Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas
hidup, studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan
payudara merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya
barat. Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian
diri seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa
Meskipun demikian riset yang terus tumbuh menunjukan bahwa perhatian yang
berkaitan dengan ketidakpastian tentang masa depan seseorang, Isu-isu keseharian yang
terjadi ditempat kerja dan hubungan keluarga, serta tuntutan penyakit merupakan faktor-
faktor yang lebih penting dalam menyesuaikan diri akibat mengalami kanker, dibanding
kehilangan payudara itu sendiri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
a. Agar perawat mengetahui dan mengerti tentang perawatan pada kasus Pre dan Post
Operasi kanker payudara
b. Sebagai persyaratan masa orientasi 6 bulan perawat baru di RS. Mardi Rahayu
Kudus.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan melalui proses Tanya jawab dengan pasien, keluarga, perawat
serta pihak yang mendukung dan memberikan informasi yang berkaitan dengan
pasien.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung serta ikut aktif dalam kegiatan pelayanan
keperawatan pasien diruangan sehingga dapat mengetahui perubahan dan
perkembangan keadaan pasien.
3. Study Dokumentasi
Penulis menggunakan dan mengumpulkan data dari status pasien dan catatan tindakan
keperawatan serta pengobatan yang dilakukan selama pasien dirawat.
4. Study Literatur
Menggali informasi dari buku – buku, diktat, makalah dan media internet
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Yang meliputi latar belakang, Tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisa.
BAB.II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. (Harnawati AJ.2008. Askep Kanker
Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/.29
Desember 2008.).
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang
belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Anonymous. 2007. Kanker Payudara/. 12 Januari 2009. dan Harnawati AJ. 2008.
Askep Kanker Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/ askep - kanker-
payudara/. 29 Desember 2008.).
B. Etiologi
C. Manifestasi klinik
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan
bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya
melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa
terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas
benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan / massa di payudara, ada rasa
sakit dapat juga tanpa rasa sakit, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya
berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), timbul kelainan
kulit berupa perubahan warna atau tekstur kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau
d'orange) pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di
sekeliling puting susu) dan luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama.Gejala
lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran
atau bentuk payudara, kulit di sekitar puting susu bersisik atau ada lekukan pada kulit,
puting susu tertarik ke dalam (retraksi puting susu) atau terasa gatal atau pembengkakan
salah satu payudara. Konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut
berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada
penyebaran sel-sel kanker di luar payudara.Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda
metastasis jauh. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan
ganas sebelum kita buktikan tidak ganas.
D. Pemeriksaan penunjang
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Faktor ini penting dalam
membantu mengembangkan program-program pencegahan. Hal yang harus selalu di ingat
adalah bahwa hampir 60 % wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor-faktor resiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.
Dengan demikian, semua wanita dianggap beresiko untuk mengalami kanker payudara
selama masa kehidupan mereka. Namun demikian, mengidentifikasi faktor resiko
merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari
kelangsungan hidup yang terus meningkat dan pengobatan dini. Selain itu, riset lebih jauh
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif
untuk mencegah atau memodifikasi kanker payudara dimasa mendatang.
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada
payudara sebelahnya meningkat hamper 1% setiap tahun.
2. Anak permpuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada
dua orang saudara langsung.
3. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama
mereka pada usia sebelum 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko
untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani
ooforektomi bilateral sebelum usia 30 tahun mempunyai resiko sepergtiganya.
6. Riwayat penyakit tumor payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara
disertai perubahan epitel poliferasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat
untuk mengalami penyakit ini.
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
beresiko hamper dua kali lipat.
8. Obesitas- resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
9. Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat
setelah penghentian medikasi.
10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko
kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang
menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih
dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara
penambahan progesteron terhadap penggantian estrogen meningkat insidens kanker
endomentrium, hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.
11. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Risikonya
dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Di Negara dimana
minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis Perancis dan Itali), angkanya sedikit
lebih tinggi. Beberapa temuan riset menunjukan bahwa wanita muda yang minum
alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya.
Diet tinggi lemak dahulu pernah diduga meningkatkan risiko kanker payudara.
