Está en la página 1de 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA By. S DENGAN BRONKHIOLITIS


DI RUANG SERUNI RSUD TEMANGGUNG

I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/Pasien
a. Tanggal pengkajian: 24 September 2018
b. Tanggal masuk : 20 September 2018
c. Ruangan : Seruni
d. Identitas :
 Nama : By. S
 Tgl lahir/ umur : 29 Juli 2018 / 1 bulan 27 hari
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Diagnosa medis : Bronkhiolitis

2. Orang Tua/Penanggung Jawab


Ibu
a. Nama : Ny. T
b. Umur : 24 th
c. Hubungan dengan klien : Ibu
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : IRT
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : KP. Batan 4/5 Temanggung
i. No. telepon : 085625xxxxx
Ayah
a. Nama : Tn. R
b. Umur : 26 th
c. Hubungan dengan klien : Ayah
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Swasta
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : KP. Batan 4/5 Temanggung
i. No. telepon : 085625xxxxx

B. Riwayat Klien
1. Riwayat penyakit klien sebelumnya: -
2. Riwayat kehamilan: P2A0. Ibu klien mengatakan melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 5 kali, dengan tidak ada keluhan selama kehamilan.
3. Riwayat persalinan : klien dilahirkan secara normal pervaginam dibantu
oleh bidan tanpa penyulit kehamilan dengan usia genetasi 38 minggu, BB
lahir 3200 gr, indikasi tunggal, APGAR score 7-8-9 dan tidak ada kejadian
penting selama proses persalinan.
4. Riwayat imunisasi
Hepatitis B dan BCG
Lainnya : ibu klien mengatakan klien baru pertama mendapan imunisasi
saat baru lahir, karena dijadwal imunisasi selanjutnya klien sakit, sehingga
belum mendapatkan imunisasi kembali.
5. Riwayat alergi: menurut ibu klien, sejak lahir hinga usia sekarang (5 bulan)
klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan (ASI) ataupun
terhadap obat-obatan (-)
6. Riwayat pemakaian obat-obatan: ibu klien mengatakan sejak lahir klien
tidak pernah menggunakan obat-obatan selain imunisasi.
7. Riwayat tumbuh kembang:
Motoric halus:
Saat meletakkan benda berwarna cerah di depan klien dan
menggerakkannya dari sisi kiri ke sisi kanan, klien dapat mengikuti
gerakan dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir pada sisi
yang lain.
Motorik kasar:
Pada saat klien telentang, masing-masing lengan dan tungkai klien dapat
bergerak dengan mudah. Kemudian pada saat klien ditelungkupkan, klien
sudah dapat mengangkat kepalanya hingga 45º.
Bahasa:
Klien sudah dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh) selain menangis
dan klien suka tertawa dengan keras walau tidak digelitik atau diraba-raba
Personal sosial:
Pada saat klien di telentangkan dan diajak berbicara, klien menatap
perawat dan tersenyum kembali kepada perawat

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat penyakit dalam keluarga:
- Ibu klien mengatakan klien tinggal bersama kedua orang tua dan kakek
nenek dari ayah klien, sehingga dalam satu rumah terdapat 2 KK
- Ibu klien mengatakan nenek dari ayah klien memiliki riwayat sakit asma
sejak kecil, kemudian ayah klien memiliki kebiasaan merokok dirumah

2. Genogram:

Keterangan gambar:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal dalam satu rumah
: Klien

D. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Penampilan umum
a. Keadaan umum : Sedang GCS : E4M6V5
Klien tampak sakit, batuk berdahak dan tampak sesak napas.
Ibu pasien mengatakan, pasien diantar ke RSUD Temanggung karena
mengalami sesak napas sejak 2 hari yang lalu, demam, batuk dan pilek.
Sebelumnya pasien sudah berobat ke bidan juga ke puskesmas, tetapi
keadaan pasien masih sama sehingga langsung dibawa ke RSUD
Temanggung untuk perawatan lebih lanjut
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Pernafasan : 30 x/ menit
2) Suhu : 36,8oC
3) Nadi : 120 x menit
4) Tekanan Darah :-
5) Saturasi Oksigen : 94 %
c. Penggunaan alat bantu napas : pasien terpasang O2 nasal kanul 2 lpm

