Está en la página 1de 14

[Year]

ANALISA DAN DESAIN


DATA BASE
DI SUSUN OLEH KEL: 4
 DEWI DESTILANI
 LA ODE ALFIAN
 JOVER JOE MOKOLOMBAN

STIMIK PARNA RAYA MANADO


[Pick the date]
ANALISA DAN DESAIN DATABASE
Definisi Analisa secara umum adalah Memecah ide-ide atau masalah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil; kemudian bagian-bagian tersebut akan dilakukan pemeriksaan yang lebih detail.

Pengertian analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi berbagai
permasalahan,kesempatan dan hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat di usulkan suatu perubahan.

Beberapa penulis lain yang ikut memperkuat pernyataan di atas yakni sebagai berikut:

 Menurut McLeod,Raymon,Schell dan George P(2004,p5),analisis sistem adalah penelitian


atas sistem yang telah ada dengan tujuan marancang sistem yang baru.
 Menurut Laudon (2007,p128), analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang ada
yang akan diselesaikan oleh perusahaan dengan menggunakan sistem informasi. Analisa
sistem mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan ,yaitu:
1. Membentuk masalah.
2. Mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut.
3. Menentukan pemecahan masalahnya.
4. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang di butuhkan untuk memecahkan masalah
tersebut.

Pengertian database adalah kumpulan data atau koleksi file atau record yang menyimpan data yang
berhubungan dan terstruktur sehimgga mudah untuk disimpan,diperoleh kembali, dimanipulasi dan
dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Database management system

Database management system (DBMS) adalah suatu piranti lunak yang menyediakan fasilitas yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, mambuat, memelihara, mengendalikan dan
menangani seluruh aksesterhadap database.

DBMS juga memberikan fasilitas-fasilitas antara lain:

1. DDL (Data Definition Language), DDL memberikan fasilitas kepada user untuk
mengindefinisikan tipe data dan strukturnya serta batasan aturan mengenai data yang di
simpan kedalam basis data tersebut.
2. DML (Data Manipulation Language), DML memberikan fasilitas kepada user untuk
menambah,mengedit,menghapus,serta memperoleh kembali data.
3. Query Language, memberikan fasilitas kepada user untuk mengakses data. Structured query
language(SQL) merupakan bahasa query yang paling diakui dan merupakan standart bagi
DBMS.
4. Pengendalian Akses ke dalam basis data,meliputi:
 Keamanan sistem : mencegah user yan tidak memiliki hak akses untuk memasuki
basis data.
 Integritas sistem : menjaga konsistensi data di dalam basis data.
 Pengendalian share data.
 Backup dan recovery system: Mengendalikan data kedalam kondisi semula apabilah
terjadi kegagalan dalam perangkat keras ataupun perangkat lunak.
 Terdapat catalog yang dapat di akses user yang berisi deskripsi data dalam basis
data.
5. Mekanisme View, berfungsi untuk menampilkan yang hanya diinginkan dan daperlukan oleh
user.

Pengelolaan Data Manual vs Database


Secara umum pengelolaan data secara manual hanya cocok untuk mengelola data dalam jumlah
kecil dan informasi yang diharapkan terhadap data tersebut bersifat monoton dan tidak banyak
berulang. Kelemahan yang terdapat dalam pengelolaan data secara manual adalah :
a. Duplikasi data
Duplikasi data terjadi karena masing-masing bagian mengelola data secara sendiri-sendiri.
Sehingga data yang sama tersimpan pada berbagai tempat. Misalnya : Bagian kemahasiswaan
telah menyimpan dan mengelola data mahasiswa untuk kepentingannya, tapi di bagian jurusan
juga menyimpan dan mengelola data mahasiswa sesuai dengan kepentingannya juga.

b. Terbatasnya berbagi data


Hal inilah yang menyebabkan terjadi duplikasi data, karena antara satu bagian dengan bagian lainnya
tidak saling berhubungan atau berdiri sendiri.