Kajian epidemiologi pada wanita berkebangsaan Amerika dan Jepang menunjukan
perbedaaan lima kali lipat dalam angka kanker payudara antara dua kelompok, dengan
wanita Amerika yang mempunyai insidens yang lebih tinggi. Wanita Jepang yang
bermigrasi ke Amerika Serikat juga menunjukan angka kanker payudara yang serupa
dengan wanita-wanita Amerika lainnya. Studi kelompok terbaru menunjukan hubungan
yang lemah atau tidak menyeluruh antara diet tinggi lemak dan kanker payudara. Namun,
karena lemak mempunyai dampak dalam kanker kolon dan penyakit jantung, pasien
wanita diuntungkan dari upaya penyuluhan yang difokuskan pada pengurangan masukan
kalori yang berasal dari lemak secara keseluruhan.
Implan payudara dengan silikon akhir-akhir ini telah dikaitkan dengan kontraksi
kapsular fibrosis dang gangguan imun tertentu. Namun, tidak ada bukti yang menunjukan
bahwa implant payudara berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara.
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau
kulit :
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai
2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secata abnormal keras dan membesar.
Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting
susu. Gejala-gejala ini dengan cepat berkembang memburuk dan biasanya mendorong
pasien mencari bantuan medis lebih cepat di banding pasien wanita lainnya dengan masa
kecil pada payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lainnya;
preperta kemoterapi berperan penting dalam pengendalian kemajuan penyakit ini. Radiasi
dan pembedahan biasanya juga digunakan unttuk mengontrol penyebaran.
G. Penatalaksanaan
Pilihan pada pengobatan kanker payudara tergantug pada tipe, ukuran, dan
lokasi pada tumor, juga karakteristik klinis (derajat).terapi dapat termasuk intervensi
bedah dengan/tanpa radiasi, kemoterapi, dan terapi hormone. Penggunaan transplantasi
sumsum tulang masih dalam penelitian.
I. Pathway
Marlyn E. Doengoes
Ketidak nyamanan
Nyeri
Cemas
Kurang
pengetahuan
Luka operasi
Sakit
Kanker payudara
Proliferasi sel-sel
maligna dalam
payudara
Abnormal
Mastektomie
Radiasi
Hormonal
J. Fokus
Intervensi
PRA OPERASI
1. Ansietas /
takut
berhubungan
dengan status
kesehatan
Kemungkinan
dibuktikan :
peningkatan
ketegangan,
ketakutan,
gelisah perasaan
tidak berdaya,
penurunan
keyakinan diri.
Hasil yang
diharapkan :
melaporkan takut
dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani.
Intervensi
a. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi pembedahan, dan
terapi yang akan datang, perhatikan adanya penolakan atau ansietas ekstrem.
POST OPERASI
Intervensi :
d. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung / sisi yang tak sakit dengan
lengan tinggi dan disokong dengan bantal.
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0 – 10)
b. Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan prosedur bedah yang mengubah gambaran
tubuh
Hasil yang diharapkan : Menujukkan gerakan ke arah penerimaan diri dalam situasi.
Intervensi :
a. Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang.
c. Identifikasikan masalah peran sebagai wanita, istri, ibu wanita karir dan sebagainya.
a. Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi, mulai melakukan rentang gerak pasif
sesegera mungkin.
b. Biarkan pasien menggerakkan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan yang sakit.
Kemungkinan dibuktikan : -
Intervensi :
Intervensi :
d. Anjurkan klien untuk menerangkan kembali tentang penkes yang telah diberikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 04 Februari 2009, Jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda RS.
Mardi Rahayu
1. BIODATA
a. Identitas pasien
Nama : Ny. M
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
No Register : 194372
Nama : Tn. K
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
a. Keluhan utama
4 bulan yang lalu klien baru menyadari adanya benjolan di payudara kanan dan
payudara kiri dengan ukuran ± 2-3 cm, letaknya diatas sebelah kanan puting susu.
Klien tidak memeriksakan ke dokter ataupun klinik kesehatan setempat karena
klien tidak merasakan keluhan apapun. Karena merasa benjolan yang ada di
payudara kanan dan kiri semakin membesar (ukuran ± 5 cm), terutama benjolan
yang ada di sebelah kanan.dan klien juga merasakan nyeri yang hilang timbul
maka Pada tanggal 04 februari 2009 sekitar jam 07.30 klien berobat ke klinik
didekat rumah klien di mayong, dokter di klinik tersebut langsung memberikan
surat pengantar ke Dokter Johan SpB. Setelah dokter Johan menerima surat
pegantar tersebut, klien disarankan masuk RS. Mardi Rahayu Kudus untuk di
opname dan diperiksa lebih lanjut oleh dokter Johan SpB dan disarankan untuk
Operasi tgl 06 februari 2009 jam 10.15 wib.