2. Nutrisi dan cairan


Nutrisi :
a. Lingkar lengan atas : 13 cm
b. Panjang badan/tinggi badan : 60 cm
c. Berat badan : 5.000 gram
d. Lingkar kepala : 40 cm
e. Lingkar dada : 41 cm
f. Lingkar perut : 43 cm
g. Status Nutrisi : gizi baik
Rumus : (nilai pengukuran-nilai median baku rujukan) / nilai simpangan baku
rujukan

Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
2 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0
Z score : (5-5.6) / (5.6-4.9) = -0.85
Intepretasi : gizi baik
h. Kebutuhan Kalori
Rumus : 110 – 120 / kg BB/ hari
KK = 110 x 5.000 kg/ hari = 550.000 kl
KK = 120 x 5.000 gram/ hari = 600.000 kl
KK = 550 kkal – 600 kkal
i. Jenis makanan : enteral (ASI)
Makanan yang disukai : ASI
Alergi makanan : tidak ada
j. Kesulitan saat makan : tidak ada
k. Kebiasaan khusus saat makan : tidak ada
l. Keluhan :
Ibu klien mengatakan tidak ada keluhan saat makan, klien mau menyusu
tanpa ada mual, muntah, kembung, ataupun anoreksia.
Cairan :
a. Kebutuhan cairan 24 jam :
Rumus : 120 ml/ kg BB/ hari
KC = 120 x 5 kg / hari
KC = 600 ml / hari
b. Balance cairan :
Intake – output = (1000 + 75 + 5,5) – (150 + 100 + 1000)
= 1080,5 – 1250
= -169,5
 Out put ; IWL= 30cc/kgBB/24 jam30cc x 5 =150cc/24jam
 Feces ± 100 cc/24 jam
c. Diuresis : BAK ± 1000 cc/24 jam
d. Rute cairan masuk : Infus Kaen 3A 15 tts/mnt
e. Jenis cairan : ASI ± 75cc/24 jam
f. Keluhan : Ibu klien mengatakan ASI yang keluar masih sedikit.

3. Istirahat tidur
a. Lama waktu tidur (24 jam) : ibu klien mengatakan, klien tidak biasa
tidur malam dan tidur siang terkadang 6-8 jam
b. Kualitas tidur : Menurut ibu klien sebelum sakit klien jarang terjaga saat
tidur, saat sakit klien menjadi lebih sering terjaga karena sesaknya
c. Tidur siang : Ya
d. Kebiasaan sebelum tidur : Ibu klien mengatakan klien mempunyai
kebiasaan khusus sebelum tidur yaitu mengkonsumsi ASI.

4. Pengkajian nyeri :
Saat pengkajian klien tampak nyaman dalam gendongan ibunya

5. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


a. Integumen : suhu teraba hangat, warna kulit normal, integritas kulit
utuh, kemerahan (-), lecet (-), iritasi (-).
b. Kepala dan leher
- Tengkorak : simetris, tidak ada kelainan, warna rambut hitam
- Kelopak mata : simetris, gerak simetris
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : an ikhterik
- Pupil : reflek cahaya positif
- Telinga : bentuk dan ukuran simetris, kebersihan bersih
- Hidung : cuping hidung (+), terdapat secret berwarna putih cair
yang keluar dari hidung
- Mulut : mulut tampak bersih, bibir tampak pucat, membrane
mukosa lembab
- Leher : bentuk normal, PKGB (-)
c. Dada, paru-paru dan jantung
- Pengembangan : simetris
- Ictus cordis : teraba
- Taktil fremitus : simetris
- Suara paru : terdengar suara ronchi
- Suara jantung : suara jantung I dan II reguler
d. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Bising usus : Ada, 5x/menit
- BAB : konsistensi lunak, warna khas tinja
e. Alat kelamin
- Perempuan, tidak ada kelainan, bersih, tidak ada iritasi
f. Ekstremitas
- Simetris, tidak ada kelainan, ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak
aktif secara bebas, akral hangat, tak ada odema, CRT < 2 detik, terpasang
infus di tangan kanan
g. Perkembangan
- Moro (+), menghisap (+), menelan (+), rooting (+)

