Está en la página 1de 6

Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

Dina Ikrama Putri


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Clostridium difficile (C. difficile) adalah mikroorganisme Gram positif anaerob penghasil basil spora yang menjadi patogen
penting dengan angka prevalensi 10-20% sebagai penyebab diare yang diinduksi antibiotika. Strain mutasi hipervirulensi,
NAP1/BI/027 (North American Pulse-field gel electrophoresis type 1 /restriction endonuclease analysis BI/ribotype 027)
teridentifikasi sebagai strain yang paling berpengaruh dalam patogenisitas infeksi C. difficile. Spora yang dihasilkan terdapat
pada saluran cerna dari 2-3% individu dewasa sehat serta 70% bayi sehat. Spora tersebut mengeluarkan dua protein
exotoksin (TcdA dan TcdB) yang akan menyebabkan kematian kolonosit, hilangnya fungsi barier intestinal, dan kolitis
neutrofilik. Infeksi C. difficile dapat memicu berbagai macam respon tubuh bervariasi bergantung dengan jenis antibiotik
yang digunakan, keadaan epidemiologi, dan kondisi hospes. Dalam pengobatan lini pertama, digunakan metronidazole dan
vankomisin oral untuk eradikasi untuk infeksi C. difficile. Sedangkan bila terjadi rekurensi kedua, maka akan sulit diobati
karena adanya spora yang menetap pada usus dan ketidakmampuan hospes untuk mengaktifkan respon imun efektif
terhadap toksin C. difficile. Pada kasus berat, prosedur transplantasi mikrobiota feses dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk mencegah komplikasi. Di sisi lain, penggunaan antibiotika untuk keperluan eradikasi infeksi juga perlu diperhatikan
sebagai kunci penting lebih lanjut untuk mengurangi resiko infeksi C. difficile.

Kata kunci: antibiotika, Clostridium difficile, diare

Clostridium Difficile Infection On Antibiotic Associated Diarrhea


Abstract
Clostridium difficile (C. difficile) is an anaerobic Gram positive spore forming bacillus as important pathogen responsible for
antibiotic associated diarrhea (AAD). The mutant hypervirulent strain, NAP1/BI/027 (North American Pulse-field gel
electrophoresis type 1 /restriction endonuclease analysis BI/ribotype 027) is mostly responsible strain for C. difficile
infection pathogenicity. Spores which is produced can be found in gastrointestinal tracts from 2-3% in healthy individuals
and 70% in healthy infants. The spores release two protein exotoxins (TcdA and TcdB) that leading to colonocyte death, loss
of intestinal barrier function, and neutrophilic colitis. C. difficile infection can trigger various system responses depend on
antibiotic use, epidemiological setting and host condition. On the first line treatment, oral metronidazole and vancomycin
are used for C. difficile infection eradication. If there is second recurrence can be difficult to cure, primarily because of the
persistence of spores in the bowel and the inability of the patient to mount an effective immune response to C. difficile
toxins. In severe cases, fecal microbial transplantation can be considered to prevent any complication. In the contrary,
antibiotic use for eradication needs to be focused as important key to diminish C. difficile infection risks.

Keywords: antibiotic associated diarrhea, Clostridium difficile

Korespondensi: Dina Ikrama Putri, alamat Asrama Melati No. 3C, Jalur 2 Unila, Rajabasa, HP 081282090704, e-mail
dinaikramap@yahoo.com

Pendahuluan fulminan hingga diare rekuren.6 Variasi klinis


Clostridium difficile (C. difficile) tersebut biasanya lebih ditentukan karena
merupakan bakteri Gram positif anaerob faktor hospes dibandingkan faktor virulensi
penghasil spora yang menjadi patogen penting bakteri.6
dalam penyakit diare yang diinduksi Pengobatan awal infeksi C. difficile telah
antibiotika.1,2 Prevalensi angka kejadian infeksi dikembangkan dengan baik, termasuk
C. difficile di negara-negara Asia bahkan sangat penghentian antibiotik yang dapat memicu
sedikit yang telah dilaporkan.3,4 Strain mutasi adanya infeksi, terapi suportif cairan dan
hipervirulensi, NAP1/BI/027 (North American elektrolit, serta penggunaan antibiotik
Pulse-field gel electrophoresis type 1 metronidazole atau vankomisin.7,8 Bila diare
/restriction endonuclease analysis BI/ribotype disebabkan oleh infeksi C. difficile, gejala klinis
027) dipercaya sebagai strain yang akan lebih berat dan fulminan, relaps, dan
menimbulkan wabah penyakit infeksi C. difficile kolitis berat.9 Diare yang diinduksi antibiotika
di seluruh bagian dunia.5 Infeksi C. difficile membutuhkan prosedur diagnostik yang
dapat memicu berbagai macam respon tubuh meningkat, opname yang berkepanjangan dan
yang beragam dari gejala asimtomatik, kolitis meningkatnya biaya medis.10 Jumlah serangan

