Está en la página 1de 2

ABSTRAK

Analisis Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat di Kawasan


Permukiman Desa Mandisari Kecamatan Parakan

Sampah adalah persoalan serius pada masa kini terutama bagi daerah permukiman
yang berada di perkotaan karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan jumlah
produksi sampah yang besar. Negara Indonesia sendiri merupakan negara penghasil sampah
terbesar kedua setelah China. Meningkatnya volume sampah tidak dapat dihindari karena
berkaitan dengan pola hidup masyarakat dan budaya. Tingginya jumlah produksi sampah di
permukiman biasanya terjadi akibat tidak mendukungnya sarana dan prasarana
persampahan, minimnya tingkat kualitas pengelolaan sampah dan keterbatasan lahan tempat
pembuangan akhir (TPA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanganan sampah di
Indonesia tidak sebanding dengan laju produksi sampah. Menurut Staf Ahli Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, perkiraan produksi sampah di Indonesia perhari mencapai 0,8 Kg per orang.
Maka dari itu dibutuhkan pengelolaan sampah yang lebih baik dimulai dari pola pikir
masyarakat.

Kecamatan Parakan merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki perkotaan


terbesar di Kebupaten Temanggung. Produksi sampah yang terdapat pada Kecamatan ini
tidak sebanding dengan pengelolaan sampah yang dilakukan. Beberapa Desa sudah memiliki
pengelolaan sampah yang cukup baik yaitu Desa Parakan Kauman dan Parakan Wetan.
Sistem yang digunakan dalam pengelolaan sampah di Desa yang disebutkan tersebut adalah
Bank Sampah. Namun, desa-desa lainnya seperti Desa Mandisari masih memiliki sistem
pengelolaan sampah yang tradisional seperti dibakar dan dibuang ke sungai. Masalah
sampah Kecamatan Parakan merupakan salah satu masalah yang penanganannya belum
optimal. Hampir 70% produksi sampah masyarakat dibakar dan dibuang ke sungai. Hal ini
terjadi dikarenakan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah masih terbilang minim
sehingga masih dibutuhkan penanganan yang tepat. Desa Mandisari sendiri masuk kedalam
desa dengan kawasan permukiman kumuh yang salah satu penyebabnya adalah sampah.
Sampah di Desa mandisari ini masih belum memiliki pengelolaan yang baik (baik itu sampah
organik maupun sampah anorganik).

Tujuan dari laporan ini adalah mengajak masyarakat Kecamatan Parakan untuk lebih
peduli dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan adalah pengelolaan
sampah 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Manfaat dari pengelolaan sampah 3R yaitu untuk
menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dan mengurangi volume sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir.
Sampah organik (daun gugur, sisa sayuran, rumput dan lain-lain) dapat di daur ulang menjadi
pupuk kompos sedangkan sampah anorganik (plastik, botol dan lain-lain) dapat didaur ulang
menjadi benda-benda yang memiliki nilai jual jika diolah dengan keterampilan. Selain
pengelolaan dengan sistem 3R, dapat pula dilakukan penjadwalan pengambilan sampah
dipermukiman oleh petugas kebersihan seperti sampah organik diambil pada tanggal ganjil
sedangkan sampah anorganik diambil pada tanggal genap. Penjadwalan pengambilan
sampah ini bertujuan agar sampah organik dan sampah anorganik tidak tercampur sehingga
dapat memudahkan pengelolaan sampah pada tempat pembuangan akhir.

Kata Kunci: Persampahan, Pengelolaan Sampah, Pola 3R, Masyarakat, Kecamatan Parakan

También podría gustarte