6. Psikososial anak dan keluarga


a. Respon hospitalisasi :
Menurut ibu klien, anaknya tenang tidak rewel. Hanya saja kadang klien
menangis ketika dilakukan tindakan.
b. Kecemasan :
Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya.
c. Koping klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Orang tua klien dapat menerima prosedur-prosedur/tindakan yang
diberikan tim kesehatan kepada klien.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak :
Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami sakit ini karena ada
keturunan dari neneknya yang menderita asma juga karena klien sering
terpapar asap rokok dari ayah klien juga karena lingkungan rumah yang
lembab
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak :
Selama klien dirawat, orang tua klien cukup kooperatif dalam upaya
tindakan perawatan.
f. Konsep diri :
Keluarga klien berharap klien bisa cepat pulih dan bisa pulang kerumah
berkumpul lagi dengan keluarga.
g. Spiritual :
Orang tua klien senantiasa bermohon pada allah SWT agar penyakit
anaknya segera diangkat dan sembuh seperti sedia kala.
h. Adakah terapi lain selain medis yang dilakukan : saat dirumah, klien
pernah dilakukan terapi uap sederhana menggunakan air panas dan
minyak kayu putih

7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Hematologi tanggal 20 September 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 10,6 g/dL 11,7 - 15,5
Hematokrit L 30 % 35 – 47
Jumlah Leukosit H 23.0 100̂ 3/uL 3.6 - 11.0
Jumlah Eritrosit L 3.59 100̂ 6/uL 3.80 - 5.20
Jumlah Trombosit 353 100̂ 3/uL 150 – 440
MCV 83.8 fL 80 – 100
MCH 29.5 pg 26.0 - 34.0
MCHC 35.2 g/dL 32.0 - 36.0
Hitung Jenis
Eosinofil 3.7 % 2–4
Basofil 0.2 % 0–1
Netrofil 37.0 % 50.0 - 70.0
Limfosit 48.4 % 25.0 - 40.0
Monosit H 10.7 % 2.0 - 8.0

8. Terapi Obat

No Nama Obat Dosis Jalur


1 Alco drop 3 x 0.3 ml IV
2 Ceftriaxone 2 x 200 mg IV
3 Dexamethason 2 x 0.3 cc IV
4 Kaen 3A 500 ml 15 tpm IV
5 Venolin ½ / 8 jam Inhalasi
6 Pulmicort ½ / 8 jam Inhalasi
7 Puyer 3 x 1 bks oral
Cefixim 100 mg
Methyl prednisolone 4 mg
Gliserin Guaiacolat 100 mg
Ambroxol 30 mg
Meptin mini 25 mcg

- Cairan Kaen 3A : 15 tetes/menit


- Oksigen Nasal canula 2 liter/menit

9. ANALISA DATA
Tanggal
DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
/jam
24 / 09 / DS :
2018 - Ibu banyi mengatakan bayinya
Pukul sering batuk-batuk
07.30 DO:
WIB - Bayi tampak sakit, batuk
berdahak dan sesak napas Bersihan jalan Sekresi yang
- Pernafasan : 30x/ menit nafas tidak efektif tertahan
- Suara paru : terdengar suara
ronchi
- Hidung : terdapat secret
berwarna putih cair yang keluar
dari hidung
24 / 09 / DS :
2018 - Ibu klien mengatakan ASI yang
Pukul keluar masih sedikit.
07.30 DO:
WIB - Keadaan umum : bayi tampak
sakit, bibir tampak pucat, Resiko
membrane mukosa lembab kekurangan
- BB pasien 5 kg volume cairan
- Pernafasan : 30 x/ menit
- Suhu : 36,8oC
- Nadi : 120 x menit
- IWL : -169,5
- Akral hangat, CRT < 2 detik