c. Ketidakonsistennya data
Ketidakkonsistennya data terjadi karena terjadipenyimpanan dan pengelolaan data yang sama di
berbagai tempat. Misalnya : Si Dodi adalah mahasiswa jurusan manajemen, pada semester 3
Dodipindah ke jurusan akuntansi. Bagian salah satu komponen penting dalam sistem informasi,
karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi Menentukan kualitas informasi : akurat,
tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Mengurangi duplikasi data (data redudancy)
Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar kemahasiswaan telah mencatat dan menyimpan
data Dodi sebagai mahasiswa jurusan akuntansi. Tapi di bagian jurusan manajemen, karena tidak
adanya informasi, maka si Dodi tetap tercatat sebagai mahasiswa jurusan manajemen. Tentu hal
seperti ini akan berakibat fatal, bukan !

d. Kurangnya integritas data


Karena adanya ketidakkonsistenan data mengakibatkan kurangnya Integritas terhadap data.
Integritas menyangkut dalam hal kevalidan data.

e. Kesulitan dalam mendapatkan informasi


Misalnya pada suatu saat, kepala akademik menginginkan data mahasiswa dengan IPK diatas 3.00.
Maka tentu hal ini akan menghabiskan waktu yang lama untuk memprosesnya, apalagi kalau jumlah
data yang diolah sudah mencapai lebih dari ribuan record.

f. Ketidakluwesan
Kurangnya respon dalam hal menghadapi perubahan dan pengembangan atas informasi yang
diinginkan. Misalnya, kalau terjadiperubahan terhadap data yang diinginkan, maka haruslah diulang
dari awal lagi. Begitu juga halnya dengan tingkat kompatibilitas dengan perkembangan perangkat
lunak di masa depan. Semua kelemahan-kelemahan dalam pengelolaan data secara manual diatas
dapat diatasi dengan pengelolaan data dalam suatu sistem database.

Berikut keuntungan menggunakan database dalam mengelola suatu sistem informasi ;

a. Duplikasi data dapat diminimalkan


Duplikasi data dapat diminimalkan, dan biasanya data yang duplikat tersebut merupakan field kunci.
Hal ini memang tidak bisa di hindari, karena field kunci ini digunakan nantinya sebagai key untuk
hubungan antar tabel dan menyangkut integritas serta independensi data.

b. Integritas data tinggi


Tingkat kevalidan data tinggi, karena data yang sama saling berelasi, sehingga apabila ada perubahan
pada suatu data, maka data yang sama difile yang lain otomatis juga berubah.

c. Independensi data
Tingkat ketergantungan data sangat tinggi, dimana anda tidak bisa melakukan perubahan terhadap
suatu data, jika data tersebut sedang dipakai oleh file lain. Misalnya ; Anda tidak dapat menghapus
data matakuliah tertentu pada file matakuliah, kalau matakuliah tersebut sedang diambil oleh
mahasiswa pada file KRS misalnya.
d. Konsistensi data tinggi
Ini berhubungan dengan independensi data, sehingga tingkat konsistensi data jadi tinggi.
e. Dapat berbagi (sharing) data
Ini merupakan salah satu keunggulan dari pengelolaan data dengan sistem database, dimana anda
dapat saling berbagi dalam penggunaan file, baik bersifat jaringan maupun client server.

f. Tingkat keamanan tinggi


Adanya pemberian password dan hak akses pada suatu file mengakibatkan hanya orang yang
berhak saja yang bisa mengakses file tersebut. Sehingga lebih aman.

g. Mudahnya mendapatkan data


Proses mendapatkan data dan informasi pada database dapat dilakukan dengan mudah, terutama
menggunakan Structure Query Language (SQL), yang merupakan bahasa standar dalam DBMS.
PERANCANGAN DATABASE Merancang database merupakan hal yang sangat penting, karena
disini anda akan menentukan entity, attribut, relasinya dan konsep lainnya dalam suatu sistem
database, sehingga hasil rancangan tersebut memenuhi kebutuhan anda akan informasi untuk saat
ini dan masa yang akan datang. Ada tiga langkah dalam merancang database, yaitu :

1. Perancangan Database Konseptual (Conceptual Database Design)

2. Perancangan Database Logik (Logical Database Design)

3. Perancangan database Fisik (Physical Database Design) Sebelum merancang suatu database anda
harus mengetahui, apakah akan merancang database baru atau merancang pengembangan
database dari sistem yang sedang berjalan. Jika yang dirancang adalah pengembangan dari database
yang telah berjalan, maka anda harus memahami konsep yang berlaku pada sistem yang lama dan
berusaha merancang database baru agar tetap mengakomodasi sistem yang lama. Proses
pengembangan merancang database lebit sulit daripada merancang database yang benar-benar
baru.

