :
mestinya.
batuk.
mestinya.
26
4 Evaluasi Keperawatan
dalam btas normal, serta saturasi oksigen dan PCO2 dalam keadan
normal.
tutpi bulu yang kasar dan bermuara kerongga hidung dan rongga
udara yang masuk melalui hidung oleh bulu yang ada dalam
dilembabkan.
faring yang terdiri atas bagian dri tulang rawan yang di ikat bersama
garis tengah.
28
tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap
dari trakea yang terdi atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian
kanan lebih lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang
memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri
lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari bolus atas dan
bawah.
cairan surfaktan. Paru terdiri atas dua bagian paru kiri dan paru
kanan. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta
29
disebut apeks.
3. Proses Oksigenasi
a. Ventilasi
b. Difusi gas
dan konsentrasi.
30
c. Transportasi gas
(65%).
a. Saraf otonomik
yang terdapat dalam hawa perpasan, bulu binatang, serbuk benang sari
bersin bila terdapat rangsangan di daerah nasal, batuk bila bila saluran
pernafasan bagian atas, pada asma bronkiale dan rhinitis bila terdapat
d. Perkembangan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia premature, yaitu
e. Lingkungan perilaku
f. Perilaku
dan lain-lain.
a. Hipoksia
lebih dari 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam
dari 10 kali per menit. Pola ini dapat ditememukan dalam keadan
duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang
efektif, dapat disebabkan oleh sekresi, dan batuk tidak efektif karena
Tanda klinis yang dapat terjadi pada obstuksi jalan napas adalah
d. Pertukaran Gas
dari paru kejaringan akibat rasio ventilasi perfusi tidak baik, anemia,
adalah dyspnea pada usaha napas, napas dengan bibir pada fase
sianosis.
(Hidayat, 2012).
membersikan laring, trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda asing
pneumonia.
1. Cuci tangan.
kedepan.
8. Istirahat.
1. Tahap PraInteraksi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
37
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
e. Mempersiapkan pasien
abdomen
otot
o. Merapikan pasien
38
4. Tahap Terminasi
c. Mencuci tangan
BAB III
METODE STUDI KASUS
Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Subyek studi dalam kasus ini adalah pasien asma bal dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
2010).
afektif.
2. Kriteria eksklusi
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok.
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 juli 2018 s/d 25 juli 2018 di
F. Pengumpulan Data
sebagai berikut :
1. Pengkajian meliputi
kesehatan pasien.
2. Observasi
lakukan tindakan
setelah melakukan pengkajian data yang didapatkan data kesehatan dan data
H. Etika
2009).
4. Confidendiality (kerahasian)
jaga oleh peneliti data hanya di sajikan atau di laporkan dalam bentuk
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
tanggal 21 juli 2018 pada jam 05.15 WITA dengan keluhan sesak napas
Asma Bronkial.
sesak napas dan batuk berdahak. Waktu timbulnya serangan sesak sering
terjadi tiba-tiba dan terjadi di malam hari, klien juga mengatakan pada
saat tidur malam posisi yang di gunakan yaitu posisi stengah duduk,
debu, dan ketika serangan terjadi gejala lain yang di timbulkan yaitu
pilek dan batuk berdahak. Nn.T juga mengatakan ketika batuk sulit
Irama napas cepat, Nn.T Nampak sesak, batuk dan berdahak dengan
2. Diagnosa Keperawatan
waktu timbulnya
kedinginan, atau
Data Subjektif :
napas ronchi
pernapasan 28
x/menit.
Nampak batuk
berdahak dengan
berwarna kuning.
Tekanan darah:
100/80 mmHg.
Suhu: 36.0C.
