Está en la página 1de 21

II SEBARAN GUNUNG API

Bab ini dimaksudkan untuk memperkenalkan letak sebaran gunung api di dunia
dan Indonesia, baik secara geografi maupun dipandang dari Teori Tektonik Lempeng.
Dengan demikian mahasiswa dapat memahami mengapa secara geologi gunung api
muncul pada tempat-tempat tertentu. Lebih daripada itu, mahasiswa juga
diperkenalkan permasalahan istilah gunung api aktif dan klasifikasinya di Indonesia.
Sistematika uraian bab dimulai dari sebaran geografi gunung api di dunia dan di
Indonesia, pembagian gunung api aktif di Indonesia, sebaran gunung api berdasar
Teori Tektonik Lempeng serta diakhiri dengan ringkasan dan latihan soal.

2.1 Sebaran Geografi Gunung Api


Di muka bumi ini gunung api tersebar di semua benua dan samudera secara
berkelompok yang oleh Simkin dan Siebert (1994) dikelompokkan menjadi 19
wilayah sebaran gunung api (Tabel 2.1 dan Gb. 2.1 – 2.14). Seluruh gunung api di
dunia itu berjumlah 1526 buah. Jumlah terbanyak, yaitu 202 buah, terdapat di
wilayah nomor 15 yaitu di benua Amerika Latin yang membentuk jajaran
Pegunungan Andes di negara Argentina dan Chili. Di dalam kelompok itu terdapat
gunung api tertinggi di dunia, yakni G. Cotopaxi (+ 5911 m dml., Gambar 2.2).
Empat kelompok besar lainnya yang mempunyai jumlah gunung api terbanyak
adalah wilayah nomor 9 & 10 (192 buah), wilayah nomor 6 (141 buah), wilayah
nomor 2 (136 buah) dan wilayah nomor 8 (131 buah). Untuk wilayah nomor 9 & 10,
kemunculan gunung api terpusat di Kepulauan Kuril dan Kamchatka, Rusia. Di
daratan utama Asia, gunung api tersebar secara acak di China, Mongolia, Korea dan
Rusia sendiri. Wilayah nomor 6 adalah Indonesia dan Kepulauan Andaman yang
mempunyai gunung api terbanyak ketiga dengan jumlah persentase 9,24 %. Tabel 2.2
menyajikan gunung api tertinggi pada setiap wilayah sebaran gunung api.
Masing-masing wilayah sebaran gunung api itu paling tidak mempunyai satu
gunung api yang sangat terkenal karena seringnya terjadi kegiatan. Sebagai contoh,
G. Etna di Itali, G. Kilauea di Hawaii, G. Fuji di Jepang, G. Galapagos di Pasifik

2- 1
Timur, G. Hekla di Eslandia, G. Mayong di Filipina, Mt. St. Helens di Amerika
Serikat dan Mt. Erebus di Antartika.

Tabel 2.1 Daftar 19 wilayah sebaran gunung api di dunia menurut Simkin dan Siebert
(1994). Jumlah seluruh gunung api adalah 1.526 buah.

No. Lokasi Jumlah No. Lokasi Jumlah


Gunung Gunung
api api
01 Eropa–Pegunungan 11 Alaska –
Kaukasus Kepulauan
43 93
Aleutian
02 Afrika – Laut 12 Canada – Amerika
Merah Serikat bagian
136 91
Barat
03 Timur Tengah – 49 13 Hawaii & Lautan 24
Samudera India Pasifik
04 Selandia Baru – 47 14 Meksiko dan 109
Fiji Amerika Tengah
05 Melanesia – 86 15 Amerika Selatan 202
Australia
06 Indonesia– 141 16 India Barat 17
Kepulauan
Andaman
07 Filipina – Asia 64 17 Eslandia dan 35
Tenggara Lautan Artik
08 Jepang, Taiwan, 131 18 Lautan Atlantik 35
Kepulauan Mariana
09 Kepulauan Kuril, 192 19 Antartika & 31
& Kamchatka, Kepulauan
10 Mainland Asia Sandwich

