Está en la página 1de 4

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan Mempertahankan 1. Kaji pola minum bayi dan kebutuhan –kebutuhan 1. Untuk menentukan berapa kebutuhan nutrisi
tubuh berubungan dengan pertumbuhan dan nutrisi bayi perhari atau kebutuhan minum (cc/ KgBb )
Reflek isap yang kurang peningkatan berat badan Kaji volume, durasi dan upaya selama sehingga dapat diberikan nutrisi sesuai dengan
ditandai dengan : dalam kurva normal dengan pemberian minum, kaji respon bayi. kebutuhannya dengan tidak terlepas dari
DS : kriteria: Kaji masukan kalori / nutrisi yang lalu, intervensi yang lain yang dapat meningkatkan
- Ibu mengatakan bayinya Jangka panjang : kenaikan / penurunan BB selalu dicatat kenaikan berat badan bayi.
kurang kuat menetek - Panjang badan 2. Bimbing ibu tentang tehnik –tehnik pemberian 2. Setelah pulang nanti orang tua tidak kaku dan
- Ibu menanyakan apakah bertambah 2,5 cm / bulan Asi/ Pasi yang efektif sudah terbiasa memberikan Asi / Pasi pada
BB klien naik dari BB lahir - Berat badan meningkat bayi, dan mengerti kapan bayi sudah mulai
DO : 750 – 1000 gr / bulan haus : misal pada saat menangis.
Tampak bayi malas minum Jangka pendek 3. Timbang BB bayi sebelum dan sesudah makan 3. Untuk megetahui seberapa banyak asupan
PASI - Berat badan bayi naik 30 nutrisi yang masuk
Tampak bayi malas gram perhari 4. Bersihkan mulut bayi setelah pemberian nutrisi 4. Mencegah terjadinya infeksi dan
menetek - Bayi tidak menggunakan perkemmbangan biakan kuman akibat susu
Berat badan lahir : 1680 gr PASI basi.
Berat badan sekarang - Bayi minum ASI kuat 5. Berikan Intervensi spesifik untuk meningkatkan 5. Pemberian minum/ makan lewat sendok agar
( hari III ) : 1660 gr - Tanda – tanda iktrus pemberian makanan peroral yang efektif : anak tidak bigung dengan putting susu ibu, dan
Anak di beri ASI dan Pasi tidak ada Pemberian dengan sendok secara pemberian secara bertahap mengurangi risiko
bertahap aspirasi.
Kontral stimulasi setiap pemberian Ibu sering datang ke ruang perinatoli agar
makanan dapat memberikan Asi yang kandungannya
Anjurkan pada ibu untuk sering –sering lebih baik dari makan pengganti Asi.
datang ke ruang perinatologi 6. Diharapkan dengan menkonsumsi diit TKTP
terjadi peningkatan produksi ASI yang banyak
6. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya diit TKTP. mengandung Zat gizi yang dperlukan oleh bayi
Dan anjurkan untuk menkonsumsinya. dan ibu.
Infeksi akut / kronik tidak
2. Resiko infeksi berhubungan terjadi dengan kriteria : 1. Untuk menentukan intervensi yan akan
dengan respon imun imatur Tanda - tanda radang diberikan pada bayi.
ditandai dengan : tidak ada : 1. Kaji factor – factor yang dapat membawa
DS : - Kalor infeksi,seperti :
DO : Dolor  Tindakan non steril.
Berat badan lahir : 1680 gr Rubor  Pengunjung yang banyak
Berat badan sekarang Tumor  Lingkungan kotor dll. 2. Mencegah masuknya organisme – organisme
( hari III ) : 1660 gr Tali pusat mengering  Posisi saat memberi minum penyebab infeksi.
Anak sering kencing 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh 3. Peningkatan tanda – tanda vital menujukkan
Ketuban pecah dini. bayi dan melakukan tindakan. adanya infeksi
Tali pusat belum lepas dan 3. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam 4. Mengetahui ada tidaknya infeksi untuk
mulai mengering intervensi selanjutnya
Tanda – tanda vital 4. Observasi adanya tanda – tanda infeksi 5. Meminimalkan dan membunuh bakteri, jamur
SB : 36,80 C dan untuk mencegah infeksi akibat kontaminasi
N : 152 / menit 5. Pertahankan tindakan tekhnik antiseptik dalam nasokomial.
P : 44 / menit setiap tindakan ( seperti : sterilisasi alat 6. Mencegah masuknya kuman dan
dan desinfektan ). berkembangnya bakteri
6. Rawat tali pusat dengan menggunakan 7. Mencegah masuknya kuman dan berkembang
bethadine dan dibungkus dengan kasa steril biaknya bakteri.
