Está en la página 1de 10

KASUS I

Seorang laki – laki berusia 55 tahun, dirawat di Interna dengan keluhan luka pada kaki

kanan yang semakin parah sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Hasil

pengkajian: setahun yang lalu kaki sering kesemutan dan terasa panas seperti terbakar pada

malam hari. Pasien mengeluh mudah lapar, haus, dan sering BAK. Pasien tidak rutin memeriksa

kaar gula darah, jarang berolahraga dan sering makan gorengan.

Pasien mengatakan empat bulan sebelum masuk RS lecet pada bagian jempol kanan

karena sepatu baru, dan pasien juga mengeluh pandangan kabur. Kondisi luka pasien: terdapat

ulkus pada plantar pedis dekstra dengan ukuran luka panjang 10 cm, lebar 5 cm, dalam 1 cm,

keadaan luka terdapat slought . TB 160 cm, BB 45kg.

Hasil pemeriksaan Laboratorium: Hb 10.7 g/dl, Leukosit 19.600/Ul, LED 102 mm/jam,

Hematokrit 35%, Trombosit 195.00/Ul, GDS 413 mg/dl, HbA1c 10.5%, Ureum 40 mg/dl,

Creatinin 1,0 mg/dl, albumin 2,3 mg/dl, Na 128 mEq/dL, Kalium 3.9 mEq/Dl.

Pasien bekerja sebagai supir angkutan umum, memiliki 3 orang anak yang masih sekolah

dan istri sebagai ibu rumah tangga. Sejak mengalami luka, pasien jarang berinteraksi dengan

tetangga dan tidak lagi terlibat kegiatan dilingkungan rumahnya, tidak pernah lagi ke mesjid

karena malu dengan kondisi lukanya yang berbau.


KASUS II

Ny. R usia 46 tahun datang dengan keluhan utama sesak nafas yang dirasakan secara
tiba-tiba sekitar 4-5 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas diawali dengan batuk
sebelumnya. Sesak nafas di rasakan tidak membaik ketika beristirahat. Sebelumnya tidak pernah
merasakan hal yang sama. Kebiasaan tidur dengan satu bantal. Selain itu pasien juga merasa
nyeri seperti ditusuk-tusuk pada dada sebelah kanan ketika dibuat bernafas, tidak menjalar dan
dirasakan semakin memberat jika di buat bernafas atau berubah posisi.
Pasien sering merasa berdebar-debar tanpa didahului perasaan yang tidak enak atau
sebagianya. Pasien juga sering berkeringat walau tidak berada dibawa sinar matahari maupun
saat bekerja (saat beristirahat). Jika diminta untuk memilih antara suhu panas dan dingin pasien
lebih memilih suhu yang dingin karena merasa lebih nyaman. Pasien juga mengalami penurunan
berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien sering merasakan perasaan mau
makan dan kelaparan. Celana milik pasien dirasakan semakin longgar. Namun demikian sejak
akhir-akhir ini pasien tidak nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga mengeluhkan
merasa sangat mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampa sakit berat, sesak dan agitasi,
berat badan 45kg dan tinggi badan 150 cm, suhu aksila 380c, BMI 19.5 kg/m2,tekanan darah
160/80 mmHg, nadi 122x/menit regular, kuat, pernafasan 30x/menit, suhu aksila 380c. Pada
daerah leher di dapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x2x5cm, tidak nyeri,
permukaan rata, batas tegas, tidak menempel dan jaringan sekitar (dapat digerakan), dan tidak
didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di sekitar benjolan. Selain itu, pada pasien ini juga
didapatkan tremor halus.
Dari pemeriksaan hasil laboratorium didapatkan leukositosis (11,600 mg/dL),
peningkatan Total T3(256 ng/dL), T4 (20 ug/dL) dan penurunan hasil TSH (0.018µIU/mL).
berdasarkan EKG tiroid didapatkan struma difusa hipervaskular tiroid bilateral sesuai gambaran
Grave’s Disease.
KASUS III

Seorang wanita 28 tahun mengeluh kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan penurunan memori

selama lebih dari beberapa bulan. Ia juga mengalami penurunan frekwensi peristaltik usus dan

peningkatan berat badan, ia merasa kedinginan jika tidak menggunakan switer walaupun berada

dicuaca yang hangat. Hasil pemeriksaan fisik : BB 55 kg TB 125 cm N 58x/menit TD 138/88

mmHg. Dia memiliki wajah tampak bengkak dan alis mata yang sedikit khususnya pada bagian

samping. Pada palpasi kelenjar tiroid teraba membesar dengan perkiraan berat 25gr. Refleks

tendon berinteraksi normal tapi menunjukan penurunan pada saat relaksasi


I. KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING

II. KATA/ PROBLEM KUNCI

III. MIND MAP

IV. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

V. JAWABAN PERTANYAAN
V. INFORMASI TAMBAHAN

VI. ANALISA DAN SINTESA INFORMASI


BAB II KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan

Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif


Fisiologis Respirasi

Sirkulasi

Nutrisi dan cairan

Eliminasi

Aktivitas dan istirahat

Neurosensori

Reproduksi dan
Seksualitas

Psikologis Nyeri dan


Kenyamanan

Integritas ego

Pertumbuhan dan
perkembangan
Perilaku Kebersihan diri

Penyuluhan dan
pembelajaran

Relasional Interaksi social

Lingkungan Keamanan dan


proteksi

2. Diagnosis Keperawatan
Data Subjektif dan Objektif Analisis Data Masalah Keperawatan

3. Rencana Intervensi Keperawatan


No* Diagnosis Luaran Keperawatan*** Intervensi Keperawatan ****
Keperawatan**
Ket :
*) nomor menggambarkan urutan prioritas diagnosis keperawatan
**) penulisan diagnosis keperawatan sesuai dengan SDKI
Contoh :
***) penulisan luaran keperawatan sesuai SLKI
Contoh :

****) penulisan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI. Dituliskan dengan 4 tipe
tindakan (observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi)

También podría gustarte