Está en la página 1de 22

ASUHAN KEPERAWATAN

GOITER NODULE TYROID

Disusun Oleh:

LUH PUTU YULI PRISKAYANTI


04.05.1105

C/KP/VI

PRODI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Asuhan keperawatan gorter nodule tiroid telah
disusun. Jaskep ini disusun untuk memenuhi persyaratan MOPK
Semoga askep ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa ilmu keperawatan
sekolah tinggi ilmu kesehatan surya global yogyakarta.
Kepada berbagai pihak yang telah membantu terealisasinya askep ini
masih banyak kelemahan dan kekurangannya oleh karena itu harap menjadi
maklum.

Yogyakarta, 2008

Penyusun
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Goiten nodul tyroid adalah sekresi hormon tirola yang berlebihan
biasanya disertai dengan kelenjar tiroid yang membesar (goiter) goiter juga
sering dijumpai pada defisiensi iodida. Pada keadaan yang disebut terakhir ini,
diferensiasi iodida akan menurunkan kadar hormon tiroid dalam darah yang
menyebabkan peningkatan pelepasan TSH, TSH yang meningkat
menyebabkan tiro globin yang berlebihan dan hipertropi kelenjar tiroid.
Goiten nodul merupakan kelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena
ada satu beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan
yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya gimple
goiter. Goiten nodul merupakan benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang
berbentuk biji padat, bisa satu (single nodule) atau banyak (multi nodular).
Nodul ini dapat kelihatan dari luar, atau ditemukan melalui pemeriksaan fisik
oleh dokter atau dengan pemeriksaan UGG leher.

B. Etiologi
Goiten nodul tyroid umumnya terjadi karebna kekurangan iodium dan
dapat pula disebabkan konsumsi zat goitro genik dalam jumlah yang besar
oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan izat ini mencakup pemberian
titium secara berlebihan untuk pengobatan keadaan manik depresif pada setiap
orang dapat dijumpai moga dimana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah,
terutama masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan, laktasi,
monopause, infeksi, atau stres, lain. Pada masa-masa tersebut dapat ditemui
ihiperplasi dan invologi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan
nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut
dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi igkemia.
Nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian
turun ke dalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan
setempat. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya
disertai keadaan hiperteroid. Jadi, pasien
 Distagia
 Sesak napas
 Perubahan suara
 Pembesaran kelenjar getah bening leher O(jugokun, servukal, atau
golumandi gular)
 Nyeri

Pemeriksaan Goiten nodul tyroid


Pemeriksaan fisik nodul mencakup 7 kriteria. Nodul diidentifikasi
berdasarkan kosistensinya keras atau lun ak, ukurannya, terdapat tidaknya
nyeri, permukaan nodul rata atau berdongkul-dongkul, berjumlah tunggal atau
multipel, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul.
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila 4:5
a. Usia penderita di bawah 20 tahun atau di atas 50 tahun
b. Ada riwayat radiasi leher pada masa anak-anak
c. Distagia, sesak nafas, dan perubahan suara
d. Nodul soluter, pertumbuhan cepat dan konsistensi keras
e. Ada pembesaran kelenjar getah bening leher (jogolar , gemikal, atau
submandi kular).
f. Ada tanda-tanda matastatis jauh.
Pemeriksaan penunjang meliputi :
1. Pemeriksaan laboratorium
Menilai human tyroglobulin, suatu penanda tumor untuk karsinoma tiroid
jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
2. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan pemeriksaan foto paru anteroposteriar untuk menilai adanya
metagtatis.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior
yang secara klinis belum dapat dipalpasi.
4. Pemeriksaan sidik tiroid
Dasar pemeriksaan ini adalah uptake dan distriologi yodium radioaktif
dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar,
bentuk dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar juga dapat
diukur uptake yodiumnya dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam.
5. Pemeriksaan gitologi melalui biopsi agpirasi jarum halus
Ketepatan pemeriksaan gitologi untuk tipe anplastik, meduler dan papiler
hampir mendekati 100%.
6. Pemeriksaan histopotologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama. Jaringan diperiksa setelah
dilakukan tindakan lobektami atau istilah melobek tomi.
7. Dan perlu dilakukan fine needie aspiration giopsy (FNAB) kelenjar tiroid
Tentang FNAB atau fine needle aspiration biopsi adalah tindakan
pengambilan sedikit jaringan dengan jarum sangat kecil, kemudian
dilakukan pemeriksaan patologi anatoni (PA). Tindakan ini bila dilakukan
oleh seorang ahli yang berpengalaman, hasilnya mencapai 95% kebenaran.
Biasanya FNAB tiroid dilakukan untuk beberapa hal :
 Memastikan adanya kanker tiroid
 Membantu menentukan pengobatan nodul tiroid
 Mengambil cairan kista tiroid. Memasukkan obat untuk mengecilkan
kista yang kambuh.

