Está en la página 1de 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di


dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung
dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan
bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar
getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak
diderita wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita
yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker
payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi

Tujuan dalam pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi


setiap penduduk agar dapat terwujudnya kesehatan yang optimal.

Perawatan merupakan salah satu komponen dari pembangunan di bidang


kesehatan, sehingga secara tidak langsung merupakan bagian dari system kesehatan
nasional dan banyak berperan dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan. Sebab
keperawatan merupakan bagian intergral yang tidak dapat di pisahkan dari pelayanan
kesehatan secara umum, dalam memberi asuhan keperawatan yang mempunyai masalah
kesehatan.

Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas
hidup, studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan
payudara merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya
barat. Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian
diri seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa

Meskipun demikian riset yang terus tumbuh menunjukan bahwa perhatian yang
berkaitan dengan ketidakpastian tentang masa depan seseorang, Isu-isu keseharian yang
terjadi ditempat kerja dan hubungan keluarga, serta tuntutan penyakit merupakan faktor-
faktor yang lebih penting dalam menyesuaikan diri akibat mengalami kanker, dibanding
kehilangan payudara itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk dapat melaksanakan perawatan pada pasien dengan kanker payudara (


Pre dan Post operasi ) dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Agar perawat mengetahui dan mengerti tentang perawatan pada kasus Pre dan Post
Operasi kanker payudara
b. Sebagai persyaratan masa orientasi 6 bulan perawat baru di RS. Mardi Rahayu
Kudus.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan melalui proses Tanya jawab dengan pasien, keluarga, perawat
serta pihak yang mendukung dan memberikan informasi yang berkaitan dengan
pasien.

2. Observasi

Dengan melakukan pengamatan langsung serta ikut aktif dalam kegiatan pelayanan
keperawatan pasien diruangan sehingga dapat mengetahui perubahan dan
perkembangan keadaan pasien.

3. Study Dokumentasi

Penulis menggunakan dan mengumpulkan data dari status pasien dan catatan tindakan
keperawatan serta pengobatan yang dilakukan selama pasien dirawat.

4. Study Literatur

Menggali informasi dari buku – buku, diktat, makalah dan media internet

yang behubungan dengan pembuatan laporan ini.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan studi kasus ini, penulis akan menguraikan sistematika


penyusunan mulai dari pendahuluan sampai penutup. Dimana Bab I dengan yang lainya
saling berhubugan.

BAB I : PENDAHULUAN

Yang meliputi latar belakang, Tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisa.

BAB II: TINJAUAN TEORI

Yang meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi,


penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi,


implementasi, dan evaluasi.
BAB IV : PENUTUP

Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB.II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan


pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit
tunggal. Penyakit selular ini dapat timbul dari jaringan tubuh mana saja, dengan
manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi
sel. Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
(Anonymous.2007.KankerPayudara.http://www.blogdoter.net/2007/03/13/kanker-
payudara/.).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. (Harnawati AJ.2008. Askep Kanker
Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/.29
Desember 2008.).

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang
belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Anonymous. 2007. Kanker Payudara/. 12 Januari 2009. dan Harnawati AJ. 2008.
Askep Kanker Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/ askep - kanker-
payudara/. 29 Desember 2008.).

Mastektomi adalah pengangkatan payudara. Mastektomi radikal adalah


mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua nodus limfe.

B. Etiologi

Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya


serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat
menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa
perubahan genetic berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan
perubahan genetic masih belum diketahui.perubahan genetic ini termaksud perubahan
atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau
meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormone steroid yang dihasilkan oleh
ovarium mempunyai peran penting dalam kanker. Dua hormone utama-estradiol dan
progesterone-mengalami perubahan dalam lingkungan selular, yang dapat mempengaruhi
factor pertumbuhan bagi kanker payudara.

C. Manifestasi klinik
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan
bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya
melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa
terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas
benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan / massa di payudara, ada rasa
sakit dapat juga tanpa rasa sakit, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya
berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), timbul kelainan
kulit berupa perubahan warna atau tekstur kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau
d'orange) pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di
sekeliling puting susu) dan luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama.Gejala
lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran
atau bentuk payudara, kulit di sekitar puting susu bersisik atau ada lekukan pada kulit,
puting susu tertarik ke dalam (retraksi puting susu) atau terasa gatal atau pembengkakan
salah satu payudara. Konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut
berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada
penyebaran sel-sel kanker di luar payudara.Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda
metastasis jauh. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan
ganas sebelum kita buktikan tidak ganas.

D. Pemeriksaan penunjang

1. Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi kanker


yang tak teraba atau tomur yang terjadi pada tahap awal.
2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat
kontras kedalam aliran duktus.
3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan
pada wanita yang jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari mamografi.
4. Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5. Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai “titik panas” karena
peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan membedakan
bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur masih diteliti dan
dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.
7. CT-scan dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya
massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa
dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk
mamografi.
8. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitive terhadap massa
dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan, dan seleksi terapi yang tepat
9. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi
mengandung reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada sel malignan, reseptor
kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang lebih
dua pertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor estrogennya positif dan
cenderung berespon baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk
memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan.
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan
untuk mengkaji adanya metastase.

E. Faktor – faktor resiko kanker payudara

Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Faktor ini penting dalam
membantu mengembangkan program-program pencegahan. Hal yang harus selalu di ingat
adalah bahwa hampir 60 % wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor-faktor resiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.
Dengan demikian, semua wanita dianggap beresiko untuk mengalami kanker payudara
selama masa kehidupan mereka. Namun demikian, mengidentifikasi faktor resiko
merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari
kelangsungan hidup yang terus meningkat dan pengobatan dini. Selain itu, riset lebih jauh
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif
untuk mencegah atau memodifikasi kanker payudara dimasa mendatang.

Faktor-faktor yang mencakup :

1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada
payudara sebelahnya meningkat hamper 1% setiap tahun.
2. Anak permpuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada
dua orang saudara langsung.
3. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama
mereka pada usia sebelum 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko
untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani
ooforektomi bilateral sebelum usia 30 tahun mempunyai resiko sepergtiganya.
6. Riwayat penyakit tumor payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara
disertai perubahan epitel poliferasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat
untuk mengalami penyakit ini.
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
beresiko hamper dua kali lipat.
8. Obesitas- resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
9. Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat
setelah penghentian medikasi.
10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko
kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang
menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih
dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara
penambahan progesteron terhadap penggantian estrogen meningkat insidens kanker
endomentrium, hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.
11. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Risikonya
dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Di Negara dimana
minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis Perancis dan Itali), angkanya sedikit
lebih tinggi. Beberapa temuan riset menunjukan bahwa wanita muda yang minum
alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya.