Gunung api yang mempunyai catatan sejarah kegiatan sangat lama, mulai
tercatat sebelum Masehi, terdapat di Itali dan Jepang. Di Itali, gunung api itu adalah
G. Etna, G. Stromboli, G. Vesuvius dan G. Vulcano. Di Jepang gunung api yang
mempunyai catatan sejarah kegiatan sangat panjang antara lain G. Sakurajima, G.
Aso, G. Fuji, G. Asama dan G. Oshima. Di Indonesia, catatan sejarah tertua pada
letusan G. Kelut di Jawa Timur, yaitu pada tahun 1000, 1331 dan 1334. Kegiatan
sejarah gunung api yang lain dimulai pada abad ke 16, misalnya G. Merapi (1548) di

2- 2
Jawa Tengah, G. Raung (1586) di Jawa Timur dan G. Gamalama (1538) di P. Ternate,
Halmahera.
Gunung api di tengah samudera kebanyakan merupakan gunung api bawah laut
(submarine volcanoes); hanya sedikit yang muncul di atas muka laut sebagai pulau
gunung api, antara lain di Hawaii (Samudera Pacifik), Eslandia (Samudera Atlantik)
dan The Reunion Hot Spots di Samudera India. Gunung api yang muncul di tepi dan
mengelilingi Samudera Pacifik sering disebut sebagai Cincin Api Pacifik (The Ring
of Fire on Pacific Rims) (Gambar 2.15). Di Benua Afrika gunung api di jumpai di
bagian baratdaya (Negara Pantai Gading dan Kamerun) serta bagian timur (misalnya
Ethiopia). Satu-satunya gunung api di Benua Australia adalah Newer Volcanics
Province, sebagai gunung api tameng dan kegiatannya antara 5000 – 3000 tahun
yang lalu.

Gb. 2.1 Sebaran gunung api di dunia yang dibagi menjadi 19 wilayah, menurut
Simkin dan Siebert, 1994.

2- 3
Tabel 2.2. Gunung api tertinggi di dunia. (Simkin & Siebert, 1994).
No Nama Gunung api Ketinggian No Nama Gunung api Ketinggian
01 Elbrus (Rusia) 5633 m 11 Bona-Churchill 5005 m
(Alaska)
02 Kilimanjaro 5895 m 12 Rainier (USA) 4392 m
(Tanzania)
03 Damafand (Iran) 5670 m 13 Mauna Kea 4206 m
(Hawaii)
04 Egmont (New 2518 m 14 Pico de Orizaba 5610 m
Zealand) (Mexico)
05 Doma peaks (PNG) 3568 m 15 Cotopaxi 5911 m
(Argentina-Chili)
06 Kerinci (Indonesia) 3805 m 16 Soufriere 1467 m
Guadeloupe (West
Indies)
07 Apo (Mindanao) 2954 m 17 Jan Mayen (Arctic 2277 m
Ocean)
08 Fuji (Jepang) 3776 m 18 Tenerife (Canary 3715 m
Island)
09 Kamen (Kamchatka) 4585 m 19 Erebus (Antartika) 3794 m
10 Kunlun VG (Cina) 5808 m

