Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
dan transportasi pada akhir abad ini terasa semakin canggih dan cepat.
menjadikan perubahan dunia yang cukup besar dewasa ini. Jarak antar
14
negara lain. Bahkan tidak mustahil akan timbul berbagai ketegangan
semacam itu.4
terhadap HKI yang sifatnya tidak lagi timbal balik tetapi sudah bersifat
administrasinya dalam satu manajemen yang sama yaitu : United Biro for
4
ibid
5
Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual : sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1993, Hal. 9 (lihat
dalam buku Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, terjemahan Muhammad
Radjab, cetakan ketiga, Jakarta: Bantara Karya Aksara, 1982, Hal. 11
15
Bivieaux International Reunis Pour La Protection de la Propriete
Konvensi hak cipta dimulai dari Konvensi Bern 1886 di Bern, ibukota
6
Ibid, Hal. 11
7
Eddy Damian, Op.cit, Hal. 57
16
Konvensi Bern yang tergolong sebagai Law Making Treaty,
Intelektual (TRIPs)
8
Understanding on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights, Including
Trade in Counterfect Goods (Persetujuan mengenai Aspek-aspek dagang yang terkait
dengan HKI, termasuk perdagangan barang palsu). Undang-undang No. 7 Tahun 1994
tentang Pengesahan Agreement Estabilishing The World Trade Organization/ persetujuan
pembentukan organisasi perdagangan dunia, ibid, Hal. 18
9
Paingot Rambe Manalu, Hukum Dagang Internasional Pengaruh Globalisasi Ekonomi
terhadap Hukum Nasional, Khususnya Hukum HKI, Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri,
2000, Hal. 122 (lihat juga dalam W.R. Cornish, Intellectual Property, Edisi 2, London:
Sweet & Maxwell, 1989, Hal. 167
17
1. Meningkatkan perlindungan terhadap HKI dari produk-produk
yang diperdagangkan;
kegiatan perdagangan;
terhadap karya tulis dan seni, yang tertuang dalam akta paris dari
18
3. Hak Cipta dan Adaptasi Film
proses kreatif, intelektual, atau bentuk artistik, atau "seni" . Secara spesifik
film, tarian, penyusunan musik, rekaman audio, lukisan, seni lukis, seni
patung, foto, perangkat lunak, penyiaran radio dan televisi, dan industri-
industri seni. Hak cipta tidak mencakup ide dan informasi ide-ide tersebut,
hanya bentuk atau cara bagaimana ide itu diungkapkan. Di banyak cakupan
ketika hasil karya disalin untuk kepentingan penjelasan atau penggunaan lain
suara, musik) maka film masuk dalam lingkup UU hak cipta. Sejak adanya
yang terjelas dan biasa diadaptasi industri film adalah penggunaan novel
mengacu kepada proses seperti teks akhir, sebagai hasil dari proses tersebut.
Secara tradisional, asal kata dasar (text-oriented) dan kajian secara umum
11
Lyman Ray Patterson, “Copyright in Hystorical Perspective” Vanderbilt University Press, 1968
19
secara umum Adaptasi film adalah merujuk pada film pertamanya, dibuat oleh
pembuat film untuk dilihat secara luas. Dengan kata lain, fungsi adaptasi film
yang utama adalah sebagai film didalam hal-hal yang berkaitan dengan
pembuatannya.”12
seorang penerjemah hanya satu yaitu sebagai “cermin” untuk apa yang dia
hasilnya dapat diakses sama seperti halnya yang dihadirkan oleh adaptor. Hal
ini tidak berarti bahwa setiap transformasi dapat dikategorikan sebagai karya
12
Patrick Cattrysse, “Unbearable Lightness of Being : Film Adaptation Seen From Different
Perspective”, The Literature Fil Quarterly, 1997
20
orang-orang ahli untuk mwnjaga kebenaran “mistis” tentang sumber karya
Kasus hak cipta karya dua dimensi umumnya terjadi pada satu dari
tiga cara. Pada skenario pertama, penggugat menyatakan bahwa hal ini
berkenaan dengan karya sastra, biasanya buku, setting tempat film, atau aksi
teater, semuanya adalah wajar untuk pondasi film dua dimensi. Ini adalah
yang sering dipakai untuk klaim-klaim kasus perfilman karena karya dua
dimensi jarang mengandung isi cerita seperti karya dasarnya. Terlebih, karya
dua dimensi mewujud dari kesusteraan seperti buku, cerita, atau naskah
drama. Perlindungan hak cipta tidak memperluas ke asal ide gagasan, seperti
sepasang kekasih dari dua keluarga yang bertengkar saling jatuh cinta.13
Secara khas, " Hanya film yang utuh dan mencakup segalanya akan menjadi
ekspresi sebenarnya dari ide gagasan dan dilindungi oleh hukum hak cipta”.14
Pelanggaran jenis ini merupakan hal tersulit bagi penggugat untuk sukses baik
pada saat jalannya pengadilan atau saat keputusan akhir juri pengadilan.15 Jika
seorang penulis ingin menulis sebuah buku, scenario atau cerita, dia dapat
hak ciptanya seperti sepasang anak-anak yang saling jatuh cinta dari dua
13
K.J Greene, Motion Pictures Infringement And The Presumption Of Irreparable Harm :
Toward A Reevaluation Of The Standard For Preliminary Injunctive Relief, Rutgers
School of Law – Camden Rutgers Law Journal Fall : 31 Rutgers L. J. 173, 1999
14
Id. Hal 173
15
Id. Hal 173
21
Skenario kedua adalah saat penggugat menuntut bahwa karya film
penggugat yang telah secara wajar dilanggar untuk sebagian kecil (diadopsi)
film tergugat. Dan skenario terakhir adalah pelanggaran dalam film dengan
teknologi digital, dimana pihak tergugat, pembuat film, dianggap dengan jelas
16
Id.
22