Está en la página 1de 10

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN


(Studi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015)

Salsabila Sarafina
Muhammad Saifi
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: salsarafinas@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to ecposure and explain the influence of simultaneous dominant and Good Corporate
Governance, which consists of the Board of Commissioners of the independent variables and the Audit
Committee's response to the Financial performance of the Company and the value calculated using the Return
On Assets and Tobins'Q. The first hypothesis test results known f. sig α (0.000) 0.05 < shows there significant
influence simultaneously from the Board of Commissioners of the independent variables and the Audit
Committee's response to financial performance. The second hypothesis test results known f. sig α (0.000) 0.05
< shows there significant influence simultaneously from the Board of Commissioners of the independent
variables and the Audit Committee of the company. Partially each Good Corporate Governance variables
effect significantly to financial performance and the value of the company. The value of the Adjusted R Square
towards Good Corporate Governance financial performance is of 40.2% whereas 59.8% influenced by other
variables that are not discussed in this study. Adjusted R Square value of Good Corporate Governance of the
company is of 51.8% whereas 48.2% influenced by other variables that are not discussed in this study.

Keywords: Good Corporate Governance, Independent Commissioners, Audit Committee, Financial


Performance, Return On Assets, Corporate Value, Tobins’Q

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis dan menjelaskan pengaruh simultan dan dominan Good Corporate
Governance yang terdiri dari variabel Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan yang dihitung menggunakan Return On Assets dan Tobins’Q. Hasil pengujian
hipotesis pertama diketahui F.sig α (0,000) < 0,05 menunjukkan ada pengaruh signifikan secara simultan dari
variabel Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan. Hasil pengujian
hipotesis kedua diketahui F.sig α (0,000) < 0,05 menunjukkan ada pengaruh signifikan secara simultan dari
variabel Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan. Secara parsial masing-
masing variabel Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai
Perusahaan. Nilai Adjusted R Square Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan adalah sebesar
40,2% sedangkan 59,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Nilai Adjusted
R Square Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan adalah sebesar 51,8% sedangkan 48,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kinerja
Keuangan, Return On Assets, Nilai Perusahaan, Tobins’Q

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 108


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN diharapkan mampu menjadi penggerak
Kinerja keuangan merupakan patokan perekonomian Indonesia dan sumber peningkatan
utama untuk mengukur baik atau tidaknya kinerja kesejahteraan masyarakat serta diharapkan mampu
perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari laporan memberikan kontribusi berharga bagi semua pihak
keuangannya. Mengukur kinerja keuangan yang berkepentingan (stakeholders). Pelaksanaan
perusahaan dapat diketahui melalui dua sisi yaitu: peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan
sisi internal perusahaan dengan melihat laporan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian,
keuangan dan sisi eksternal perusahaan yaitu nilai seperti sektor pertanian, perikanan, perkebunan,
perusahaan dengan cara menghitung kinerja kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan,
keuangan perusahaan. Indikator yang sering pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,
digunakan untuk menilai kinerja keuangan industri, perdagangan serta konstruksi. BUMN
perusahaan adalah melalui rasio keuangan. Rasio dalam melaksanakan kegiatannya tercermin dalam
yang umum menggunakan rasio likuiditas, salah satu alat ukur kinerja yaitu laporan keuangan
solvabilitas dan profitabilitas. Rasio yang sering yang menunjukkan kinerja finansial BUMN dalam
digunakan adalah Return On Assets (ROA). ROA setiap tahunnya. Seperti yang dapat kita lihat di
merupakan salah satu rasio keuangan yang gambar 1 posisi keuangan BUMN mencerminkan
digunakan untuk mengukur profitabilitas tingkat modal BUMN yang bertumbuh secara tidak
perusahaan secara menyeluruh. ROA dapat signifikan setiap tahunnya sejak tahun 2010 sampai
menunjukkan efisiensi dari asset yang digunakan dengan tahun 2014 dengan menggunakan
dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai perhitungan total assets, liabilitas dan ekuitas
ROA, semakin baik pula kinerja perusahaan. BUMN sedangkan pada gambar 2 dan 3
Perusahaan yang nilainya tinggi menunjukkan tingkat pendapatan dan laba BUMN
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. yang tidak stabil sejak tahun 2010 sampai dengan
Martono mengatakan (2005:35) nilai perusahaan tahun 2014 dengan menghitung total dari revenue,
dapat dilihat dari nilai saham perusahaan yang net income, return on assets dan net present value.
bersangkutan. Tingginya nilai perusahaan
berdampak pada kesejahteraan para pemegang POSISI KEUANGAN BUMN
saham. Pengukuran nilai perusahaan yang
digunakan salah satunya adalah menggunakan 6000
4000
rasio Tobins’Q. Tobin’sQ pernah dipakai oleh 2000
0
Klapper dan Love (2002), Black et. al.,(2003), 2010 2011 2012 2013 2014
sebagai salah satu ukuran nilai perusahaan. ASSETS 2505 2947 3467 4216 4580
Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi LIABILITIES 1903 2258 2654 3279 3489
pula nilai perusahaan. nilai perusahaan yang tinggi EQUITIES 602 689 813 937 1091
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab ASSETS LIABILITIES EQUITIES
dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan Gambar 1 : Posisi Keuangan BUMN
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang Sumber: www.bumn.go.id (Data diolah, 2016)
merupakan cermin dari keputusan investasi,
pendanaan, dan manajemen asset. PENDAPATAN DAN LABA
Korporasi atau perusahaan merupakan BUMN
salah satu faktor yang memiliki peran sentral dalam 1997
1792
perekonomian suatu Negara. Sebab, selain 2000 1406
1594
menjalankan fungsi-fungsi produksi dan distribusi 1500 1136
barang dan jasa, korporasi juga terlibat langsung 1000
dalam proses alokasi sumber daya yang bersifat 500 103 119 139 152 154
ekonomis bagi masyarakat. Peran ini sangat 0
penting mengingat keberadaan sumber daya 2010 2011 2012 2013 2014
ekonomis yang sangat terbatas dan oleh karenanya REVENUE NET INCOME
harus dapat dialokasikan seoptimal mungkin.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
adalah korporasi yang mayoritas sahamnya Gambar 2 : Pendapatan dan Laba BUMN
dimiliki pemerintah. Oleh sebab itu, BUMN Sumber: www.bumn.go.id (Data diolah, 2016)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 109
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
faktor lainnya adalah pendanaan melalui utang
yang berlebihan atau over leveraging, kesalahan
PENDAPATAN DAN LABA BUMN
model bisnis dan meningkatnya persaingan, semua
9,1
10 8,38 8,52 permasalahan tersebut berujung pada rendahnya
7,71
8 6,43 kinerja perusahaan.
dalam %