Majority|Volume 4|Nomor 7|Juni 2015|39


Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

bervariasi bergantung dengan jenis antibiotik dewasa sehat serta 70% bayi sehat.13 C. difficile
yang digunakan, keadaan epidemiologi, dan berkolonisasi pada usus besar dan
kondisi hospes.9 Frekuensi yang meningkat mengeluarkan dua protein eksotoksin (TcdA
ditemukan pada anak-anak dan usia lanjut, dan TcdB). Transmisi penyakit melalui spora
adanya penyakit penyerta, riwayat yang resisten terhadap panas, asam, dan
pembedahan dan obat-obatan yang bekerja antibiotik. Spora tersebar hampir di seluruh
pada motilitas usus merupakan faktor yang fasilitas pelayanan kesehatan seperti
dapat meningkatkan resiko antibiotic lingkungan rumah sakit dan suplai makanan
associated diarrhea (AAD).11 Berdasarkan dari bagi pasien, sehingga memungkinkan
semua kasus AAD, 10 hingga 20% disebabkan terjadinya transmisi nosokomial pada
adanya infeksi C. difficile.12 14
komunitas. Patogenesis dari C. difficile dapat
dilihat pada Gambar 1
Isi
C. difficile membentuk spora yang
terdapat pada saluran cerna dari 2-3% individu

Gambar 1. Patogenesis infeksi C. difficile15

Diare yang disebabkan oleh C. difficile usus dan merangsang pengeluaran cairan dari
diperantarai oleh TcdA dan TcdB yang akan usus, selain itu toksin ini juga dapat
menginaktivasi Rho guanosin trifosfat (Rho menyebabkan perdarahan.17
GTPase). Hal ini menyebabkan kematian TcdB dengan berat molekul sekitar
kolonosit, hilangnya fungsi barier intestinal, 360.000-500.000 terbukti tidak aktif di usus,
dan kolitis neutrofilik. C. difficile tidak bersifat tetapi mempunyai kekuatan sitotoksin 1000
invasif, sehingga infeksi ekstra kolon sangat kali lebih kuat dibandingkan toksin A.15
jarang terjadi.16 Faktor resiko yang paling penting dalam
TcdA terdiri dari protein dengan berat infeksi C. difficile adalah adanya penggunaan
molekul sekitar 400.000-600.000, dan antibiotik. Ampisilin, amoksisilin, sefalosporin,
mempunyai sifat enterotoksik yang dapat klindamisin dan flurokuinolon merupakan
mengikat sel pada membran brush border. antibiotik tersering yang dapat menyebabkan
Akibat perlekatan ini terjadi erosi pada mukosa infeksi C. difficile (Tabel 1).