Diet tinggi lemak dahulu pernah diduga meningkatkan risiko kanker payudara.
Kajian epidemiologi pada wanita berkebangsaan Amerika dan Jepang menunjukan
perbedaaan lima kali lipat dalam angka kanker payudara antara dua kelompok, dengan
wanita Amerika yang mempunyai insidens yang lebih tinggi. Wanita Jepang yang
bermigrasi ke Amerika Serikat juga menunjukan angka kanker payudara yang serupa
dengan wanita-wanita Amerika lainnya. Studi kelompok terbaru menunjukan hubungan
yang lemah atau tidak menyeluruh antara diet tinggi lemak dan kanker payudara. Namun,
karena lemak mempunyai dampak dalam kanker kolon dan penyakit jantung, pasien
wanita diuntungkan dari upaya penyuluhan yang difokuskan pada pengurangan masukan
kalori yang berasal dari lemak secara keseluruhan.

Implan payudara dengan silikon akhir-akhir ini telah dikaitkan dengan kontraksi
kapsular fibrosis dang gangguan imun tertentu. Namun, tidak ada bukti yang menunjukan
bahwa implant payudara berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara.

F. Pentahapan Kanker Payudara

Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada


keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat
membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,
memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik
dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen
dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak
digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi
ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.

Tumor primer (T) :

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan


2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>

a. T1a : Tumor <>

b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm

c. T1c :Tumor 1 – 2 cm

5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau
kulit :

a. T4a : Melekat pada dinding dada

b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange

c. T4c : T4a dan T4b

d. T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N) :

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat

4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya

5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan


2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)


dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada
kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium IIa : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb : Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) tanpa penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada
tangan.
6. Stadium IV : Tumor yang mengalami metastasis jauh.
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.


2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50%
dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran
lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya
tiduran saja.

Status penampilan (performance status) kanker menurut Karnofsky :

1. 100% : Mampu melaksanakan aktivitas normal, keluhan / kelainan tidak ada.


2. 90% : Tidak perlu perawatan khusus, keluhan gejala minimal.
3. 80% : Tidak perlu perawatan khusus dengan beberapa keluhan / gejala.
4. 70% : Tidak mampu bekerja namun mampu merawat diri.
5. 60% : Kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk keperluan
sendiri.
6. 50% : Perlu bantuan dan umumnya perlu obat-obatan.
7. 40% : Tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan perawatan khusus.
8. 30% : Perlu pertimbangan perawatan rumah sakit.
9. 20% : Sakit berat, perlu perawatan rumah sakit.
10. 10% : Mendekati kematian.
11. 0% : Meninggal. "Rest in peace & no pain".

Ukuran tumor terbanyak ditemukan lebih 2 cm (95,24%). Stadium kanker


payudara terbanyak ditemukan adalah stadium IIIb (35,71%). Sebagian besar kelenjar
limfe aksila positif (47,63%). Gambaran histopatologis duktal (90,48%) dan derajat
diferensiasi buruk (40,48%). Karnofsky kurang 60%, tidak layak diberikan sitostatika.

Tipe Kanker Payudara

Selain kriteria pentahapan gambaran patologi lainnya dan tes prognostik


digunakan untuk mengindentifikasi kelompok pasien yang berbeda yang mungkin
diuntungkan oleh pengobatan ajufan. Pemeriksaan histologis sel-sel kanker membantu
menentukan prognosis dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana penyakit berkembang.

Karsinoma duktal menginfiltrasi adalah tipe histologis yang paling umum,


merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras
saat dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetatasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih
buruk dibanding dengan tipe kanker lainnya.

Karsinoma labular menginfiltrasi jarang terjadi, merupakan 5% sampai 10%


kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik
pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih umum
multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau
kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai
keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasisnya berbeda.
Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak, sementara
karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal atau tempat-tempat
tidak lazim lainnya.

Karsinoma medular menenpati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh


dalm kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan
lambat, sehingga prognosisnya sering kali lebih baik.

Kanker mesinus menenpati sekitar 3% dari kanker payudara. Penghasil lender,


juga tumbuh dengan lambat; sehingga, kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik
dari lainnya.

Kanker duktal-tubular jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker.


Karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka progrosisnya sangat baik.

Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai
2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secata abnormal keras dan membesar.
Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting
susu. Gejala-gejala ini dengan cepat berkembang memburuk dan biasanya mendorong
pasien mencari bantuan medis lebih cepat di banding pasien wanita lainnya dengan masa
kecil pada payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lainnya;
preperta kemoterapi berperan penting dalam pengendalian kemajuan penyakit ini. Radiasi
dan pembedahan biasanya juga digunakan unttuk mengontrol penyebaran.

G. Penatalaksanaan

Pilihan pada pengobatan kanker payudara tergantug pada tipe, ukuran, dan
lokasi pada tumor, juga karakteristik klinis (derajat).terapi dapat termasuk intervensi
bedah dengan/tanpa radiasi, kemoterapi, dan terapi hormone. Penggunaan transplantasi
sumsum tulang masih dalam penelitian.

Tipe pembedahan secara umum dikelompokan ke dalam tiga kategori:


mastektomi radikal, mastektomi total, dan prosedur yang lebih terbatas (contoh
segmental,lumpektomi).

Mastektomi total (sederhana) mengangkat, semua jaringan payudara, tetapi


semua atau kebayakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau


semua nodus limfe, dan kadang-kadang otot pektoralis minor. Otot dada mayor masih
utuh. Mastektomi radikal (Halsted) adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu
pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe
ketiak, dan kadang-kadang nodus limfe mamae internal atau supraklavikular.

Prosedur membatasi (contoh lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien rawat


jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan disekitarnya diangkat. Lumpektomi
dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan
putting. Prosedur meliputi diagnostik (menentukan tipe sel) dan/atau pengobatan bila
dikombinasikan dengan terapi radiasi.
H. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada


jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.Beberapa tumor yang dikenal
sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe
estrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor
“Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker
payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).