1.1 Perancangan Database Konseptual

Perancangan secara konsep merupakan langkah pertama dalam merancang database. Sesuai dengan
namanya, pada tahap ini anda hanya menentukan konsep-konsep yang berlaku dalam sistem database yang
akan di bangun. Dalam tahap ini, setidaknya anda harus mengetahui :

1. Prosedur kerja secara keseluruhan yang berlaku pada sistem yang sedang berjalan.

2. Informasi (output) apa yang diinginkan dari database ?

3. Apa saja kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan ?

4. Pengembangan sistem di masa yang akan datang.

5. Bagaimana tingkat keamanan data saat ini ?

6. Siapa saja yang terlibat dalam sistem yang sedang berjalan.

7. Apa saja input yang di perlukan ?

Seorang perancang database harus paham benar terhadap sistem yang sedang berjalan dan harus mengetahui
sistem yang bekerja pada database yang akan di bangun serta output apa yang diharapkan. Jika anda akan
merancang Sistem Informasi Komunitas Masyarakat Adat, maka anda harus mengetahui bagaimana prosedur
kerja dalam Komunitas secara keseluruhan, siapa-siapa saja yang terlibat didalamnya, apa saja peraturan-
peraturan yang berlaku, apakah semua orang boleh mengakses database tersebut ?, dan lain sebagainya.
Pemahaman seorang perancang database terhadap sistem yang akan di bangun sangat menentukan baik atau
tidaknya hasil rancangan databasenya.

1.2 Perancangan Database Logik

Perancangan database logik merupakan tahapan untuk memetakan proses perancangan konseptual kedalam
model database yang akan digunakan, apakah model data hirarki, jaringan atau relasi. Perancangan database
secara logik ini tidak tergantung pada DBMS yang digunakan, sehingga tahap perancangan ini disebut juga
pemetaan model data. Berikut langkah-langkah dalam merancang database logik :

1.3 Mendefinisikan Entity Yang Dibutuhkan Entiti adalah sesuatu yang mudah diidentifikasi dengan
mudah dari suatu sistem database, bisa berupa objek, orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya
akan disimpan. Hal-hal yang terlibat dalam suatu sistem database dapat dijadikan entity. Dari sekian banyak
kemungkinan entity yang ada, anda harus memilah-milah entity mana saja yang sesuai dan mampu
mengakomodasi kebutuhan sistem yang akan dirancang. Misalnya dalam proses merancang Sistem Informasi
Akademik, ada banyak kemungkinan yang bisa di jadikan entity, Misalnya entity mahasiswa, matakuliah,
dosen, fakultas, jurusan, lokal dan lain sebagainya.

2.1 Perancangan Model Konseptual


Perancangan ini menunjukkan entitas dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan organisasi.
Entitas sendiri adalah sebuah objek yang berbeda dari objek lainnya. Dalam perancangan konseptual
ini, dibutuhkan analisis data tentang informasi yang ada dalam spesifikasi di masa yang akan datang.
Tugas ini diemban oleh database administrator. Model Konseptual tidak bergantung pada developer
tools, DBMS, hardware, maupun model fisik.

Normalisasi Entity-Relasionship Teknik Normalisasi biasanya digunakan untuk merancang


database dari sistem yang sudah ada sebelumnya, atau perbaikan/penyempurnaan sistem. Teknik
E/R tepat untuk perancangan database dari awal, dari kondisi tidak ada.

Normalisasi Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel
yang menunjukkan entity dan relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik.

Langkah-langkah Mendesain Database

Buat para Database designer atau Database Administrator (DBA) mendesain database adalah hal
yang sudah biasa dilakukan, namun bagaimana buat kita-kita yang baru saja mempelajari database,
atau belum pernah sama sekali mendesain database?.