7. Bersihkan incubator setiap hari. 8. Mengurangi risiko penularan penyakit pada
bayi lain.
8. Pisah bayi – bayi yang mengalami penyakit 9. Mengurangi kontak dengan agen penyebab
infeksi. infeksi dan sumber infeksi.
9. Lindungi bayi yang mengalami defisit imun dari
infeksi :
 Instruksikan pengunjung untuk cuci
tangan sebelum kontak dengan bayi.
 Batasi pengunjung.
 Batasi alat – alat infasif ( IV, NGT,
Termoregulasi suhu tubuh specimen Lab dll ) untuk yang benar –
3. Risiko inefektifan efektif dengan criteria : benar perlu saja. 1. Mengetahui fungsi vital organ – organ tubuh
termoregulasi (Hipotermi)  Bayi tidak di incubator terutama termostat regulator suhu tubuh.
berhubungan dengan pusat lagi. 1. Monitor tanda – tanda vital bayi setiap 4 jam . 2. Fluktuasi suhu tubuh pada bayi sering terjadi,
regulasi tempratur di otak  Suhu tubuh tetap 2. Monitor suhu bayi dengan mengenali suhu tubuh (panas atau
imatur dan transisi neonatus normal ( 36,50C – 37,0C) a. Jika subuh dibawah normal : dingin) maka akan dapat dihindari terjadinya
terhadap lingkungan ditandai  Selimuti dengan 2 selimut. komplikasi hypothermia atau
dengan  Pasang tutup kepala. hyperthermia
DS : b. Jika suhu di atas normal :
DO :  Lepaskan selimut. 3. Kehilangan panas pada bayi terjadi sangat
Tanda – tanda vital  Lepaskan tutup kepala. cepat, peningkatan suhu 10 C suhu tubuh akan
SB : 36,80 C 3. Keringkan setiap bagian untuk mengurangi kehilangan 12 cc / jam.
N : 152 / menit evaporasi Kurangi dan hindarkan sumber – Dengan intervensi tersebut maka dapat
P : 44 / menit sumber kehilangan panas pada bayi seperti direncanakan dengan baik hala – hal yang perlu
Bayi sering ngompol a. Evaporasi. diperhatikan untuk mengurangi sumber –
Lap basah pada pagi hari  Saat mandi, sipakan lingkungan yang sumber kehilangan panas pada bayi.
Bayi rawat incubator hangat.
Berat badan lahir : 1680 gr b. Konveksi
Berat badan sekarang  Hindari aliran udara ( pendingin udara,
( hari III ) : 1660 gr jendela, kipas angin ) yang langsung
mengenai bayi.
c. Konduksi
 Hangatkan seluruh barang – barang
dan bahan – bahan untuk perawatan
( baju, sprei, dll ).
 Kurangi benda – benda diruangan yang
menyerap panas ( logam ).
d. Radiasi 4. Inkubator dapat dimanajemenkan sesuai
 Pertahan suhu ruangan. dengan kebutuhan dan kondisi bayi.
Kecemasan berkurang / 4. Pertahankan suhu incubator.
4. Kecemasan berhubungan teratasi dengan kriteria 1. Menentukan sejauh mana tingkatan dari pada
dengan perubahan pola asuh - Ibu mengerti tentang klien, apakah sudah memasuki tahap yang lebih
ditandai dengan : kondisi bayinya 1. Kaji tingkat kecemasan orang tua tinggi atau tidak
DS : - Ibu mengathui cara 2. Meningkatkan kepercayaan ibu akan kondisi
- Ibu menanyakan perawatan bayi dalam bayinya
bagaimana cara perawatan incubator. 2. Jelaskan tentang :
bayi dalam incubator - Ekspresi tampak tidak Kondisi bayinya sekarang 3. Meningkatkan harga diri klien sehingga tidak
- Ibu bertanya kapan baru cemas Perawatan bayi di incubator mudah putus asa
bisa pulang - Ibu mampu merawat 3. Beri support mental dari petugas 4. Meyakinkan klien tentang kondisi –kondisi yang
- Ibu menanyakan apakah bayinya dirumah bermasalah dalam kesehatan
BB klien naik dari BB lahir 4. Beritahu hasil pemeriksaan yang didapatkan. 5. Ibu mengerti cara perawatan bayi di rumah
- Ibu mengatakan saudara sehinngga dapat mencegah hipotermi sesampai
kembar klien meninggal. 5. Ajarkan pada ibu cara perawatan bayi dirumah klien dirumah
DO : ( Metode kanguru, bedong, dan pemberian
Ekspresi wajah tampak botol panas)
cemas
Anak lahir gameli pertama
hidup dan gameli II
meninggal
Bayi rawat incubato

También podría gustarte