Está en la página 1de 9

LP DAN ASKEP

KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH

DI SUSUN OLEH :

AHMAD MUTASAR 16.IK.455

AMALIA ISLAMI 16.IK456

DESY MELDAWATI 16.IK.465

FACHRIYAL HAMI 16.IK.467

I PUTU SUPARLIKA 16.IK.472

INTAN NUR ISLAMIATY 16.IK.473

PUSPA AYU DEVIRA 16.IK.488

RAHMAD MAULIDA 16.IK.490

YUMI BAIDA RAHMAH 16.IK.501

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2018
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan.
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.

B. Tanda dan gejala


Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :

1. Mengkritik diri sendiri


2. Menarik diri dari hubungan sosial
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
Tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Menciderai diri
C. Faktor predisposisi, presipitasi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut
Herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor
predisposisi citra tubuh adalah :

a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh


b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
d. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor
predisposisi harga diri rendah adalah:
1) Penolakan
2) Kurang perhargaan, pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut
3) Persaingan antar saudara
4) Tidak mampu mencapai standar. Faktor predisposisi
gangguan peran adalah :
a) Stereotipik peran seks
b) Tuntutan peran kerja
c) Harapan peran kultural. Faktor predisposisi
gangguan identitas adalah :
(1) Ketidakpercayaan orang tua
(2) Tekanan dari per grup
(3) Perubahan struktur sosial
(Herman, 2011)
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri
kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi
yang membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
2) Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasatidak
mampu melakukan peran yang bertentangan denganhatinya atau
tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya.Ketegangan peran
ini sering dijumpai saat terjadi konflikperan, keraguan peran dan
terlalu banyak peran. Konflik peranterjadi saat individu
menghadapi dua harapan peran yangbertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadibila individu tidak mengetahui
harapan peran yang spesifikatau bingung tentang peran yang
sesuai.
a. Trauma peran perkembangan
b. Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
c. Transisi peran situasi
d. Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau
berkurang.
e. Transisi peran sehat sakit
f. Pergeseran kondisi pasien yang menyebabkan kelihangan
bagian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
prosedur medis dan keperawatan (Herman, 2011)

3) Rentang Respon

a) Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri


yangpositif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses
dandapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyaipengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadarihal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
b) Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika
diatidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko
P,2014)
D. Daftar masalah keperawatan
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Isolasi sosial : Menarik diri
3. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
4. Harga diri rendah
5. Koping individu tidak efektif

E. Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusimasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

HARGA DIRI RENDAH

Koping Individu Tidak Efektif


Iskandar (2012)
F. Intervensi
No Dx NOC NIC
Keperawatan
1. Resiko tinggi  self care: activity of Self care assistance :
perilaku daily living (ADLs) ADLs
kekerasan
setelah dilakukan asuhan  Dorong pasien
keperawatan selama ..... untuk
defisit perawatan diri mengungkapkan
teratasi dengan kriteria hasil secara verbal
: konsekuensi dari
perubahan fisik
 intervensi awal dan emosi yang
untuk mencegah mempengaruhi
respon agresif konsep diri.
diperintahkan  Kembangkan
halusinasi orientasi
 pasien dapat kenyataan
mengartikan  Singkirkan semua
sentuhan sebagai benda berbahaya.
ancamanan.  Tingkatkan peran
 Mencegah serta keluarga
kemungkinancedera pada tiap tahap
pasien atau orang perawatan dan
lain karena adanya jelaskan prinsip-
perintah halusinasi prinsip tindakan
 Keterlibatan pasien pada halusinasi
terhadap dalam  Ajarkan pasien
kegiatan menggunkan
interpersonal, akan tindakan
menolong klien menenangkan diri
kembali dalam (nafas dalam)
realitas.

2 
Isolasi sosial Social interaction skills  Social interaction skills
: menarik Stress level  Stress level
diri  Sosial support  Sosial support
 Post-Trauma Syndrome  Post-Trauma Syndrome
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil :
 Iklim sosial keluarga :  Iklim sosial keluarga
lingkungan yang : lingkungan yang
mendukung yang mendukung yang
bercirikan hubungan bercirikan hubungan
dan tujuan anggota dan tujuan anggota
keluarga keluarga
 Partisipasi waktu luang  Partisipasi waktu
: menggunakan aktivitas luang : menggunakan
yang menarik, aktivitas yang
menyenangkan, dan menarik,
menenangkan untuk menyenangkan, dan
meningkat menenangkan untuk
kesejahteraan meningkat
 Keseimbangan pada kesejahteraan
perasaan : mampu  Keseimbangan pada
menyesuaikan terhadap perasaan : mampu
emosi sebagai respon menyesuaikan
terhadap keadaan terhadap emosi
tertentu sebagai respon
 Keparahan kesepian : terhadap keadaan
mengendalikan tertentu
keparahan respon  Keparahan kesepian :
emosi, sosial atau mengendalikan
eksistensi terhadap keparahan respon
isolasi. emosi, sosial atau
 Penyesuaian yang tepat eksistensi terhadap
terhadap tekanan emosi isolasi.
sebagai respon terhadap  Penyesuaian yang
keadaan tertentu tepat terhadap
 Tingkat persepsi positif tekanan emosi
tentang status kesehatan sebagai respon
dan status hidup terhadap keadaan
individu tertentu
 Partisipasi dalam  Tingkat persepsi
bermain, penggunaan positif tentang status
aktivitas oleh anak usia kesehatan dan status
1-11 tahun untuk hidup individu
meningkatkan  Partisipasi dalam
kesenangan, hiburan, bermain, penggunaan
dan perkembangan aktivitas oleh anak
 Meningkatkan usia 1-11 tahun untuk
hubungan yang efektif meningkatkan
dalam perilaku pribadi, kesenangan, hiburan,
Interaksi sosial dengan dan perkembangan
orang, kelompok, atau  -Meningkatkan
organisasi hubungan yang
 Ketersediaan dan efektif dalam
peningkatakan perilaku pribadi,
pemberian aktual Interaksi sosial
bantuan yang andal dari dengan orang,
orang lain kelompok, atau
 Mengungkapkan organisasi
penurunan perasaan  -Ketersediaan dan
atau pengalaman peningkatakan
diasingkan pemberian aktual
bantuan yang andal
dari orang lain
 -Mengungkapkan
penurunan perasaan
atau pengalaman
diasingkan

3 Ketidak Anticipatory
mampuan Setelah dilakukan tindakan Guidance
keperawatan selama ....
koping  Bantu pasien
Kriteria hasil
untuk
 Mengidentifikasi mengidentifikasi
pola koping yang kan mengenai
efektif krisis situasi dan
 Mengungkapkan efek yang
secara verbal mungkin terjadi
tentang koping yang  Bantu pasien
efektif untuk
 Mengatakan memutuskan
penurunan stres mengenai cara
 Klien mengatakan menyelesaikan
telah menerima masalah
tentang keadaannya  Bantu pasien
 Mampu untuk
mengidentifikasi beradaptasi pada
strategi tentang perubahan nilai.
koping
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, C. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.

Herdman. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Sari, Kartika. (2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta:


CV.Trans Info Media

Prabowo, E. (2014). Konsep&Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.


Yogyakarta : Nuhamedika

También podría gustarte