Pasien belum pernah opname sebelumnya dan pasien sebelumnya tidak pernah
sakit seperti sekarang ini.
Dalam keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
hipertensi, dsb. Dan juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dirasakan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : compomentis
GCS : 15 E 4 = spontan
M6 = menurut perintah
V5 = orientasi baik
N : 78x / menit
S : 36.5 0C
RR : 20 x/menit
b. Kepala
Mesochepal, rambut ikal, panjang, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut
tidak mudah rontok.
c. Mata
Sklera tidak ikhterik, conjungtiva tampak merah (tidak anemis), pupil isokor,
penglihatan baik.
d. Telinga
e. Hidung
f. Mulut
Tidak cyanosis, tidak ada aphtae (sariawan), tidak ada stomatitis, radang mukcosa.
g. Gigi
h. Lidah
i. Tenggorokkan
Pasien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil.
j. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid pad pemeriksaan palpasi.
k. Kulit
l. Dada
m. Jantung
n. Abdomen
o. Genetalia
p. Anus
q. Reproduksi
Kekuatan otot S S
SS
4. Data biologis
a. Nutrisi
Klien mengatakan di rumah biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk,
sayuran, dan minum air putih 5 – 6 gelas sehari.
Saat dikaji, klien makan diit yang disajikan dari RS dan habis 1 porsi, minum air
putih 5 – 6 gelas sehari.
b. Eliminasi
Klien mengatakan di rumah biasa BAB 1x/hari. Konsistensi lunak warna kuning.
BAK ± 6 x / hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri, tidak ada pendarahan.
c. Istirahat tidur
Klien mengatakan di rumah biasa tidur ± 7 jam, mulai dari jam 22.00 – 05.00
WIB. Tidur siang ± 1 jam.
d. Aktivitas
Klien mengatakan dirumah biasa melakukan perkerjaan ibu rumah tangga sendiri.
Saat dikaji klien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti makan, minum
maupun mandi di kamar mandi.
5. Data psikologis
Klien mengatakan cemas akan pengobatan yang akan dijalani karena klien belum
mengerti tentang penyakitnya dan belum tahu tentang tindakan operasi yang akan
dijalani.
6. Data sosiologis
7. Data spiritual
Klien mampu berkomunikasi dengan jelas kepada pasien yang lain, keluarga serta
perawat.
Saat dikaji tentang persepsi diri dan sakit yang dialaminya, klien mengatakan yakin
akan kesembuhannya.
9. Pemeriksaan Penunjang
Lymphocyte 28.7 % 20 – 40
2.00
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Pengkajian dilakukan pada tanggal 06 Februari 2009 jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda
RS Mardi Rahayu.
1. Keluhan
Pasien dilakukan operasi Mastektomy Radikal Dextra, Eksisi luas Mamae Sinistra
pada tanggal 06 februari 2009 jam 10.15
Kesadaran compomentis, pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, luka operasi
tertutup kasa dalam keadaan bersih tidak rembes, terpasang drain produksi 400 cc.
KU pasien tampak lemah, pasien bedrest klien bisa miring kanan dan miring kiri.
3. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 E4 : spontan
M6 : menurut perintah
V5 : orientasi baik
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 92 x/ menit
S : 36.80C Rr : 20 x /menit
b. Muka
c. Payudara
payudara sebelah kanan dan kiri sudah tidak ada (sudah diangkat / diambil),
terdapat luka bekas operasi, terpasang drain produksi 400 cc, terbalut kasa dalam
keadaan bersih, tidak rembes.
d. Genetalia
4. Data biologis
Aktivitas
Klien masih bedrest. Semua aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat (misalnya :
makan, minum dan mandi).
5. Data neurologis
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, nyeri seperti tertusuk-
tusuk dan rasanya panas, nyeri terus-menerus, bertambah nyeri bila digunakan untuk
bergerak.
P : Provokatif : nyeri timbul karena adanya luka bekas operasi, nyeri berkurang bila
untuk tiduran.
R : Region : nyeri dirasakan pada luka bekas operasi dada sebelah kanan dan kiri.
.........
..
