Está en la página 1de 7

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN

KOMPLEKSITAS BISNIS SEBAGAI PEMODERASI


Gugat Jelang Romadhon
Magister Akuntansi Universitas Pancasila, Jakarta
gugatjr@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was examine the effect of
earnings management on firm performance with business
KETERANGAN ARTIKEL complexity as moderating. The Object in this study was
Riwayat Artikel companies listed on stock exchange (BEI) in 2015-2017. The
Diterima : sampling method in this study is purposive sampling. Data
Direvisi : analysis techniques using causality relationships approach
Disetujui : between variables. Data processing programs using SEM-
PLS WarpPLS 5.0.
Klasifikasi JIEL Keywords : earnings management, firm performance,
business complexity

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis
pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan
dengan kompleksitas bisnis sebagai pemoderasi. Objek
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2015-2017. Metode sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data
menggunakan pendekatan teknik kausalitas hubungan
antar variabel. Program pengolahan data menggunakan
SEM-PLS WarpPLS 5.0. Hasil penelitian ini adalah ….
Sedangkan temuan penelitian ini …… (dari hasil penelitian
yg tdk signifikan-alasan knp)
Kata kunci : Manajemen laba, kinerja perusahaan,
kompleksitas bisnis

tersebut agar terlihat konstan dari waktu ke


PENDAHULUAN waktu (Windharta & Ahmar, 2017).
Perusahaan merupakan salah satu Manajemen perusahaan dituntut untuk
bentuk organisasi yang umumnya memiliki memperhatikan kinerja perusahaannya agar
tujuan tertentu yang ingin dicapai demi kinerjanya meningkat dan stabil dari waktu ke
kepentingan para anggotanya. Pada waktu. Namun, kenyataan sesungguhnya
umumnya, tujuan berdirinya suatu tidak sesuai dengan harapan. Tercatat kinerja
perusahaan adalah untuk menjaga perusahaan cenderung berfluktuasi menurun.
kelangsungan hidup perusahaan, dapat Pada tahun 2014, nilai ROA dan ROE sebesar
meningkatkan pertumbuhan, serta dapat 4.69 dan 12.34, kemudian turun drastis pada
meningkatkan laba dan mempertahankan laba tahun 2015 menjadi 3.07 dan 6.15. Pada tahun
2016 terjadi peningkatan yaitu menjadi 4.63
dan 9.11. Kemudian, terjadi penurunan /anak perusahaan, diversifikasi jalur produk
kembali pada tahun 2017 yaitu menjadi 1.56 dan pangsa pasar produk tersebut. Tujuan dari
dan 4.07. Salah satu faktor yang kegiatan ini adalah untuk meningkatkan laba.
mempengaruhi fluktuasi kinerja adalah Disamping itu, kompleksitas bisnis juga
kemampuan perusahaan dalam menciptakan dianggap sebagai tantangan besar bagi
laba. Perusahaan dapat menciptakan laba manajemen perusahaan. Perusahaan yang
dengan meningkatkan penjualan dan memiliki anak perusahaan yang banyak
menurunkan beban atau dengan manipulasi tentunya memiliki tingkat kerumitan yang
laba yang dilakukan oleh manajemen. tinggi. Semakin banyak jumlah anak
Informasi kinerja suatu perusahaan dapat perusahaan (unit bisnis), semakin kompleks
dilihat dari laporan keuangan pada periode bisnis perusahaan tersebut.
tertentu berdasarkan rasio keuangan. Laila Kompleksitas bisnis dapat
(2017) menyebutkan bahwa analisis rasio mempermudah perusahaan untuk melakukan
keuangan dapat mengungkapkan antara manajemen laba. Perusahaan yang masih
perkiraan laporan keuangan dan dapat dalam satu grup dengan struktur perusahaan
menjadi bahan rujukan pihak manajemen yang kompleks memiliki fleksibilitas dan alat
dalam rangka mengevaluasi kondisi keuangan diskresi yang lebih banyak dibandingkan
dan kinerja perusahaan. dengan perusahaan tunggal, misalnya melalui
Para pemegang saham dan calon investor komponen akrual (Beuselinck & Deloof, 2014).
menggunakan informasi ini untuk Heflin & Shaw (2010) menyatakan bahwa
pengambilan keputusan dalam perusahaan grup dengan kepemilikan penuh