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
b. Resiko kekurangan volume cairan
11. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal / Diagnosa
Tujuan ( NOC) Intervensi (NIC)
jam Keperawatan
24 Bersihan jalan Respiratory status : Airway Management
September nafas tidak Airway patency - Monitor status
2018 efektif b.d Setelah dilakukan pernapasan dan
Pukul sekresi yang tindakan keperawatan oksigenasi
07.30 WIB tertahan selama 3 x 24 jam - Auskultasi suara
diharapkan bersihan nafas, catat adanya
jalan nafas pasien suara tambahan
efektif dengan kriteria - Posisikan pasien
hasil: untuk
a. Menunjukkan jalan memaksimalkan
nafas yang paten ventilasi
(pasien tidak - Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
merasa tercekik,
- Keluarkan sekret
irama nafas, dengan batuk atau
frekuensi suction
pernafasan dalam - Kolaborasi pemberian
rentang normal, terapi O2,
tidak ada suara bronkodilator ataupun
nafas abnormal) nebulizer

24 Resiko Keseimbangan Menejemen Cairan


September kekurangan Cairan 1. Monitor status pasien
2018 volume cairan Setelah dilakukan 2. Monitor status cairan
Pukul tindakan keperawatan pasien
07.30 WIB selama 3 x 24 jam 3. Jaga intake yang
diharapkan resiko akurat dan catat
kekurangan volume output
cairan tidak terjadi 4. Edukasi keluarga
dengan kriteria hasil: untuk meningkatkan
a. Keseimbangan asupan oral dengan
intake output meningkatkan nutrisi
b. Turgor kulit ibu dan pijat oksitosin
c. Kelembaban untuk meningkatkan
membrane mukosa ASI.
5. Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi
dan cairan intravena
12. TINDAKAN KEPERAWATAN
Waktu TTD
Dx Implementasi Evaluasi (respon)
Tgl/jam
24/9/2018
Pukul :
07.30 I, - Memonitor status S : ibu pasien mengatakan
II pasien ASInya masih sedikit yang
keluar, cairan pasien dibantu
infus
O : bibir pasien tampak
pucat, mukosa lembab,
terpasang infus Kaen 15 tpm

07.40 I - Mendengarkan suara S:


nafas bayi, frekuensi, O : ronchi (+),RR : 30 x/
irama pernapasan,dan menit, irreguler
pola pernapasan
abnormal

07.45 I, - Mengobservsi nadi dan S:


II suhu O : nadi = 120 x/mnt, suhu :
36,8 oC

08.00 I, - Monitor warna dan S:


II kelembaban kulit O : kulit lembab, tampak
sedikit pucat

08.30 I - Berkolaborasi S:
pemberian O2 dengan O : terpasang O2 2 lpm
nasal

09.00 I - Mengobservasi status S:


oksigen pasien bayi O : SpO2 : 94 %

09.05 I - Mengatur posisi bayi S:


untuk memaksimalkan O : bayi diposisikan
ventilasi semifowler menggunakan
bantal

09.30 I - Membantu melakukan S:


nebulizer dengan O : bayi tampak bernapas
ventolin ½ / 8 jam dan dengan lebih lega setelah
pulmicort ½ / 8 jam dilakukan terapi nebulizer

09.50 I - Mengobservasi status S:


oksigen pasien bayi O : SpO2 : 98 %

- Mendengarkan suara, S:
10. 00 I frekuensi, dan pola O : ronchi berkurang, RR :
nafas setelah di nebu 28 x/mnt, ireguler

10.10 I - Membantu tindakan S:


fisioterapi dada O : bayi telah difisioterapi
dada

12.00 I, - Memonitor kondisi S:


II pasien O : batuk berdahak
berkurang, mukosa lembab
Suhu 36,8 C
Nadi 100 x/mnt
RR 28 x/mnt

