Está en la página 1de 7

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN STATUS GIZI PADA ANAK


AUTIS DI RUMAH SAKIT “X”
MALANG

Ummu Kulsum Maulidia

P17110173028

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDINDIPLOMA III GIZI
MALANG
2019
I. Latar Belakang
Autisme adalah gangguan yang terjadi sejak lahir ataupun saat balita,
yang membuat anak tidak dapat membentuk hubungan, menutup diri secara total
dan tidak mau berhubungan dengan dunia luar. Autisme pada anak dapat dikenali
sejak anak berusia 3 tahun (Yuwono, 2009).
Menurut Data Centre of Disease Control (CDC) di Amerika pada bulan
Maret 2014, prevalensi (angka kejadian) Autisme adalah 1 dari 68 anak. Secara
lebih spesifik 1 dari 42 anak laki-laki dan 1 dari 189 anak perempuan. Dengan
kata lain, anak laki-laki lebih rentang penyakit sindrom autisme dibandingkan
anak perempuan. Bahkan diprediksikan oleh para ahli bahwa kuantitas anak
autisme pada tahun 2010 akan mencapai 60% dari keseluruhan populasi anak di
seluruh dunia. Survei menunjukkan, anak-anak autisme lahir dari ibu-ibu dari
kalangan ekonomi menengah ke atas.
Ada beberapa gangguan yang diakibatkan oleh penderita autis. Salah satu
di antaranya gangguan pada sistem pencernaan yaitu alergi makanan, intoleransi
makanan, intoleransi gluten dan sebagainya. Menghilangkan Gluten (protein
yang terdapat pada tepung terigu, gandum atau oats) dan Casein (protein yang
terdapat pada produk susu dan olahannya) yang biasa disebut dengan diet Gluten
Free Casein Free (GFCF) merupakan salah satu diet yang populer untuk
mengatasi gejala autisme. Begitupun pada kondisi hiperaktif, sebaiknya
menghindari bahan makanan yang mengandung salisilat alami (gandum, jagung,
coklat, jeruk, dsb), atau makanan yang mengandung aditif dan junk food karena
dapat menyebabkan gangguan pemusatan perhatian, perilaku hiperaktif dan
impulsif yang bertanggung jawab dalam mengendalikan perilaku, konsentrasi,
dan suasana hati. Status gizi baik akan tercapai bila tubuh memperoleh asupan
gizi seimbang sesuai kebutuhan. Dan juga Wahyu (2009), menyatakan status gizi
dipengaruhi oleh asupan energy dan zat gizi, aktivitas fisik, jenis kelamin dan
factor genetic.
Berdasarkan data di atas, tentang dampak yang ditimbulkan dari status
gizi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi pada anak autis. Dan karena masih banyaknya
pravelensi anak autis di Indonesia, sehingga diharapkan penanganan bisa
dititikberatkan pada faktor yang kemungkinan merupakan penyebab status gizi.
II. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran status gizi pada anak autis ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi status gizi anak autis ?

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Utuk mengetahui gambaran status gizi pada anak autis.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi status gizi
anak autis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga tentang gizi
dengan status gizi pada anak autis.
b. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua dengan status
gizi pada anak autis .
c. Untuk mengetahui hubungan antara pola pemberian makan dengan status
gizi pada anak autis.
d. Untuk mengetahui hubungan gangguan sistem pencernaan dengan status
gizi pada anak autis.

IV. Hipotesis
Hipotesis (H¹) dari penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan status gizi pada anak
autis.
2. Ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan status gizi pada anak
autis .
3. Ada hubungan antara pola pemberian makan dengan status gizi pada
anak autis.
4. Ada hubungan antara gangguan pencernaan dengan status gizi pada anak
autis.
V. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent

Lingkungan Keluarga

Pengetahuan Keluarga Status Gizi

 Gizi Buruk
Pola Pemberian Makan  Gizi Kurang
 Gizi Baik
 Gizi Lebih
Gangguan Pencernaan

Tingkat Aktivitas

Keterangan

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

VI. Variabel Penelitian


a. Variabel Dependent
1. Status gizi pada anak autis.
b. Variabel Independent
1. Lingkungan keluarga autis.
2. Pengetahuan keluarga autis.
3. Pola pemberian makan penderita autis.
4. Gangguan pencernaan penderita autis.
5. Tingkat Aktivitas penderita autis.
VII. Definisi Operasional
Variable Definisi operasional Cara dan alat Hasil Skala
ukur pengukuran data
Status keadaan tubuh menggunakan Gizi buruk : Ordinal
gizi sebagai akibat cara <-3SD
konsumsi makanan antropometri Gizi kurang :
dan penggunaan zat- yaitu berat ≥ - 3SD - < -
zat gizi. badan 2SD
terhadap umur Gizi baik :
berdasar tabel -2SD - + 2SD
NCHS. Gizi lebih :
> + 2 SD

Lingkung suasana dalam Wawancara Baik : skor ≥4 Ordinal


an keluarga harmonis menggunakan Kurang : skor
keluarga atau tidak yang dapat kuesioner <4
mempengaruhi selera
makan anak. Dan
apakah keluarga juga
bisa menerima
keadaan anak dan
dukungan yang
diberikan terhadap
anak.
Pengetah kepandaian yang wawancara Baik : skor ≥6 Ordinal
uan dimiliki oleh keluarga menggunakan Kurang : skor
keluarga tentang zat pokok kuesioner <6
yang diperlukan bagi
pertumbuhan ,
kesehatan badan, apa
itu gizi, kandungan
gizi, sumber makanan
Pola apakah teratur atau wawancara Baik : skor Ordinal
pemberia tidak, jenis serta menggunakan ≥10
n makan frekuensi bahan kuesioner Kurang : skor
makan yang <10
dikonsumsi anak
autis. Frekuensi
konsumsi dilihat dari
harian dan mingguan
Pasien mengalami Wawancara Ada : nominal
kesulitan yang menggunakan menjawab
dimulai dari makanan kuesioner kuesioner
sejak ditelan sampai dengan “ya”
diubah menjadi Tidak ada :
bagian tubuh dari menjawab
energi atau kuesioner
diekresikan sebagai dengan
zat sisa. “tidak”

VIII. Daftar Pustaka

Yuwono, J. (2009). Memahami anak autistik (kajian teoristikdan empirik).


Alfabeta: Bandung.

Wahyu, Ginanjar Genis. (2009). Obesitas pada Anak. PT Bentang Pustaka :


Yogyakarta.

Mujiyanti, D. M. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu dan Pola Konsumsi pada


Anak Autis di Kota Bogor.

Nurmutia, P. A., & Nurmutia, P. A. (2011). Perbedaan Pengetahuan Ibu,


Konsumsi Makan (Energi, Protein, Gluten, Dan Kasein), Status Gizi Pada
Berbagai Kelas Autis (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Rahayu, S., Soviana, E., Gz, S., Gizi, M., Sudaryanto, R., & GZ, S.
(2016). Gambaran Perilaku Picky Eater, Pola Makan Dan Status Gizi Anak Autis
di SLB Negeri Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Ramadayanti, S., & Margawati, A. (2013). Perilaku pemilihan makanan dan diet
bebas gluten bebas kasein pada anak autis(Doctoral dissertation, Diponegoro
University).

https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/65/ss/ss6503a1.htm diakses pada


02/03/2019 9:48 WIB.

http://www.depkes.go.id/article/view/16041300001/kenali-dan-deteksi-dini-
individu-dengan-spektrum-autisme-melalui-pendekatan-keluarga-untuk-
tingkatka.html diakses pada 02/13/2019 9:14 WIB.

También podría gustarte