2.2 Jumlah dan Sebaran Gunung Api Aktif di Indonesia


Menurut van Bemmelen (1949) gunung api berumur Kuarter (Plistosen dan
Holosen) hingga masa kini berjumlah lebih kurang 500 buah. Neumann van Padang
(1951) menyatakan bahwa gunung api termasuk lapangan solfatara dan fumarola di
Indonesia berjumlah 128 buah. Berdasar pemeriksaan kembali oleh Tjia dkk. (1980)
dilaporkan bahwa G. Umsini di Irian Jaya bukan merupakan gunung api aktif
sehingga jumlah gunung api aktifnya tinggal 127 buah. Namun dengan meletusnya
G. Anak Ranakah pada tahun 1986 di P. Flores bagian barat, Nusa Tenggara Timur,
setelah beristirahat selama 14.500 tahun (Abdurachman dkk., 1988) dan sebelumnya
tidak dipandang sebagai gunung api aktif maka jumlah gunung api aktif di Indonesia
kembali menjadi 128 buah. Gunung api itu tersebar luas mulai dari Pulau Sumatra,
Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Kepuluan Halmahera dan
Sulawesi Utara hingga Kepulauan Sangir-Talaud. Gunung api tersebut ada yang
terletak di daratan pulau, terutama di Sumatera dan Jawa, berupa kelompok gunung
api yang membentuk sebuah pulau, satu gunung api membentuk satu pulau dan
2- 4
bahkan ada gunung api yang tidak muncul di atas muka air laut atau gunung api
bawah laut.
Berhubung bentuk sebaran gunung api dari Pulau Sumatera hingga Kepulauan
Sangir-Talaud tersebut melengkung seperti busur maka sering juga disebut busur
gunung api. Di Indonesia sebaran gunung api aktif dibagi menjadi empat busur
gunung api (Gb. 2.16), yaitu:
1. Busur Gunung Api Sunda, meliputi sebaran gunung api mulai dari Pulau
Sumatera, Pulau Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Dari Pulau Sumatera ke
arah baratlaut sebaran gunung api berlanjut ke Kepulauan Andaman.
2. Busur Gunung Api Banda, merupakan kelompok gunung api yang terdapat di
Kepulauan Banda.
3. Busur Gunung Api Halmahera, mencakup gunung api-gunung api di Halmahera
dan Kepulauan Maluku.
4. Busur Gunung Api Sulawesi Utara – Kepulauan Sangihe, merupakan kelompok
gunung api yang terdapat di Sulawesi Utara ke arah utara hingga Kepulauan
Sangir dan Kepulauan Talaud, yang keduanya kadang dinamakan Kepulauan
Sangihe. Busur gunung api Halmahera dan Sangihe tersebut berlanjut lebih ke
utara menuju Filipina.

2- 5
2- 6
Gb. 2.16. Sebaran gunung api di Indonesia yang dibagi menjadi Busur Gunung api Sunda, Busur Gunung api Banda, Busur
Gunung api Halmahera dan Busur Gunung api Sulawesi Utara – Kepulauan Sangihe (dimodifikasi dari Neumann van Padang,
1951).

2- 7
2.3 Pembagian Gunung Api Aktif di Indonesia
Mengacu pembagian menurut Neumann van Padang (1951) maka gunung api
aktif di Indonesia dibagi menjadi tiga tipe (Tabel 2.2 – 2.6), yaitu :
1. Gunung api Aktif Tipe A, yaitu gunung api yang kegiatannya atau letusannya
tercatat dalam sejarah sejak tahun 1600. Gambar 2.17 menyajikan sebaran
gunung api aktif Tipe A, yang meletus sejak tahun 1900 AD. Sebagai contoh G.
Merapi di Jawa Tengah, G. Semeru di Jawa Timur dan G. Krakatau di Selat
Sunda. G. Seulawah Agam di Provinsi NAD masih memperlihatkan bentuk
kerucut gunung api dan terdapat lapangan solfatara. Menurut Simkin dan Siebet
(1994) ada informasi yang melaporkan pernah meletus pada 1510 dan 1839 (?).
Dengan demikian gunung api ini lebih tepat termasuk gunung api aktif Tipe A
atau setidak-tidaknya Tipe B; tidak seperti Neumann van Padang yang
memasukkan ke dalam Tipe C. G. Sinabung di Provinsi Sumatera Utara (Gambar
2.18) , yang semula termasuk gunung api Tipe B, karena telah meletus pada 27-
31 Agustus 2010 yang lalu dan berlanjut pada 15 September 2013 sampai
(Januari) 2014, maka statusnya menjadi gunung api Tipe A.
2. Gunung api Aktif Tipe B, adalah gunung api yang kegiatannya terjadi pada masa
prasejarah atau sebelum tahun 1600. Penentuan sebagai gunung api disini
berdasarkan bentuk tubuh gunung api yang umumnya berupa kerucut komposit
dan kenampakan kegiatan magma di permukaan bumi. Sebagai contoh adalah G.
Lawu pada perbatasan Jawa Tengah – Jawa Timur dan G. Ungaran Jawa Tengah.
Di Provinsi NAD G. Jaboi di P. Weh dimasukkan ke dalamTipe C. Namun
sebenarnya P. Weh merupakan fitur pulau gunung api yang terdiri atas beberapa
kerucut, sekalipun bagian puncaknya sudah rusak (Gambar 2.19). Oleh sebab itu
gunung api ini lebih tepat termasuk Tipe B. Gunung api Seulawah Agam
(Gambar 2.20), yang juga terletak di wilayah Provinsi NAD, digolongkan sebagai
gunung api Tipe B, tetapi Simkin dan Siebert (1994) melaporkan gunung api itu
pernah meletus pada 1510 dan 1839, sehingga dapat dimasukkan ke gunung api
Tipe A (?). Gambar 2.21 menunjukkan sebaran gunung api di Selat Sunda dan
Pulau Jawa, mulai dari Gunung api (Anak) Krakatau (Gambar 2.22), Gunung api
Merapi (Gambar 2.23) sampai dengan Kompleks Raung-Ijen.