Penatalaksanaan
Banyak penyakit goiter tipe ini yang mereda setelah gangguan
keseimbangan iodium diperbaiki. Preparat suplemen iodium, seperti larutan-
larutan jenuh kalium iodida, diresapkan untuk menekan aktivitas kelenjar
hipotitis yang menstimulasi tiroid.
Apabila tindakan bedah dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat
dikurangi dengan menciptakan keadaan eutiroid praoperatif yang ditimbulkan
oleh pengobatan dengan preparat antitiroid dan pemberian senyawa iodida
praoperatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi goiter tersebut.
Penyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan
memberi senyawa iodium kepada anak-anak dikawasan yang kandungan
iodiumnya buruk. Jika asupan rerata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar
tiroid akan mengalami hipertropi. Organisasi kesehatan dunia (WHO)
menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi bagian dalam 100.
000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Pengenalan garam beriodium
merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit
goiter dalam masyarakat yang rentan.
C. Patofisiologi
Pada penderita goiter nodule tyroid, pembesaran pada leher berbentuk
biji padat, dan menggambarkan keadaan hipertropi kompensatorik pada
kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid.
Kelenjar hipotitis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang
mangantra pelepasan hormon dari kelenjar tiroid. Produksinya meningkat, jika
aktivitas tiroid berada di bawah normal sperti pada saat rodium cukup tersedia
untuk produksi hormon tiroid.
Sebelum merupakan akibat defisiensi iodium, guiter dapat pula
disebabkan konsumsi zat goitro genik dalam jumlah yang besar oleh pasien
dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau
litium secara berlebihan untuk pengobatan keadaan manik depresif.
PATHWAY

Nodul tiroid nontoksik

Gidik tiroid

Panas Hangat Dingin

Observasi L thyroxin USG


4-5 bulan

Kista Padat Campuran


Sidik tiroid ulangan

Panas Dingin

Observasi “FNA”

D. Manifestasi klinis
Akibat berulangnya episode hiperplasia dan involusi dapat terjadi
bentuk degenerasi seperti fibrosis, netrokis, kasifikasi, pembentukan kista dan
perdarahan ke dalam kista tersebut pada umumnya kelainan-kelainan yang
dapat menampakkan diri sebagai stuma nodusa nontoksis ialah adenoma,
kista, perdarahan, tiroditis, dan karsinoma.
Struma nodoga dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa hal, yaitu :
a. Berdasarkan jumlah nodul, bila jumlah nodul hanya satu disebut struma
nodusa soliter (uni nodoga) dan bila lebih dari satu disebut struma multi
nodosa.
b. Berdasarkan kemampuan menangkap yodium radio aktif, dikenal 3 bentuk
nodul tiroid yaitu nodul dingin, nodul hangat dan nodul panas.
c. Berdasarkan kasistensinya, nodul lunak, kistik, keras, dan sangat keras.
Pada status lokalis pemeriksaan fisik serta perlu dinilai.
1) jumlah nodul : satu (soliter) atau lebih dari satu (multipel)
2) konsistensi : lunak, kristik, keras atau sangat keras.
3) Nyeri pada penekanan : ada atau tidak
Pembesaran kelenjar getah bening disekitar tiroid ada atau tidak ada.
Keganasan umumnya terjadi pada nodul yang soliter dan konsistensinya keras
sampai sangat keras.
Yang multipel biasanya tidak ganas, kecuali apabila salah satu dari
nodul tersebut lebih menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya. Apabila
sesuatu nodul nyeri pada penekanan dan mudah digerakkan, kemungkinan
terjadi suatu pendarahan ke dalam kista, suatu adenoma atau tiroiditis, tetapi
kalau nyeri dan sukar digerakkan kemungkinan besar suatu karsinoma.
Modul yang tidak nyeri, multipel dan bebas digerakkan mungkin
merupakan struma difus atau hiperplasia tiroid. Apabila nodul multipel tidak
nyeri tetapi tidak mudah digerakkan ada kemungkinan itu suatu keganasan
adanya limfadenopati mencurigakan suatu keganasan dengan anak sekar.
Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan
kosmetik atau ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya
yang dengan trauma nodosa besar mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu
penekanan pada esofagus atau trakea. Diagnosis ditegakkan atas dasar adanya
struma yang bernodul dengan keadaan eutiroid.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GOITER NODULE TYPOID

