Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Asuhan Keperawatan Dengan Ibu Hamil Dengan Merokok, Ketergantungan Alkohol, dan
Ketergantungan Obat-obatan.
Jakarta, 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
nikmat dan kasih sayang–Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen
Mata Kuliah Maternitas ini dengan baik. Kami pun menyadari bahwa ASKEP yang telah kami
susun ini masih banyak kekurangan baik secara sistematik penulisan, bahasa, dan
penyusunannya. Oleh karena itu, kami memohon saran serta pendapat yang dapat membuat kami
menjadi lebih baik dalam melaksanakan tugas di lain waktu. Mudah-mudahan ASKEP yang
kami buat menjadi bermanfaat bagi kami khususnnya dan pada umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………… 32
Saran …………………………………………………………… 32
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alkoholisme merupakan salah satu kebiasaan buruk yang sangat merugikan bagi
tubuh. Selain dapat mengacaukan kesadaran apabila dikonsumsi berlebih, alkohol juga
dapat menyebabkan efek terburuk bagi tubuh antara lain sirosis hati karena peningkatan
akumulasi lemak di hati. Sekarang, penderita alkoholic inipun tidak hanya berasal dari
golongan laki-laki saja, namun ibu-ibu hamilpun kini juga banyak yang mengonsumsi
alkohol. Mereka pada umumnya mengonsumsi alkohol karena kebiasaan dari semenjak
remaja yang terbawa sampai mereka akhirnya hamil. Akan tetapi, juga tidak sedikit ibu-
ibu hamil yang mengonsumsi alkohol karena stres misalnya stres akibat kehamilannya
seperti belum bisanya mereka menerima perubahan-perubahan bentuk tubuhnya karena
hamil atau karena konflik internal lain dari dalam diri si ibu..Dalam sebuah studi terhadap
hampir 9000 pasien pranatal di Michigan, Piper dkk (1987) melaporkan bahwa pada
wanita hamil terdapat 6,7 % mengonsumsi alkohol selama hamil.
Kehamilan merupakan suatu proses luar biasa yang akan dialami oleh setiap
wanita normal. Dimana si Ibu bertanggung jawab untuk melindungi si calon bayi dari
segala bentuk ancaman baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Misalnya pada Ibu
yang ketergantungan obat, alkohol maupun nikotin. Penyalahgunaan dan ketergantungan
zat yang termasuk dalam katagori NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak dapat
disaksikan dari media cetak koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan
radio. Kecenderungannya semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat
tergolong kelompok NAPZA tersebut, tidak terkecuali pada ibu hamil.
C. Rumusan Masalah
1. Definisi Ibu Hamil Dengan MerokoK
D. Tujuan
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ibu hamil
ketergantungan rokok, mengkonsumsi alkohol, dan ketergantungan obat-obatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang
ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih
berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet. Seseorang yang mencoba
merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan
dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan
jika uang yang dimilikinya terbatas.
2. Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu
menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).
Wanita hamil memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada
yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Dikarenakan bahwa janin membutuhkan
zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan
ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan
bergizi cukup, untuk alur terhambatnya pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Makanan
ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada waktu hamil berhubungan erat dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan
keadaan gizi ibu jelek maka besar kemungkinan bayi lahir dengan BBLR.
Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih
tinggi dibanding bayi lahir normal.
3. Kecanduan Rokok
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan rokok, yaitu:
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau
lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,
baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Jika seseorang yang
bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara
otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai
mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi
rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di
lingkungan sosialnya.
4. Klasifikasi
Seorang ibu hamil yang menjadi perokok pasif tak hanya berpotensi
mengalami keguguran kandungan, namun juga kelainan janin dan bayi lahir
prematur. Dan ibu hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari diri juga dari
asap rokok (perokok pasif) karena penelitian menyatakan bahwa eksposure yang
teratur dari asap rokok dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan juga masalah
tingkah laku nantinya.
5. Patofisiologi
Dan pengaruh buruk selanjutnya, plasenta akan lebih lanjut meperluas didaerah
rahim untuk mencari daerah permukaan di rahim untuk mencukupi kebutuhan
oksigen dan nutrisinya. Yang mengakibatkan plasenta akan semakin tipis yang berarti
meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta letak rendah dan plasenta previa
(plasenta terletak di jalan lahir/mulut rahim), komplikasi plasenta lainnya.