Langkah-langkah yang baik dan benar untuk mendesain sebuah database:

1. Analisis Persyaratan: Langkah pertama dalam mendesain sebuah aplikasi database adalah
memahami dan mengetahui data yang harus disimpan di dalam database, aplikasi apa yang
harus dibangun diatasnya, dan jenis operasi apa yang lebih banyak digunakan, dan subjek
untuk melakukan persyaratan yang ada. Dengan kata lain, kita harus tahu apa yang
diinginkan pengguna database tersebut. Biasanya ini adalah sebuah proses informal yang
melibatkan partisipasi kelompok pengguna, studi tentang lingkungan pegoprasian saat ini
dan bagaimana perkiraan perubahan lingkungan tersebut, analisis dokumen yang ada dalam
suatu aplikasi yang diharapkan akan diganti atau dilengkapi oleh database, dan seterusnya.
Banyak metodologi yang diusulkan untuk menyusun dan menampilkan informasi yang
dikumpulkan pada langkah tersebut. Beberapa alat otomatis pun telah dikembangkan untuk
mendukung proses ini.
2. Desain Database Konseptual: Informasi dikumpulkan pada saat analisis persyaratan
digunakan untuk mengembangkan deskripsi data tingkat tinggi yang harus disimpan dalam
database, bersama dengan batasan yang telah diketahui untuk menetapkan penyimpanan
data tersebut. Langkah ini sering dilakukan dengan menggunkan model ER. Model ER adalah
salah satu dari model data tingkat tinggi, atau semantik, yang digunakan dalam desain
database. Tujuannya adalah menciptakan gambaran sederhana tentang data yang mirip
dengan pemikiran pengguna dan pengembang mengenai data tersebut (orang dan proses
yang dinyatakan dalam data tersebut). Hal tersebut menfasilitasi diskusi di antara orang-
orang yang terlibat dalam proses desain, bahkan mereka yang tidak mempunyai latar
belakang teknis. Pada saat yang sama, desain awal harus akurat untuk membantu ketapatan
translasi ke dalam sebuah model data yang didukung oleh sistem database komersial (yang
dalam prakteknya berarti model relasional).
3. Desain Database Logika: Kita harus memilih sebuah DBMS untuk mengimplementasikan
desain database kita, dan mengubah konsep desain database menjadi sebuah skema
database dalam model data dari DBMS terpilih. Kitah hanya akan memperhatikan DBMS
relasional, dan dengan demikian tugas desain logika adalah mengubah skema ER menjadi
skema database relasional.
4. Perbaikan Skema: Langkah keempat dalam desain dataase adalah analisis sekumpulan relasi
dalam skema database relasional untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dan
memperbaikinya. Berbeda dengan alaisis persyaratan dan langkah-langkah desain
konseptual, yang secara esensial bersifat subjektif, perbaikan skema dapat dipandu oleh
beberapa teori yang kuat dan bagus. Langkah keempat ini, para akademis IT lebih sering
disebut dengan Normalisasi.
5. Desain Database Fisik: pada langkah ini, kita juga mempertimbagkan beban kerja umum
yang diharapkan dapat didukung oleh datagbase kita dan memperbaiki deswain database di
masa mendatang untuk memastikan terpenuhinya kriteria performa yang diinginkan.
Langkah ini hanya mencakup pembuatan indeks pada beberapa tabe dan mengelompokkan
beberapa tabel, atau bahkan melibatkan desain ulang yang substansial terhadap beberapa
bagian skema database yang didapat dari langkah pertama desain database.
6. Desain Aplikasi dan Keamanan: Semua proyek perangkat lunak yang melibatkan sebuah
DBMS harus mempertimbangkan aspek aplikasi yang berada di luar database itu sendiri.
Metodologi desain seperti UML mencoba menekankan desain perangkat lunak dan siklus
pengembangan yang lengkap. Secara singkat, kita harus bisa mengidentifikasi entitas
(contohnya pengguna, grup-grup pengguna, dan bagian-bagian lain) dan proses-proses yang
terlibat dalam aplikasi. Kita harus menggambarkan peran setiap entitas dalam setiap proses
yang akan direfleksikan pada beberapa tugas aplikasi, sebagai bagian dari aliran kerja
lengkap untuk tugas tersebut. Untuk tiap peran, kita harus bisa mengidentifikasi bagian
database yang harus bisa diakses dan yang tidak bisa diakses, dan kitah harus bisa
menganmbil langkah untuk memastikan bahwa aturan akses terseut dilakukan. DBMS
memberikan beberapa mekanisme untuk membantu langkah tersebut.
Membuat Database menggunakan Microsoft Office Access 2007

