Está en la página 1de 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Penanganan Epilepsi


Target dan Sasaran : Pasien dan keluarga di Poliklinik Anak RSUD dr. Soedono Madiun
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Poliklinik Anak RSUD dr.Soedono Madiun

i. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat mengerti dan
memahami bagaimana cara penanganan epilepsi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian epilepsi
b. Menjelaskan penyebab terjadinya epilepsi
c. Menjelaskan pengertian kejang
d. Menjelaskan tanda dan gejala terjadinya kejang
e. Menjelaskan cara penanganan kejang

ii. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

iii. Media
Leaflet
iv. Tahap Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media Waktu
Pembukaan :
 Penyampaian salam  Membalas salam
 Perkenalan  Memperhatikan
1. Ceramah Poster 5 Menit
 Menjelaskan topik Memperhatikan dan
dan membagikan menerima leaflet.
leaflet.
Pelaksana :
 Penyampaian materi  Memperhatikan
meliputi pengertian penjelasan
epilepsi, penyebab
epilepsi, klasifikasi
epilepsi, tanda dan
Ceramah Poster
gejala epilepsi serta
2. dan dan 20 Menit
pengertian kejang,
Diskusi Leaflet
tanda dan gejala
kejang, serta
penanganan kejang.
 Diskusi tanya jawab.  Mengajukan pertanyaan
kepada penyuluh terkait
dengan penyuluhan
Penutup :
 Mengevaluasi  Menjawab pertanyaan
kembali para penyuluh
audiens tentang
3. materi penyuluhan Ceramah Poster 5 Menit
yang telah di
sampaikan.
 Memberi salam  Menjawab salam
penutup.

v. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Selama mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat memperhatikan
dengan baik dan seksama.
2. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan,pasien dan keluarga dapat memahami tentang
pengertian epilepsi, penyebab epilepsi, tanda dan gejala epilepsi, serta penanganan
epilepsi.
MATERI PENYULUHAN PENANGANAN EPILEPSI

1. Pengertian Epilepsi
Epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak
berulang-ulang tak beralasan.
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto, 2007).
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam
serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak,
yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000).
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri
timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara
berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.
2. Etiologi (Penyebab)
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik), sering terjadi pada:
a. Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
b. Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
c. Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
d. Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
e. Tumor Otak
f. Kelainan pembuluh darah (Tarwoto, 2007).

Penyebab- penyebab kejang pada epilepsi


Bayi (0- 2 th)  Hipoksia dan iskemia paranatal
 Cedera lahir intracranial
 Infeksi akut
 Gangguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomagnesmia, defisiensi piridoksin)
 Malformasi congenital
 Gangguan genetik
Anak (2- 12 th)  Idiopatik
 Infeksi akut
 Trauma
 Kejang demam
Remaja (12- 18 th)  Idiopatik
 Trauma
 Gejala putus obat dan alcohol
 Malformasi anteriovena
Dewasa Muda (18- 35 th)  Trauma
 Alkoholisme
 Tumor otak
Dewasa lanjut (> 35)  Tumor otak
 Penyakit serebrovaskular
 Gangguan metabolik (uremia, gagal hepatik, dll
 Alkoholisme

3. Pengertian Kejang
Kejang adalah rentetan sentakan kontraksi otot yang tidak terkendali disebabkan oleh
rangsangan abnormal dan hebat pada susunan syaraf.

4. Tanda dan Gejala Kejang


Tanda dan gejala akan terjadinya kejang pada seseorang meliputi :
 Dapat mengalami sensasi yaitu suatu tanda sebelum kejang epileptic (dapat berupa perasaan
tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau – bauan yang tidak enak, mendengar suara gemuruh,
mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya).
 Napas terlihat sesak dan jantung berdebar.
 Raut muka pucat dan badannya berlumuran keringat.
 Satu jari atau tangan yang bergetar dan mulut tersentak.
 Individu terdiam tidak bergerak atau secara automatic, dan terkadang individu tidak ingat
kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat.
 Di saat serangan, penyandang epilepsy terkadang juga tidak dapat berbicara secara tiba – tiba.
 Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendang – menendang.
 Gigi geliginya terkancing.
 Hitam bola matanya berputar – putar
 Terkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air kecil.

5. Penanganan Kejang
1) Selama Kejang
a. Berikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu.
b. Mengamankan pasien di lantai jika memungkinkan.
c. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas.
Jauhkan ia dari tempat / benda berbahaya.
d. Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah
lidahnya menutupi jalan pernapasan.
e. Biarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras diantara giginya, karena
dapat mengakibatkan gigi patah. Untuk mencegah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan
kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi jalan pernapasannya.
f. Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya epilepsi atau yg biasa disebut
"aura". Aura ini bisa ditandai dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2,
tidak fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi yang melengking di telinga.
Jika Penderita mulai merasakan aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun
pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau tidur.
g. Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau penyandang terluka berat, bawa ia
ke dokter atau rumah sakit terdekat.

2) Setelah Kejang
a. Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
b. Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. Yakinkan bahwa jalan
napas paten.
c. Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal
d. Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang
e. Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan
f. Beri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan
penderita beristirahat.
g. Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani
situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut.
h. Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini penting untuk pemberian
pengobatan oleh dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Tarwoto, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

También podría gustarte