Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Step 1
CPD : Proses pembelajaran terus menerus secara bertahap
SPICES :
Step 2
CPD dan strategi SPICES
Perkembangan ilmu kedokteran dan belajar sepanjang hayat
Konsep belajar untuk mensiasati perkembangan ilmu kedokteran
Pembelajaran bagi orang dewasa (Adult Learning)
Kegiatan CPD dan belajar mandiri
Ketrampilan belajar orang dewasa
Step 3
Step 4
Mahasiswa
Adult learning
Self directed learning independent learning
SPICES
CPD
Step 5
1.Bagaimana cara mengikuti CPD? 2. Jelaskan macam-macam riset yang dilakukan diseluruh
dunia! 3. Jelaskan kegiatan yang ada dalam CPD! 4. Apa keuntungan dan kerugian strategi
SPICES? 5. Apa keuntungan dan kerugian CPD? 6. Jelaskan tentang SPICES! 7. Sebutkan tujuan
penerapan strategi SPICES! 8. Apa hubungan antara SPICES dengan Student Based Learnning
dan PBL? 9. Apa persoalan yang dihadapi selama belajar di FK? 10. Apa landasan stategi
SPICES? 11.Jelaskan mengenai pengetahuan dasar medis! 12. Sebutkan ciri-ciri pembelajar
dewasa!
Step 6
Belajar mandiri
Step 7
Istilah-Istilah
Deep learning : memecahkan masalah dengan cara mendalami masalah tersebut secara detail dr
hal yang terbesar sampai yang terkecil.
Collaborative learning : metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antara mahasiswa
yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok walaupun tugas
atau masalah berasal dari dosen
Self reflection : aksi intelektual dan efektif yang bekerjasama individual untuk meengeksplor
pengalaman-pengalaman mereka supaya menuju kepada pemahaman dan apresiasi yang baru.
(Boud et al,1985:19) Suatu hal yang dapat dipelajari dan dapat dimodifikasi melalui pendidikan
dan keakuratan hasil.
Berdasarkan Journal of Emergency Primary Health Care bentuk metode pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam CPD adalah sebagai berikut :
Work-based learning (e.g. reflective practice, clinical audit, significant event analysis)
Professional activity (e.g. mentoring, expert witness, teaching)
Formal / educational (e.g. courses, involvement in research)
Self-directed learning (e.g. reading journals, updating personal knowledge)
Other (e.g. public service, voluntary work)
Sedangkan berdasarkan BMJ bentuk metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam CPD
dibagi dalam tiga kategori yaitu :
SPICES
Definisi
Dalam menempuh pendidikan dokter hendaknya kita menerapkan suatu strategi pembelajaran,
misalnya dengan menerapkan strategi SPICES yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa berdasarkan keterkaitan ilmu dalam masalah yang nyata dan berorientasi pada hal-hal
tertentu dan lebih spesifik.
Manfaat SPICES
Mahasiswa menjadi aktif dalam kegitan belajar
Menjadi lebih kritis dan kreatif
Meningkatkan wawasan
Mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya
Selalu ingin menjadi dokter yang ingin mensejahterakan masyarakat
Meminimalisir terjadinya mal praktek
Mampu mengaktifkan prior knowlagde dengan baik
ADULT LEARNING
Definisi
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mengalami proses belajar. Salah satunya adalah belajar
dari pengalaman. Banyak orang mengatakan pengalaman merupakan pelajaran yang paling
berharga, tetapi apa yang terjadi jika seseorang tidak dapat memaknai pengalaman hidupnya?
Maka orang tersebut tidak bisa belajar dari kejadian-kejadian yang dialaminya,sehingga
hidupnya akan terasa tidak bermakna. Jadi Adult learning adalah proses belajar dalam suatu
pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa untuk dapat memaknai suatu keadaan dan
menghubungkannya dengan kehidupan nyata, terutama yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
Masing-masing orang dewasa berbeda-beda dalam kemampuan belajar jika mereka tidak dapat
menampilkan kemampuan seperti yang diharapkan, kemungkinan hal itu disebabkan oleh:
Pertama, oleh adanya perubahan fisiologi (fisik), seperti menurunnya pendengaran, penglihatan,
tenaga sehingga mempengaruhi kecepatan belajar orang dewasa.