A. Pengkajian
Tanggal masuk :
Jam masuk :
Ruang :
1. Biodata
a) Identitas pasien
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku/bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikan status :
b) Identitas penanggung jawab
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku/bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikan status :
Hubungan dengan pasien :
2. Identitas penanggung jawab
a) Keluhan utama
Nyeri di bagian leher, penekanan pada esofagus atau trakea, kesulitan
dalam menelan
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan cepat lelah, sering gemetar, insomania, nyeri dada
(angina).
c) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien sering merasa nyeri di bagian leher. Pasien kurang menyukai
makanan yang mengandung garam beriodium. Pasien ada riwayat
radiasi leher pada masa anak-anak.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak memiliki penyakit keturunan
e) Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Pasien
: Meninggal : Tingal dalam satu rumah

f) Riwayat kesehatan lingkungan


3. Pola fungsi kesehatan (gordon)
a. Persepsi terhadap kesehatan
b. Pola aktifitas latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas ditempat tidur
Pindah
Ambulansi
Makanan

Pada aktivitas latihan pasien dengan gangguan perlindungan akibat


bising” tergantung pada derajat keparahan dengan keterangan
0 : mandiri
1 : dibantu dengan orang lain
2 : dibantu dengan alat
3 : dibantu ala t dan orang lain
4 : tergantung penuh
c. Pola Istirahat tidur
Penderita mengalami gangguan pada pola dan tidur dan istirahat
karena nyeri pada bagian leher, insomania.
d. Pola eliminasi penderita tidak terdapat perubahan yang berarti.
e. Pola nutrisi metabolis
Penderita tidak nafsu makan karena kesulitan dalam menelan.
Penderita menolak makan dan makan hanya seidikit, mual, muntah.
f. Pola kognitif perseptual
g. Pola konsep diri
- Harga diri : harga diri penderita terganggu karena penderita
mengalami gangguan citra tubuh.
- Ideal diri :
- Identitas diri :
- Peran diri :

h. Pola koping
i. Pola seksual reproduksi
Pola seksual reproduksi mengalami penurunan libido, hipomenore,
amenore.
j. Pola peran hubungan
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Hindu dan rajin beribadah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Suhu : hipertermi
Nadi : takikardi
TD : hipotensi
RR : dispnea
b. Keadaan umum
Keadaan umum penderita sedikit lemah
c. Kulit, rambut kuku
Inspeksi : warna kulit memerah, terdapat benjolan pada leher, jumlah
rambut sedikit, warna dan bentuk kuku normal, bersih,
rambut tambah kotor.
Palpasi : kulit pasien hangat dan kering.
d. Kepala
Inspeksi : muka simentris, rambut bersih, kulit kepala bersih
Palpasi : tidak ada luka pada kulit kepala dan tidak ada deformitas
pada bentuk kepala.
e. Mata
Tidak ada gangguan pada penglihatan pada kedua mata, tidak ada
kelainan bentuk pada kedua bola mata, tidak ada masa pada kelopak
mata, konjungtiva, berwarna pucat, korne iris dan lensa ditampak
normal, terjadi di atasi popri.