menginvestasikan dana mereka. Informasi sangat terbuka untuk melakukan manajemen
laba ini sering menjadi target rekayasa pihak laba karena induk perusahaan sebagai
manajemen dalam memanipulasi laporan pemegang saham mayoritas memiliki kendali
keuangan agar terlihat baik dan menarik calon atas anak perusahaan dan hak kontrol yang
investor. memudahkan dalam mengakses informasi
Manajemen laba dilakukan untuk private perusahaan serta dapat mengalihkan
kepentingan manajemen maupun stakeholder daya perusahaan melalui transaksi pihak
dengan mempengaruhi tingkat pendapatan berelasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
perusahaan pada periode waktu tertentu. bertujuan untuk meningkatkan laba
Menurut Jensen & Meckling (1976) perusahaan dan berdampak pada
Manajemen laba juga muncul karena adanya meningkatnya kinerja perusahaan.
hubungan agensi antara principal (pemegang Penelitian terdahulu terkait pengaruh
saham) dan agent (manajer). Dalam hubungan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan
ini terjadi asimetri informasi dimana agent telah dilakukan oleh Awais Akram, Imran
memiliki informasi yang lebih banyak terkait Hunjra, Butt, & Ijaz (2015). Hasil penelitian
kondisi sebenarnya perusahaan dibanding tersebut didapatkan bahwa manajemen laba
principal. Agent dan principal juga sama-sama yang dilakukan perusahaan sektor konstruksi
memiliki kepentingan untuk memaksimumkan baik di Pakistan maupun India menunjukan
kesejahteraannya. Penyatuan kepentingan ini signfikan negatif terhadap kinerja perusahaan.
menimbulkan masalah keagenan/agensi Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukan oleh
konflik. penelitian yang dilakukan oleh Santoso,
Kompleksitas bisnis merupakan tingkat Puspitasari, & Widyaswati (2017) dimana
kerumitan suatu perusahaan dalam manajemen laba tidak berpengaruh signfikan
menjalanakan proses usahanya. Tingkat terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang
kompleksitas bisnis suatu perusahaan dapat dilakukan Salim (2015) menunjukan bahwa
dilihat dari lokasi, jumlah unit operasinya manajemen laba berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja perusahaan. Sulistyanto (2008:49) mendefinisikan
Ketidakkonsistenan penelitian terdahulu ini manajemen laba sebagai tindakan-tindakan
menyebabkan penelitian selanjutnya masih manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba
relevan dilakukan dan dapat dijadikan bahan periode berjalan dari sebuah perusahaan yang
pertimbangan penulis untuk melakukan riset dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan
terkait pengaruh manajemen laba terhadap (penurunan) keuntungan ekonomi
kinerja perusahaan dengan menambahkan perusahaan jangka panjang.
variabel moderasi kompleksitas bisnis sebagai Brayshaw & Eldin (1989) menemukan
novelty penelitian. bahwa alasan manajemen melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk manajemen laba adalah: (1) skema
mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi manajemen yang dihubungkan
manajemen laba terhadap kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan yang disajikan
dan kompleksitas sebagai pemoderasi dalam laba akuntansi yang dilaporkan; serta
pengaruh manajemen laba terhadap kinerja (2) fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat
perusahaan. Kontribusi penelitian ini dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk
menjadi sumber informasi dan tambahan mengganti manajemen dengan
pengetahuan terkait hal-hal yang berkaitan pengambilalihan secara langsung. Wild,
dengan kinerja keuangan perusahaan untuk Subramanyam, & Halsey (2007) menyatakan
menurunkan perilaku manajemen laba. bahwa terdapat tiga jenis strategi manajemen
laba yaitu: meningkatkan laba (income
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN increasing), mandi besar (big bath) dan
HIPOTESIS perataan laba (income smoothing).