6 Beberapa peneliti telah melakukan


4,03 3,94 3,76
4 2,67
3,36 penelitian mengenai hubungan Good Corporate
Governance, kinerja keuangan dan nilai
2
perusahaan , tetapi hasil yang diperoleh masih
0 belum konsisten. Penelitian yang dilakukan
2010 2011 2012 2013 2014
Nofitasari (2015) menunjukkan hasil bahwa Good
ROA NPM Corporate Governance yang diukur dengan
menggunakan proporsi dewan komisaris
Gambar 3 : Data ROA dan NPM independen, kepemilikan institusional dan komite
Sumber: www.bumn.go.id (Data diolah, 2016) audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-
Meskipun secara umum kinerja finansial rata variabel kinerja perusahaan yang diukur
menunjukkan adanya peningkatan, namun dilihat dengan ROA dan ROE menunjukkan bahwa ROA
dari sisi produktivitasnya kinerja BUMN belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
mengalami perbaikan hal ini antara lain terlihat dari perusahaan dan ROE berpengaruh secara
return on asset (ROA) yang perkembangannya dari signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
tahun ke tahun tidak meningkat secara konsisten penelitian Good Corporate Governance dan
bahkan sempat mengalami penurunan. Belum kinerja perusahaan secara bersama-sama
optimalnya kinerja pengelolaan BUMN, antara lain (simultan) berpengaruh positif terhadap nilai
disebabkan masih lemahnya koordinasi kebijakan perusahaan. Hasil lain ditunjukkan dalam
antara langkah perbaikan internal perusahaan penelitian yang dilakukan oleh Verial (2016) hasil
dengan kebijakan industrial dan pasar tempat penelitian menunjukkan bahwa Good Corporate
BUMN tersebut beroperasi, belum terpisahkannya Governance berpengaruh signifikan terhadap
fungsi komersial dan pelayanan masyarakat pada kinerja keuangan, Good Corporate Governance
sebagian besar BUMN dan belum berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
terimplementasikan prinsip-prinsip Good dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan
Corporate Governance (GCG) secara utuh di terhadap nilai perusahaan.
seluruh BUMN (Press Release Kementrian Berdasarkan uraian latar belakang diatas
BUMN, 2005). maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
Terkait dengan kondisi diatas, menurut Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan
Triaji (2003) pada umumnya kelemahan BUMN dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan BUMN
antara lain masih rendahnya penerapan GCG, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh
belum berfungsinya sistem perencanaan dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
pengendalian intern, rendahnya integritas Direksi, Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Studi Pada
praktik mark-up, terjadinya penyimpangan oleh Badan Usaha Milik Negara (Bumn) Yang Terdaftar
direksi BUMN, pemberian paket remunerasi yang Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015”
berlebihan kepada Direksi yang tidak
mencerminkan keterkaitan dengan pencapaian KAJIAN PUSTAKA
target kinerja, transaksi bisnis dengan pihak luar Good Corporate Governance
yang dilakukan manajemen kurang memperhatikan “Good Corporate Governance merupakan
kepentingan perusahaan, intervensi pemegang sistem yang mengatur dan mengendalikan
saham atau pihak luar secara berlebihan dalam perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value
kegiatan operasional BUMN, dan adanya praktik added) untuk semua stakeholders” (Monks:2003).
perusahaan dalam perusahaan yang dilakukan Corporate Governance didefiniskan oleh IICG
manajemen. Menurut Soembodo (2002) belum (Indonesian Institute of Corporate Governance)
optimalnya kinerja BUMN dikarenakan sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
penggunaan modal yang tidak efisien serta menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
kurangnya perhatian terhadap penerapan prinsip- meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka
prinsip Good Corporate Governance. Sedangkan panjang dan tetap memperhatikan kepentingan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 110
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
stakeholders yang lain. Menurut FCGI (2001)
pengertian Good Corporate Governance adalah Komite Audit
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan Menurut pendapat Klein (2006) yang
pemegang saham, pengurus (pengelola) mendefinisikan bahwa perhitungan komite audit
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, independen yaitu dengan menggunakan rasio
serta para pemegang kepentingan intern dan komisaris independen dalam komite audit dengan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan total anggota komite audit
kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan Komisaris Independen dalam Komite Audit
Komite Audit =
perusahaan. Total Komite Audit