Didalam tubuh, nikotin melepas aseil kolin, efinefrin, notepinefrin dan hormone
anti diuretic, yang menyebabkan takikardia, meningkatkan curah jantung,
vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah, dan perubahan metabolism lemak
dan karbohidrat. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah uteroplasentral selama
kehamilan. Karbon monoksida menembus barier plasenta dan berikatan dengan
hemoglobin sehingga terjadi penurunan oksigenasi pada darah janin (Constance
Sinclair, 2010 Hal 147)
Nikotin, karbonmonoksida dan zat berbahaya lainnya memasuki aliran darah dan
masuk ke dalam tubuh janin dan membuatnya tidak mendapat zat gizi dan oksigen
yang dibutuhkan untuk tumbang janin, menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan
dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan bayi yang berat
badan lahirnya rendah, sangat rentan sekali dengan infeksi. Asap rokok juga akan
menyebabkan bayi sangat beresiko mengalami gangguan kesehatan selama tahun
pertama kehidupannya karena bayi cenderung menderita bronchitis dan memiliki
peluang lebih besar untuk mengalami kematian mendadak atau SIDS (Sudden Infant
Death Syndrome).
Berat badan lahir dikatakan rendah bila kurang dari 2500 gram.
Sedangkan istilah Small For Gestation Age (SGA) ialah bila berat badan
lahir dibawah 10 persentil grafik. Merokok pada wanita hamil
meninggikan resiko untuk terjadinya BBLR dibanding wanita yang tidak
merokok. Selain itu faktor resiko lain ialah umur kehamilan, umur
ibu,paritas, berat badan sebelum lahir, status ekonomi, dan prenatal care.
Perbedaan berat badan lahir antara bayi yang ibunya merokok dan bayi
yang ibunya ridak merokok berkisar antara 250-320 gram. Perbedaan ini
juga terlihat pada panjang badan dan lingkar dada.
Kehamilan Ektopik
Solutio Plasenta
Placenta Previa
Abortus Spontan
Faktor resiko terjadinya abortus spontan antara lain usia ibu yang
sudah lanjut, riwayat abortus sebelumnya, alkoholisme, demam,
kontrasepsi, kelainan kromosom, trauma, sosio ekonomi dll. Merokok
diduga merupakan faktor resiko untuk terjadinya abortus spontan. Namun
demikian beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok mungkin tidak
mengalami peningkatan resiko, terdapat bukti yang signifikan bahwa
perokok berat (>10 batang rokok per hari) berhubungan dengan aborsi
spontan. Sehingga mekanisme terjadinya hal ini belum diketahui dengan
jelas. Diduga merokok menyebabkan gangguan implantasi hasil konsepsi
pada endometrium. Dugaan lain ialah efek toksik dari nikotin dan CO
terhadap fetus.
Kelahiran Preterm
SIDS adalah kematian yang tiba-tiba terjadi pada bayi usia kurang
dari 1 tahun yang tidak diketahui sebabnya. Merokok, meningkatkan
resiko untuk terjadinya SIDS dan resiko ini makin tinggi dengan makin
banyaknya konsumsi rokok. Mekanisme bagaimana merokok bisa
menyebabkan SIDS masih belum jelas. Diduga, merokok menyebabkan
gangguan pada proses neuroregulasi dari pernafasan sehingga terjadi
apneic spells yang menyebabkan terjadinya SIDS.