f. Hidung
Inspeksi : hidung bersih, tidak aada ingos/secret atau pendarahan dan
penyumbatan
Palpasi : septum dan sinus –ginus pasien normal.
g. Mulut
Inspeksi : tidak terdapat gtomatitis pada mulut, gigi, gusi, dan lidah
tampak bersih, bibir tampak pucat dan kering.
Palpasi : penderita mengalami gangguan pada saat menelan (distagia).
h. Leher
Terdapat benjolan (pembesaran tyroid) pada leher, leher tampak
berwarna kemerahan.
i. Dada
Bentuk dada normal tidak terdapat retraksi, warna kulit sama dengan
sekitarnya.
j. Paru-paru
Suara pernapasan abnormal penderita sesak napas. Frekuensi nafas
lambat.
k. Jantung
Frekuensi denyut jantung klien meningkat (takikardi).
l. Abdomen
Tidak adanya nyeri pada abdomen
m. Ekstremitas
Ektrimitas atau maupun bawah tidak mengalami gangguan.
n. Alat kelamin
Tidak ada kelainan bentuk pada alat kelamin, alat kelamin tampak
bersih.
o. Muskulos keletal
Otot : otot-otot pada ektremitas atas dan bawah tidak mengalami
gangguan fungsi
Tulang : tidak terdapat deformitas dan udema pada tulang klien
Persendian : persendian pada ektremitas atas dan bawah tidak
mengalami gangguan, penderita dalam beraktivitas tidak terlalu sering
memerlukan bantuan orang lain.
p. Neurologi
5. Obat yang diberikan
Penderita akan diberikan obat antibiotik dan penahan sakit

B. Diagnosa Keperawatan
Data fokus
Nyeri pada bagian leher, penekanan pada esofagus atau trakea, distagia (nyeri
telan)
Anoreksia, mual, muntah

TTV – TD : hipertensi
Nadi : taki kardi
RR : dispnea
Suhu : hipertermi
Pernapasan lambat (sesak napas)
Penderita mengalami gangguan pola tidur dan istirahat karena nyeri pada
bagian leher
Terjadi dilatasi pupil
Penderita menolak makan dan minum sedikit
Harga diri penderita terganggu karena penderita mengalami gangguan antara
tubuh
Penderita mengalami gangguan pada seksual reproduksi
Konjungtiva berwarna pucat
Bibir tampak pucat dan kering
Kulit memerah
Benjolan pada leher (pembesaran tyroid) leher berwarna kemerahan
Cemas
Khawatir
Tampak gelisah
ANALISA DATA
Sympton Etiologi Problem
 Nyeri pada bagian leher, Agen cidera biologis Nyeri akut
penekanan pada esofagos (nyeri telan
atau trakea distagia
 Gangguan tidur
 Terjadi dilatasi pupil
 TO : hipotensi
 RR : dispnea
 Nadi : takikardi
 Sesak nafas Kelelahan otot Pola nafas tidak efektif
 Pembesaran tyroid pernapasan/kerusakan
mugkuloskeletal
 Nyeri telan Ketidakmampuan Ketidakseimbangan nutrisi,
 Anoreksia dalam memasukkan, kurang dari kebutuhan

 Mual mencerna makanan tubuh.

 Muntah karena faktor biologi

 Perubahan dalam nafsu


makan
 Berjalan pada leher Penyakit atau Gangguan citra tubuh
(pembesaran tyroid) psikologial
 Kulit memerah
 Cemas Perubahan status Ansietas
 Harga diri penderita kesehatan
terganggu karena
penyakitnya
 Insomania
 Nyeri pada leher
 Dispnea
 Takikardi
 Dilatasi pupil
 Anoreksia
 Bibir tampak pucat dan
kering
 Mual
 Khawatir
 Tampak gelisah dan
bertanya-tanya tentang
penyakitnya
 Konjungtiva berwarna
pucat.

Prioritas masalah
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologis yang ditandai dengan nyeri telan
(distagia)
2. pola nafas tidak efektif b/d kelelahan otot pernafasan atau kerusakan
muskulus keletal. Ditandai dengan sesak nafas, perubahan anatomi jalan
nafas di sekitar trakea yaitu pembesaran tyroid dan terdapat nodul sekitar
kelenjar tyroid turun sampai thorak
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
kemampuan dalam memasukkan, mencerna makanan karena faktor biologi
ditandai dengan nyeri telan, terdapat nodul pada saluran nafas bagian atas
sekitar kelenjar tyroid
4. gangguan citra tubuh b/d penyakit atau psikososial ditandai dengan
perubahan sruktur dan fungsi aktual dari leher karena terdapat nodul pada
leher
5. ansietas b/d perubahan status kesehatan.