47
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan NOC : Respiratory Status NIC : Menejemen Jalan Napas Rasional
Ketidak efektifan bersihan Setalah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital. 1. Tanda-tanda vital merupakan
jalan napas Berhubungan keperawatan selama 3 kali 24 2. Berikan Nn.T Posisi senyaman acuhan mengetahui kadar
dengan mucus dalam jam diharapkan bersihan jalan mungkin (semi fowler). umum pasien.
jumlah berlebihan. Ditandai napas kembali efektif ditandai 3. Kaloborasi pemberian obat 2. Dengan posisi semi fowler
Data subjektif : sesak napas berkurang saat 4. Latih Nn.T batuk efektif. ekspansi paru sehingga
Nn.T mengatakan sesak beraktivitas ringan. 5. Berikan Health Education memungkinkan upaya napas
napas dan batuk dapat batuk secara efektif, tentang penyakit dengan cara lebih dalam dan lebih kuat
dan terjadi di malam hari. tidak ditemukan bunyi napas keluhan sesak napas
berdahak.
mengeluarkan dahak,
49
Data Subjektif :
Nampak sesak.
ronchi
pernapasan 28 x/menit.
mmHg.
Suhu: 36.0C.
50
4. Implementasi Keperawatan
minggu 22, jam 09.45 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1. Memonitor tanda-tanda vital. Subjektif :
napas berhubungan dengan Hasil : Nn T mengatakan masih merasa
penumpukan mucus dalam Tekanan darah : 1O0/80 sesak, Nn T mengatakan masih
jumlah berlebihan mmHg, batuk dan sulit untuk
Respirasi : 28 kali permenit mengeluarkan dahak
Nadi: 90 kali permenit Objektif :
senyaman mungkin.
Hasil :
posisi semifowler
terapi
Hasil:
Hasil :
sehari
Senin 23, jam 18.00 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1. Memonitor tanda-tanda Subjektif :
napas berhubungan dengan vital.
Nn T mengatakan sesak
penumpukan mucus dalam Hasil :
berkurang, Nn T mengatakan
jumlah berlebihan TD:1O0/60 mmHg,
R : 26kali permenit masih batuk beradahak,
Nadi: 98 kali menit Objektif :
0
S : 36.3 c
Keadan Umum mulai membaik
tidak sesak.
mmHg,
Suhu : 36,30C,
Assesment:
Planing :
senyaman mungkin.
Hasil :
terapi
Hasil:
Hasil :
Selasa 24, jam 12.00 Ketidak efektipan Bersihan jalan 1.Memonitor tanda-tanda vital. Subjektif:
napas berhubungan dengan Hasil :
Nn T mengatakan sudah tidak
penumpukan mukus dalam TD: 1O0/ 70 mmHg,
sesak, Nn. T mengatakan sudah
jumlah berlebihan R : 18 kali permenit
N : 89 kali permenit tidak batuk dan dahak sudah
S : 360C
tidak ada
Objektif :
Keadaan Umum, Nampak baik,
Tekana Darah: 1O0/ 70
mmHg,
Respirasi : 18 kali permenit
Nadi : 89 kali permenit
Suhu : 360C
Nampak tidak sesak, Nampak
napas tambahan.
59
Assesment :
masalah Nn T
teratasi.
P : intervensi dihentikan
senyaman mungkin.
Hasil :
posisi semifowler
terapi
Hasil:
60
Hasil :
5. Evaluasi Keperawatan
jalan napas teratasi sebagian, dengan kriteria hasil tidak terdapat suara
B. Pembahasan Kasus
kasus dan teori, dengan aplikasi atau asuhan keperawatan pada Nn T dengan
kasus yang telah di lakukan sejak tanggal 21 – 25 Juli 20018. Kegiatan yang
1. Pengkajian
berupa batuk sesak napas, wheezing (mengi). Gejala biasanya timbul atau
memburuk terutama malam atau dini hari. Menurut (Brunner & Suddard,
2002). Gejala asma sering terjadi pada malam hari dan saat udara dingin,
biasanya dimulai mendadak dengan gejala batuk dan rasa tertekan di dada,
dengan akan timbul mengi yang merupakan ciri khas asma saat pasien
Pada pemeriksaan fisik teori terdapat bunyi suara napas mengi (wheezing),
bunyi suara napas ronchi. Menurut Anisa (2012), wheezing atau mengi
merupakan salah satu ciri khas dari gejala asma. Hal ini diakibatkan oleh
penyempitan saluran napas yang terjadi namun kondisi tertentu ronchi juga
napas.