Merokok pada ibu juga berkaitan dengan angka menyusui yang lebih
rendah dan penyapihan yang lebih dini. Bayi yang diberikan ASI dari ibu perokok
lebih sedikit tidur ketika diberi makan setelah ibunya baru merokok. Bayi-bayi
tersebut memiliki kadar nikotin dalam urin 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
bayi yang menyusu dari botol, dan sampai 50 kali lebih tinggi dibandingkan bayi
dari ibu yang tidak merokok. (Murkoff, Heidi dkk. 2006. Buku Kehamilan Edisi 3
hal.382)
7. Pemeriksaan Diagnostik
Kadar alkohol hasil fermentasi tidak lebih dari 14%, untuk mendapatkan kadar
alkohol yang lebih tinggi dibuat melalui proses penyulingan. Kandungan alkohol
pada berbagai minuman keras berbeda-beda, menurut Joewana kebanyakan bir
mengandung 3-5% alkohol, anggur 10-14%, sherry, port, muskatel berkadar alkohol
20%, dry wine 8-14 %, cocktail wine 20-21 % sedangkan wisky, rum, gin, vodka dan
brendi berkadar alkohol 40-50%. Ciri-ciri etanol diantaranya, memiliki titik didih
78oC, tekanan uap 44 mmHg pada temperatur 20oC, disamping itu etanol merupakan
cairan jernih tak berwarna, rasanya pahit, mudah menguap, larut dalam air dalam
semua perbandingan dan bersifat hipnotik. Dari beberapa sifat alcohol tersebut maka
alcohol digunakan untuk beberapa hal yaitu: Pelarut, Antiseptic, Minuman , Bahan
makanan, Dalam industri farmasi, Sebagai bahan bakar.
Mekanisme kerja etanol sebagai salah satu alkohol yang sederhana dalam jangka
waktu lama sebenarnya masih belum pasti. Tidak jelas apakah mobilisasi asam lemak
bebas ekstra memainkan peranan tertentu pada penimbunan lemak atau tidak, tetapi
beberapa penelitian menunjukkkan adanya peningkatan kadar asam lemak bebas pada
tikus setelah pemberian etanol dengan dosis tunggal intoksikasi. Beberapa efek toksik
etanol bagi tubuh antara lain:
a. Etanol akan menekan sistem saraf pusat secara tidak teratur tergantung dari jumlah
yang dicerna. Pencernaan dan penyerapan alcohol terjadi setelah alkohol masuk
kedalam lambung dan diserap oleh usus halus. Hanya 5-15% yang diekskresikan
secara langsung melalui paru-paru, keringat dan urin (Schuckit, 1984; Adiwisastra,
1987).
b. Etanol secara akut akan menimbulkan oedema pada otak serta oedema pada saluran
gastrointestinal. Hal ini terjadi karena adanya hipoksia pada metabolisme yang
membutuhkan O2.
c. Alcohol dapat meningkatkan kadar laktat dalam darah. Peningkatan laktat dalam
darah dapat menekan ekskresi asam urat dalam urin dan menyebabkan peningkatan
asam urat dalam plasma.
d. konsumsi alcohol dalam jumlah berlebihan dan dalam waktu ang lama dapat
menimbulkan sirosis hati. Alkohol mengalami metabolisme diginjal, paru-paru dan
otot, tetapi umumnya di hati, kira-kira 7 gram etanol per jam, dimana 1 gram etanol
sama dengan 1 ml alkohol 100%. Awalnya alkohol menyebabkan akumulasi lemak di
hati, hiperlipidemia dan akhirnya sirosis.
Efek setelah minum dalam jumlah besar dapat menyebabkan: Banyak sekali
bicara, Pusing, Rasa haus, Rasa lelah, Disorientasi, Tekanan darah menurun, Refeleks
melambat.
Tidak seperti zat pembakar lainnya (protein, karbohidrat, dan lemak) alkohol
dapat digunakan sebagai bahan bakar hanya oleh sel hati. Secara normal sel hati akan
membakar lemak. Bila terdapat alkohol, lemak tidak dibakar untuk meghasilkan energi
namun ditimbun dalam hati / dilepaskan dalam darah. Akibatnya meningkatnya lemak
dalam sirkulasi yang akan membahayakan tubuh / menimbulkan kerusakan hati.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan menahun akan mempengaruhi gizi, nutrisi, dan
keadaan kesehatan seseorang yaitu:
b. Resiko kanker mulut, tenggorokan, dan esofagus meningkat serta akan merusak
dinding lambung dan gastrointestinal sehingga mengganggu kemampuan tubuh
untuk menyerap zat gizi. Inilah yang menyebabkan peminum berat mengalami
gangguan gizi walaupun mengonsumsi makanan yang seimbang. Walaupun
segelas anggur dapat merangsang aliran darah di lambung dan memperbaiki
pencernaan, efek iritasi dari alkohol yang berlebihan akan mengurangi absorpsi
zat gizi.