INTERVENSI
No Tujuan Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan PAIN management
keperawatanselama .......X 24 jam  Kaji skala nyeri,
diharapkan nyeri dapat berkurang lokasi karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas.
Pain control (1605) :  Ajarkan teknik non
 (160501) kenali faktor penyebab farmakologi (relaksasi dan
 (160503) penggunaan distraksi)
pencegahan nyeri yang dapat diukur  Pertimbangan tipe
 (160505) penggunaan analgesik dan sumber nyeri ketika
kalau perlu memilih strategi untuk
 (160504) penggunaan non meringankan nyeri.
analgesik  Kolaborasi dengan
 (160510) penggunaan catatan dokter dalam pemberian
nyeri analgesik
 (160511) mencatat icon nyeri  Berikan informasi
atau berkurang mengenai nyeri, misalnya
Keterangan penilaian NOC : penyebab nyeri, berapa lama
1. Tidak dilakukan sama sekali atau berakhir dan antisipasi
2. Jarang dilakukan ketidaksamaan dari prosedur
3. Kadang dilakukan  Tentukan frekuensi
4. Sering dilakukan yang diperlukan untuk
5. Selalu dilakukan membuat pasien nyaman dan
monitor rencana selanjutnya.
 Observasi tanda
non verbal dari
ketidaknyamanan, terutama
pada ketidakmampuan untuk
berkomunikasi secara verbal.
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan AIRWAY MANAGEMENT
selama ....... X 24 jam diharapkan pola (3140)
nafas efektif dengan : kriteria hasil :  Buka jalan
Rogpinatory status : ventilation (0403) nafas, gunakan teknik chin lift
 (040301) frekuensi pernapasan atau jaw thrust bila perlu
 (040302) diharapkan irama  Lakukan
nafas sesuai dengan yang diharapkan fisioterapi dada jika perlu
 (040305) bernafas mudah  Berikan
 (040301) bersuara secara pelembab udara kassa basah
adekuat NOC lembab
 (040301) tidak ada dispnea  Monitor
Keterangan penilaian NOC : respirasi dan status O2
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition management (1100)
selama ....... X 24 jam diharapkan  Kaji adanya
pemunuhan kebutuhan nutrisi alergi makanan
mencukupi kebutuhan tubuh dengan  Kolaborasi
kriteria hasil : dengan ahli gizi untuk
NUTRITIONAL STATUS FOOD & menentukan jumlah kalori dan
FLUID INTAKE (1008) nutrisi yang dibutuhkan pasien
 (100405) adanya peningkatan  Anjurkan
berat badan sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan
 (100401) mampu protein dan vitamin C
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Berikan
 (100403) stamina makanan yang terpilih (sudah
 (100404) daya tahan tubuh dikonsultasikan dengan ahli
Keterangan penilaian NOC : gizi)
1. Tidak pernah  Monitor
menunjukkan jumlah nutrisi dan kandungan
2. Jarang menunjukkan kalori
3. Kadang menunjukkan  Berikan
4. Sering menunjukkan kalori tentang kebutuhan
5. Selalu menunjukkan nutrisi
 Kaji
kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Bdy image enhancement
selama ....... X 24 jam diharapkan  Monitor frekuensi diri
pasien dapat menerima perubahan sendiri terhadap keadaan
struktur dan fungsi aktualnya dengan kecaman
kriteria hasil :  Monitor perubahan pada
Body image (1200) bagian tubuh
 (120003) menggambarkan  Monitor keadaan identitas
bagian tubuhnya gambaran diri dari bentuk tubuh
 (120002) penyesuaian terhadap dan berat badan
realita tubuh, tubuh yang ideal dan  Membantu pasien
menunjukkan tubuh menentukan besarnya
 (120001) menggambarkan atau perubahan tingkat fungsi tubuh
mendeskripsikan diri sendiri  Menentukan persepsi
 (120006) kepuasan terhadap pasien dan keluarganya
fungsi tubuh terhadap gambaran diri
Keterangan penilaian NOC : melawan kenyataan
1. Tidak pernah  Fasilitasi hubungan pada
menunjukkan individu atas kesamaan
2. Jarang menunjukkan perubahan gambaran diri.