Setelah definisi serta aspek penting Good Sumber: Klein (2006)


Corporate Governance terpaparkan diatas, maka
berikut ini dibahas mengenai prinsip-prinsip yang
dikandung dalam Good Corporate Governance. Di Kinerja Keuangan
sini secara umum terdapat lima prinsip dasar yaitu: Menurut (Syamsuddin, 2009:63) Return On
transparency, accountability, responsibility, Assets merupakan suatu rasio yang digunakan
independency, dan fairness. Menurut Daniri untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
(2005:9) prinsip-prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh
sebagai berikut: laba, sehingga apabila nilai suatu ROA semakin
1. Transparency (Keterbukaan Informasi) tinggi maka dapat dikatakan semakin bagus kinerja
2. Accountability (Akuntabilitas) perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat
3. Responsibilitas (Pertanggungjawaban) kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap
4. Independency (Kemandirian) nilai asset yang mereka miliki untuk menghasilkan
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran) laba bersih setelah pajak. Asset merupakan
keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari
Dewan Komisaris modal sendiri maupun modal asing yang telah
Komisaris Independen bertujuan untuk diubah perusahaan menjadi aktiva , untuk
penyeimbang pengambilan keputusan dewan kelangsungan hidup perusahaan. ROA yang telah
komisaris. Proporsi dewan komisaris harus diketahui, digunakan perusahaan untuk menilai
sedemikian rupa sehingga memungkinkan efisiensi aktivanya dalam kegiatan operasi untuk
pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan menghasilkan keuantungan. ROA dapat
cepat serta dapat bertindak secara independen. dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Peraturan Pencatatan nomor IA tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas
di Bursa yaitu jumlah komisaris independen Laba Bersih Setelah Pajak
ROA =
minimum 30%. Dalam rangka penyelenggaraan Total Aktiva

pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate Sumber: (Harahap, 2009:305)