d. Terjadi penurunan kadar gula darah yang dikenal sebagai hipoglikemia. Hal ini
terjadi karena metabolisme alkohol membutuhkan vitamin B, terutama tiamin dan
niasin. Zat gizi ini juga dibutuhkan oleh sel untuk memetabolisme makanan lain
untuk menghasilkan energi. Bila vitamin B telah habis akibat digunakan oleh
alkohol, gula yang berasal dari makanan bergula dan kanji tak dapat digunakan
secara efisien sehingga terjadi penurunan kadar gula darah. Akibatnya energi di
seluruh sel berkurang.
e. Pada penyalahgunaan akohol menahun, sel-sel hati tak dapat lagi menggunakan
vitamin D karena vitamin D dibutuhkan oleh tulang dan gigi sehat serta untuk
pembentukan beberapa hormon, maka beberapa proses tubuh akan terpengaruh
oleh kelebihan akohol.
f. Mata juga akan dipengaruhi oleh kelebihan alkohol. Sel-sel mata yang secara
normal memproses vitamin A untuk penglihatan menjadi sibuk memproses
alkohol akibatnya penglihatan pada malam hari menjadi terganggu.
g. Salah satu produk metabolisme alkohol akan menghancurkan vitamin B6
akibatnya akan terjadi anemia.
Etil alkohol (etanol) adalah salah satu teratogen yang paling poten. Sebelumnya,
ada baiknya kita membahas sedikit tentang teratogen. Teratogen adalah setiap zat
(agen) yang bekerja selama masa pekembangan mudigah / janin untuk menimbulkan
perubahan bentuk / fungsi yang menetap. Teratogen berasal dari bahasa yunani,
teratos, yang berarti monster, karena penurunan kata ini mengisyaratkan adanya cacat
yang nyata, maka teratogen paling tepat didefinisikan sebagai suatu zat yang
menimbulkan kelainan struktural.
Teratogen yang saat ini diketahui adalah zat kimia, virus, agen lingkungan, faktor
fisik, dan obat-obatan. Dalam sebuah studi terhadap hampir 9000 pasien pranatal
Medicaid di Michigan melaporkan bahwa pada wanita yang hamil terdapat mereka
yang menggunakan zat teratogen diantaranya 6,7 % mengonsumsi alkohol. Beberapa
pertimbangan umum mengenai kerja zat teratogen seperti alkohol:
Zat teratogen bekerja dengan cara khusus pada segi tertentu pertukaran zat
sel
Alkohol merupakan zat kimia dengan berat molekul kecil, sehingga dapat
dengan mudah diserap tubuh. Selama kehamilan pengkonsumsian minuman
beralkohol dapat merusak plasenta sehingga secara langsung mengganggu proses
perkembangan embrio. Pengkonsumsian minuman beralkohol oleh ibu hamil
dapat mengakibatkan penurunan berat badan lahir menjadi rendah, karena
kurangnya asupan gizi janin selama dalam kandungan. Dampak yang timbul
akibat buruknya gizi selama kehamilan tidak dapat digantikan setelah bayi
dilahirkan.
C. Ibu Hamil Dengan Ketergantungan Obat-Obatan
1. Pengertian Ketergantungan Obat
a. Sedativa
b. Heroin
c. Kokain
Kokain adalah obat vasoaktif dan dapat menyebabkan masalah pada bayi secara
sekunder karena kerusakan plasenta atau melalui efek langsung pada pembuluh darah
janin. Ada 2 jenis kokain : murni berupa serbuk putih dan yang telah dicampur
dengan soda kue/ sodium karbonat kemudian direbus sampai airnya menguap dan
tinggal kerak cokelat jenis ini lebih adiktif dan berbahaya. Kokain dengan cepat
diabsorpsi dan masuk dalam darah serta menghasilkan efek dalam 6-8 menit. Adiksi
kokain mengganggu psikologik, dan sulit diobati. Kokain diabsorbsi dengan cepat
pada semua membran mukosa dan menghambat reuptake presinaps dari
katekolaminpada neuron terminal. Akumulasi ini menyebabkan peningkatan tonus
simpatis dan vasokontriksi serta menimbulkan euforia, peningkatan denyut jantung,
hiperglikemia, hiperpireksia, dan midridiasis. Vasokontriksi koroner akan
mengakibatkan spasme, angina pektoris, infark miokard akut, aritmia jantung , dan
bahkan kematian mendadak. Dapat pula terjadi perdarahan subarakhnoid bila
sebelumnya ada stroke hemoragik, dan nekrosis usus.