I. Pathway

Perubahan genetik dalam Perubahan sel-sel


sel

Brunner and sundarth

Marlyn E. Doengoes

Kerusakan mobilitas fisik

Ketidak nyamanan

Nyeri

Cemas

Kurang
pengetahuan

Luka operasi

Sakit
Kanker payudara

Proliferasi sel-sel
maligna dalam
payudara

Abnormal

Mastektomie

Radiasi

Hormonal

J. Fokus
Intervensi

PRA OPERASI

1. Ansietas /
takut
berhubungan
dengan status
kesehatan

Kemungkinan
dibuktikan :
peningkatan
ketegangan,
ketakutan,
gelisah perasaan
tidak berdaya,
penurunan
keyakinan diri.

Hasil yang
diharapkan :
melaporkan takut
dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani.

Intervensi
a. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi pembedahan, dan
terapi yang akan datang, perhatikan adanya penolakan atau ansietas ekstrem.

b. Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik.

c. Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk


pasien / orang terdekat.

Anjurkan bahwa orang terdekat ada kapanpun di inginkan.

d. Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.

e. Kaji tersedianya dukungan pada pasien.

f. Jelaskan / diskusikan peran rehabilitasi setelah pembedahan.

POST OPERASI

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan

Kemungkinan dapat dibuktikan : kerusakan permukaan kulit

Hasil yang diharapkan : meningkatnya waktu penyembuhan luka.

Intervensi :

a. Kaji / balutan /luka untuk karakteristik drainase.

b. Awasi jumlah edema, kemerahan, dan nyeri pada insisi.

c. Awasi vital sign

d. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung / sisi yang tak sakit dengan
lengan tinggi dan disokong dengan bantal.

e. Catat jumlah dan karakteristik drainase.

f. Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat.

g. Kolaborasi dengan team kesehatan.

2. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan trauma jaringan

Kemungkinan dibuktikan : Nyeri, keluhan kekakuan, perubahan tonus otot.

Hasil yang diharapkan :Mengekspresikan penurunan nyeri ketidakberdayaan.

Intervensi :

a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0 – 10)
b. Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal

c. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal

d. Bantu pasien menemukan posisi nyaman

e. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas terapeutik

f. Dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik relaksasi, bimbingan, imaginasi,


sentuhan terapeutik.

g. Tekan dada saat latihan betuk / nafas dalam

h. Kolaborasi pemberian analgesik

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan prosedur bedah yang mengubah gambaran
tubuh

Kemungkinan dibuktikan : Perubahan aktual pada struktur tubuh, selalu memikirkan


perubahan dalam terapi kehilangan, tidak mau melihat
tubuh, tidak berpartisipasi dalam terapi.

Hasil yang diharapkan : Menujukkan gerakan ke arah penerimaan diri dalam situasi.

Intervensi :

a. Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang.

b. Berikan dukungan emosional bila balutan diangkat.

c. Identifikasikan masalah peran sebagai wanita, istri, ibu wanita karir dan sebagainya.

d. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan misalnya marah, berumusuhan dan


berduka.

e. Diskusikan tanda dan gejala depresi dengan orang terdekat.

f. Berikan penguatan positif untuk peningkatan / perbaikan dan partisipasi perawatan


diri / progam pengobatan.

g. Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual dan


memberikan informasi dan dukungan.

h. Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung untuk orang terdekat.

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular, nyeri

Kemungkinan dibuktikan : Menolak upaya untuk bergerak, membatasi rentang gerak.

Hasil yang diharapkan : Menunjukkan teknik yang memampukan aktivitas .


Intervensi :

a. Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi, mulai melakukan rentang gerak pasif
sesegera mungkin.

b. Biarkan pasien menggerakkan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan yang sakit.

c. Dorong pasien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri.

d. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.

e. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pembedahan

Kemungkinan dibuktikan : -

Hasil yang diharapkan : Pertahankan lingkungan akseptik yang aman,


mengidentifikasi faktor-faktor resiko individu dan
intervensi untuk mengurangi potensial infeksi.

Intervensi :

a. Kaji balutan / luka untuk karakteristik drain

b. Awasi vital sign

c. Perhatikan prinsip septik, antiseptik setiap tindakan.

d. Ganti balutan / rawat luka tiap hari

e. Kaji dolor, color, rubor (tanda-tanda infeksi)

f. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

g. Kolaborasi, pemberian antibiotik

6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kemungkinan dibuktikan : Mengungkapkan kurang pengetahuan atau ketrampilan /


permintaan informasi.

Hasil yang diharapkan : -

Intervensi :

a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar

b. Beri Penkes tentang penyakitnya


c. Dorong klien / pasien untuk mengungkapkan masalah atau ketakutan yang dihadapi

d. Anjurkan klien untuk menerangkan kembali tentang penkes yang telah diberikan

e. Libatkan anggota keluarga

(Marlyn E. Doenges : 2000)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan tanggal 04 Februari 2009, Jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda RS.
Mardi Rahayu

1. BIODATA

a. Identitas pasien

Nama : Ny. M

Umur : 42 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Kuanyar Rt: 01 Rw: 02.Mayong. Jepara

Status perkawinan : Menikah

Tanggal masuk : 04 Februari 2009 Jam : 09.30 WIB

Ruang perawatan : Bethesda

No Register : 194372

Diagnosa Medis : Ca mamae Dextra dan sinistra

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. K
Umur : 45 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kuanyar Rt: 01 Rw: 02.Mayong. Jepara

Hubungan dengan pasien : suami

2. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

a. Keluhan utama

Benjolan di payudara kanan dan kiri

b. Riwayat kesehatan kesehatan sekarang

4 bulan yang lalu klien baru menyadari adanya benjolan di payudara kanan dan
payudara kiri dengan ukuran ± 2-3 cm, letaknya diatas sebelah kanan puting susu.
Klien tidak memeriksakan ke dokter ataupun klinik kesehatan setempat karena
klien tidak merasakan keluhan apapun. Karena merasa benjolan yang ada di
payudara kanan dan kiri semakin membesar (ukuran ± 5 cm), terutama benjolan
yang ada di sebelah kanan.dan klien juga merasakan nyeri yang hilang timbul
maka Pada tanggal 04 februari 2009 sekitar jam 07.30 klien berobat ke klinik
didekat rumah klien di mayong, dokter di klinik tersebut langsung memberikan
surat pengantar ke Dokter Johan SpB. Setelah dokter Johan menerima surat
pegantar tersebut, klien disarankan masuk RS. Mardi Rahayu Kudus untuk di
opname dan diperiksa lebih lanjut oleh dokter Johan SpB dan disarankan untuk
Operasi tgl 06 februari 2009 jam 10.15 wib.