Kedua,
perbedaan cara belajar. Disini dosen perlu membantu mahasiswa dalam proses belajar dengan
mempertimbangkan keunikan dan perbedaan setiap mahasiswa.
Ketiga,
adanya perbedaan karakter. Maksudnya ada saja orang dewasa yang mempunyai sifat pendiam
(menutup diri), hal ini dapat mengganggu proses belajar, misalnya diskusi.
Belajar Mandiri
Definisi
Belajar mandiri merupakan kemampuan yang harus dimiliki. Definisi belajar mandiri bukan
berarti sendirian (single-fighter/alone): sambil pegang buku setumpuk coba di baca semua dan
diselesaikan soalnya ! Tetapi bagaimana bisa memperoleh pengetahuan atas inisiatif sendiri.
Perhatikan kata kuncinya: inisiatif sendiri. Sumber pengetahuan banyak: buku, jurnal, internet,
paper, tanya orang lain, eksperimen, coba-coba, iseng-iseng, denger kebetulan di tengah kumpul-
kumpul, melihat seminar. Jadi bagaimana dengan inisiatif sendiri kita menggunakan semua
sumber pengetahuan untuk mendapatkan ilmu.
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri
ialah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa/peserta didik dalam proses belajar tanpa
bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa/peserta didik tidak tergantung pada
guru/instruktur, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri
siswa/peserta didik akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau
dilihatnya melalui media audio visual. Kalau mendapat kesulitan barulah bertanya atau
mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur atau orang lain. Siswa/peserta didik yang
mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.
Menurut Prawiradilaga (2004 : 194) Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh materi ajar ini
adalah:
Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti
keseimbangan pesan verbal dan visual.
Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi
ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti
CBT, CD-ROM, atau program audio/video.
Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet
(situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh
peserta didik.
Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan
jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Belajar Mandiri memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa bagaimana mungkin seorang
siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu kemudian dibebaskan memilih apa
yang mereka sukai. Seolah sistem Belajar mandiri hanya sebagai suatu sistem yang
mengembirakan siswanya saja dan melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan
itu dilakukan. Dan bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang sudah
ada. Jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu tersebut akan
hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada persyaratan kemampuan yang memang
mesti dimiliki seandainya siswa mau belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan
memilih mata pelaharan Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian, jumlah,
kurang, bagi, dll.
Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi
terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan
pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya.
Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket
pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si pembelajar
mendapatkan kesulitan. Si pembelajar harus menunggu pengajar untuk menjelaskan pada
pertemuan yang akan datang.
Belajar secara mandiri membutuhkan semangat juang tinggi, hal ini berbeda dengan belajar di
kelas dimana banyak teman dan bisa bebas berdiskusi serta mendapat reaksi jawaban langsung
dari instruktur/ tentor tanpa menunggu.
Suasana "kelas maya" yaitu internet terkesan kurang hidup bila dibandingkan kelas tatap muka/
off line, apalagi bila peserta pasif.
Media Belajar
Student Centered
Definisi:
Student centered adalah metode yang dipakai dalam suatu proses pembelajaran dimana
mahasiswa menempatkan dirinya sebagai pusat dalam kegiatan belajar. Metode ini berbeda dari
sebelumnya yang menerapkan teacher centered learning yang cenderung menjadikan mahasiswa
pasif dan kurang efektif karena penguasaan materi kuliah minimum dan memusatkan perhatian
pada dosen. Dalam metode ini dosen hanya bersifat sebagai fasilitator, motivator dalam
mendorong mahasiswa agar selalu aktif.
Konsep pembelajaran student centered yaitu diawali dengan membahas skenario yang diberikan
oleh dosen, kemudian berdasarkan prior knowladge masing-masing anggota diskusi membahas
masalah-masalah yang timbul dengan saling bertukar pendapat. Jika terdapat masalah yang tidak
terselesaikan kemudian dijadikan learning issue. Mahasiswa lalu menghimpun informasi dari
berbagai sumber, baik itu melalui internet, perpustakaan, maupun dosen itu sendiri. Kemudian
mahasiswa diberi fasilitas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, setelah itu dosen dan
mahasiswa bersama-sama membuat kesimpulan atas masalah-masalah tersebut.