d. Alkohol
Wine. Dihasilkan dari fermentasi sari buah anggur. Sari buah lain yang
juga bisa digunakan adalah buah pir, apel, beri dan bunga dandelions.
Mengandung alkohol sebesar 10-14%.
Wiski. Sejenis liquor yang merupakan hasil penyulingan dari bubur biji-
bijian. Kadar alkoholnya 40-50%.
e. Metamfetamin
Metabolit aktif metamfetamin ialah: amfetamin, suatu stimulan SSP bentuk bubuk
metamfetamin dikenal sebagai “ SPEED” dan “METH”. Angka melahirkan bayi
prematur dan memiliki neonatus yang mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin
dal lingkar kepala yang kecil , lebih tinggi dibandingkan kelompok wanita yang tidak
menggunakan obat (oro,dikson 1987) pola perilaku neonatus berubah ditandai dengan
perilaku tidur yang abnormal, perilaku minum yang buruk, tremor dan hipertonia.
Gejala putus obat dapat diatasi dengan fenobarbital atau tingtur alkohol opium
(paregoric).
f. Mariyuana
Mariyuana merupakan obat terlarang yang paling umum digunakan selama masa
hamil, dapat dihisap dalam rokok, pipa, pipa air, atau dicampur kedalam
makanan.obat ini menimbulkan keracunan (intosikasi) dan sensori “tinggi
(melayang). Mariyuana dengan mudah dapat menembus plasenta dan dapat
meningkatkan kadar monoksida dalam darah ibu, yang dapat menurunkan oksigen
dalam darah janin.
g. Fenisiklidin
Fenisiklidin adalah obat sintesis yang dikenal dengan berbagai nama (peace pil,
angle dust, hog). Beberapa efeknya menyerupai skizofrenia, para penggunanya dapat
dimasukan keunit psikiatri. PCP cenderung digunakan dalam berbagai kombinasi
alkohol, kokain dan mariyuana, efek khusus pada kehamilan, janin dan neonatus
belum di identifikasi.
h. Tembakau
Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok meliputi
abortus, solusio plasenta, insufisiensi plasenta, berat badan lahir rendah, dan plasenta
previa. Hal ini akan meningkatkan kematian neonatus dan sindroma kematian
kematian bayi mendadak. Perempuan yang merokok kehamilan trisemester keua dan
tiga mempunyai resiko yang sama bila merokok selama kehamilan. Bayi yang lahir
dari seorang perokok bukan hanya mempunyai BBLR, tetapi juga ukuran panjang
tubuh, kepala dan dada yang lebih kecil, pH tali pusat yang rendah dan menunjukan
lebih banyak kelainan pada pemeriksaan neurologik.