governance), perusahaan tercatat wajib memiliki
komisaris independen yang jumlahnya Nilai Perusahaan
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang Pengukuran nilai perusahaan yang
dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali digunakan salah satunya adalah menggunakan
dengan ketentuan jumlah komisaris independen rasio Tobins’Q. Rasio ini dikembangkan oleh
sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) James Tobins’Q (1967). Rasio ini dapat
dari jumlah seluruh anggota komisaris. memberikan informasi yang baik karena
(Kusumaning dalam Antonia 2004). Pengukuran menjelaskan berbagai fenomena dalam
proporsi dewan komisaris independen sebagai pengambilan keputusan seperti terjadinya
berikut: perbedaan cross section dalam pengambilan
keputusan investasi dana diversifikasi hubungan
Proporsi Dewan Komisaris Independen = antara kepemilikan saham manajemen dan nilai
perusahaan.
jumlah komisaris independen
x 100% Tobin’sQ pernah dipakai oleh Klapper dan
jumlah seluruh komisaris Love (2002), Black et. al.,(2003), sebagai salah
satu ukuran nilai perusahaan. Semakin tinggi harga
Sumber: (Siallagan dan Machfoedz, 2006) saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 111


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan H7 : Dewan Komisaris Independen (X1)
para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang berpengaruh paling dominan terhadap
tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang Tobins’Q (Y2)
saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan H8 : Komite Audit (X2) berpengaruh paling
perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari dominan terhadap Tobins’Q (Y2)
saham yang merupakan cermin dari keputusan
investasi, pendanaan, dan manajemen asset. Di MЕTODE PЕNЕLITIAN
dalam penggunaannya, Tobins’Q mengalami Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
modifikasi. Modifikasi Tobins’Q versi Chung dan pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
Pruitt (1994) telah digunakan secara konsisten pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian ini di situs resmi
karena disederhanakan diberbagai simulasi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
permainan. Modifikasi ini secara statistik kira-kira Didapat 10 sampel.
mendekati Tobins’Q asli dan menghasilkan
perkiraan 99,6% dari formulasi aslinya yang Tabеl 1. Daftar Sampеl Pеrusahaan
digunakan oleh Lindenberg dan Ross (1981). No Kode Nama Perusahaan
Adapun rumus Tobin’sQ sebagai berikut:
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
(MVS+D) 2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
q= 3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
TA
4 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Sumber: (Chung dan Pruitt dalam Sudiyatno dan 5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
Puspitasari, 2010:15) 6 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
7 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
Keterangan: 8 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
q = Tobins’Q 9 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
MVS = Market value of all outstanding shares 10 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
D = Debt Sumber : www.idx.co.id (Data diolah, 2017)
TA = Firm’s asset’s
HASIL DAN PЕMBAHASAN
Market value of all outstanding shares Tabel 2. Hasil Uji F
ANOVAa
(MVS) merupakan nilai pasar saham yang
diperoleh dari perkalian jumlah saham yang Sum of Mean
beredar dengan harga saham (Outstanding Shares Model Squares Df Square F Sig.
* Stock Price). Debt merupakan besarnya nilai 1 Regression
.011 2 .006 46.947 .000b
pasar hutang dan TA (Firm’s assets) merupakan
Residual .004 37 .000
total asset.
Total .016 39
Hipotеsis a. Dependent Variable: ROA
H1 : Dewan Komisaris Independen (X1) dan Sumber: Data diolah, 2017
Komite Audit (X2) berpengaruh simultan
terhadap ROA (Y1) Tabel 3. Hasil Uji t / Parsial
H2 : Dewan Komisaris Independen (X1) dan Coefficientsa
Komite Audit (X2) berpengaruh simultan Unstandardized Standardized
terhadap Tobins’Q (Y2) Coefficients Coefficients t Sig.
H3 : Dewan Komisaris Independen (X1) Std.
berpengaruh secara parsial terhadap ROA Model B Error Beta
(Y1) 1 (Constant) .016 .006 2.518 .016
H4 : Komite Audit (X2) berpengaruh secara Dewan
Komisaris .060 .029 .164 2.044 .048
parsial terhadap ROA (Y1) Independen
H5 : Dewan Komisaris Independen (X1) Komite
.090 .038 .270 2.398 .022
berpengaruh secara parsial terhadap Audit
Tobins’Q (Y2) a. Dependent Variable: ROA
H6 : Komite Audit (X2) berpengaruh secara Sumber: Data diolah, 2017
parsial terhadap Tobins’Q (Y2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 112