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 40


Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

Tabel 1. Golongan Antibiotik dan Hubungannya terbukti mampu menurunkan prevalensi infeksi
terhadap Infeksi Clostridium difficile15 C. difficile sebanyak 77% dalam 450 kasus pada
rumah sakit di Skotlandia.22
Golongan Hubungan dengan
Infeksi C. Difficile Tabel 2. Tatalaksana Infeksi Clostridium difficile18
Klindamisin Sangat umum
Ampisilin Sangat umum Derajat Manifestasi Tatalaksana
Amoksisilin Sangat umum klinis
Sefalosporin Sangat umum Karier Tidak ada tanda Tidak ada indikasi
Fluroquinolone Sangat umum asimtomatik dan gejala pengobatan
Golongan penicillin Umum Ringan Diare ringan, Hidrasi,
lainnya afebris, nyeri Metronidazole
Sulfonamida Umum abdomen ringan oral (500 mg, 3
Trimetropim Umum dan tidak ada kali sehari)
Trimethoprim– Umum abnormalitas
sulfamethoxazole hasil lab
Macrolides Umum Sedang Diare sedang Rawat inap,
Aminoglikosida Tidak umum tanpa darah, hidrasi,
Bacitracin Tidak umum nyeri abdomen Metronidazole
Metronidazole Tidak umum sedang, nausea, oral (500 mg, 3
Teicoplanin Tidak umum muntah, kali sehari) atau
Rifampin Tidak umum dehidrasi, vankomisin oral
Kloramfenikol Tidak umum leukosit (125 mg, 4 kali
Tetrasiklin Tidak umum >15.000/mm3, sehari selama 14
Karbapenem Tidak umum meningkatnya hari)
Daptomycin Tidak umum kadar BUN dan
Tigecycline Tidak umum nitrogen
Berat Diare berat Rawat inap,
Dalam sebuah penelitian, resiko infeksi berdarah, nyeri vankomisin
C. difficile dalam sebuah wabah 10 kali lebih abdomen berat, secara oral atau
tinggi pada pasien diatas 65 tahun dan pasien muntah, ileus, nasogastric (500
muda.18 Mayoritas infeksi C. difficile suhu >38,90C, mg 4 kali sehari)
didapatkan dari rumah sakit (hospital- leukosit dengan atau
acquired), tetapi infeksi community-acquired >20.000/mm3, tanpa
kadar albumin metronidazole IV
meningkat pada dekade akhir ini.19
<2,5 mg/dl (500 mg 3 kali
Infeksi C. difficile kini didiagnosis dengan sehari)
mendeteksi toksin pada feses menggunakan Komplikasi Toxic Konsultasi bedah
enzyme immunoassay atau mendeteksi DNA megacolon, untuk dilakukan
toksin pada feses yang belum terbentuk. Kultur peritonitis, subtotal
feses untuk C. difficile membutuhkan suasana gangguan colectomy atau
anaerobik yang sulit untuk disediakan di setiap pernapasan, diverting
waktu. Enzyme immunoassay tetap menjadi hemodinamik ileostomy
pilihan pertama dalam mendeteksi infeksi C. tidak stabil
difficile karena hasilnya cepat dan mudah Rekurensi Vankomisin oral
pertama (125 mg, 4 kali
untuk dilakukan. Beberapa uji DNA juga
sehari selama 14
mampu mendeteksi adanya strain hari) atau
BI/NAP1/027.20 fidaxomicin (200
Tidak tersedianya vaksin yang efektif, mg, 2 kali sehari
maka pengontrolan terhadap infeksi telah selama 10 hari).
difokuskan pada pemilihan antibiotik, Rekurensi Transplantasi
pencegahan dalam penularan di fasilitas kedua dan mikrobiota feses
layanan kesehatan dan probiotik. selanjutnya atau fidaxomicin
Meminimalkan penggunaan antibiotik telah (200 mg, 2 kali
terbukti dapat menurunkan angka kejadian sehari selama 10
hari)
infeksi C. difficile.21 Dicegahnya penggunaan
rutin antibiotik ceftriaxone dan siprofloksasin