2- 8
3. Gunung api Aktif Tipe C, adalah gunung api yang merupakan lapangan panas
bumi, yaitu munculnya gas-gas gunung api, mata air panas, bualan lumpur panas,
lapangan ubahan (alterasi) hidrotermal (Gambar 2.24 – 2.29) dan lain-lain.
Gunung api aktif tipe C ini bentuk tubuhnya yang berupa kerucut komposit sudah
tidak nampak lagi. Contoh gunung api aktif tipe C ini adalah lapangan panas
bumi Kamojang dan Darajat di Jawa Barat.
Selain gunung api aktif Tipe A, B, dan C tersebut di atas di Indonesia masih
banyak gunung api yang digolongkan tidak aktif, meskipun bentuk bentang alam
kerucutnya masih sangat jelas, misalnya Gunung api Cikurai di Jawa Barat dan
Gunung api Pananggungan di Jawa Timur (Gambar 2.30 – 2.31). Pada gunung api
tidak aktif itu sudah tidak ada penampakan panasbumi, apalagi letusan dalam sejarah.

Tabel 2.2 Daftar gunung api aktif di Pulau Sumatra dan Selat Sunda (Neumann van
Padang, 1951; Simkin & Siebert, 1994).

No. Nama Gunung api Tipe Gunung api Lokasi


1 Jaboi B C? P. Weh, NAD
2 Seulawah Agam A? B NAD
3 Peuet Sagoe A NAD
4 Bur Ni Geurendong C NAD
5 Bur Ni Telong A NAD
6 Gayo Leuser B Sumatra Utara
7 Sinabung A Sumatra Utara
8 Sibayak B Sumatra Utara
9 Pusuk Bukit B Sumatra Utara
10 Helatuba (Tarutung) C Sumatra Utara
11 Si bual Buali C Sumatra Utara
12 Sorik Marapi A Sumatra Barat
13 Talakmau B Sumatra Barat
14 Marapi A Sumatra Barat
15 Tandikat A Sumatra Barat
16 Talang A Sumatra Barat
17 Kerinci A Sumatra Barat
18 Kunyit B Bengkulu
19 Sumbing B Bengkulu
20 Belirang Beriti B Bengkulu
21 Bukit Daun B Bengkulu
22 Kaba A Bengkulu
23 Dempo A Sumatra Selatan
24 Bukit Lumut Balai C Sumatra Selatan
25 Marga Bayur C Sumatra Selatan
26 Sekincau Belirang B Lampung
27 Pematang Bata C Lampung
2- 9
28 Hulubelu C Lampung
29 Rajabasa B Lampung
30 Anak Krakatau A Selat Sunda

Tabel 2.3 Daftar gunung api aktif di Pulau Jawa (Neumann van Padang, 1951;
Simkin & Siebert, 1994).