Kajian Literatur Kompleksitas Bisnis


Teori signaling Kompleksitas bisnis merupakan tingkat
kerumitan suatu perusahaan dalam
Kinerja Perusahaan menjalanakan proses usahanya. Tingkat
Pengukuran kinerja membantu manajer kompleksitas bisnis suatu perusahaan dapat
untuk melacak implementasi strategi bisnis dilihat dari lokasi, jumlah unit operasinya
dengan membandingkan hasil aktual dengan /anak perusahaan, diversifikasi jalur produk
tujuan strategis yang ditetapkan. Pengukuran dan pangsa pasar produk tersebut.
kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun Kompleksitas suatu perusahaan
jangka panjang. Pengukuran kinerja jangka merupakan akibat dari pembentukan
pendek berkenaan dengan jangka waktu departemen dan pembagian pekerjaan yang
kurang lebih satu tahun, sedangkan memiliki fokus terhadap jumlah unit yang
pengukuran jangka panjang mencakup berbeda. Ketergantungan yang semakin
kemampuan untuk inovasi dan kompleks terjadi apabila perusahaan dengan
pengadaptasian perubahan selama periode berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan unit
diatas satu tahun. Dengan kata lain kinerja menimbulkan masalah lebih rumit.
keuangan dapat diartikan sebagai gambaran Kompleksitas bisnis dicerminkan melalui
kondisi keuangan suatu periode tertentu, di jumlah anak perusahaan atau entitas anak
mana kinerja keuangan di masa lalu seringkali yang dimiliki oleh perusahaan induk dengan
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi kepemilikian saham lebih dari 50%. Anak
posisi keuangan dan kinerja di masa depan perusahaan adalah perusahaan yang dikontrol
(Prasetyo, Subchan, & Harjanto, 2017) oleh perusahaan lain, yaitu induk perusahaan,
biasanya melalui kepemilikan mayoritas
Manajemen Laba
saham perusahaan (S. Prananda, Yuliandari, & yang kompleks memiliki fleksibilitas dan alat
Yudowati, 2017). diskresi yang lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan tunggal, misalnya melalui
Pengembangan Hipotesis komponen akrual (Beuselinck & Deloof, 2014).
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Heflin & Shaw (2010) menyatakan bahwa
Perusahaan perusahaan grup dengan kepemilikan penuh
Laporan keuangan merupakan cerminan sangat terbuka untuk melakukan manajemen
dari hasil kegiatan perusahaan dalam satu laba karena induk perusahaan sebagai
periode tertentu, oleh sebab itu laporan pemegang saham mayoritas memiliki kendali
keuangan dijadikan alat pengambil keputusan atas anak perusahaan dan hak kontrol yang
oleh berbagai pihak (internal dan eksternal). memudahkan dalam mengakses informasi
Pihak manajemen selaku pengelola private perusahaan serta dapat mengalihkan
perusahaan memiliki informasi tentang daya perusahaan melalui transaksi pihak
perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu dari berelasi. Kegiatan ini dilakukan bertujuan
pada pemegang saham sehingga terjadi untuk meningkatkan laba perusahaan dan
asimetri informasi yang memungkinkan berdampak pada meningkatnya kinerja
manajemen melakukan praktek akuntansi perusahaan.
dengan orientasi pada laba yaitu manajemen H2 : manajemen laba berpengaruh signifikan
laba. Sehingga mampu meningkatkan kinerja positif terhadap kinerja perusahaan
keuangan perusahaan pada saat tertentu dengan proxy ROE.
namun dapat menyesatkan pemilik H2a : kompleksitas bisnis memoderasi
(pemegang saham) mengenai kondisi pengaruh manajemen laba terhadap
perusahaan yang sebenarnya. kinerja perusahaan dengan proxy ROE.
Salim (2015), Sukaesih & Risa (2014),
Sulistiani & Maha (2016) telah meneliti terkait METODE PENELITIAN
pengaruh manajemen laba terhadap kinerja Rancangan Penelitian
perusahaan. Hasil penelitian tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan
ditemukan bahwa manajemen laba kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan
berpengaruh positif terhadap kinerja untuk menguji teori, membangun fakta,
perusahaan. menunjukkan hubungan antar variabel,
H1 : manajemen laba berpengaruh signifikan memberikan deskripsi statistic, menaksir dan
positif terhadap kinerja perusahaan meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang
dengan proxy ROA. menggunakan pendekatan kuantitatif harus
H1a : kompleksitas bisnis memoderasi terstruktur, baku, formal dan dirancang
pengaruh manajemen laba terhadap sematang mungkin sebelumnya.
kinerja perusahaan dengan proxy ROA. Penelitian ini untuk menguji pengaruh
manajemen laba terhadap kinerja perusahaan
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja dan pengaruh manajemen laba terhadap
Perusahaan dengan Pemoderasi Kompleksitas kinerja perusahaan dengan pemoderasi
Bisnis. kompleksitas bisnis. Adapun proxy dari
Perusahaan yang memiliki unit masing-masing variabel tersebut adalah:
bisnis/anak perusahaan (subsidaries) banyak Variabel Dependen:
tentunya memiliki tingkat kerumitan yang Kinerja Perusahaan (Brigham & Houston,
tinggi. Semakin banyak jumlah anak 2010:148-149):
perusahaan, semakin kompleks bisnis 𝐸𝐴𝑇
1. 𝑅𝑂𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (1)
perusahaan tersebut. Perusahaan yang masih 𝐸𝐴𝑇
dalam satu grup dengan struktur perusahaan 2. 𝑅𝑂𝐸 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
(2)
Dimana:
ROA : return on asset 1 𝛥𝑅𝐸𝑉
𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝛼1 𝐴 −1
+ 𝛼2 ( 𝐴 −1𝑖𝑡 −
ROE : return on equity 𝛥𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡
𝑖𝑡
𝑃𝑃𝐸
𝑖𝑡