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 4. Uji F/Simultan Hasil Analisis Regresi Simultan
ANOVAa Dewan Komisaris Independen dan Komite
Sum of Mean Audit berpengaruh secara simultan terhadap
Model Squares df Square F Sig. ROA
1 Regression 9.544 2 4.772 53.882 .000b Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
Residual 3.277 37 .089
pada uji F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05
diketahui bahwa variabel Dewan Komisaris
Total 12.820 39 Independen (X1) dan Komite Audit (X2)
berpengaruh secara bersama-sama terhadap Return
a. Dependent Variable: TOBINS’Q On Assets (Y1). Hal ini ditunjukkan dengan hasil
Sumber: Data diolah, 2017 uji F variabel Dewan Komisaris Independen dan
Komite Audit secara simultan berpengaruh
Tabel 5. Hasil Uji t / Parsial signifikan terhadap ROA dengan nilai signifikansi
Coefficientsa
0,000 < 0,05.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Hasil penelitian ini mendukung teori dari
Std.
Gunarsih (2003) mengenai Good Corporate
Model B Error Beta Governance yaitu seberapa jauh perusahaan
1 (Constant) -.204 .168 -1.208 .235 memperhatikan prinsip-prinsip dasar Good
Corporate Governance telah semakin menjadi
Dewan
2.091 .801 .486 2.610 .013 faktor penting dalam pengambilan keputusan
Komisaris
Independen
investasi. Perusahaan yang menerapkan GCG
Komite 2.202 1.025 .400 2.148 .038
memiliki kinerja keuangan yang baik, hal ini
Audit dikarenakan perusahaan telah menerapkan prinsip-
a. Dependent Variable: TOBINS’Q prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
Sumber: Data diolah, 2017 kewajaran dan responsibility. Prinsip-prinsip ini
yang membuat para pemegang saham merasakan
Koеfisiеn Dеtеrminasi (R2) dampak positif dengan adanya kepercayaan yang
Tabel 6. Koefisien Korelasi dan Determinasi timbul. Kepercayaan yang timbul ini disebabkan
Model Summaryb adanya rasa optimis para pemegang saham
terhadap perusahaan sehingga tujuan yang
R Adjusted R Std. Error of the diharapkan pemegang saham terjadi. Pengelolaan
Model R Square Square Estimate yang baik membuat manajemen bekerja optimal
1 .646a .417 .402 .010893 sehingga tercapai kinerja keuangan yang optimal.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Dewan Komisaris
Independen yang dilakukan Verial (2016) yang mengemukakan
b. Dependent Variable: ROA bahwa Good Corporate Governance yang diukur
dengan proporsi dewan komisaris independen dan
Sumber : Data diolah, 2017
komite audit berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur
Tabel 7. Koefisien Korelasi dan Determinasi
dengan ROA. Dapat disimpulkan bahwa Return On
Model Summaryb
Assets dapat dipengaruhi oleh Dewan Komisaris
R Adjusted R Std. Error of the Independen dan Komite Audit.
Model R Square Square Estimate
1 .736a .542 .518 .328106 Dewan Komisaris Independen dan Komite
Audit berpengaruh secara simultan terhadap
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Dewan Komisaris
Independen
Tobins’Q
b. Dependent Variable: TOBINS’Q
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
pada uji F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05
Sumber : Data diolah, 2017
diketahui bahwa variabel Dewan Komisaris
Independen (X1) dan Komite Audit (X2)
berpengaruh secara bersama-sama terhadap
Tobins’Q (Y2). Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
F variabel Dewan Komisaris Independen dan
Komite Audit secara simultan berpengaruh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 113
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
signifikan terhadap Tobins’Q dengan nilai beragam akan memungkinkan dapat meningkatkan
signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini kemampuan dewan komisaris dalam melakukan
mendukung teori yang dikemukakan oleh Daniri pengawasan.
(2014) yang menyatakan bahwa Good Corporate Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
