Está en la página 1de 5

Pimpinan Daerah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS)

Tasikmalaya Raya
Manhaj Kajian Politik

Oleh: Rijal Jirananda


(Kabid Politik dan Hukum PD Hima Persis Tasikmalaya Raya 2016-2017)

A. Landasan Pemikiran
Hima Persis sebagai salah satu diantara jajaran ormawa yang eksis di Indonesia
memiliki cita-cita luhur, yakni mewujudkan peradaban Ulul Albab di bumi Indonesia ini.
Dengan jargon gerakannya, “Ilmiah, Progresif, Revolusioner” Hima Persis berusaha
mengemban misi agung yang diamanahkan oleh “Kapal Induk”nya yakni, Persatuan
Islam untuk membawa dakwah Islam ke wilayah kampus. Semangat Tajdid yang
diwariskan oleh Persatuan Islam dikolaborasikan dengan gerakan khas kaum civitas
akademika yang dirangkum oleh Hima Persis dengan jargon, “Ilmiah, Progresif,
Revolusioner” melahirkan suatu terobosan yang tak biasa dalam kancah pergerakan
dakwah Islam di Indonesia.
Diantara instrument nilai yang dibangun oleh Hima Persis adalah Trias Politika
Hima Persis, yakni, Intelektualitas, Transformasi Sosial dan Perubahan Iklim Politik.
Trias Politika ini atau tiga hal yang harus dikuasai oleh Hima Persis secara kolektif
merupakan peta gerakan yang dijadikan batu pijakan dalam mewujudkan peradaban Ulul
Albab. Apabila peta gerakan ini difahami secara sinkronis-korelatif, maka akan lahir
kesadaran bahwa gerakan yang diluncurkan oleh Hima Persis menuntut suatu langkah-
langkah strategis dimana ketercapaian pada tangga pertama akan mengantarkan pada
tangga berikutnya, begitupun seterusnya. Dengan demikian, merupakan suatu
keniscayaan, gerakan intelektualisasi merupakan tangga pertama yang harus ditempuh
demi melancarkan gerakan selanjutnya yakni Transformasi sosial dan perubahan iklim
politik.
Paradigma politik yang dibangun oleh Hima Persis selama ini adalah politik nilai.
Yang berarti, Hima Persis tidak secara langsung mengkonsentrasikan gerakan politiknya
pada ranah praktis, namun melalui gerakan politik nilainya Hima Persis berupaya untuk
senantiasa mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh elemen-elemen pemerintahan
dengan mengkontrol, memantau, mengkritisi dan sebagainya.
Dinamika pemikiran politik Islam yang dibangun oleh Hima Persis dilakukan
melalui kajian-kajian ilmiah. Program kajian politik Hima Persis bahkan sempat dilirik di
tingkat nasional yang diapresiasi positif oleh beberapa tokoh politik nasional seperti Fadli
Zon, setelah menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh PP Hima Persis
yakni Madrasah Politik. Program ini merupakan rangkaian dari langkah kongkrit dari
instrument-instrument dasar yang diusung oleh Hima Persis yaitu penguatan intelektual,
sebelum kemudian melangkah pada tahap selanjutnya. Tentunya Program dan gerakan ini
harus didukung oleh semua pihak yang mengafiliasikan dirinya pada gerakan Hima
Persis. Pimpinan Daerah Hima Persis Tasikmalaya Raya sebagai bagian dari Hima Persis
di tingkat Pimpinan Daerah berupaya melakukan hal yang sama dalam rangka melakukan
penguatan intelektual dalam bidang pemikiran politik dengan mengadakan kajian intensif
yang disusun dan disistematisasi sedemikian rupa berdasarkan pendalaman atas teks dan
konteks khazanah politik Islam.

B. Deskripsi Umum Kajian Politik Hima Persis


Pembahasan materi kajian politik Hima Persis akan diarahkan pada pemahaman
politik Islam berdasarkan pemikiran universalitas Islam. Pengkajian akan berpijak pada
pembacaan serta penelaahan atas teks (sumber pemikiran Islam yakni Al-Qur’an dan
Sunnah serta pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh politik Islam sepanjang sejarah) dan
konteks (perkembangan realitas umat Islam dan perjalanan sejarah Islam). Diskursus
politik Islam pada akhirnya akan bermuara pada polemik mengenai Islam dan Negara
yang hingga kina belum sampai pada kesepakan intersubjektif umat Islam di dunia
dikarenakan perbedaan konteks sosial budaya pada masing-masing wilayah yang umat
Islam tersebar di sana.
Pembahasan materi kajian akan dilanjutkan pada penelaahan atas dinamika politik
Islam di Indonesia. Pembahasan ini diarahkan pada upaya kontekstualisasi dan komparasi
dinamika politik Islam Indonesia dengan dinamika politik Islam yang terkonstruk dari
hasil penalaran teks-teks yang terhimpun dalam sumber pemikiran politik Islam yakni Al-
Qur’an dan Sunnah juga pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh politik Islam dalam bentangan
sejarah dan dialektika sejarah dalam menafsirkan teks tadi pada konteks di belahan negri
Islam lainnya.

C. Konten Pembahasan
Pertemuan 1 Pengantar Kearah Pemikiran Politik Islam

Pada pertemuan pertama ini dibahas tentang ruang lingkup


bahasan, pokok-pokok materi dan urgensi kajian ini
Pertemuan 2 dan Diskursus relasi Islam dan Negara : mencari dasar pijak teks
3 dan konteks berdirinya negara berdasar Islam.