No. Nama Gunung api Tipe Gunung api Lokasi


1 Karang B Banten
2 Pulosari B Banten
3 Kiaraberes Gagak C Jawa Barat
4 Perbakti C Jawa Barat
5 Salak B Jawa Barat
6 Gede A Jawa Barat
7 Tangkuban Perahu A Jawa Barat
8 Patuha B Jawa Barat
9 Wayang Windu B Jawa Barat
10 Kawah Kamojang C Jawa Barat
11 Papandayan A Jawa Barat
12 Guntur A Jawa Barat
13 Galunggung A Jawa Barat
14 Telaga Bodas B Jawa Barat
15 Kawah Manuk C Jawa Barat
16 Kawah Karaha C Jawa Barat
17 Cereme A Jawa Barat
18 Slamet A Jawa Tengah
19 Timbang A Jawa Tengah
20 Dieng A Jawa Tengah
21 Sundoro A Jawa Tengah
22 Sumbing B Jawa Tengah
23 Merbabu B Jawa Tengah
24 Merapi A Jawa Tengah -
Yogyakarta
25 Ungaran B Jawa Tengah
26 Lawu B Jawa Tengah – Jawa
Timur
27 Wilis C Jawa Timur
28 Kelut A Jawa Timur
29 Arjuno - Welirang A Jawa Timur
30 Bromo A Jawa Timur
31 Semeru A Jawa Timur
32 Lamongan A Jawa Timur
33 Iyang Argopuro B Jawa Timur
34 Raung A Jawa Timur
35 Kawah Ijen A Jawa Timur
2- 10
Tabel 2.4 Daftar gunung api aktif di Nusa Tenggara (Neumann van Padang, 1951).
Anak Ranakah, nomor 8, dimasukkan ke dalam gunung api aktif tipe A
karena meletus pada 1986 setelah beristirahat selama 14.500 tahun
(Abdulrachman dkk., 1988).

No. Nama Gunung api Tipe Gunung api Lokasi


1 Batur A Bali
2 Agung A Bali
3 Rinjani A Lombok, NTB
4 Tambora A Sumbawa, NTB
5 Sangeang Api A Sumbawa, NTB
6 Wae Sano C Flores, NTT
7 Poco Leok C Flores, NTT
8 Anak Ranakah A Flores, NTT
9 Inie Lika A Flores, NTT
10 Inerie B Flores, NTT
11 Ebulobo A Flores, NTT
12 Iya A Flores, NTT
13 Pui (Meja) B Flores, NTT
14 Ndatu Napi C Flores, NTT
15 Rokatenda A Flores, NTT
16 Sokoria C Flores, NTT
17 Kelimutu A Flores, NTT
18 Egon B Flores, NTT
19 Ile Muda B Flores, NTT
20 Lewotobi Laki-laki A Flores, NTT
21 Lewotobi Perempuan A Flores, NTT
22 Lereboleng A Flores, NTT
23 Riang Kotang C Flores, NTT
24 Ili Boleng A Adonara, NTT
25 Ili Lewotolo A Lomblen, NTT
26 Ili Werung A Lomblen, NTT
26 Sirung A P. Pantar, NTT
27 Batutara A Flores, NTT
28 Yersey B Laut Flores

Tabel 2.5 Daftar gunung api aktif di Laut Banda dan Kepulauan Maluku Utara
(Neumann van Padang, 1951).

No. Nama Gunung api Tipe Gunung api Lokasi


1 Emperor of China A L. Banda
2 Nieuwerkerk A L. Banda
3 Gunung api (Wetar) A L. Banda
4 Damar A L. Banda
5 Teon A L. Banda
6 Nila A L. Banda
7 Serua A L. Banda

2- 11
8 Banda Api A L. Banda
9 Manuk A L. Banda
10 Makian (Kie Besi) A Maluku Utara
11 Moti B Maluku Utara
12 Gamalama A Maluku Utara
13 Tadoko B Maluku Utara
14 Gamkonora A Maluku Utara
15 Ibu A Maluku Utara
16 Malumpang Warirang A Maluku Utara
17 Dukono A Maluku Utara

Tabel 2.6 Daftar gunung api aktif di Sulawesi Utara dan Kepulauan Sangihe
(Neumann van Padang, 1951).