Metode student centered sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama dalam
fakultas kedokteran, karena melalui metode ini mahasiswa dapat meningkatkan tingkat
pemahamannya pada suatu masalah dan mengajar mahasiswa untuk berpikir kritis serta dapat
menumbuhkan kepercayaan diri, karena seringnya bertukar pendapat (sharing).
Definisi
PBL adalah metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam
Saptono, 2003) menyatakan bahwa Problem Based Learning is a way of constructing and
teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity. H.S. Barrows (1982),
sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk
mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.
Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar
sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya. PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini mahasiswa
dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk
pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan
poin utama dalam penerapan PBL.
PBL merupakan satu proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah
pembelajaran tersebut. Boud dan Tamblyn (1980) mendefinisikan PBL sebagai the learning
which result from the process of working towards the understanding of, or resolution of, a
problem.
Menurut Duch (1995), PBL adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal
cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di
dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum
mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis,
serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Margetson (1991) pula menganggap PBL sebagai konsep pengetahuan, pemahaman dan
pendidikan secara mendalam berbeda daripada kebanyakan konsep yang terletak di bawah
pembelajaran berasaskan mata kemahasiswaan. Dengan menggunakan pendekatan PBL ini,
mahasiswa akan bekerja secara kooperatif dalam kumpulan untuk menyelesaikan masalah
sebenarnya dan yang paling penting membina kemahiran untuk menjadi mahasiswa yang boleh
belajar secara sendiri (Hamizer, dkk, 2003).
Perbedaan
No
Metode PBL
Metoda Hybrid
1
Berfokus pada dosen
Berfokus di mahasiswa
2
Mahasiswa menjelaskan (two way learning).
Dosen menerangkan dan mahasiswa mendengarkan (one way learning).
3
Dosen merangkum materi berdasarkan hasil diskusi/pemikiran ma hasiswa.
Dosen menjelaskan seluruh materi.
4
Key process is learning.
Key process is teaching.
5
Dosen tidak hanya menyiapkan materi, tetapi juga harus menguasai metode penyampaian materi
yang efektif.
Dosen hanya menyiapkan materi.
6
Mahasiswa membaca sesuai silabus sebelum kuliah dimulai (reading habit tinggi).
Mahasiswa membaca menjelang ujian, terutama catatan (reading habit rendah).
7
Mahasiswa aktif (partisipatif tinggi).
Mahasiswa pasif (partisipatif rendah).
8
Mahasiswa dapat dengan mudah menangkap esensi dari perkuliahan.
Mahasiswa hanya menghafal materi) dan kemudian lupa.
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan
tahapan (Pannen, 2001), yaitu :
Mengidentifikasi masalah
.Mengumpulkan data,
.Menganalisis data,
Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,
Memilih cara untuk memecahkan masalah,
.Merencanakan penerapan pemecahan masalah,
Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan
.Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Hubungan Antara Long Life, Adult Learning, Self Directed Learning, Independent Learning Dan
Student Centered
Proses belajar sepanjang hayat dapat diterapkan dengan baik melalui metode student centered.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada mahasiswa perlu digunakan suatu konsep
belajar orang dewasa (adult learning).
Sumber: www.replubika.com
Menurut hasil pengamatan, berbagai masalah belajar berbagai masalah yang muncul ke
permukaan, ada yang secara umum dapat diamati karena berupa perilaku-perilaku yang
menunjukan karakteristik sebagai masalah, tetapi juga hasil inverensi dari para dosen yang
sehari-hari mengamati perilaku mahasiswa. Dalam bukunya yang berjudul "Peningkatan
Pengembangan pendidikan" Utomo bersama Ruitjer menyatakan bahwa dari hasil pengamatan
tenaga pengajar, ternyata banyak mahasiswa dirumah yang tidak mempersiapkan diri untuk
belajar dan juga tidak menyelesaikan tugas yang diberikan Dosen sebagai pekerjaan rumah.
Penyebab yang lain karena mahasiswa merasa Dosen mengajar dengan kecepatan yang tinggi.
Sedangkan bahan kuliah yang bersifat hierarkis mensyaratkan pengetahuan prasyarat(Suparno,)
Untuk mengatasi masalah masalah belajar, ada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-
tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya :
Membuat rangkuman
Membuat pemetaan konsep-konsep penting
Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar
Membaca efektif
Membaca pendalaman
Membaca indeks
Menganalisis soal atau tugas
Mengenal lingkungan