Governance dapat meningkatkan nilai saham penelitian yang terdahulu dilakukan oleh Purno
perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra (2013) yang mengemukakan bahwa Dewan
perusahaan di mata publik dalam jangka panjang. Komisaris Independen berpengaruh secara tidak
Penelitian ini sejalan dengan penelitian signifikan terhadap ROA. Hal tersebut
terdahulu yang dilakukan oleh Ningtyas (2014) menunjukkan bahwa besar kecilnya proporsi
yang mengemukakan bahwa Good Corporate dewan komisaris independen dalam perusahaan
Governance berpengaruh secara simultan terhadap tidak menjamin bahwa profitabilitas perusahaan
nilai perusahaan yang diproksikan dengan semakin baik dan tidak terjadi kecurangan dalam
Tobins’Q. Hasil penelitian oleh Bauer et, al (2004) pelaporan keuangan perusahaan. Adanya
juga menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan monitoring dewan komisaris independen tidak
antara GCG terhadap Nilai Perusahaan. Penerapan dapat menghalangi manajer untuk memaksimalkan
GCG yang baik dalam perusahaan dengan diikuti kepentingan dirinya sendiri sehingga target
kualitas dari penerapan GCG tersebut membuat perusahaan untuk memaksimalkan profitabilitas
masing-masing pihak baik dalam perusahaan perusahaan sulit dicapai karena perbedaan
maupun luar perusahaan bekerjasama dalam kepentingan.
mencapai target yang diharapkan.
Berkesinambungnya antara pihak ini menyebabkan Pengaruh Komite Audit terhadap ROA
fungsi dari masing-masing pihak berjalan optimal Berdasarkan hasil uji T statistik pada model
sehingga target yang ingin dicapai perusahaan regresi penelitian ini meunjukkan bahwa variabel
terjadi yang menyebabkan kinerja keuangan baik dewan komisaris independen secara parsial
sehingga berdampak pada return yang diharapkan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini
pemegang saham tercapai. Tingkat return yang dibuktikan dengan perolehan hasil signifikansi
tercapai ini menyebabkan para pemegang saham 0,022 < 0,05. Berdasarkan pada analisis deskriptif
merasa puas akan kinerja keuangan dan menunjukkan nilai mean Dewan Komisaris
memberikan kepercayaan mereka kepada Independen sebesar 0,43475 hal tersebut sesuai
perusahaan sehingga berdampak pada kenaikan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
harga saham yang merupakan cerminan dari nilai 55/POJK.04.2015 yaitu Jumlah komite audit
perusahaan. minimal sebanyak 30%. Berdasarkan nilai mean
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa KA
Hasil Analisis Regresi Parsial sudah memenuhi kriteria yang diterapkan. Hal ini
Pengaruh Dewan Komisaris Independen dapat dijelaskan bahwa komite Audit yang semakin
terhadap ROA besar memungkinkan kualitas pelaporan semakin
Berdasarkan hasil uji T statistik pada model baik dan monitoring terhadap manajemen semakin
regresi diperoleh hasil nilai koefisien X1 sebesar tinggi karena semakin efektif pengawasan komite
0,402 sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa audit akan mengoptimalkan profitabilitas
variabel dewan komisaris independen secara perusahaan.
parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
ini dibuktikan dengan perolehan nilai signifikansi penelitian yang terdahulu dilakukan oleh
0,048 < 0,05. Berdasarkan pada analisis deskriptif Rimardhani (2016) yang mengemukakan bahwa
menunjukkan nilai mean Dewan Komisaris Komite Audit berpengaruh secara tidak signifikan
Independen sebesar 0,43475 hal tersebut sesuai terhadap ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan peraturan Pencatatan Nomor IA tentang tinggi atau rendahnya jumlah komite audit dalam
Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap
di Bursa yaitu jumlah komisaris independen profitabilitas perusahaan. Pembentukan dari
minimum 30%. Berdasarkan nilai mean tersebut komite audit dalam suatu perusahaan hanya atas