c. Riwayat kesehatan dulu

Pasien belum pernah opname sebelumnya dan pasien sebelumnya tidak pernah
sakit seperti sekarang ini.

d. Riwayatan kesehatan keluarga

Dalam keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
hipertensi, dsb. Dan juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dirasakan pasien.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 04 Februari 2009

a. Keadaan umum

Kesadaran : compomentis
GCS : 15 E 4 = spontan

M6 = menurut perintah

V5 = orientasi baik

Tanda-tanda : TD : 120 / 80 mmHg

N : 78x / menit

S : 36.5 0C

RR : 20 x/menit

b. Kepala

Mesochepal, rambut ikal, panjang, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut
tidak mudah rontok.

c. Mata

Sklera tidak ikhterik, conjungtiva tampak merah (tidak anemis), pupil isokor,
penglihatan baik.

d. Telinga

Simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik.

e. Hidung

Simetris, tidak ada polip, penciuman baik.

f. Mulut

Tidak cyanosis, tidak ada aphtae (sariawan), tidak ada stomatitis, radang mukcosa.

g. Gigi

Tidak gigi yang tanggal, tidak ada gigi berlubang

h. Lidah

Bersih, warna merah muda

i. Tenggorokkan

Pasien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil.

j. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid pad pemeriksaan palpasi.

k. Kulit

Turgor baik, warna sawo matang, kulit bersih .

l. Dada

1) Paru-paru : Inspeksi : Rr 20 x /menit, gerakan naik turun dada teratur.

Perkusi : bunyi sonor

Auskultasi : Tidak terdapat bunyi ronkhi / wheezing bunyi nafas


vesikuler

2) Payudara : Bentuk asimetris, payudara sebelah kanan ada benjolan dengan


diameter 6 cm dan payudara sebelah kiri ada benjolan dengan
diameter 5 cm,nyeri tekan tidak ada.

m. Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis

Palpasi : Denyut jantung teratur (terletak di dada sebelah kiri)

Perkusi : Terdengar bunyi pekak

Auskultasi : Irama jantung teratur, tidak terdapat bunyi gallop, murmur

n. Abdomen

Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran (Asites)

Auskultasi : Peristaltik 15 x / menit

Palpasi : Tidak ada massa / benjolan

Perkusi : Terdengar bunyi timpani

o. Genetalia

Tidak terpasang DC, tidak ada kelainan

p. Anus

Tidak terdapat haemoroid

q. Reproduksi

Pasien mengatakan tidak ada masalah


r. Ekstremitas

Kekuatan otot S S

SS

4. Data biologis

a. Nutrisi

Klien mengatakan di rumah biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk,
sayuran, dan minum air putih 5 – 6 gelas sehari.

Saat dikaji, klien makan diit yang disajikan dari RS dan habis 1 porsi, minum air
putih 5 – 6 gelas sehari.

b. Eliminasi

Klien mengatakan di rumah biasa BAB 1x/hari. Konsistensi lunak warna kuning.
BAK ± 6 x / hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri, tidak ada pendarahan.

c. Istirahat tidur

Klien mengatakan di rumah biasa tidur ± 7 jam, mulai dari jam 22.00 – 05.00
WIB. Tidur siang ± 1 jam.

Saat dikaji klien mengatakan lebih banyak tidur ± 8 – 9 jam

d. Aktivitas

Klien mengatakan dirumah biasa melakukan perkerjaan ibu rumah tangga sendiri.

Saat dikaji klien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti makan, minum
maupun mandi di kamar mandi.

5. Data psikologis

Klien mengatakan cemas akan pengobatan yang akan dijalani karena klien belum
mengerti tentang penyakitnya dan belum tahu tentang tindakan operasi yang akan
dijalani.

6. Data sosiologis

Klien mengatakan orang terdekatnya adalah suami dan anak.

7. Data spiritual

Klien mengatakan beragama islam dan taat menjalankan ibadah sholat.


8. Data komunikasi

Klien mampu berkomunikasi dengan jelas kepada pasien yang lain, keluarga serta
perawat.

Saat dikaji tentang persepsi diri dan sakit yang dialaminya, klien mengatakan yakin
akan kesembuhannya.

9. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 04 – 02- 2009 ; jam 10.49 Pemeriksaan laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


Hemoglobin 13.6 g/dL 12.0– 16.0

Erythrocyte 5.04 juta/uL 4.00 – 5.00

Haematrocit 41.6 % 37.0 – 43.0

Leucocyte 9.34 ribus/uL 5.00 – 10.00

N.segmen 60.8 % 50.0 – 70.0

Lymphocyte 28.7 % 20 – 40

Monocyte 8.4 % 2–8

Eosinophil 1.9 % 1–4

Basophil 0.2 % 0–1

MCV 83 fL 8.2 – 9.2

MCH 27 pg 27.0 – 31.0

MCHC 33 g/dL 32.0 -37.0

Thrombocite 36.7 ribu/uL 150 – 500

RDW 40.5 fL 30.0 – 45.0

PDW 10.8 fL 10.0 – 18.0


MPV
9.3 fL 6.5 – 11.0
LED
30/46 menit 1.00– 3.00
Golongan Darah/Rh
A/+ menit 2.00 – 6.00
Waktu pembekuan
Waktu perdarahan 6.00

2.00

B. ANALISA DATA

Nama : Ny. M No Register : 1194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Petugas


DP Jam
I 04 Februari DS : - pasien merasa khawatir kurang Cemas christin
2009 dengan benjolan yang pengetahuan sehubungan
semakin membesar dengan
Jam : 14.30 kurangnya
WIB - pasien mengatakan pengetahuan
kurang tahu dan
mengerti tentang
penyakitnya

DO : - pasien sering bertanya


pada perawat tentang
penyakitnya.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuaan tentang penyakitnya

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tanggal No Tujuan dan Intervensi Tgl Ttd


Kriteria Hasil
Jam Dp Keperawatan Teratasi Petugas
04/02/09 1 Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan
tindakan
j: 14.30 keperawatan selama 2. Beri penkes tentang
1 x pertemuan pengertian, etilogi,
selama 30 menit tanda, gejala,
pasien mengetahui penatalaksana.
tentang penyakitnya 3. Dorong pasien
dengan kriteria : untuk
mengungkapkan
- Klien / pasien masalah atau
sudah tidak ketakutan yang
bertanya kepada dihadapi
perawat tentang
penyakitnya. 4. Anjurkan klien
untuk
- Pasien mengerti menerangkan
dan mengetahui kembali mengenai
tentang penkes yang telah
penyakitnya. diberikan.