gejala lain yang di timbulkan yaitu pilek dan batuk berdahak. Menurut
stress. Menurut Sundaru (2009), pada awal serangan asma gejala tidak jelas
seperti rasa berat di dada, pada asma alergik biasanya disertai pilek atau
bersin. Meski pada mulanya batuk tidak disertai sekret, namun dalam
63
mukoid, putih dan terkadang puluren. Terdapat sebagian kecil pasien asma
yang hanya mengalami gejala batuk tanpa disertai mengi. Menurut analisa
penelitian faktor penyebab dari penyakit asma yang di temukan pada pasien
sama dengan teori faktor pencetus yang dikemukakan oleh GINA (2005),
2. Diagnosa
dispnea, sputum dalam jumla berlebih dan batuk yang tidak efektif. Dalam
64
3. Intervensi
yang berpusat pada klien dari hasil perkiraan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
(2008) sekresi bergerak sesuai gaya grafitasi akibat perubahan posisi dan
Esi (2016) obat nebulizer atau combivent merupakan obat terapi pada
obstruksi kronik atau asma. Obat nebulizer ini bekerja dengan melebarkan
kekentalan, dan jumlah sputum, atur posisi semi fowler ajarkan dengan cara
batuk efektif, bantu klien latihan napas dalam, pertahankan intake cairan
66
4. Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang mengambarkan criteria hasil yang
(Carpenito, 2000).
2,5 ML, 3 sampai 4 kali per hari diberikan.. Berikan health education
diberikan yaitu Pengertian, asma bronkial, Tanda dan gejala asma bronkial,
pemberian obat nebulizer atau combivent dosis yang diberi 2,5 ML, 3
sampai 4 kali per hari diberikan., pada hari ke dua health education sudah
12.00 WITA Implementasi hari ke dua dilakukan pada tanggal 23 juli 2018
jam 18.00 WITA monitor tanda-tanda vital, melatih Nn.T batuk efektif,
pemberian obat nebulizer atau combivent dosis yang diberi 2,5 ML, 3
5. Evaluasi
Pada evaluasi hari pertama pada tanggal 22 juli 2018, hasil evaluasi
bunyi suara napas tambahan ronchi, tekanan darah 100/80 mmHg, respirasi
Pada evaluasi hari ke dua pada tanggal 23 juli 2018, hasil evaluasi
Pada evaluasi hari ke tiga pada tanggal 24 juli 2018, hasil yang
baik, tekan darah 1O0/70 mmHg, respirasi 18 kali permenit, nadi 89 kali
permenit, suhu 36,40C, Nampak tidak sesak, Nampak tidak ada batuk,
nampak tidak ada dahak, tidak terdapat suara napas tambahan. Disimpulkan
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun dalam
berikut :
penelitian dilakukan.
4. Akibat dari keterbatasan faktor diatas maka penulisan ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
36.0C.
2. Sesuai dengan pengkajian dan analisa yang penulis lakukan pada Nn.T
Nn.T batuk efektif, memberikan Nn.T posis yang nyaman (semi fdowler),
4. Dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan selama tiga hari penulis dapat
dengan kriteria hasil sesak napas berkurang saat beraktivitas ringan, dapat
B. Saran
1. Bagi masyarakat :
4. Bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/662/1/WIJI%20APRIANI%20NIM.%
20A01401992.pdf
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/662/1/WIJI%20APRIANI%20NIM.%
20A01401992.pdf.
http://www.repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEP/article/view/830/631
Salemba Medika.
74
EGC
Kemenkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Depkes RI. Jakarta
Pusat Data & Imformasi Infodat. (2013). You Can Control Asma. (p. 2-4).
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin-asma.pdf.
Nurarif, Amin Huda, & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperwatan
Price, Sylvia. A. & Willson, Lorrains M. (2005). Patofisiologi dan Konsep Klinis
Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah. Jakarta : EGC/
Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
B. Cara Kerja
1. Tahap persiapan
Tahap ini dilakukan penyusunan proposal dan mengurus surat izin
atau pengantar dari Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan
yang ditunjukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mendapatkan izin penelitian ditempat
tersebut.