Majority|Volume 4|Nomor 7|Juni 2015|41


Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

Metronidazole dan vankomisin oral dalam prosedur tersebut.31,32 Transplantasi


masih menjadi terapi obat lini pertama untuk feses melalui oral atau rektal dari pendonor
infeksi C. difficile sejak tahun 1970. Walaupun sehat yang telah diuji terbukti efektif dalam
sudah digunakan sejak lama, resistensi mengobati 90% pasien dengan infeksi
terhadap kedua obat tersebut belum tercatat rekurensi C. difficile.33 Walaupun transmisi
hingga saat ini. Pada penderita dengan diare patogen yang tidak teridentifikasi atau tidak
berat, vankomisin menjadi pilihan utama, terdeteksi sangat memungkinkan, tidak ada
tetapi untuk diare infeksi ringan hingga sedang, laporan komplikasi infeksi berat yang berasal
keduanya memiliki efektivitas yang sama.23 dari transplantasi mikrobiota feses yang telah
Meningkatnya kegagalan proses penyembuhan dilakukan.34
secara klinis dengan metronidazole pada strain Percobaan pada hewan menunjukkan
BI/NAP1/027 juga dilaporkan pada dekade bahwa imunisasi menggunakan toksoid TcdA
silam.24 dan TcdB mampu secara efektif melindungi
Pengobatan rekurensi episode awal antitoksin IgG pada serum alami yang didapat
dengan menggunakan metronidazole atau pada pasien dengan keadaan C. difficile yang
vankomisin selama 10 hingga 14 hari terbukti terkolonisasi. Hal tersebut menjadi program
efektif pada 50% pasien.25,26 Sedangkan bila vaksinasi yang potensial pada manusia dalam
terjadi rekurensi kedua, maka hal tersebut melawan infeksi C. difficile.35 Imunisasi pasif
menjadi sulit diobati karena adanya spora yang dengan antibodi monoklonal terhadap toksin C.
menetap pada usus dan ketidakmampuan difficile juga mampu melindungi hospes
hospes untuk mengaktifkan respon imun terhadap angka rekurensi setelah infeksi akut
efektif terhadap toksin C. difficile.27 Rekurensi khususnya pada pasien dengan resiko tinggi
kedua dapat diobati dengan fidaxomisin (200 rekurensi.36
mg, dua kali sehari selama 10 hari) atau
pemberian regimen vankomisin dalam dosis Ringkasan
yang dapat diturunkan atau dosis intermiten Clostridium difficile merupakan bakteri
(Tabel 2). Penelitian terakhir menunjukkan Gram positif anaerob penghasil spora yang
bahwa fidaxomisin lebih efektif mencegah resisten terhadap panas, asam dan antibiotik.
episode rekurensi berikutnya dibandingkan Strain yang berperan penting dalam terjadinya
vankomisin setelah rekurensi awal.28 penyakit ini adalah NAP1/BI/027 yang mampu
Mikrobiota kolon manusia yang memicu berbagai macam respon tubuh,
berfungsi sebagai penghambat kolonisasi beragam dari gejala asimtomatik, kolitis
dalam melawan bakteri patogen menjadi kunci fulminan hingga diare rekuren. Gejala tersebut
penting dalam patogenesis terjadinya infeksi C. bervariasi bergantung dengan jenis antibiotik
difficile. Setelah pasien terpapar penggunaan yang digunakan, keadaan epidemiologi, kondisi
antibiotik oral, terjadi penurunan yang cepat hospes dan range umur pada anak-anak dan
terhadap berbagai mikrobiota kolon yang akan usia lanjut. Diare yang disebabkan oleh C.
berakhir selama beberapa bulan.29,30 difficile diperantarai oleh TcdA dan TcdB yang
Penghentian administrasi pemberian semua akan menginaktivasi Rho guanosin trifosfat
antibiotik merupakan jalan terbaik untuk (Rho GTPase). Hal ini menyebabkan kematian
mengeliminasi C. difficile dari kolon, sehingga kolonosit, hilangnya fungsi barier intestinal,
mikrobiota kolon mampu kembali pulih secara dan kolitis neutrofilik. Ampisilin, amoksisilin,
cepat. Pemulihan tersebut membutuhkan sefalosporin, klindamisin dan flurokuinolon
waktu 12 minggu atau lebih lama di saat pasien merupakan antibiotik tersering yang dapat
mungkin mengalami relaps. Transplantasi menyebabkan infeksi C. difficile. Pengobatan
mikrobiota feses merupakan prosedur yang lini pertama menggunakan metronidazole dan
pertama kali dilakukan pada tahun 1958, telah vankomisin oral, hal ini sama dalam
diakui menjadi penatalaksanaan yang aman pengobatan rekurensi episode awal selama 10
dan efektif untuk kasus infeksi C. difficile. hingga 14 hari, sedangkan untuk rekurensi
Komponen spesifik dalam mikrobiota feses selanjutnya dapat diberikan fidaxomisin atau
yang mampu menghambat C. difficile tidak regimen vankomisin. Terapi adjunctive pada
diketahui dengan jelas, tetapi filum Bakteriodes kasus berat dapat dilakukan prosedur
dan Firmicutes diketahui menjadi komponen transplantasi mikrobiota usus menggunakan
yang terpenting untuk dilakukan transplantasi filum Bakteriodes dan Firmicutes. Di sisi lain,