EAT : earnings after tax )+ 𝛼3 ( 𝑖𝑡 ) + +𝜀𝑖𝑡 (6)


𝐴𝑖𝑡 −1 𝐴𝑖𝑡 −1
Variabel Independen: Dimana:
Manajemen Laba NDAit : Nondiscretionary accruals
Manajemen laba diproxykan dengan perusahaan i pada tahun t
accrual modified Jones (Dechow, Sloan, & Ait–1 : Total aktiva perusahaan i pada
Sweeney, 1995). tahun t
TAit = NIit - CFOit (3) ∆REVit : Pendapatan perusahaan i pada
Dimana: tahun t dikurangi pendapatan pada tahun
TAit : total actual perusahaan i pada tahun t-1
t ∆RECit : Piutang i pada tahun t dikurangi
Niit : laba bersih (net income) perusahaan piutang pada tahun t-1
i pada tahun t PPEit : Aktiva tetap perusahan I pada tahun
CFOit : kas dari operasi (cash flow t
operation) perusahaan i pada tahun t εit : Error term perusahaan i pada tahun t
Total actual juga merupakan pengurangan Untuk mencari manajemen laba yang
dari nondiscretionary accruals dengan diproksikan oleh discretionary accruals
discretionary accruals: dapat dilakukan dengan persamaan
TAit = NDAit - DAit (4) berikut:
Dimana: 𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝐴 −1
𝑇𝐴𝑖𝑡
+ 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 (7)
TAit : total actual perusahaan i pada tahun 𝑖𝑡