Perlu diingat bahwa pada rentang respons tidak semua individu yang
menggunakan zat akan menjadi penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
Hanya individu yang menggunakan zat berlebihan dapat mengakibatkan
penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
b. Faktor penyebab
4. Dampak Yang Terjadi Pada Janin Yang Terlahir Dari Seorang Ibu Yang Di Pengaruhi
Obat
a. Sedativa-Hipnotika
b. Heroin
Heroin sangat adiktif karena memasuki otak begitu cepat. Dengan heroin,
terburu-buru biasanya disertai dengan pembilasan hangat dari kulit, mulut
kering, dan terasa berat di kaki, yang mungkin disertai mual, muntah, dan
gatal-gatal parah. Setelah efek awal, pelaku biasanya akan mengantuk selama
beberapa jam. Mental fungsi mendung oleh efek heroin pada sistem saraf
pusat fungsi jantung lambat. Pernapasan juga sangat lambat, kadang-kadang
hampir mati. Overdosis heroin merupakan risiko khusus di jalan, di mana
jumlah dan kemurnian obat tidak dapat diketahui secara akurat. Efek jangka
panjang heroin :Addiction (Kecanduan), Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS
- hepatitis B & C, Infeksi bakteri, Abses, Infeksi pada lapisan jantung dan
katup, Arthritis dan masalah rematik lainnya
Penyalahgunaan heroin pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi
serius selama kehamilan, termasuk pengiriman keguguran dan premature
Anak-anak yang lahir dari ibu kecanduan beresiko besar SIDS (sindrom
kematian bayi mendadak). Wanita hamil tidak boleh didetoksifikasi dari opiat
karena peningkatan risiko abortus spontan atau kelahiran prematur,
melainkan, pengobatan dengan metadon sangat disarankan. Meskipun bayi
yang lahir dari ibu yg ketergantungan metadon dapat menunjukkan tanda-
tanda ketergantungan fisik, mereka dapat diobati dengan mudah. Penelitian
juga menunjukkan bahwa efek dalam paparan rahim untuk metadon relatif
jinak.
c. Kokain
d. Alkohol
Alkohol atau etanol bersifat larut dalam air sehingga akan benar-benar
mencapai setiap sel setelah dikonsumsi. Alkohol yang dikonsumsi akan
diserap masuk melalui saluran pernafasan. Penyerapan terjadi setelah alkohol
masuk kedalam lambung dan diserap oleh usus kecil. Hanya 5-15% yang
diekskresikan secara langsung melalui paru-paru, keringat dan urin. Pernah
dibuktikan bagaimana cepat dan mudahnya alkohol diserap oleh tubuh
manusia. Alkohol sangat mudah terdistribusi masuk ke dalam saluran darah
janin melalui darah ibunya dan dapat merusak sel-sel pada janin. Sel-sel
utama yang menjadi target kerusakan adalah pada otak dan medula spinalis.
Fetal alcohol syndrome (FAS) menggambarkan rentang efek alkohol terhadap
janin hingga bayi yang dilahirkan mengalami kelainan fisik dan mental.
Efeknya bervariasi dari ringan sampai sedang. Beberapa efek alkohol terhadap
janin antara lain adalah : Bentuk wajah yang ganjil. Bayi mungkin akan
memiliki kepala kecil, dengan muka datar, dan mata yang hanya bisa
membuka sedikit. Dan keadaan ini makin kelihatan nyata ketika anak berusia
2-3 tahun, Gangguan pertumbuhan. Anak yang terpapar alkohol saat masih
dalam kandungan akan tumbuh lebih lambat daripada anak yang normal,
Masalah belajar dan perilaku. Hal ini karena alcohol juga akan mempengaruhi
fungsi otak anak, Cacat lahir. Selain dengan bentuk wajah ganjil, bayi
mungkin akan mengalami kecacatan pada berbagai bagian tubuh, Biasanya,
bayi akan lahir dengan bentuk otot tubuh dan kepala yang terlalu kecil. Selain
itu, bayi yang dikandung kemungkinan besar juga akan mengalami gangguan
pada pendengaran, penglihatan, dan juga masalah kecanduan alkohol serta
gangguan pada pelakunya.
e. Marijuana
f. Fenisiklidin (PCP)
g. Tembakau
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Perokok Yang Hamil
Pengkajian
Riwayat merokok :
Diagnosa
Klien menghadiri
program berhenti
merokok atau
Berikan melaksanakan
konseling perihal rencana berhenti
mengendalikan merokok yang
rasa lapar, telah dibuat
mengatur
istirahat, Klien mengubah
menghindari perilaku untuk
lingkungan membantu
merokok, berhenti
menyikat gigi merokok
setelah makan,
mengubah
rutinitas
berolahraga
untuk menambah
pengetahuan dan
mendukung
usaha klien
berhenti merokok
Pengkajian
Menggunakan sepuluh pertanyaan tentang riwayat minum (ten – question drinkinng history)
klien
menggunakan
sisitem dukungan
yang positif
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu
tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada
polusi di jalanan raya yang macet. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan
ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun.
Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang
dimilikinya terbatas
2. Saran
http://yonokomputer.com/2014/05/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-ketergantungan-merokok/