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 42


Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

pencegahan menggunakan imunisasi pasif difficile infections. Am J Gastroenterol.


toksoid TcdA dan TcdB yang melindungi 2013; 108:478-98.
antitoksin IgG pada serum alami yang didapat 10. Owens RC. Clostridium difficile-associated
pada pasien masih dalam tahap dikembangkan. disease: changing epidemiology and
implications for management. Drugs.
Simpulan 2007; 67:487-502.
Infeksi Clostridium difficile pada diare 11. Surowiec D, Kuyumjian AG, Wynd MA,
(associated antibiotic diarrhea/AAD) perlu Cicogna CE. Past, present, and future
diagnosis dan pengobatan yang sesuai untuk therapies for Clostridium difficile
menghindari terjadinya komplikasi dan associated disease. Ann Pharmacother.
rekurensi penyakit. Penggunaan antibiotika 2006;40:2155-63
untuk keperluan eradikasi infeksi juga perlu 12. Lowy I, Molrine DC, Leav BA, Blair BM,
diperhatikan lebih lanjut untuk mengurangi Baxter R, Gerding DN, et al. Treatment
resiko infeksi C. difficile. with monoclonal antibodies against
Clostridium difficile toxins. N Engl J Med.
Daftar Pustaka 2010;362: 197-205.
1. Kelly CP, LaMont JT. Clostridium difficile 13. Aberra FN & Katz J. Clostridium Difficile
more difficult than ever. N Engl J Med. Colitis [Internet]. Medscape Reference ;
2008; 359(18):1932-40. 2013 [diakses tanggal 25 April 2015].
2. Khanna S, Pardi DS, Aronson SL, Kammer Tersedia dari:
PP, Orenstein R, St. Sauver JL, et al. The http://emedicine.medscape.com/article/1
epidemiology of community-acquired 86458-overview#aw2aab6b2b1aa
Clostridium difficile infection: a 14. Rupnik, M. Is Clostridium difficile-
population-based study. Am J associated infection a potentially zoonotic
Gastroenterol. 2012;107(1):89-95. and foodborne disease. Clin Microbiol
3. Ekma N, Yee LY, Aziz RA. Prevalence of Infect. 2007; 13:457-9.
Clostridium difficile infection in Asian 15. Leffler, Daniel A. & Lamont, J. Thomas.
countries. Rev Med Microbiol. Clostridium difficile Infection. The new
2012;23(1):1-4.
england journal of medicine. 2015;372:16
4. Collins DA, Hawkey PM, Riley TV.
Epidemiology of Clostridium difficile 16. O’Connor JR, Johnson S, Gerding DN.
infection in Asia. Antimicrob Resist Infect Clostridium difficile infection caused by
Control. 2013;2(1):21. the epidemic BI/NAP1/027 strain.
5. Vaishnavi C. Clinical spectrum & Gastroenterology. 2009;136: 1913-24.
pathogenesis of Clostridium difficile 17. Bauer, MP & van, Dissel JT. Alternative
associated diseases. Indian J Med Res. strategies for Clostridium difficile
2010; 131:487-99. infection. Int J Antimicrob Agents.
6. Yong Gil, Kim & Ik Byung, Jang. Current 2009;33(Suppl 1):S51–6.
advances related to Clostridium difficile 18. Pépin J, Valiquette L, Cossette B. Mortality
infection. Indian J Med Res. 2015; attributable to nosocomial Clostridium
141:172-4. difficile-associated disease during an
7. Gerding DN, Muto CA, Owens RC, Jr. epidemic caused by a hypervirulent strain
Treatment of Clostridium difficile in Quebec. CMAJ. 2005;173:1037-42.
infection. Clin Infect Dis. 2008;46(Suppl 19. Wilcox MH, Mooney L, Bendall R, Settle
1):S32-42. CD, Fawley WN. A case-control study of
8. Surowiec D, Kuyumjian AG, Wynd MA, community-associated Clostridium difficile
Cicogna CE. Past, present, and future infection. J Antimicrob Chemother. 2008;
therapies for Clostridium difficile 62: 388-96.
associated disease. Ann Pharmacother. 20. Longtin Y, Trottier S, Brochu G. Impact of
2006; 40:2155-63. the type of diagnostic assay on Clostridium
9. Surawicz CM, Brandt LJ, Binion DG, difficile infection and complication rates in
Ananthakrishnan AN, Curry SR, Gilligan a mandatory reporting program. Clin
PH, et al. Guidelines for diagnosis, Infect Dis. 2013;56:67-73.
treatment, and prevention of Clostridium