t Dimana:
NDAit : nondiscretionary accruals DAit : Discretionary accruals perusahaan i
perusahaan i pada tahun t pada tahun t
DAit : discretionary accruals perusahaan i TAit : Total actual perusahaan i pada tahun
pada tahun t t
𝑇𝐴𝑖𝑡 1 𝛥𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 𝛥𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡 Ait–1 : Total aktiva perusahaan i pada
= 𝛼1 𝐴 −1 + 𝛼2 ( 𝐴 − )+
𝐴𝑖𝑡 −1 𝑖𝑡 𝑖𝑡 −1 𝐴𝑖𝑡 −1 tahun t
𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
𝛼3 (𝐴 −1 ) + +𝜀𝑖𝑡 (5) NDAit : Nondiscretionary accruals
𝑖𝑡
perusahaan i pada tahun t
Dimana:
TAit : Total actual perusahaan i pada tahun
Variabel Pemoderasi:
t
Kompleksitas Bisnis
Ait–1 : Total aktiva perusahaan i pada
Kompleksitas bisnis menggunakan dummy
tahun t
variabel dimana bernilai 1 bila jumlah
∆REVit : Pendapatan perusahaan i pada
anak perusahaan lebih besar dari median
tahun t dikurangi pendapatan pada tahun
anak perusahaan sampel, dan bernilai 0
t-1
untuk sebaliknya (Lee & Yeo, 2016). (8)
∆RECit : Piutang i pada tahun t dikurangi
Variabel Kontrol:
piutang pada tahun t-1
1. Leverage (Brigham & Houston,
PPEit : Aktiva tetap perusahan I pada tahun 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
t 2010:143): DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (9)
εit : Error term perusahaan i pada tahun t 2. Ukuran Perusahaan (Hartono,
Model Jones yang dimodifikasi oleh 2000:254): SIZE = ln Total Aset (10)
Dechlow untuk perhitungan 3. Current Ratio (Brigham & Houston,
nondiscretionary accruals dapat 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
2010:134) = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (11)
dirumuskan sebagai berikut:
Populasi dan Sampel Hasil dan Pembahasan
Populasi penelitian ini adalah industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek DAFTAR PUSTAKA
Indonesia dengan periode pengamatan tahun
2015-2017. Teknik pengambilan sampel Awais Akram, M., Imran Hunjra, A., Butt, S., &
menggunakan teknik purposive sampling Ijaz, I. (2015). Earnings Management and
dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu Organizational Performance: Pakistan VS
perusahaan secara konsisten menerbitkan India. Basic Research Journal of Business
annual report audited tahun 2015-2017, tidak Management and Accounts.
mencatatkan laba negatif selama periode Beuselinck, C., & Deloof, M. (2014). Earnings
pengamatan, dan sampel memiliki data yang Management in Business Groups : Tax
relevan terkait variabel yang digunakan dalam Incentives or Expropriation
penelitian. Jumlah sampel yang digunakan Concealment? International Journal of
dalam penelitian ini adalah 69 perusahaan Accounting, 49(1), 27–52.
dengan jumah observasi sebanyak 207 https://doi.org/10.1016/j.intacc.2014.0
observasi. 1.008
Brayshaw, R. E., & Eldin, A. E. K. (1989). The
Teknik pengambilan data Smoothing Hypothesis and the Role of
Adapun pengambilan data dengan Exchange Differences. Journal of
menggunakan observasi pada perusahaan Business Finance & Accounting, 16(5),
manufaktur di Bursa efek indonesia selama 621–633.
tahun 2015-2017. https://doi.org/10.1111/j.1468-
5957.1989.tb00042.x
Teknik Analisis Penelitian Brigham, & Houston. (2010). Dasar-Dasar
Teknik analisis data dalam penelitian ini Manajemen Keuangan (11th ed.).
menggunakan pendekatan teknik kausalitas Jakarta: Salemba Empat.
hubungan antar variabel. Program Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sweeney, A. P.