Langkah-langkah Membuat Database menggunakan Microsoft Office Access 2007

1. Pastikan ms office sudah anda install


2. Pilih Ms access 2007
3. Setelah anda open Ms access tadi, pilih blank database.

4. kemudia akan tampil tampilan

5. Kemudian buka file name tadi seperti gambar di atas, akan muncul form lagi
buat folder kemudian pilih format file(mdb). karena nantinya kita akan menghubungkan access
dengan Delphi(Postingan selanjutnya). setalah sudah di pilih tinggal klik ok

6. Pilih Create

7. Pilih table1, klik kanan pilih design view isi nama table: misalnya (club)

8. kemudian isi table dengan berapa field yang anda inginkan, misalnya seperti ini

9. Di sini saya menggunakan 7 field (no, arsenal, Real Madrid, Chelsea, Barcalona, MU, Valencia).
ganti field sizenya pada field Properties sesuai Keingginan anda

10. Klik table (club) pilih open Isi Field dengan bebera Record

11. kemudian Save. liat hasilnya di mana anda menyimpan file tersebut.

12. Selesai .
di sini anda sudahmempunyai database nama - nama fans dari beberapa club.
7 Langkah Membangun Sistem Informasi

Ada 7 Langkah membangun sistem Informasi , yakni :

1.Perencanaan.

orang bijak mengatakan untuk mencapai seribu langkah harus dimulai dengan satu langkah.
Demikian juga dengan membangun sistem informasi, langkah pertama kita adalah membuat
perencanaan(planning).

Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. kalau
kita ingin membangun rumah maka kita akan melakukan perencanaan bagaimana pondasinya ,
bagaimana struktur bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna dindingnya, tak
ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita keluarkan. begitu pula untuk
membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance
semuanya harus direncanakan.

Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus
diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) , user, calon pengguna sistem informasi,
Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester.

Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi :

a. Feasility study, yaitu membuat studi kelayakan untuk sistem informasi yang akan dibuat, seperti
membuat kajian bagaimana proses bisnis akan berjalan dengan sistem baru dan bagaimana
pengaruhnya.

b. Budget, yaitu membuat alokasi dan pengaturan pembiayaan proyek, termasuk biaya perjalanan
dan biaya lembur

c. Sumber daya, yaitu membuat alokasi sumber daya yang akan dipakai dalam proyek, misalnya
jumlah tim, ketersediaan perangkat komputer dan sumber daya yang lain.

d. Cakupan (Scope) , yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem informasi yang akan dibangun.

e. Alokasi waktu, yaitu membuat alokasi waktu untuk keseluruhan proyek, setiap langkah, setiap tim,
dan masing-masing aktifitas, mulai perencanaan sampai saat sistem informasi go live.

2. Analisa

Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa adalah
menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah
workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu.

Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau memahami
workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa.

Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :

a. Ikut terlibat, BPA ikut terlibat langsung dan mengamati workflow yang sedang dijalankan.
b. Wawancara, BPA melakukan wawancara kepada user yang menjalankan workflow dalam sistem
manajemen.

3. Desain

Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (desgin). Desain adalah langkah
yang sangat penting dalam siklus SDLC karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi.
kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek.

Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman.

a. Desain Proses Bisnis

Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain kembali
semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu
kesatuan.

Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari proses
penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat
pelanggan melakukan pembayaran di kasir.

b. Desain Pemrograman

Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang diperlukan untuk
pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi
pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain pemrograman meliputi :

1). Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun sistem
informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah.
tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database Management System
(DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling berkaitan,
Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk normal.dsb.

2). Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami, mudah
digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user
menggunakan sistem informasi.

3). Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu
program.

4). Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi, bagaimana
mengatur text saat laporan diprint dsb.

4. Pengembangan

Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman.


Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman
berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer.

Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System
Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan desain diagram proses.
Saran untuk Programmer

a. Buatlah program flow sesederhana mungkn, demikian pula flow logic nya. Hindari trik-trik
pemrograman yang tidak perlu. Hal ini paling sering dilakukan programmer pemula. sebuah program
dikatakan baik bila dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan program flow atau flow
logicnya dapat dengan mudah dimengerti oleh programmer lainnya dan tidak diukur dari berapa
jumlah baris source-code nya.

b. Hindari penggunaan hard code dalam program, yaitu memasukkan kode-kode tertentu yang
bersifat absolut sehingga ketika sistem informasi akan diimplementasikan ke anak perusahaan lain,
sistem tersebut menjadi tidak bisa digunakan.