2. Tahap Penelitian
a. Melakukan peninjauan langsung ke objek penelitian
b. Memberikan informed consent untuk ditanda tangan oleh subyek
yang akan di teliti
c. Melakukan Asuhan keperawatan kepada pasien asma bronkial
dengan diagnosa keperawatan ketidak efektifan bersihan jalan napas
diruang Laika Waraka Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Tahap pengolahan data
Melakukan analisa berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Kemudian menyajikan data tersebut untuk memberikan pelaksanaan
tentang asuhan keperawatan pada pasien asma bronkial dalam pemenuha
kebutuhan oksigenasi.
Lampiran 3 : Instrumen Studi Kasus
2. Lembar Wawancara
3. Kamera
mendokumentasikan gambar.
4. Alat Perekam
LEMBAR OBSERVASI
Nama Pasien : Nn T
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kemampuan
No Hari/tanggal Bunyi napas Frekuensi napas Irama napas Secret
batuk
Senin/23-07-
3 Ronchi 26 kali per menit Teratur Ada Berkurang
2018
Selasa/24-07-
4 Vesikuler 18 kali per menit Teratur Tidak ada Tidak ada
2018
Rabu/25-07-
5 Vesikuler 18 kali per menit teratur Tidak ada Tidak ada
2018
Lampiran 5 : Format Pengkajian
I. DATA DEMOGRAFI
A. BIODATA
1. Nama : Nn. T
2. Usia : 19 tahun
B. PENANGGUNG JAWAB
1. Nama : Tn. D
2. Usia : 45 tahun
Sesak nafas
salbutamol
asma
Genogram :
X X X x
45 ? ? ? 43 ?
19 15 12 8
Keterangan :
X : meninggal
: laki-laki
: perempuan
? ? : tidak diketahui
: tinggal serumah
: klien
Lampiran 5 : Format Pengkajian
V. RIWAYAT SPRITUAL
1. Suhu : 36oC
a. Sesak : salbutamol
10. Apkah dalam keluarga ada yang merokok : ada, ayah klien
11. Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit infeksi saluran
12. Apakah ada rasa nyeri yang klien alami : ada, nyeri dada ketika sesak
menderita asma
14. Bagaima persepsi klien tentang kesahatan saat ini : klien ingin cepat
sembuh
Lampiran 5 : Format Pengkajian
B. PEERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Tidak ada
2. Foto Rotgen
Tidak ada
3. EKG
Tidak ada
4. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
diharapkan klien dan keluarga mampu memahami tentang penyakit asma dan
asma bronkial.
bronkial
C. Sasaran
D. Materi
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
G.Kegiatan Penyuluhan
PESERTA
5 menit Pembukaan :
mengucapkan salam.
diberikan
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan
20 menit Pelaksanaan :
bronkial
rumah
15 menit Evaluasi :
menjawab pertanyaan.
5 menit Terminasi :
Menyimpulkan materi yang telah
Mendengarkan
disampaikan
· Mengucapkan terimakasih atas peran
serta peserta. Menjawab salam
· Mengucapkan salam penutup
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan
A. Pengertian
Asma bronkial adalah penyakit kronik saluran nafas yang ditandai oleh
batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari
B. Penyebab/Faktor Pencetus
1. Debu rumah
2. Bulu-bulu binatang
6. Obat-obatan
8. Udara dingin
3. Batuk produktif
4. Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
D. Perawatan dirumah
3. Melatih pernafasan
4. Batasi aktifitas
4. Mengenal gejala awal serangan Asma bronkial dan selalu tersedia obat.
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan
F. Evaluasi
Materi penilaian/test :
pencetus
2. Sirkulasi lingkungan
rumah baik
3. Melatih pernafasan
Cara pencegahan
4. Batasi aktifitas Kekambuhan asma
5. Kenakan baju hangat
1. Hindari faktor pencetus
dan tebal bila cuaca
2. Bina suasana hormonis dalam
dingin
keluarga
DOKUMENTASI PENELITIAN