dapat diambil kesimpulan bahwa DKI sudah dasar untuk pemenuhan regulasi, dimana regulasi
memenuhi kriteria yang diterapkan. Hal ini dapat mensyaratkan bahwa perusahaan harus membentuk
dijelaskan, semakin besar proporsi dewan komite audit.
komisaris independen yang berasal dari luar
perusahaan dengan keahlian dan pengalaman yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 114
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengaruh Dewan Komisaris Independen nilai T hitung lebih besar dan nilai beta menjauhi
terhadap Tobins’Q nol.
Berdasarkan hasil uji T statistik pada model Penelitian ini sejalan dengan penelitian
regresi penelitian ini meunjukkan bahwa variabel yang dilakukan oleh Hutomo (2015) yang
dewan komisaris independen secara parsial menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap Tobins’Q. Hal ini paling dominan terhadap Kinerja Keuangan karena
dibuktikan dengan perolehan hasil signifikansi adanya komite audit sangat penting dalam
0,013 < 0,05. Hasil penelitian ini bertolak belakang penyusunan laporan keuangan, dengan berjalannya
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh fungsi ini secara efektif diharapkan dapat
Cahyono (2012) yang menyatakan bahwa variabel mengontrol perusahaan menjadi lebih baik, agar
dewan komisaris independen tidak berpengaruh konflik keagenan dalam mensejahterahkan
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan kepentingan pribadi dapat diminimalisir.
Tobins’Q namun penelitian yang dilakukan
Ningtyas (2015) mempunyai hasil penelitian yang Pengaruh paling dominan diantara Dewan
sama dengan penelitian ini yang menyebutkan Komisaris Independen (X1) dan Komite Audit
bahwa komisaris independen memiliki pengaruh (X2) terhadap Tobins’Q (Y2)
signifikan terhadap nilai perusahaan yang Berdasarkan hasil uji T antara DKI dengan
diproksikan dengan Tobins’Q. Tobins’Q menunjukkan t hitung sebesar 2,610
Keberadaan komisaris independen dalam sedangkan hasil uji T antara antara KA dengan
perusahaan dapat memantau dan meningkatkan Tobins’Q menunjukkan t hitung sebesar 2,148,
perusahaan dalam melakukan Good Corporate sehingga dapat disimpulkan berdasarkan
Governance. Proporsi dewan komisaris perhitungan Uji T yang dilakukan dapat diketahui
independen dapat memberikan kontribusi yang bahwa yang paling dominan pengaruhnya terhadap
efektif terhadap hasil dari proses penyusunan nilai perusahaan adalah Dewan Komisaris
laporan keuangan yang berkualitas. Independen karena memiliki nilai koefisien beta
dan t hitung paling besar dan nilai beta menjauhi
Pengaruh Komite Audit terhadap Tobins’Q nol . Hal ini berarti Dewan Komisaris Independen
Berdasarkan hasil uji T statistik pada model secara dominan memperngaruhi Nilai Perusahaan.
regresi penelitian ini meunjukkan variabel dewan Hal tersebut berbeda dengan pendapat Febhiant
komisaris independen secara parsial berpengaruh (2003:11) yang menyatakan bahwa semakin
signifikan terhadap Tobins’Q. Hal ini dibuktikan efektifnya komite audit maka akan semakin
dengan perolehan hasil signifikansi 0,038 < 0,05 meningkat pula nilai perusahaan. Namun penelitian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan oleh Taufik (2016) yang mengemukakan Ningtyas (2014) menjelaskan bahwa Dewan
Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Komisaris Independen berpengaruh dominan
Tobins’Q. Mc Mullen (1996) dalam Siallagan dan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini disebebkan oleh
Machfoedz (2006) menyatakan bahwa investor, jumlah Dewan Komisaris Independen dapat
analisis dan regulator menganggap komite audit menunjukkan independensinya sehingga fungsi
memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan pengawasan dapat berjalan dengan baik yang pada
keuangan. Semakin efektifnya komite audit maka akhirnya dapat berpengaruh terhadap nilai
akan semakin meningkat pula nilai perusahaan. perusahaan.