- Pasien dapat 5. libatkan keluarga


menerangkan
kembali apa yang 6. kaji kekhawatiran
telah di jelaskan tentang penyakit
oleh perawat. kanker payudara

E. IMPLEMENTASI

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tgl Jam No Implementasi Respon pasien Tanda


DP tangan
04/02/09 I 1. Menjelaskan penkes tentang Pasien dan
pengertian, etiologi, tanda keluarga
j:14.30 dan gejala, penatalaksanaan. mendengarkan
dengan seksama.
2. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan masalah Pasien mau
atau ketakutan yang di hadapi mengungkapkan
rasa
3. Melibatkan anggota keluarga kekhawatirannya
untuk mendengarkan penkes pada perawat
tentang pengertian, etiologi,
tanda dan gejala, Keluarga mau
penatalaksanaan. mendengarkan
dan
berpartisipasi
aktif waktu
diberi penkes.

F. EVALUASI

Nama : Ny. M No Register : 194372


Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tgl Jam No Evaluasi Tanda


DP tangan
04/02/09 I S : Pasien mengatakan sudah tahu tentang
pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
j:15.15. penatalaksanaan.

O : Pasien mampu menjelaskan kembali tentang


pengertian, etiologi, tanda dan gejala dengan
bahasa yang sederhana.

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi

PENGKAJIAN POST OPERASI

Pengkajian dilakukan pada tanggal 06 Februari 2009 jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda
RS Mardi Rahayu.

1. Keluhan

Nyeri pada luka operasi

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien dilakukan operasi Mastektomy Radikal Dextra, Eksisi luas Mamae Sinistra
pada tanggal 06 februari 2009 jam 10.15

Kesadaran compomentis, pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, luka operasi
tertutup kasa dalam keadaan bersih tidak rembes, terpasang drain produksi 400 cc.

KU pasien tampak lemah, pasien bedrest klien bisa miring kanan dan miring kiri.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 06 Februari 2009 jam 14.30 WIB

a. Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

GCS : 15 E4 : spontan

M6 : menurut perintah

V5 : orientasi baik

Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 92 x/ menit

S : 36.80C Rr : 20 x /menit

b. Muka

Ekspresi wajah meringis kesakitan

c. Payudara

payudara sebelah kanan dan kiri sudah tidak ada (sudah diangkat / diambil),
terdapat luka bekas operasi, terpasang drain produksi 400 cc, terbalut kasa dalam
keadaan bersih, tidak rembes.

d. Genetalia

BAK lancar tidak terpasang DC

4. Data biologis

Aktivitas

Klien masih bedrest. Semua aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat (misalnya :
makan, minum dan mandi).

5. Data neurologis

Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, nyeri seperti tertusuk-
tusuk dan rasanya panas, nyeri terus-menerus, bertambah nyeri bila digunakan untuk
bergerak.

P : Provokatif : nyeri timbul karena adanya luka bekas operasi, nyeri berkurang bila
untuk tiduran.

Q : Qualitatif : nyeri terus – menerus, terasa menusuk-nusuk.

R : Region : nyeri dirasakan pada luka bekas operasi dada sebelah kanan dan kiri.

S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang)

.........
..

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan 0 - 3 : nyeri ringan

4 - 7 : nyeri sedang

8 - 10 : nyeri berat
T : Time : nyeri timbul secara terus-menerus

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 06 – 02 – 2009 ; jam 14.30 wib

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hemoglobin 10.3 g/dL 12.0 – 16.0

7. Laporan Operasi

Nama : Ny. M

Umur : 42 tahun

No. Register : 194372

Ruang : Bethesda

Nama ahli bedah : Dr. Johan Sp.B

Nama Dokter Anastesi : Dr.Ira

Jenis Anastesi : GA.

Diagnosis Pre Operatif : Tumor Mamae Dextra dan Sinistra

Diagnosis Post Operasi : Tumor ganas Mamae Dextra dan Sinistra

Macam Pembedahan : Besar Khusus,Elektive

Tindakan Operasi : Mastektomy Radikal Dextra

Eksisi Sinistra

Di kirim untuk pemeriksaan PA : ya

Tanggal operasi : 06 februari 2009

Jam mulai : 10.15 WIB

Jam selesai : 12.05 WIB

PERINTAH PASCA OPERASI

1. Awasi vital sign : Suhu, Tensi, Rr, Nadi

2. Bila kesakitan diberi : ketese 2 x 1 amp , tradyl 4 x 50 mg (IV pelan pelan)


3. Bila mual diberi primperan 1amp

4. Program cairan infus Ring As / NaCl : 24 tetes/menit

5. Puasa sampai dengan 6 jam post operasi

6. Therapi : - yekalgin 3 x 1 tab

- widecillin 3 x 1 tab

8. Therapi

Tanggal
Cara Pemberian
06 07 08 09
Oral  Yekalgin  Yekalgin  Yekalgin  Yekalgin
3x1tab 3x1tab 3x1tab 3x1tab
Injeksi
 Widecillin  Widecillin  Widecillin
Infus 3x1 tab 3x1 tab 3x1 tab

Drain  Ketese  Ketese Jam 10.30


2x1amp 2x1amp drain sudah
dapat dilepas
 Tradyl 4x50  Tradyl 4x50
mg mg

Jam 07.30 RL : D5 %

RL20 tts/mnt 1:1

Jam 15.00 15 tts/mnt


Ring jam 10.00
As/NaCl infus sudah
boleh dilepas
1:1
10cc
24 tts/mnt

jam 18.00

wb 1 kolf

400cc

B. ANALISA DATA

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda


No Tanggal Jam Data fokus Etiologi Masalah

1 06/02/09 DS : pasien mengatakan Luka post operasi Gangguan


nyeri pada luka operasi mastektomi rasa nyaman
jam 14.30 nyeri
DO : terdapat luka
bekas operasi, skala 6
ekspresi wajah nampak
menahan sakit (kadang
wajahnya meringis)

Vital sign

T: 110/90mmHg

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

S : 370C
2 06-02 -09 DS : Pasien mengatakan Kelemahan fisik Gangguan
dalam memenuhi pemenuhan
Jam 14.40wib kebutuhan personal kebutuhan ADL
hygiene (mandi, BAK,
BAB) dan kebutuhan
nutrisi di bantu oleh
perawat dan keluarga

DO : kemampuan
beraktivitas pasien
terbatas, mobilisasi
hanya berada / terbatas
di tempat tidur yaitu
dengan miring
kekanan/kiri,

KU: tampak lemah,


pemenuhan kebutuhan
personal hygiene dan
nutrisi di bantu perawat
dan keluarga
3 06-02 -09 DS : klien mengatakan Terputusnya Potensial
nyeri pada luka post kontinuitas jaringan terjadinya
Jam 14.40wib operasi infeksi

DO : Terdapat luka
bekas operasi di
payudara kanan dan
kiri, terbalut kasa dalam
keadaan bersih tidak
rembes, terpasang drain.

