Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Purboyo Solek
Konsultan Asosiasi Disleksia Indonesia
Abstrak
“KESULITAN BELAJAR” adalah kesulitan yang ditemui pada individu yang memang
mengalami gangguan neurologis seperti tuna grahita, Autism Spectrum Disorder (Autis,
Asperger Syndrome, PDD-NOS), Down Syndrome, Rett Syndrome, Childhood Disinte-
grative Disorder, Gangguan Dengar dan Gangguan Lihat berat, Cerebral Palsy, dan
sindrom-sindrom lainnya. Sedangkan “KESULITAN BELAJAR SPESIFIK” menunjukkan
suatu kondisi dimana anak/individu yang diyakini mempunyai tingkat kecerdasan normal
(bahkan tidak sedikit yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata), ternyata mengalami
kesulitan yang signifikan dalam beberapa area perkembangan tertentu dalam
kehidupannya. Keduanya berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Kata kunci: kesulitan belajar, kesulitan belajar spesifik
3
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
salah dikenali dan salah kelola dari sindrom lainnya. “Kesulitan Belajar” ini
orang tua atau guru atau profesional lain ditemukan pada kondisi dimana individu
yang menanganinya. tersebut memiliki potensi kecerdasan/
II. Mengenali Gejala Kesulitan tingkat intelegensi yang di bawah rata-
Belajar Bagi Seorang Pengajar rata (Skor IQ <90). Karena potensinya
Secara umum, awam seringkali yang berada di bawah rata-rata, tentu
menggunakan istilah ‘kesulitan belajar’ saja sudah dapat diduga bahwa individu
pada semua kasus dimana ditemukan tersebut kesulitan untuk menerima dan
anak mengalami hambatan dalam proses menguasai materi pelajaran sesuai
pembelajaran. Secara umum pula, awam dengan yang seharusnya. Bahkan
seringkali melabel itu semua dengan individu tersebut bukan hanya kesulitan
satu terminologi misalnya : “disleksia”, mencerna materi pelajaran, namun
atau “kurang motivasi” atau “gak fokus” materi keterampilan kehidupan dasar
atau “hiperaktif”, atau “nakal”, dsb. pun mungkin kesulitan. Dalam klinis-
Padahal, seyogyanya setiap kasus nya, kita akan temukan individu yang
kesulitan belajar dapat dipetakan serba terlambat dalam perkembangan-
profilnya dengan seksama, mengarah nya, misalnya terlambat jalan, terlambat
pada satu diagnosis kerja tertentu. bicara, sulit memahami konsep bentuk
Kesulitan belajar dapat terjadi dasar, sulit menguasai warna –warna
karena faktor perilaku, atau karena dasar, berkomunikasinya ‘tidak nyam-
faktor akademis, bisa juga karena faktor bung’, sulit baca tulis dan hitung juga
kesehatan, dan bisa saja terjadi karena tentunya. Jadi, kesulitan belajar yang
gabungan faktor perilaku, akademis dan dialaminya bersifat umum, mengenai
kesehatan dalam waktu yang bersamaan. seluruh sendi-sendi perkembangannya
Istilah “KESULITAN BELAJAR” baik motorik kasar, motorik halus,
adalah kesulitan yang ditemui pada berbahasa, kognisi, dan abstraksi, serta
individu yang memang mengalami akademis. Kebutuhan kasus ini untuk
gangguan neurologis seperti tuna belajar tentu saja sangat tergantung
grahita, Autism Spectrum Disorder kepada kelainan yang mendasarinya.
(Autis, Asperger Syndrome, PDD- Seperti yang telah disebutkan di atas,
NOS), Down Syndrome, Rett Syndrome, kasus ‘kesulitan belajar’ bisa terjadi
Childhood Disintegrative Disorder, pada kasus autis, down syndrome,
Gangguan Dengar dan Gangguan Lihat intellectual disability, dan lain sebagai-
berat, Cerebral Palsy, dan sindrom- nya. Maka program ‘pembelajaran’ yang
4
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
5
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Pada kasus KESULITAN BE- cara belajarnya. Pada kasus disleksia ini,
LAJAR SPESIFIK, jika dikenali dini tenaga pengajar harus mempunyai stra-
dan diintervensi dini dengan teknik serta tegi yang tepat untuk dapat meningkat-
metode yang tepat dan terstruktur maka kan kemampuan siswa disleksianya
akan menunjukkan hasil yang sangat mengejar ketertinggalannya pada bebe-
baik. Namun sebaliknya, jika kasus rapa topik spesifik, dan tetap mampu
disleksia ini salah dikenali, apalagi salah mengikuti irama kelas ‘mainstream’
kelola, tidak jarang mereka berakhir pada waktunya nanti. Jangan sampai
menjadi kasus yang berat, disertai anak disleksia ini dibiarkan mengikuti
dengan self-esteem yang rendah dan irama kelas mainstream tanpa ada
seringkali dengan kecemasan luar biasa, strategi bagaimana dia bisa mengejar
stres, depresi bahkan beberaa kasus materi-materi tertentu yang dia memang
berakhir dengan bunuh diri. kesulitan dan ketinggalan dibandingkan
III. Peran Pengajar terhadap Kesulit- kecepatan kelasnya.
an Belajar Penyandang disleksia ini diyakini
Dengan demikian kompleksnya dapat memahami materi yang diberikan
kesulitan belajar yang mungkin dihadapi jika kita mengntervensi dini dan
seorang tenaga pengajar, maka seorang mengajarkannya dengan metode yang
tenaga pengajar mutlak memperkaya tepat dan terstruktur. Namun perhatikan
kompetensinya dengan pengetahuan dan bahwa yang sebaliknya akan terjadi.
pemahaman yang komprehensif ter- Mereka mungkin tidak pernah bisa
hadap berbagai jenis kesulitan belajar mengejar ketinggalannya pada topik-
yang mungkin ada di lapangan. topik tertentu jika intervensi yang
Pada kebanyakan kasus kesulitan dilakukan tidak tepat, tidak terstruktur
belajar yang masih mungkin dan dilakukan setelah usia 8 tahun.
mengenyam pendidikan di sekolah, Jika tenaga pengajar sudah melaku-
selalu dibutuhkan program pembelajaran kan intervensi dengan metode yang tepat
yang sifatnya individual tergantung dan terstruktur selama 3 bulan, namun
kepada diagnosis dari kesulitan belajar- siswa disleksia tidak kunjung menunjuk-
nya. kan perubahan yang bermakna,
Sedangkan pada disleksia atau ke- seyogyanya pihak tenaga pengajar
sulitan belajar spesifik, juga dibutuhkan melakukan evaluasi dan merujuk kasus
program pembelajaran individual yang tersebut kepada pihak profesional yang
spesifik pada kebutuhan dan kekhususan kompeten.