c. Buatlah dokumentasi untuk setiap program yang terdiri atas dokumentasi dalam source code
program dan berupa keterangan tentang flow logic program.

d. Buatlah standarisasi untuk program, misalnya nama program dan gaya penulisan program.

e. Buatlah library yang berisi kumpulan source code , baik function, include, subroutine dan lain-lain
yang dapat dipakai ulang.

f. Biasakan meletekkan source code di flow logic yang sesuai, misalnya perintah untuk mencari data
diletakkan di flow logic data retrieval.

g. Jangan mulai menulis program sebelum program flow dan seluruh flow logic-nya dimengerti

5. Testing

Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang berarti tidak ada yang sempurna di dunia
ini.Hal ini berlaku juga pada sistem informasi buatan manusia. oleh sebab itu, perlu suatu proses
untuk menguji mutu sistem informasi . proses ini lazim disebut testing.

Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil
sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat berupa
penyimpangan dari yang seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug). Discrepancies
disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan baik, sedangkan bug
disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem
informasi , semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug.

6. Implementasi

Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user
menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.

Proses Implementasi :

a. Memberitahu user

b. Melatih user

c. Memasang sistem (install system)


d. Entri/Konversi data

e. Siapkan user ID

7. Pengoperasian dan Pemeliharaan

Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi beroperasi,
terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :

a. System Maintenance

System Maintenance adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi hardware maupun
software. System maintenance diperlukan agar sistem informasi dapat beroperasi dengan normal
untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

b. Backup & Recovery

Sistem informasi yang baik harus mempunyai perencanaan backup dan recovery. Sistem informasi
yang sedang beroperasi sewaktu-waktu dapat terganggu, misalnya oleh kerusakan perangkat keras
(hardware), serangan virus, atau bencana alam.

Backup adalah kegiatan membuat duplikat program aplikasi dan database dari production
Environtment ke dalam media lain seperti tape dan CD, sedangkan recovery adalah kebalikan dari
backup, yaitu mengembalikan program aplikasi dan DBMS sebuah sistem informasi yang rusak ke
keadaan semula dengan memakai data dari hasil backup.

c. Data Archive

Data-data sistem informasi yang tersimpan dalam database di harddisk disebut data on-line. seiring
dengan berjalannnya waktu, data tersebut akan terus bertambah sehingga dapat menyebabkan
harddisk penuh dan menurunkan kinerja DBMS.

Untuk itu dalam jangka waktu tertentu data-data tersebut perlu di-archive. Data Archive adalah
proses mengekstraksi data dari database dan menyimpannya di media lain seperti tape dan CD yang
disebut data off-line . dan menghapusnya dari hard disk.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Basis Data atau Database

Banyak enterprise yang telah menggunakan Basis Data atau Database, baik itu instansi pemerintah,
sekolah, pendidikan dan lain-lain. Pada postingan kali ini tentang Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan Basis Data atau Database.

Apa itu Basis data atau Database? Banyak orang yang telah mengetahui apa itu Basis Data atau
Database. Basis Data atau Database bisa diistilahkan dengan sebuah lemari besar yang terdiri dari
rak-rak dan berisi dokumen. Dimana dokumen tersebut telah diidentifikasi terlebih dahulu untuk
membedakan antara dokumen satu dengan dokumen yang lainnya, yaitu dengan menggunakan
Primary Key tersebut.

Berikut adalah Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Basis Data atau Database tersebut:

1. Keuntungan:
 Control data terpusat
 Redundansi data dapat dikurangi dan dikontrol
 Ketidakkonsistensian data dapat dihindarkan
 Data dapat dipakai bersama (share)
 Penerapan standarisasi
 Pembatasan keamanan data (security)
 Integritas data dapat dipelihara
 Independensi data/program

2. Kerugian:

 Mahal, butuh biaya untuk software hardware dan user yang berkualitas
 Kompleks, kemampuan hardware lebih besar, menjadi lebih rumit sehingga membutuhkan
keahlian yang lebih tinggi.

Penggunaan Basis data atau Database itu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Karena tujuan
dibuatnya database itu sendiri untuk mempermudah manipulasi data.

TRIMAKASIH…!!

DAFTAR PUSTAKA:

1.http//Google.com.

2.Panduan Materi ANALISA DAN DESAIN DATABASE.

También podría gustarte