12.30 I, - Berkolaborasi dalam S:


II pemberian terapi O : obat Alco drop 0,3 cc
farmakologi masuk secara IV tanpa
obat Alco drop 0,3 cc menimbulkan reaksi alergi,
IV dan infus Kaen 3A pasien terpasang infus Kaen
15 tpm 3A 15 tpm

13.00 II - Menghitung IWL/8 S : ibu pasien mengatakan


jam pasien sudah BAB 1x dan
ganti popok 2x, ASI (+)
O : (500 + 0,3 + 25) – (400
+ 100 + 50) = -24,7
25/9/2018
Pukul :
14.20 I, - Memonitor status S : ibu pasien mengatakan
II pasien ASInya masih sedikit yang
keluar, cairan pasien dibantu
infus
O : bibir pasien tampak
pucat, mukosa lembab,
terpasang infus Kaen 15 tpm
14.25 I - Mendengarkan suara S:
nafas bayi, frekuensi O : ronchi (+) masih
dan irama pernapasan, terdengar,RR : 26 x/ menit,
pola pernapasan irreguler
abnormal

14.30 I, - Mengobservsi nadi dan S:


II suhu O : nadi = 126 x/menit, suhu
: 37,0 oC

14.35 II - Menganjurkan ibu S : ibu mengatakan produksi


untuk menyusui ASInya masih sedikit
bayinya lebih banyak O : By.S tampak menyusu
agar suhu turun dengan kuat pada ibunya

15.20 I, - Monitor warna dan S:


II kelembaban kulit O : kulit lembab, tampak
sedikit pucat

15.30 I - Mengobservasi status S:


oksigen pasien bayi O : SpO2 : 98%

16.10 I - Menghentikan terapi S:


O2 dengan nasal O : terapi O2 2lpm terlepas

16.15 I, - Mengatur posisi bayi S:


II semi fowler untuk O : bayi diposisikan
memaksimalkan semifowler diatas 1 bantal
ventilasi

16.40 II - Melakukan pijat S : ibu mengatakan setelah


oksitosin dipijat, ASI yang keluar
sedikit lebih banyak
O : ASI tampak keluar
setelah dilakukan pemijatan

18. 00 I - Membantu melakukan S:


nebulizer dengan O : bayi tampak bernapas
ventolin ½ / 8 jam dan dengan lebih lega setelah
pulmicort ½ / 8 jam dilakukan terapi nebulizer

- Mengobservasi status
18.30 I oksigen pasien bayi S:
O : SpO2 : 97%

I - Mendengarkan suara S:
nafas, frekuensi dan O : ronchi berkurang, RR :
pola napas 24 x/menit, ireguler

19.00 II - Menghitung IWL/8 jam S : ibu pasien mengatakan


pasien sudah BAB 1x dan
ganti popok 2x, ASI (+)
O : (500 + 0,3 + 40) – (400
+ 100 + 50) = -9,7
26
September
2018 I, - Memonitor status S : ibu pasien mengatakan
Pukul : II pasien ASInya sudah sedikit lebih
14.30 banyak yang keluar, cairan
pasien dibantu infus
O :mukosa lembab,
terpasang infus Kaen 15 tpm

14.40 I - Mendengarkan suara S:


nafas bayi, frekuensi O : ronchi (+) masih
dan irama pernapasan, terdengar, RR : 24 x/ menit,
pola pernapasan irreguler
abnormal

14.45 I, - Mengobservsi nadi dan S:


II suhu O : nadi = 126 x/menit, suhu
: 36,5 oC

15.00 II - Menganjurkan ibu S : ibu mengatakan produksi


untuk menyusui ASInya masih sedikit
bayinya lebih banyak O : By.S tampak menyusu
dengan kuat pada ibunya