No. Nama Gunung api Tipe Gunung api Lokasi


1 Colo A P. Una-una
2 Ambang B Sulawesi Utara
3 Soputan A Sulawesi Utara
4 Batukolok C Sulawesi Utara
5 Lahendong C Sulawesi Utara
6 Lokon Empung A Sulawesi Utara
7 Sempu B Sulawesi Utara
8 Tampusu C Sulawesi Utara
9 Tempang C Sulawesi Utara
10 Mahawu A Sulawesi Utara
11 Sorongsong C Sulawesi Utara
12 Klabat B Sulawesi Utara
13 Tongkoko A Sulawesi Utara
14 Ruang A Kep. Sangihe
15 Karangetang (Api Siau) A Kep. Sangihe
16 Banua Wuhu A Kep. Sangihe
17 Awu A Kep. Sangihe
18 Gunung api (Sangir) A Kep. Sangihe

2.4 Sebaran Gunung Api Berdasar Tektonik Lempeng


Sebaran geografis gunung api ternyata dikontrol oleh gerak-gerak tektonika
bumi yang dapat dijelaskan dengan Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory,
misal Decker & Decker, 1981; Tatsumi et al., 1983; Gb. 2.32A, B dan 2.33).
Berdasar konsep tersebut pemunculan gunung api dapat dibagi menjadi 5 kelompok,
yaitu :

2- 12
a. Gunung api yang muncul di pemekaran kerak tengah samudera. Gunung api ini
muncul di tengah-tengah samudera berasal dari pemekaran kerak bumi di dasar
samudera (lihat Gb. 2.32 A & B). Contoh : gunung api-gunung api di Iceland dan
The Reunion. Hasil kegiatan gunung apinya berkomposisi basal, sehingga sering
disebut Mid Oceanic Ridge Basalts (MORB) atau Ocean Floor Basalts (OFB).
Gambar 2.34 memperlihatkan pergerakan kulit bumi sebagai akibat gaya
tektonika sedunia.
b. Gunung api yang muncul di pemekaran kerak benua. Disini diyakini bahwa
kerak benua juga mengalami pemekaran sehingga menghasilkan kegiatan gunung
api (Mid Continental Volcanic Ridges). Contoh kelompok gunung api ini adalah
di Ethiopian Rift (Gbr. 2.35) dan Graben Rhine di Jerman (Gb. 2.36).
c. Pulau gunung api lautan (Ocean Island Volcano). Gunung api ini muncul sebagai
akibat menyempitnya kerak samudera, sehingga magma yang berasal dari
selubung bumi (mantle) dengan mudah ke luar ke permukaan bumi. Contoh
gunung api jenis ini adalah di Hawaii.
d. Busur gunung api tepi benua. Busur gunung api ini muncul di tepi benua sebagai
akibat penunjaman kerak samudera (Oceanic crust) ke bawah kerak benua
(Continental crust). Penunjaman tersebut menimbulkan panas yang mampu
meleburkan selubung bumi sehingga terbentuk magma yang karena sifatnya
cenderung bergerak keatas sehingga keluar sebagai kegiatan gunung api. Contoh
tipe gunung api ini adalah di Indonesia, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, dan
New Zealand. Beberapa ahli membagi kelompok gunung api tepi benua menjadi
dua sub kelompok berdasarkan kenampakan fisiografinya. Pertama, gunung api
yang secara sensu stricto benar-benar berada di tepi benua (continental margin),
contohnya gunung api di bagian barat benua Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Kedua, busur gunung api kepulauan (island volcanic arcs) yaitu jajaran
kepulauan gunung api yang letaknya di antara samudera dan benua, serta dengan
benua itu sendiri dipisahkan oleh laut, misalnya di Indonesia, Filipina, Jepang
dan Kepulauan Aleutian.

2- 13
2- 14
Gb. 2.32 Penampang pemunculan gunung api berdasarkan Teori Tektonik Lempeng. Gunung api dapat terbentuk di daerah pemekaran
kerak bumi (kerak samudera dan kerak benua), di daerah penyempitan kerak samudera dan sebagian besar dapat terbentuk di daerah
penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua (Decker & Decker, 1981).

2- 15
Gb. 2.33 Penampang pergerakan lempeng kerak bumi. Kerak benua Afrika dan
Amerika Selatan dipisahkan oleh pemekaran dasar Samudera Atlantik yang
mempunyai percepatan beberapa inci per tahun. Kerak Samudera Pasifik
Timur menunjam ke bawah benua Amerika Selatan membentuk Pegunungan
Andes (Decker & Decker, 1981).

e. Gunung api di batas kerak samudera (Ocean plates boundary).