Vital sign

T : 110/70 mmHg

S : 36.80C

N : 92x/menit

RR : 20 x /menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan prioritas :

1. Nyeri sehubungan dengan luka post operasi mastektomi

2. Gangguan pemenuhan ADL sehubungan dengan kelemahan fisik

3. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan terputusnya inkontinuitas jaringan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tanggal No Tujuan dan kriteria Intervensi Tgl Ttd


Jam DP hasil keperawatan teratasi petugas
06/02/09 1 Setelah dilakukan 1.Kaji Skala Nyeri 09/02/09
tindakan keperawatan
jam14.30 selama 3 x 24 jam 2.Perhatikan lokasi,
nyeri dapat berkurang lama dan
sampai hilang dengan intensitas nyeri
kriteria
3.observasi vitl sign
- pasien tidak
mengeluh nyeri 4.Ajarkan teknik
pada luka bekas relaksasi
operasi
5.Atur posisi pasien
- skala 0 – 3 senyaman
mungkin
- ekspresi wajah
rileks 6.Kolaborasi dengan
tim medis dalam
- TTV normal pemberian
therapi
T : 120/80 mmHg

S : 360C-370C

N :80 - 100x/menit
Rr : 16-20x.menit
06/02/09 2 Setelah dilakukan 1. Bantu pasien 08/02/09
tindakan keperawatan dalam memenuhi
jam14.40 selama 2 x 24 jam kebutuhan
diharapkan personal hygiene
kebutuhan aktivitas dan nutrisi
terpenuhi dengan
kriteria : 2. Anjurkan pasien
untuk melakukan
- ADL tanpa bantuan aktivitas
semampunya
- Mobilisasi sudah
tidak di atas 3. Berikan umpan
tempat tidur balik yang positif
/ pujian untuk
- Pasien sudah jalan- setiap tindakan
jalan yang dilakukan

4. Libatkan keluarga
dalam
pemenuhan
kebutuhan pasien
06/02/09 3 Setelah dilakukan 1. Observasi vital sign 09/02/09
tindakan keperawatan
jam14.40 selama perawatan 2. Kaji tanda-tanda
tidak ditemukan infeksi
tanda-tanda infeksi
dengan kriteria : 3. Lakukan rawat luka
dengan teknik
- Luka bekas operasi septik antiseptik
bersih, kering
4. Anjurkan untuk
- TTV dalam batas menjaga
normal kebersihan
disekitar luka dan
S : 360C-370C jaga kebersihan
tubuh
N : 80-10x/menit
Rr : 16-20x.menit 5. Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan

6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
antibotik

E. IMPLEMENTASI

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tanggal No Implementasi Ttd


Jam DP
06/02/09 1 1. Mengkaji skala nyeri

jam14.30 2. Memperhatikan lokasi lama dan intensitas


nyeri

3. Mengobservasi tanda-tanda vital

4. Memberikan injeksi ketese 1amp dan tradyl


1amp
07/02/09 1 1. Mengatur posisi tidur pasien yang nyaman
dengan tidur terlentang
jam 14.30
2. Observasi tanda-tanda vital

3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan nafas


panjang (pasien disuruh menghirup udara,
kemudian dihembuskan) secara berulang-
ulang

4. Memberikan injeksi ketese 1amp dan tradyl


1amp
08/02/09 1 1. Mengkaji skala nyeri

jam:14.30 2. Mengobservasi tanda-tanda vital

3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan nafas


panjang saat klien merasakan nyeri
09/02/09 1 1. Mengkaji skala nyeri

jam 14.30 2. Mengobservasi tanda-tanda vital


06/02/09 2 1. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi (makan) dengan cara mendekatkan
jam17.30 makanan ke dekat pasien

2. Melibatkan keluarga dalam memenuhi


kebutuhan pasien
07/02/09 2 1. Menganjurkan pasien untuk melakukan
aktivitas semampunya
jam:15.00
2. Membantu pasien dalam BAK
08/02/09 2 1. Menganjurkan pasien untuk melakukan
aktivitas semampunya
jam:14.30
06/02/09 3 1. Mengobservasi vital sign

jam14.30 2. Mengkaji tanda-tanda infeksi

3. Memberikan obat oral yekalgin 1tab dan


widacillin 1tab
07/02/09 3 1. Mengobservasi tanda-tanda vital

jam:14.30 2. Menganjurkan untuk menjaga kebersihan


disekitar luka dan menjaga kebersihan tubuh

3. Mengkaji tanda-tanda infeksi

4. Memberikan obat oral yekalgin 1tab dan


widacillin 1tab
08/02/09 3 1. Mengobservasi tanda-tanda vital

jam:14.30 2. Melakukan rawat luka / ganti balutan dan aff


drain
09/02/09 3 1. Mengobservasi tanda vital

2. Melakukan rawat luka / ganti balutan

F. EVALUASI

Nama : Ny. M No Register : 194372

Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Tanggal NO EVALUASI Paraf


DP
09/02/09 1 S : Pasien mengatakan nyeri bekas operasi
dibanding hari-hari kemarin sekarang
jam : 14.30 nyerinya sudah berkurang
O : Skala nyeri 0 – 3, ekspresi wajah pasien
rileks

Vital sign

T : 130/80mmHg

S : 36.70c

N : 80 x /menit

Rr : 20 x /menit

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi
08/02/09 2 S : Pasien mengatakan dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene
jam : 14.30 (mandi.BAK, BAB) dan kebutuhan
nutrisi sudah bisa melakukan sendiri /
secara mandiri

O : Mobilisasi sudah tidak di atas tempat


tidur pasien sudah jalan-jalan ke kamar
mandi dan sekitar ruang perawatan
secara mandiri

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi
09/02/09 S:-

O : Luka Operasi Bersih, Tidak Kotor, Tidak


Ditemukan Tanda-Tanda Infeksi, Drain
Sudah Di Lepas / Aff, Luka Tertutup
Kassa.