Majority|Volume 4|Nomor 7|Juni 2015|43


Dina Ikrama Putri | Infeksi Clostridium Difficile Pada Diare yang Diinduksi Penggunaan Antibiotika

21. Vonberg RP, Kuijper EJ, Wilcox MH. 29. Dethlefsen L, Huse S, Sogin ML, Relman
Infection control measures to limit the DA. The pervasive effects of an anti
spread of Clostridium difficile. Clin antibiotic on the human gut microbiota, as
Microbiol Infect. 2008;14(Suppl 5): 2-20. revealed by deep 16S rRNA sequencing.
22. Dancer SJ, Kirkpatrick P, Corcoran DS, PLoS Biol. 2008; 6(11):280.
Christison F, Farmer D, Robertson C. 30. Jernberg C, Löfmark S, Edlund C, Jansson
Approaching zero: temporal effects of a JK. Long-term ecological impacts of
restrictive antibiotic policy on antibiotic administration on the human
hospitalacquired Clostridium difficile, intestinal microbiota. ISME. 2007; 1:56-66
extended-spectrum β-lactamase- 31. Antharam VC, Li EC, Ishmael A. Intestinal
producing coliforms and meticillin- dysbiosis and depletion of butyrogenic
resistant Staphylococcus aureus. Int J bacteria in Clostridium difficile infection
Antimicrob Agents. 2013; 41:137-42. and nosocomial diarrhea. J Clin Microbiol.
23. Zar FA, Bakkanagari SR, Moorthi KM, Davis 2013;51:2884-92.
MB. A comparison of vancomycin and 32. Song Y, Garg S, Girotra M. Microbiota
metronidazole for the treatment of dynamics in patients treated with fecal
Clostridium difficile-associated diarrhea, microbiota transplantation for recurrent
stratified by disease severity. Clin Infect Clostridium difficile infection. PLoS One.
Dis. 2007; 45: 302-7. 2013;8(11):81330.
24. Pépin J, Valiquette L, Gagnon S, Routhier 33. Kassam Z, Lee CH, Yuan Y, Hunt RH. Fecal
S, Brazeau I. Outcomes of Clostridium microbiota transplantation for Clostridium
difficile-associated disease treated with difficile infection: systematic review and
metronidazole or vancomycin before and meta-analysis. Am J Gastroenterol.
after the emergence of NAP1/027. Am J 2013;108:500-8.
Gastroenterol. 2007;102:2781-8. 34. van Nood E, Vrieze A, Nieuwdorp M.
25. Leffler DA, Lamont JT. Treatment of Duodenal infusion of donor feces for
Clostridium difficile-associated disease. recurrent Clostridium difficile. N Engl J
Gastroenterology. 2009;136:1899-912. Med. 2013;368:407-15.
26. Hu MY, Katchar K, Kyne L. Prospective 35. Siddiqui F, O’Connor JR, Nagaro K.
derivation and validation of a clinical Vaccination with parenteral toxoid B
prediction rule for recurrent Clostridium protects hamsters against lethal challenge
difficile infection. Gastroenterology. 2009; with toxin A-negative, toxin B-positive
136:1206-14. clostridium difficile but does not prevent
27. Maroo S, Lamont JT. Recurrent Clostridium colonization. J Infect Dis. 2012;205:128-
difficile. Gastroenterology. 2006;130: 33.
1311-6. 36. Lowy I, Molrine DC, Leav BA. Treatment
28. Cornely OA, Miller MA, Louie TJ, Crook with monoclonal antibodies against
DW, Gorbach SL. Treatment of first Clostridium difficile toxins. N Engl J Med.
recurrence of Clostridium difficile 2010;362:197-205.
infection: fidaxomicin versus vancomycin.
Clin Infect Dis. 2012;55(Suppl 2): S154-
S161.

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 44

También podría gustarte