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 - 7 : nyeri sedang
8 - 10 : nyeri berat
T : Time : nyeri timbul secara terus-menerus
6. Pemeriksaan penunjang
7. Laporan Operasi
Nama : Ny. M
Umur : 42 tahun
Ruang : Bethesda
Eksisi Sinistra
- widecillin 3 x 1 tab
8. Therapi
Tanggal
Cara Pemberian
06 07 08 09
Oral Yekalgin Yekalgin Yekalgin Yekalgin
3x1tab 3x1tab 3x1tab 3x1tab
Injeksi
Widecillin Widecillin Widecillin
Infus 3x1 tab 3x1 tab 3x1 tab
Jam 07.30 RL : D5 %
jam 18.00
wb 1 kolf
400cc
B. ANALISA DATA
Vital sign
T: 110/90mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 370C
2 06-02 -09 DS : Pasien mengatakan Kelemahan fisik Gangguan
dalam memenuhi pemenuhan
Jam 14.40wib kebutuhan personal kebutuhan ADL
hygiene (mandi, BAK,
BAB) dan kebutuhan
nutrisi di bantu oleh
perawat dan keluarga
DO : kemampuan
beraktivitas pasien
terbatas, mobilisasi
hanya berada / terbatas
di tempat tidur yaitu
dengan miring
kekanan/kiri,
DO : Terdapat luka
bekas operasi di
payudara kanan dan
kiri, terbalut kasa dalam
keadaan bersih tidak
rembes, terpasang drain.
Vital sign
T : 110/70 mmHg
S : 36.80C
N : 92x/menit
RR : 20 x /menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan prioritas :
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
S : 360C-370C
N :80 - 100x/menit
Rr : 16-20x.menit
06/02/09 2 Setelah dilakukan 1. Bantu pasien 08/02/09
tindakan keperawatan dalam memenuhi
jam14.40 selama 2 x 24 jam kebutuhan
diharapkan personal hygiene
kebutuhan aktivitas dan nutrisi
terpenuhi dengan
kriteria : 2. Anjurkan pasien
untuk melakukan
- ADL tanpa bantuan aktivitas
semampunya
- Mobilisasi sudah
tidak di atas 3. Berikan umpan
tempat tidur balik yang positif
/ pujian untuk
- Pasien sudah jalan- setiap tindakan
jalan yang dilakukan
4. Libatkan keluarga
dalam
pemenuhan
kebutuhan pasien
06/02/09 3 Setelah dilakukan 1. Observasi vital sign 09/02/09
tindakan keperawatan
jam14.40 selama perawatan 2. Kaji tanda-tanda
tidak ditemukan infeksi
tanda-tanda infeksi
dengan kriteria : 3. Lakukan rawat luka
dengan teknik
- Luka bekas operasi septik antiseptik
bersih, kering
4. Anjurkan untuk
- TTV dalam batas menjaga
normal kebersihan
disekitar luka dan
S : 360C-370C jaga kebersihan
tubuh
N : 80-10x/menit
Rr : 16-20x.menit 5. Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
antibotik
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
Vital sign
T : 130/80mmHg
S : 36.70c
N : 80 x /menit
Rr : 20 x /menit
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
08/02/09 2 S : Pasien mengatakan dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene
jam : 14.30 (mandi.BAK, BAB) dan kebutuhan
nutrisi sudah bisa melakukan sendiri /
secara mandiri
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
09/02/09 S:-
Vital sign
T : 130/80 Mmhg
S : 36.70c
N : 84 X /Menit
Rr : 20 X /Menit
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi
CATATAN PERKEMBANGAN
- Skala Nyeri 6
P : Lanjutkan Intervensi
T : 130/70 Mmhg
S : 362C
N : 80 X /Menit
R : 18 X / Menit
Memandikan Klien
T : 110/70 mmHg
S : 364C
N : 96 x /menit
R : 20 x /menit
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Menyuntik
Tradyl 50 mg (IV)
Menyuntik
Menyuntik
Tradyl 50 mg (IV)
- Skala Nyeri 6
P : Lanjutkan Intervensi
T : 110/80 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memandikan Klien
Menyuntik
Tradyl 50 mg (IV)
T : 110/80 mmHg
S : 37C
N : 88 x /menit
R : 20 x /menit
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Menyuntik
S : 37C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
T : 110/70 mmHg
Melepas infuse
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
S : 371C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Mengkaji skala nyeri 6
Memandikan klien
Mengukur Tensi
T : 110/70 mmHg
S : 373C
N : 88 x /menit
R : 20 x /menit
Yekalgin 1 tab
Widecillin 1 tab
Membuang drain 10 cc
O : - Skala Nyeri 4
T : 90/60 mmhg
S : 362C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memandikan Klien
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Skala nyeri 4
S : 36C
N : 80 x /menit
R : 20 x /menit
- pus (-)
Melepas drain
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
S : 366C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Skala nyeri 4
S : 36C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
O : - Skala Nyeri 3
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
Yekalgin 1 tb
T : 130/80 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Skala nyeri 3
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
A : Masalah Teratasi
P : hentikan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
T : 110/70 mmhg
S : 37C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
S : 373C
N : 88 X /Menit
R : 20 X / Menit
07/02/2009 3 S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi
masih terasa nyeri
P : Lanjutkan Intervensi
T : 110/80 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 120/70 mmhg
S : 371C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 110/70 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 110/70 mmhg
S : 373C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Membuang drain 10 cc
E:-
08/02/2009 S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi
berkurang
T : 90/60 mmhg
S : 362C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 80 X /Menit
R : 20 X / Menit
Melepas drain
T : 110/70 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 110/70 mmhg
S : 373C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
T : 100/70 mmhg
S : 370C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
T : 130/80 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan keperawatan pada Ny. M dari tanggal 04 Februari 2009,
penulis mengambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah sekelompok sel tidak
normal pada payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadi ganas yang
merupakan kanker terbanyak di derita wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa
kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi.