Vital sign

T : 130/80 Mmhg

S : 36.70c

N : 84 X /Menit

Rr : 20 X /Menit

A : Masalah Teratasi

P : Pertahankan kondisi
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal DP Catatan perkembangan TTD


06/02/2009 1 S : Klien Mengatakan Nyeri Pada Luka Post
Operasi

O : - Terdapat Luka Post Operasi

- Skala Nyeri 6

- Ekspresi Wajah Nampak Menahan Sakit


(Kadang-Kadang Meringis)

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 14.00 Wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 130/70 Mmhg

S : 362C

N : 80 X /Menit

R : 18 X / Menit

 Mengkaji Skala Nyeri

Jam 15.30 wib

 Memandikan Klien

 Menyambung Infuse Nacl 20 Tetes/Menit

 Memperhatikan Lokasi Dan Intensitas


nyeri :

Nyeri Di Daerah Post Operasi Dada


Sebelah Kanan Dan Kiri

Nyeri timbul secara terus menerus

Jam 16.00 wib


 Mengukur Tensi

T : 110/70 mmHg

Jam 18.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 364C

N : 96 x /menit

R : 20 x /menit

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

 Menyuntik

Tradyl 50 mg (IV)

 Menyambung Wb 1 Kalf (NaCl sementara


AFF)

Jam 20.00 wib

 Membuang drain 400 cc

 Menyuntik

Ketese 1 amp (IV)

Jam 22.00 wib

 Menyambung infuse NaCl sisa 20 tts /


menit

 Menyuntik

Tradyl 50 mg (IV)

E : klien mengatakan luka post operasi masih


nyeri
07/09/2009 S : Klien Mengatakan Nyeri Pada Luka Post
Operasi masih terasa
O : - Terdapat Luka Post Operasi

- Skala Nyeri 6

- Ekspresi Wajah Kadang-Kadang Meringis

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 04.30 Wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/80 mmhg

S : 372C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Menyambung Infuse RL 15 Tetes/Menit

Jam 05.00 wib

 Memandikan Klien

Jam 06.00 wib

 Menyuntik

Tradyl 50 mg (IV)

Jam 08.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/80 mmHg

S : 37C

N : 88 x /menit

R : 20 x /menit

 Mengatur posisi tidur yang nyaman bagi


pasien yaitu terlentang.
 Mengkaji skala nyeri 6

 Mengajarkan klien teknik relaksasi tehnik


panjang

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

Jam 09.00 wib

 Menyuntik

Ketese 1 amp (IV)

Jam 10.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 37C

N : 84 x /menit

R : 20 x /menit

T : 110/70 mmHg

 Melepas infuse

Jam 12.00 wib

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

Jam 14.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 371C

N : 84 x /menit

R : 20 x /menit
 Mengkaji skala nyeri 6

Jam 15.30 wib

 Memandikan klien

 Memperhatikan lokasi dan intensitas nyeri


post operasi. Nyeri daerah dada sebelah
kanan dan kiri, nyeri timbul secara terus-
menerus.

Jam 16.00 wib

 Mengukur Tensi

T : 110/70 mmHg

Jam 18.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 373C

N : 88 x /menit

R : 20 x /menit

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tab

Widecillin 1 tab

Jam 20.00 wib

 Membuang drain 10 cc

E : klien mengatakan luka post operasi


berkurang
08/02/2009 1 S : Klien Mengatakan Nyeri Post Operasi
berkurang dirasakan hilang timbul

O : - Skala Nyeri 4

- Ekspresi Wajah Kadang-Kadang Meringis

A : Masalah Belum Teratasi


P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 04.30 Wib

 Mengukur Tanda-Tanda Vital

T : 90/60 mmhg

S : 362C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 05.30 wib

 Memandikan Klien

Jam 08.00 wib

 Mengukur Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 364C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

 Mengkaji skala nyeri

Skala nyeri 4

 Mengajarkan klien teknik relaksasi tehnik


panjang

Jam 10.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 36C
N : 80 x /menit

R : 20 x /menit

 Mengganti balut luka post operasi

- luka masih basah

- pus (-)

 Melepas drain

Jam 12.00 wib

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

Jam 14.00 wib

 Mengukur Tanda-Tanda Vital

S : 366C

N : 84 x /menit

R : 20 x /menit

 Mengkaji skala nyeri

Skala nyeri 4

Jam 15.00 wib

 Klien mandi sendiri dikamar mandi dibantu


keluarga

Jam 18.00 wib

 Mengukur Tanda-Tanda Vital

S : 36C

N : 84 x /menit

R : 20 x /menit
 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb

E : klien mengatakan nyeri berkurang


09/02/2009 S : Klien Mengatakan Nyeri luka Post Operasi
sangat berkurang dibandingkan hari-hari
kemarin

O : - Skala Nyeri 3

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi

I : Jam 08.00 Wib

 Memberi Obat Oral

Yekalgin 1 tb

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 130/80 mmhg

S : 367C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Mengkaji skala nyeri

Skala nyeri 3

Jam 14.00 wib

 Klien pulang dengan persetujuan dokter.

E : klien mengatakan nyeri sudah sangat


berkurang
06/02/09 2 S : Klien Mengatakan dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan kebutuhan
nutrisi dibantu keluarga dan perawat.

O : - kemampuan beraktivitas pasien terbatas


- mobilisasi hanya berada / terbatas
ditempat tidur.

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 15.00 Wib

 Membantu klien dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi dengan cara
mendekatkan snack ke dekat klien.

 Melibatkan keluarga dalam memenuhi


kebutuhan klien.

Jam 08.00 wib

 Memberi diit sore dengan cara melibatkan


keluarga untuk menyuapi klien makan
dan memberi minum

Jam 20.00 wib

 Membantu klien makan buah dan minum


teh manis

 Membantu klien BAK

E : klien mengatakan belum dapat memenuhi


kebutuhan nutrisi dan personal hygiene sendiri
07/02/2009 S : Klien Mengatakan dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan kebutuhan
nutrisi masih dibantu sebagian keluarga dan
perawat.

O : - kemampuan klien beraktivitas masih


terbatas

A : Masalah Teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 04.30 Wib

 Memenuhi klien dalam memenuhi


kebutuhan personal hygiene yaitu mandi
Jam 06.30 wib

 Membantu klien dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi yaitu dengan cara
mendekatkan makan dan minum klien.