Gunung api ini muncul sebagai akibat bertumbukannya antara dua kerak
samudera, sebagai contoh Kepulauan Mariana di bagian barat Samudera Pacifik.
Kelompok gunung api ini pada hakekatnya sama dengan kelompok d, hanya
kedua kerak bumi yang saling bertumbukan adalah kerak samudera.

2- 16
2- 17
Gb. 2.34. Pergerakan lempeng kerak bumi berdasarkan Konsep Tektonik Lempeng (Dewey, 1972 vide Decker & Decker,
1981).

2- 18
Gb. 2.35. Peta Lembah Graben Etiopia (Ethiopian Rift) yang berasosiasi dengan
pemunculan gunung api di bagian timurlaut Benua Afrika (Mohr, 1967).

Gb. 2.36. Peta Graben Rhine, Jerman, yang berasosiasi dengan lapangan gunung api
(volcanic fields). After Cloos, 1939, vide Holmes, 1965.

2.5 Ringkasan
2- 19
Sebaran gunung api dunia secara geografi dibagi menjadi 19 wilayah gugusan
gunung api, sebagian berada di daratan benua, daratan kepulauan dan sebagian lagi
sebagai gunung api bawah laut. Jumlah keseluruhan gunung api dunia adalah 1526
buah; Indonesia dan Kepulauan Andaman yang termasuk wilayah nomor 6
mempunyai 141 buah (9,24 %), menempati urutan terbanyak ketiga setelah Amerika
Latin (wilayah nomor 15, 202 buah) dan Kepulauan Kuril, Kamchatka, serta daratan
utama Asia (wilayah nomor 9 & 10, 192 buah). Jajaran gunung api yang
mengelilingi Samudera Pasifik disebut Cincin Api Pasifik. Di Indonesia sebaran
gunung api dikelompokkan ke dalam 4 busur gunung api, yaitu Busur Sunda, Busur
Banda, Busur Halmahera dan Busur Sulawesi Utara-Kepulauan Sangihe.
Berdasarkan kenampakan volkanisme di permukaan serta sejarah letusan gunung api
aktif di Indonesia dibagi menjadi Tipe A, Tipe B dan Tipe C, masing-masing
berjumlah 71, 33 dan 24. Berdasar Tektonik Lempeng, pemunculan gunung api
dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu gunung api di daerah pemekaran dasar samudera,
gunung api di daerah pemekaran kerak benua, gunung api di daerah penunjaman
kerak samudera di bawah kerak benua, gunung api di daerah penunjaman kerak
samudera di bawah kerak samudera, dan gunung api yang muncul sebagai akibat
penipisan kerak samudera.

2.6 Latihan Soal

1. Mungkinkah gunung api terbentuk di daerah tumbukan kerak bumi yang bersudut
landai atau bahkan mendatar? Jelaskan alasannya!
2. Apakah gunung api bawah laut selalu terjadi pada daerah pemekaran dasar
samudera? Uraikan alasannya!
3. Mengapa di P. Kalimantan dan P. Irian tidak muncul gunung api aktif pada masa
kini ?
4. Jelaskan pengertian dari Cincin Api Pasifik!
5. Apa nama gunung api yang sangat terkenal di Benua Antartika?

2- 20
6. Sebutkan jumlah gunung api aktif di Indonesia? Mengapa terjadi perbedaan
jumlah gunung api antara Neumann van Padang (1951) dengan Simkin & Siebert
(1994) ?
7. Jelaskan pengertian dari gunung api aktif menurut para ahli gunung api, dan
bagaimana menurut pendapat saudara?
8. Jelaskan perbedaan kemunculan gunung api di Indonesia, Benua Amerika dan
Kepulauan Hawaii!
9. Dimanakah muncul gunung api sebagai akibat pemekaran kerak benua!
10. Sebutkan nama gunung api tertinggi, berapa ketinggiannya dan di negara mana
letaknya untuk setiap wilayah gunung api di dunia!

