Está en la página 1de 2

kebiasaan kaum muballigh, dan lebih banyak

dengan tulisan. Beliau seorang penulis karangan


yang enak dibaca, baik dalam majalah yang beliau
terbitkan sendiri, maupun dalam buku-buku
yang sengaja ditulisnya. Di samping itu, beliau
gemar sekali berdebat, demi untuk membela
agama dan menegakkan keyakinannya”.5
A. Hassan adalah seorang guru yang berwibawa, berpenampilan
sederhana dan disegani
murid-muridnya. Selain Mohammad Natsir, tidak
sedikit murid-muridnya yang telah dididik oleh
A. Hassan yang datang dari berbagai daerah di
Indonesia. Yang kemudian murid-muridnya itu
menjadi tokoh dan sebagai penerus perjuangan
da’wah A. Hassan. Sebagaimana ditulis Z. A
Ahmad:
Tuan Hassan bukanlah sendiri, tetapi mempunyai pengikut yang
banyak yang terus
menerus bertugas melanjutkan pembaharuan dan pembelaan Islam
yang sudah
dirintisnya. Di samping usahanya yang
banyak dan tekunnya mengarang, mencetak dan menyiarkan, beliau
bekerja
pula mengajar. Beliau mendirikan bebe-
5. Ibid, hlm. 10
33
rapa madrasah, baik tingkat rendah, tsanawiyah maupun aliyah
(menengah dan
tinggi), di Bandung dan di Bangil yang
menerima pelajar dari berbagai penjuru
Indonesia. Pelajarannya diterima sangat
mengagumkan oleh segala tingkat, dan di
tangannya keluar siswa-siswa yang tidak
sedikit jumlahnya, baik akhirnya menjadi
pendidik atau pemimpin maupun pembesar negara dan
pemerintahan.6
A. Hassan merupakan guru di lingkungan
Persatuan Islam, yaitu sebuah organisasi Islam,
yang secara resmi didirikan pada hari Rabu tanggal 1 Shafar 1342 H
bertepatan dengan tanggal
12 September 1923 di Bandung.7 Pendirian
Persatuan Islam merupakan usaha sejumlah
umat Islam untuk memperluas diskusi-diskusi
tentang topik-topik keagamaan yang telah dilakukan pada basis
informal selama beberapa
bulan.8 Ahmad Hassan yang bergabung dengan
6. Z.A. Ahmad, Sumbangan yang tak Ternilai dari Tuan A.Hassan, dalam
Tamar Djaja, Riwayat Hidup A. Hassan, hlm. 131
7. Dadan Wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia,
Potret Perjalanan Sejarah Organisasi Persatuan Islam (PERSIS),
Bandung: Persis Press, 2000, cet.I, hlm. 34
8. Howard M. Federspiel, Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
34
gerakan ini pada tahun 1924, adalah anggota
yang pandangannya memberikan format dan
individualitas nyata kepada Persatuan Islam
dan terang-terangan menempatkannya ke dalam barisan muslim
modernis.9
A. Hassan kemudian menjadi ujung tombak
Persis dan menjadi figur yang menarik orang
untuk masuk Persis, karena Persis yang pada
mulanya tidak lebih dari sekadar kelompok pengajian yang tidak
memiliki karakteristik yang
jelas, setelah menemukan karakteristik tersendiri dari ideologi
Islahnya A. Hassan, Persis
menjadi daya tarik yang kuat bagi kalangan
muda terdidik, terutama di kota Bandung. A.
Hassan telah berfungsi sebagai guru utama dan
pemimpin kharismatik bagi Persis.10
A. Hassan telah merebut hati ummat Islam
Indonesia yang sadar, dan banyaklah sudah pengikutnya tersebar di
mana-mana. Inilah yang
menyebabkan buku-bukunya laris di manamana, karena orang senang
membaca dan mempelajarinya. Setiap fatwa ditegakkannya dengan
Abad XX, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996, cet. I, hlm.
15
9. Ibid, hlm. 17
10 Dadan Wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia,
hlm. 49

También podría gustarte