Untuk mengurangi angka kematian. Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan
penilaian secara menyuluruh terhadap kondisi penderita.
Permasalahan yang muncul pada Ny. M selama penulis memberi asuhan keperawatan
adalah :
B. Saran
2. Untuk meningkatkan mutu dalam asuhan keperawatan pada pasien pre dan post
operasi mastektomi sebaiknya keluarga perlu dilibatkan dalam perawatan pasien
baik selama di rumah sakit juga setelah pulang dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Mansjoer, dkk (Editor). 2000. Bedah Tumor dalam Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi ke-3,
2. Jilid ke-2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Anonymous.2007.KankerPayudara.http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-
payudara/. Januari 2009.
4. Harnawati AJ. 2008. Askep Kanker Payudara.
5. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/. 29 Desember
2008.
6. dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa
Aesculapius.
7. dr. Andi Dwihantoro. 2007. Kanker Payudara Familial : Riwayat Keluarga,
Karakteristik Tumor
8. Dan Ketahanan Hidup. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
9. Yogyakarta. http://puspasca.ugm.ac.id/files/Abst_(3435-H-2007).pdf. 6 Mei 2008.
10. Anonymous. 2008. Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM).
http://bedahumum.wordpress.com/
11. Update : Makassar, 4 Februari 2009
12. Sumber : www.klinikindonesia.com
13. www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online
Alasan : Pasien dan keluarga belum mengetahui tentang penyakit dan tindakan operasi yang
akan dijalani.
a. Pengertian
Kanker payu dara adalah sekelompok sel tida normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
di payudara.
b. Penyebab
d. Penatalaksanaan
Mastektomi
Kemotherapi
Radiasi
Therapy hormonan
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Proses kegiatan
Kegiatan Waktu Kegiatan perawat Kegiatan pasien
Pembukaan 1 menit Memberikan salam Pasien dan keluarga
menjawab salam
Melakukan kontrak
ulang. Pasien dan keluarga
kooperatif dan
Mengkaji ulang menerima kehadiran
tentang pengetahuan perawat.
pasien mengenai Ca
mamae. Pasien dan keluarga
belum tahu tentang ca
mamae dan tindakan
operasi.
VI. Evaluasi
a. Kognitif
b. Afektif
Pasien dan keluarga tampak mengerti penyuluhan yang diberikan oleh perawat.
VII. Referensi
HarnawatiAJ.2008.AskepKankerPayudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/
askep-kanker-payudara/.29 Desember 2008.
Diagnosa klinis : Tumor mamae kanan dan kiri Sifat : Ganas primer
Hasil Pemeriksaan
Makrokopis
Kanan : Jaringan mamae kanan 9 x 6 x 5 cm, terdapat masa tumor warna putih diameter 5
cm, tidak rapuh.
Kiri : Jaringan mamae kiri ukuran 9 x 7 x 6 m, mengandung massa tumor diameter 6 cm.
Makroskopis
Frozen section :
Sediaan mamae dextra dan sinistra mengandung masa tumor berdiameter 5 cm dan 6 cm.
gambaran miskroskopik tumor daerah maupun dextra berstruktur serupa : mengandung
kelompok se ganas bentuk pleiomorfix, berinti hiperkromatik, menyebuk ke stroma
jaringan ikat.
Kesan / kesimpulan
Sesuai hasil frozen section : karsinoma duktus invasif (grade III) mamae dextra et sinistra.