pengolahan data menggunakan Structural (1995). Detecting Earnings Management.
Equation Modelling-Partial Least Squares The Accounting Review, 70(2), 193–225.
SEM-PLS WarpPLS 5.0. Model penelitian yang Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An
digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan Assessment and Review. Academy of
dalam persamaan sebagai berikut: Management Review, 14(1), 57–74.
𝑌1 = 𝛼0 + 𝛼1 𝑥1 + 𝛼2 𝑥1 . 𝑀 + 𝛼3 𝑥2 + Hartono, J. (2000). Teori Portofolio dan
𝛼4 𝑥3 + 𝛼5 𝑥4 + 𝜀 (12) Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
𝑌2 = 𝛼0 + 𝛼1 𝑥1 + 𝛼2 𝑥1 . 𝑀 + 𝛼3 𝑥2 + Heflin, F., & Shaw, K. W. (2000). Blockholder
𝛼4 𝑥3 + 𝛼5 𝑥4 + 𝜀 (13) Ownership and Market Liquidity. Journal
Dimana: of Financial and Quantitative Analysis,
Y1 : ROA (return on asset) 35(4), 621–633.
Y2 : ROE (return on equity) Jensen, C., & Meckling, H. (1976). Theory of
X1 : Manajemen laba The Firm: Managerial Behavior, Agency
M : Kompleksitas bisnis Cost and Ownership Structure. Journal of
X2 : Leverage Financial Economics, 3, 305–360.
X3 : Ukuran perusahaan Laila, M. (2017). Analisis Manajemen Laba dan
X4 : Current ratio Kinerja Keuangan Lembaga Pembiayaan
α0 : konstanta di Bursa Efek Indonesia (BEI).
α1-α5 : koefisien regresi Lee, K.-W., & Yeo, G. H.-H. (2016). The
ε : eror Association Between Integrated
Reporting and Firm Valuation. Review of Go Public yang Melakukan Initial Public
Quantitative Finance and Accounting, Offering (IPO). Business and Finance
47(4), 1221–1250. Journal, 1(1).
https://doi.org/10.1007/s11156-015- Sulistyanto, S. (2008). Manajemen Laba: Teori
0536-y dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.
Prasetyo, W. S., Subchan, & Harjanto, S. Wild, J. J., Subramanyam, K. R., & Halsey, R. F.
(2017). Pengaruh Manajemen Laba (2007). Financial Statement Analysis.
Terhadap Kinerja Perusahaan dengan McGraw Hill.
Good Corporate Governance sebagai Windharta, S. W., & Ahmar, N. (2017).
Variabel Moderasi (Studi Kasus pada Pengaruh Manajemen Laba Akrual
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dengan Pendekatan Revenue
di BEI Tahun 2011-2014). Jurnal Ekonomi Discretionary Model terhadap Kinerja
Manajemen Dan Akuntansi, (43). Perusahaan. Trikonomika, 13(1), 108–
S. Prananda, D., Yuliandari, W. S., & Yudowati, 117.
S. P. (2017). Pengaruh Leverage,
Kompleksitas Operasi Perusahaan,
Reputasi Auditor, dan Laba/Rugi Operasi
Perusahaan terhadap Audit Delay (Studi
Kasus pada Perusahaan Perdagangan,
Jasa, dan Investasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).
Majalah Ilmiah Unikom, 15(2), 179–188.
Salim, H. (2015). Analisis Pengaruh
Manajemen Laba terhadap Profitabilitas
Perusahaan dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal
Manajemen, 12(1), 68–92.
Santoso, A., Puspitasari, D., & Widyaswati, R.
(2017). Pengaruh Manajemen Laba dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Kualitas Audit
sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI Periode 2011-2014). Jurnal
Administrasi Dan Bisnis, 11(1).
Sukaesih, & Risa, N. (2014). Pengaruh
Manajemen Laba Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Melalui Gcg
Sebagai Variabel 2009-2011), (Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bei Tahun. JRAK, 5(1), 70–84.
Sulistiani, D., & Maha, F. W. O. (2016). Analisis
Manajemen Laba dan Kinerja Operasi
Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

También podría gustarte