Pada pertemuan ini dibahas tentang dinamika perkembangan


pemikiran politik para ahli (Ulama, cendekiawan, pemikir)
tentang hubungan Islam dan negara. Relasi yang dimaksud
adalah apakah Islam (agama) dan politik (negara) menyatu
atau masing-masing adalah entitas yang terpisah. Pada bagian
ini juga ditekankan untuk menjawab pertanyaan apa dasar
(teks) berdirinya “Negara Islam”, dan dalam realitasnya
(konteks) pernahkah berdiri negara berdasar Islam.

Pertemuan 4 dan Piagam Madinah : Konstitusi “Negara Islam” yang inklusif,


5 pruralis dan demokratis
Pertemuan keempat ini membahas tentang : Konstitusi Negara
Madinah, Masyarakat Madani, pengaturan umat (masyarakat)
yang inklusif, pluralis dan demokratis pada awal Islam berdiri
dan berkembang
Pertemuan 6 Khilafah dan kerajaan : Sistem pemerintahan zaman
Khulafaur Rosyiddin dan zaman sesudahnya.

Pertemuan ini membahas tentang variasi sistem pemerintahan


pada zaman Khulafaur Rosyiddin dan perubahan kearah
sistem monarki pada zaman sesudahnya.
Pertemuan 7 Ideologi Islam : Pergumulan untuk dominan diantara berbagai
ideologi yang berkembang dewasa ini.

1 Membahas tentang dinamika Islam sebagai ideologi bagi


kaum muslimin.
2 Islam diantara pergulatan berbagai ideologi yang
berkembang dewasa ini
Pertemuan 8 Evaluasi Bersama (Membuat makalah dengan mengambil
salah satu tema yang telah dikaji)
Pertemuan 9 Pemikiran Politik Islam di Indonesia : dari formalistik Islam
menuju ke subtantifis Islam dan sinergi di antara keduanya
1 Membahas tentang pergumulan pemikiran para ahli
(ulama, cendekiawan, pemikir) muslim di Indonesia
tentang hubungan antara Islam dan Negara,
2 Ideologi Pancasila : pertautan dan muara bertemunya
berbagai aspirasi dan pemikiran ideologis di Indonesia
Pertemuan 10 Islam state versus dan Nation State : perjuangan kaum
muslimin dalam menegakkan negara di Indonesia
1 Mempelajari tentang sejarah perjuangan umat Islam
dalam menegakkan negara di Indonesia
2 Mempelajari aspirasi masyarakat Indonesia tentang
Negara nasional, negara berdasar Islam dan Negara
Muslim
Pertemuan 11 Pemikiran dan perkembangan organisasi Islam Transnasional
di Indonesia
1 Ikhwanul Muslimin : Pemikiran, dan dinamika
pengaruhnya di Indonesia
2 Hizbut Tahrir /Hizbut Tahrir Indonesia : Diskursus
tentang khilafah
3 Syiah : Diskursus tentang Wilayatul Faqih
Pertemuan 12 Forum Group Discussion : Relasi Negara dan Islam
Pertemuan 13 Forum Group Discussion : Piagam Madinah
Pertemuan 14 Forum Group Discussion : Dinamika perjuangan dan
pemikiran politik Islam di Indonesia
Pertemuan 15 Review : Pemikiran politik Islam

D. Tujuan Pengkajian
Dengan pengkajian ini, diharapkan kader Hima Persis PD Tasikmalaya Raya
mampu memahami dinamika politik Islam secara komprehensif. Di samping kader
memiliki pemahaman yang universal terhadap dinamika politik Islam juga mampu
mengetahui dan memahami dinamika politik Islam Indonesia yang cukup kompleks. Dari
keseluruhan pemahaman atas kajian politik ini pada akhirnya kader memiliki modal
intelektual yang matang, yang kemudian mampu ditransformasikan pada tataran aplikatif
gerakan.
E. Pelaksanaan Kajian
- Kajian akan dilangsungkan selama 15 kali pertemuan
- Dalam 15 kali pertemuan tersebut dibagi kepada dua segmentasi. 8 pertemuan
pertama akan mengkaji dinamika politik Islam secara Universal dengan di akhir
pertemuan dilakukan evaluasi bersama. 7 pertemuan terakhir akan mengkaji dinamika
politik Islam Indonesia.
- Evaluasi dilakukan dengan membuat makalah oleh seluruh peserta kajian yang akan
didiskusikan dan diuji pada pertemuan yang telah ditentukan
- 1 kali pertemuan dilaksanakan selama 1 jam oleh fasilitator dengan dilanjutkan 30
menit pada sesi diskusi
F. Fasilitator
1. Akademisi yang berkompetensi di bidang politik
2. Tasykil PD Hima Persis Tasikmalaya Raya
3. Senior (Alumni) PD Hima Persis Tasikmalaya Raya
4. Asatidz lokal yang memiliki kompetensi di bidang politik
5. Praktisi Politik lokal daerah
G. Bahan Bacaan Yang Bisa Dijadikan Buku Acuan
1. Tarikh Khulafa (As-Suyuthi)
2. Al-Ahkam As-Sulthoniyah (Imam Al-Mawardi)
3. Siyasah Syar’iyyah (Ibnu Taimiyah)
4. Muqaddimah (Ibnu Khaldun)
5. Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam (Abu A’la Al-Maududi)
6. Gerakan Modern Islam di Indonesia (Deliar Noer)
7. Akar Konflik Politik Islam di Indonesia (Dhurorudin Mashad)
8. Teori Politik Islam (Dhiauddin Rais)
9. Parlemen di Negara Islam Modern (Ali Muhammad Ash-Shallabi)
10. DSB

También podría gustarte