15.30 I, - Monitor warna dan S:


II kelembaban kulit O : kulit lembab

16.00 I - Mengobservasi status S:


oksigen pasien bayi O : SpO2 : 98%

- Mengatur posisi bayi


16.15 I semi fowler untuk S:
memaksimalkan O : bayi diposisikan
ventilasi semifowler diatas 1 bantal

16.40 I, - Melakukan pijat S : ibu mengatakan setelah


II oksitosin dan dipijat, ASI yang keluar
mengajarkan keluarga sedikit lebih banyak,
cara melakukan pijat keluarga mengatakan sudah
oksitosin paham bagaimana
melakukan pijat oksitosin
O : ASI tampak keluar
setelah dilakukan pemijatan,
dan keluarga dapat
mendemonstrasikan cara
pijat oksitosin

18.10 II - Membantu melakukan S:


nebulizer dengan O : bayi tampak bernapas
ventolin ½ / 8 jam dan dengan lebih lega setelah
pulmicort ½ / 8 jam dilakukan terapi nebulizer

18. 45 I - Mengobservasi status S:


oksigen pasien bayi O : SpO2 : 97%

18.50 I - Mendengarkan suara S:


nafas, frekuensi dan O : ronchi berkurang
pola napas banyak, RR : 22 x/menit,
reguler

19.00 II - Menghitung IWL/8 jam S : ibu pasien mengatakan


pasien sudah BAB 1x dan
ganti popok 2x, ASI (+)
O : (500 + 0,3 + 75) – (400
+ 100 + 50) = +25,3
13. EVALUASI

Waktu
Dx Evaluasi Paraf
Tgl/jam
24 S:
September O: ronchi berkurang, RR : 28 x/mnt SpO2 : 98%, batuk
2018 berdahak berkurang, By. S tampak bernafas dengan
Pukul : lebih lega
14.00 A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1 - Monitor status pernapasan dan oksigenasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Kolaborasi pemberian terapi O2, bronkodilator ataupun
nebulizer
S : ibu pasien mengatakan ASInya masih sedikit yang
keluar, cairan pasien dibantu infus. Ibu pasien
mengatakan pasien sudah BAB 1x dan ganti popok 2x,
ASI (+)
O : bibir pasien tampak pucat, mukosa lembab, terpasang
infus Kaen 15 tpm. IWL = -24,7
A: Resiko kekurangan volume cairan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2
- Monitor status pasien
- Monitor status cairan pasien
- Jaga intake yang akurat dan catat output
- Edukasi keluarga untuk meningkatkan asupan oral
dengan meningkatkan nutrisi ibu dan pijat oksitosin
untuk meningkatkan ASI
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologi dan
cairan intravena
25 S:
September O: ronchi berkurang, RR : 24 x/mnt , ireguler . SpO2 :
2018 97%, batuk berdahak berkurang, By. S tampak
Pukul : bernafas dengan lebih lega
21.00 A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian
1
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Kolaborasi pemberian terapi nebulizer
S : ibu pasien mengatakan ASInya masih sedikit yang
keluar, cairan pasien dibantu infus. Ibu pasien
mengatakan pasien sudah BAB 1x dan ganti popok 2x,
ASI (+)
O :mukosa lembab, terpasang infus Kaen 15 tpm.
IWL = -9,7
A: Resiko kekurangan volume cairan teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
2
- Monitor status pasien
- Monitor status cairan pasien
- Jaga intake yang akurat dan catat output
- Edukasi keluarga untuk meningkatkan asupan oral
dengan meningkatkan nutrisi ibu dan pijat oksitosin
untuk meningkatkan ASI
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologi dan
cairan intravena
26 1 S:
September O: ronchi berkurang banyak, RR : 22 x/mnt SpO2 : 97%,
2018 batuk berdahak berkurang, By. S tampak bernafas
Pukul : dengan lebih lega
21.00 A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Kolaborasi pemberian terapi nebulizer
S : ibu pasien mengatakan ASInya sudah keluar sedikit
lebih banyak, cairan pasien dibantu infus. Ibu pasien
mengatakan pasien sudah BAB 1x dan ganti popok 2x,
ASI (+)
2 O :mukosa lembab, terpasang infus Kaen 15 tpm. IWL =
+25,3
A: Resiko kekurangan volume cairan teratasi
P: Pertahankan intervensi
- Jaga intake yang akurat dan catat output

También podría gustarte