2- 21

También podría gustarte

  • Volk. III
    Volk. III
    Documento11 páginas
    Volk. III
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 4 Klasifikasi Endapan Mineral
    Bab 4 Klasifikasi Endapan Mineral
    Documento15 páginas
    Bab 4 Klasifikasi Endapan Mineral
    sie_giet833683
    100% (4)
  • Ekorek 1
    Ekorek 1
    Documento3 páginas
    Ekorek 1
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Siklus Mangan
    Siklus Mangan
    Documento9 páginas
    Siklus Mangan
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Volk-8 & Volk-9
    Volk-8 & Volk-9
    Documento51 páginas
    Volk-8 & Volk-9
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Klasifikasi Endapan Mineral
    Klasifikasi Endapan Mineral
    Documento2 páginas
    Klasifikasi Endapan Mineral
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Ekorek 1
    Ekorek 1
    Documento3 páginas
    Ekorek 1
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • S1 2016 329795 Bibliography
    S1 2016 329795 Bibliography
    Documento3 páginas
    S1 2016 329795 Bibliography
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran Terikat
    Lampiran Terikat
    Documento8 páginas
    Lampiran Terikat
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Ta Anbalagan
    Ta Anbalagan
    Documento19 páginas
    Ta Anbalagan
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Ekorek 1
    Ekorek 1
    Documento3 páginas
    Ekorek 1
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Tugas Tekton (Resume Perkembangan Tektonik Global)
    Tugas Tekton (Resume Perkembangan Tektonik Global)
    Documento11 páginas
    Tugas Tekton (Resume Perkembangan Tektonik Global)
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Ilmu Ukur Tanah - 2013-A PDF
    Ilmu Ukur Tanah - 2013-A PDF
    Documento65 páginas
    Ilmu Ukur Tanah - 2013-A PDF
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Rangkuman Geofisika
    Rangkuman Geofisika
    Documento24 páginas
    Rangkuman Geofisika
    Lingkan Finna Christi
    Aún no hay calificaciones
  • Gas Nyata-Sulies PDF
    Gas Nyata-Sulies PDF
    Documento11 páginas
    Gas Nyata-Sulies PDF
    Iqbal Dachi
    Aún no hay calificaciones
  • Term Okimi A
    Term Okimi A
    Documento14 páginas
    Term Okimi A
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • 01 - Seismik - Gelombang
    01 - Seismik - Gelombang
    Documento23 páginas
    01 - Seismik - Gelombang
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Uas Tekton
    Uas Tekton
    Documento9 páginas
    Uas Tekton
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Diktat Fisika Dasar
    Diktat Fisika Dasar
    Documento90 páginas
    Diktat Fisika Dasar
    Efri Dwiyanto
    100% (2)
  • GDG 2 Bumi Proses Hukum
    GDG 2 Bumi Proses Hukum
    Documento53 páginas
    GDG 2 Bumi Proses Hukum
    Fandy Muhammad
    Aún no hay calificaciones
  • GKU 4 Struktur Silikat
    GKU 4 Struktur Silikat
    Documento40 páginas
    GKU 4 Struktur Silikat
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    100% (1)
  • Volk. I
    Volk. I
    Documento15 páginas
    Volk. I
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Kisi Kisi Gfe
    Kisi Kisi Gfe
    Documento5 páginas
    Kisi Kisi Gfe
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Ekorek 1
    Ekorek 1
    Documento3 páginas
    Ekorek 1
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Bencana Pendahuluan
    Bencana Pendahuluan
    Documento15 páginas
    Bencana Pendahuluan
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • GKU 3 Inklusi Fluida
    GKU 3 Inklusi Fluida
    Documento49 páginas
    GKU 3 Inklusi Fluida
    WindiPrastika
    100% (1)
  • Latihan Notasi Ilmiah
    Latihan Notasi Ilmiah
    Documento1 página
    Latihan Notasi Ilmiah
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Diktat Fisika Dasar
    Diktat Fisika Dasar
    Documento2 páginas
    Diktat Fisika Dasar
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones
  • Tektonik Pembentukan Min. Dasar
    Tektonik Pembentukan Min. Dasar
    Documento46 páginas
    Tektonik Pembentukan Min. Dasar
    Fajriansyah Herawan Pangestu
    Aún no hay calificaciones