Hasil Analisis Variabel Dominan KЕSIMPULAN DAN SARAN


Pengaruh paling dominan diantara Dewan Kеsimpulan
Komisaris Independen (X1) dan Komite Audit 1. Berdasarkan hasil uji F model analisis pertama
(X2) terhadap ROA (Y1) diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 <
Berdasarkan hasil uji T didapatkan hasil 0,05, maka regresi berpengaruh signifikan
antara DKI dengan ROA menunjukkan t hitung sehingga dapat dsimpulkan bahwa terdapat
sebesar 2,044 sedangkan hasil uji T antara KA pengaruh yang signifikan secara simultan dari
dengan ROA menunjukkan t hitung sebesar 2,398 variabel Dewan Komisaris Independen dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara Dewan Komite Audit terhadap Return On Assets.
Komisaris Independen dan Komite Audit yang 2. Berdasarkan hasil uji F model analisis pertama
berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 <
Keuangan adalah Komite Audit karena memiliki 0,05, maka regresi berpengaruh signifikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 115
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sehingga dapat dsimpulkan bahwa terdapat kinerja BUMN untuk mencapai tujuan
pengaruh yang signifikan secara simultan dari perusahaan.
variabel Dewan Komisaris Independen dan 5. BUMN dan Perusahaan swasta diharapkan agar
Komite Audit terhadap Tobins’Q. dapat melaksanakan tata kelola perusahaan
3. Berdasarkan hasil uji T diperoleh hasil bahwa dengan baik agar investor dapat tertarik untuk
terdapat empat variabel berpengaruh signifikan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
secara parsial yaitu Dewan Komisaris tata kelola yang baik.
Independen terhadap ROA dengan nilai
signifikansi 0,048 < 0,05, Komite Audit DAFTAR PUSTAKA
terhadap ROA dengan nilai signifikansi 0,022
< 0,05, Dewan Komisaris Independen terhadap Chung, Kee H., Stephen W. Pruitt. 1994. A Simple
Tobins’Q dengan nilai signifikansi 0,013 < Approximation of Tobins’Q “Financial
0,05, dan Komite Audit terhadap Tobins’Q Management”, 23(3) : 70-74
dengan nilai signinifikansi sebesar 0,038 < Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate
0,05. Governance : Konsep dan Penerapannya
4. Berdasarkan hasil analisis uji T menunjukkan dalam Konteks Indonesia, Cetakan 1.
bahwa Komite Audit berpengaruh paling Jakarta: PT Ray Indonesia.
dominan terhadap ROA hal tersebut dapat
dibuktikan dengan nilai koefisien beta dan t Hutomo, Vino Pancoro. 2015. Pengaruh
hitung paling besar yaitu 2,398 dibandingkan Mekanisme Corporate Governance dan
dengan Dewan Komisaris Independen yaitu Laverage terhadap Kinerja Keuangan
sebesar 2,044. Perusahaan. Skripsi. Surakarta:
5. Berdasarkan hasil analisis uji T menunjukkan Universitas Muhammadiyah Surakarta
bahwa Dewan Komisaris Independen Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan
berpengaruh paling dominan terhadap Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Tobins’Q hal tersebut dapat dibuktikan dengan Penerbit Alfabeta
nilai koefisien beta dan t hitung paling besar
yaitu Dewan Komisaris Independen sebesar Klapper, L and Love. 2002. Corporate
2,610 dan Komite Audit sebesar 2,148. Governance, Investor Protection and
Performance in Emerging Markets. Word
Bank Working Paper
Saran Klein, A. 2006. Audit Comitte, Board of Director
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Charateristic and Earning Management.
melakukan penelitian yang serupa dengan Jurnal of Accounting and Economics. Vol
harapan dapat menambahkan variabel indikator 32 : 375 – 400
Good Corporate Governance dengan Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri dan Suardikha, I
pengukuran yang lain sehingga dapat Made Sadha. Pengaruh Corporate
mempengaruhi variabel Y lebih besar lagi. Governance pada Nilai Perusahaan. E-
2. Perusahaan sebaiknya memperbarui atau Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
mengupdate informasi-informasi terkait (Online,
dengan perusahaan khusunya kinerja keuangan http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/
sehingga investor dan calon investor dapat article/viewFile/9160/7787, diakses 19
mengetahui serta memperoleh informasi Januari 2017)
dengan mudah
3. Pihak manajemen diharapkan untuk lebih Ningtyas, Kilat Liliani. 2015. Pengaruh Good
memperhatikan penerapan Good Corporate Corporate Governance terhadap Nilai
Governance dalam perusahaan agar dapat Perusahaan. Skripsi. Malang: Universitas
menciptakan nilai perusahaan dengan baik. Brawijaya
4. Banyak hal yang harus dibenahi untuk Nofitasari, Nunung. 2015. Pengaruh Good
meningkatkan efektivitas dewan komisaris Corporate Governance dan Kinerja
independen dan komite audit melalui Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
pemberdayaan dewan komisaris independen Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.
dan komite audit dalam rangka meningkatkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 116


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Purno, B Listyo. Khafid, Muhammad. 2013.
Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Perbankan.
Symposium Nasional Akuntansi XVI, 25 –
28 September 2013. Manado
Puspitasari, Filia dan Endang Ernawati. 2010.
Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan
Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan, Tahun 3. No. 2, Agustus 2010
Rimardhani, Helfina. 2016. Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance terhadap
Profitabilitas Perusahaan. Skripsi.
Malang: Universitas Brawijaya
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
__________________. 2011. Manajemen
Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan dan
Pengambilan Keputusan . Ed.baru-11.
Jakarta: Rajawali Pers.
Tjager. Et. al. 2003. Corporate Governance:
Tantangan dan Kesempatan bagi
Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT
Prenhallindo
Wheelen, Hunger. 2004. Strategic Management
and Business Policy. Pearson Prentice
Hall.New Jersey
Widyati, Maria Fransisca. 2013. Pengaruh dewan
direksi, komisaris independen, komite
audit, Kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional Terhadap kinerja
keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1
No.1 (Online,
file:///C:/Users/USER/Downloads/1509-
2998-1-SM%20(1).pdf, diakses 19 Januari
2017)
Internet :
Bursa Efek Indonesia (BEI). 2016.
(www.idx.co.id, diakses tanggal 14
Desember 2016).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
(www.bumn.go.id, diakses tanggal 24
November 2016).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 2 September 2017| 117


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

También podría gustarte