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Anxiety reduction (5820)
selama ....... X 24 jam diharapkan  Ciptakan keterangan,
pasien dapat menghilangkan rasa cemas mendatangkan ketentraman
pasien terhadap penyakitnya dengan  Cari pengertian pasien dari
kriteria hasil : situasi cemas
Anxiety control (1402)  Tinggal dengan pasien
 (140201) monitor intensitas untuk memantau kenyamanan
cemas dan menciptakan keterbukaan
 (140202) eliminasi tanda  Anjurkan pasien untuk
penyebab cemas tinggal dengan anaknya, jika
 (140203) menurunkan stimulasi diperlukan
lingkunganm apabila terjadi  Sediakan bahan untuk
kecemasan tanda dari kenyamanan
 (140204) mencari informasi  Anjurkan tidak melakukan
untuk menurunkan kecemasan aktivitas yang berat
 (140205) merencanakan stretegi  Dengarkan dan perhatikan
koping untuk stimulasi cemas keluhan dari pasien
 (140206) menggunakan stretegi  Kuatkan dari perlakuan
koping yang efektif  Ciptakan suasana nyaman
 (140207) menggunakan teknik dari fasilitas rumah sakit
relaksasi untuk menurunkan cemas  Bantu pasien untuk
 (140208) mencatat durasi mengidentifikasi dan persepsi
penurunan dari episode cemas cemas
 (140211) mampu  intruksikan pasien untuk
mempertahankan hubungan sosial menggunakan teknik relaksasi
 (140212) mampu  Berikan pengobatan medis
mempertahankan konsentrasi untuk menghilangkan cemas.
Keterangan penilaian NOC :
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang telah saya susun, dapat disimpulkan
bahwa goiter nodule tyroid adalah benjolan leher akibat pembesaran tiroid
yang berbentuk biji pada, bisa satu (single nodule) atau banyak
(multinodular). Adapun gejala dari goiter nodule tyroid adalah distagia (nyeri
telan), sesak nafas, perubahan suara, pembesaran kelenjar getah bening leher
(jugular, gervikal, atau submandi bular), nyeri. Keluhan yang ditimbulkan
adalah nyeri di bagian leher, penekanan pada esofagus atau trakea, dan
kesulitan dalam menelan.
Adapun diagnosa yang muncul dari kasus goiter nodule tyroid adalah
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologis yang ditandai dengan nyeri telan
(distagia)
2. pola nafas tidak efektif b/d kelelahan otot pernafasan atau kerusakan
muskuletal ditandai dengan sesak nafas, perubahan anatomi jalan nafas
disekitar trakea yaitu pembesaran tiroid dan terdapat nodul sekitar kelenjar
tyroid turun sampai thorak
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna makanan karena faktor
biologi ditandai dengan nyeri telan, terdapat nodul pada saluran nafas
bagian atas sekitat kelenjar tyroid.
4. gangguan citra tubuh b/d penyakit atau psikososial ditandai dengan
perubahan bahan struktur dan fungsi aktual dari leher karena terdapat
nodul pada leher.
5. ansietas b/d eprubahan status kesehatan.

B. Saran
Dari hasil pembahasan landasan teori pada penderita goiter nodule
tyroid agar mengkonsumsi iodium juga terutama pada anak-anak dikawasan
yang kandungan iodium yang buruk. Jika sudah ditemukan gejala-gejalanya
sebaiknya diperiksakan langsung kepada dokter agar tidak terjadi keganasan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, bronner & Suddarth FGC :
Jakarta

Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid I , 2001 Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI : Jakarta

Nursing Interventions Classification (NIC) second edition Joanne C. MC. Closkey


& Gloria M. Bulechek 1995

Nursing Out Comes Classification (NOC) second edition, Maria Jhonson,


Meridian Maos & Gue Noor head 1997

Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi & Klasifikasi 2005-2006. Prima


Medika.

También podría gustarte