 Melibatkan keluarga dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi klien

Jam 09.00 Wib

 Menganjurkan klien untuk melakukan


aktivitas semampunya seperti miring
kanan dan miring kiri

Jam 10.00 wib

 Membantu klien berlatih duduk

Jam 11.00 wib

 Membantu klien BAK di atas tempat tidur

Jam 12.00 wib

 Membantu klien dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi yaitu dengan
mendekatkan makan dan minum klien

Jam 15.30 wib

 Membantu klien dalam memenuhi


kebutuhan personal hygiene yaitu
memandikan klien

 Menganjurkan klien untuk melakukan


aktivitas semampunya dan berlatih
duduk

Jam 18.00 wib

 Membantu klien dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi dengan cara
mendekatkan makan dan minum klien

Jam 20.00 wib

 Membantu klien BAK di atas tempat tidur.


E : klien mengatakan sudah dapat miring kanan
dan miring kiri
08/02/2009 2 S : Klien Mengatakan sudah dapat memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan nutrisi tanpa
bantuan.

O : klien mampu beraktivitas sendiri (seperti


makan, mandi, BAK )

A : Masalah Teratasi

P : hentikan Intervensi

I : Jam 04.30 Wib

 Memenuhi klien ke kamar mandi


kebutuhan personal hygiene yaitu mandi

Jam 06.30 wib

 Mendekatkan makan dan minum klien


(klien mampu makan dan minum sendiri)

 Melibatkan keluarga dalam memenuhi


kebutuhan nutrisi klien

Jam 10.00 Wib

 Memberikan snack pagi

Jam 15.30 wib

 Klien ke kamar mandi tanpa bantuan

E : klien sudah dapat memenuhi kebutuhan


personal hygiene dan nutrisi tanpa bantuan
06/02/2009 3 S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi

O : terdapat luka post operasi di dada kanan dan


kiri

Terpasang drain dan terbalut kasa

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 14.00 wib


 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 37C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 15.30 wib

 Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,


rubor, tumor, fungsiolasea

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

Jam 18.00 wib

 Membantu klien minum obat : yekalgin 1


tab, widecillin 1 tab

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 373C

N : 88 X /Menit

R : 20 X / Menit
07/02/2009 3 S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi
masih terasa nyeri

O : terdapat luka post operasi di dada kanan dan


kiri

Terpasang drain dan terbalut kassa

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 04.30 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/80 mmhg
S : 372C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 05.00 wib

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

 Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,


rubor, tumor, fungsiolasea

Jam 08.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 364C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

Jam 11.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 120/70 mmhg

S : 371C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 13.00 wib

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

Jam 14.00 wib


 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 372C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 15.30 wib

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

 Mengkaji tanda-tanda infeksi : kalor, dolor,


rubor, tumor, fungsiolasea

Jam 18.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 373C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 20.00 wib

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

 Membuang drain 10 cc

E:-
08/02/2009 S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi
berkurang

O : pada luka post operasi tidak terdapat tanda-


tanda infeksi

Luka masih terbalut kassa dan drain sudah di


lepas

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi

I : Jam 04.30 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 90/60 mmhg

S : 362C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 05.00 wib

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

 Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,


rubor, tumor, fungsiolasea

Jam 08.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 364C

N : 80 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

Jam 10.30 wib

 Melepas drain

 Melakukan ganti balut

 Mengkaji tanda-tanda infeksi

Jam 13.00 wib


 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab

Jam 14.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 367C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 15.30 wib

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

Jam 18.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 110/70 mmhg

S : 373C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 20.00 wib

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

E : luka tertutup kassa, tidak ada tanda-tanda


infeksi.
09/02/2009 S:-

O : - Luka operasi bersih

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

- Drain sudah dilepas

A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

I : Jam 04.30 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 100/70 mmhg

S : 370C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

Jam 05.00 wib

 Menganjurkan klien untuk menjaga


kebersihan sekitar luka dan tubuh

Jam 08.00 wib

 Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

T : 130/80 mmhg

S : 367C

N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

Jam 10.00 wib

 Merawat luka dengan teknik septic dan


antiseptic serta mengganti balutan

Jam 13.00 wib

 Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,


widecillin 1 tab

Jam 14.00 wib

 Klien pulang dengan persetujuan dokter


E : luka tertutup kassa dan tidak ada tanda-tanda
infeksi : kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolasea.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah memberikan asuhan keperawatan pada Ny. M dari tanggal 04 Februari 2009,
penulis mengambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah sekelompok sel tidak
normal pada payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadi ganas yang
merupakan kanker terbanyak di derita wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa
kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi.
Untuk mengurangi angka kematian. Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan
penilaian secara menyuluruh terhadap kondisi penderita.

Permasalahan yang muncul pada Ny. M selama penulis memberi asuhan keperawatan
adalah :

1. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

2. Nyeri sehubungan dengan luka post operasi mastektomi.

3. Gangguan pemenuhan ADL sehubungan dengan kelemahan fisik.

4. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan terputusny inkontinuitas jaringan.

B. Saran

1. Dalam pemecahan masalah pasien, perawat hendaknya mampu melaksanakan


asuhan keperawatan meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi,
dan evaluasi secara cermat, teliti, tepat serta paripurna dengan kemajuan dan
perkembangan ilmu keperawatan.

2. Untuk meningkatkan mutu dalam asuhan keperawatan pada pasien pre dan post
operasi mastektomi sebaiknya keluarga perlu dilibatkan dalam perawatan pasien
baik selama di rumah sakit juga setelah pulang dari rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Mansjoer, dkk (Editor). 2000. Bedah Tumor dalam Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi ke-3,
2. Jilid ke-2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Anonymous.2007.KankerPayudara.http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-
payudara/. Januari 2009.
4. Harnawati AJ. 2008. Askep Kanker Payudara.
5. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/. 29 Desember
2008.
6. dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa
Aesculapius.
7. dr. Andi Dwihantoro. 2007. Kanker Payudara Familial : Riwayat Keluarga,
Karakteristik Tumor
8. Dan Ketahanan Hidup. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
9. Yogyakarta. http://puspasca.ugm.ac.id/files/Abst_(3435-H-2007).pdf. 6 Mei 2008.
10. Anonymous. 2008. Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM).
http://bedahumum.wordpress.com/
11. Update : Makassar, 4 Februari 2009
12. Sumber : www.klinikindonesia.com
13. www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Mengenal tentang penyakit Ca mamae (kanker payudara)

Alasan : Pasien dan keluarga belum mengetahui tentang penyakit dan tindakan operasi yang
akan dijalani.

Sasaran : Langsung  Ny. M

Tidak langsung  keluarga Ny. M

Waktu : Rabu, 4 Februari 2009

Jam : 14.30 – 15.00 WIB

Tempat : Ruang Bethesda kamar no. 21

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan Ny. M dan


keluarganya dapat mengerti dan memahami tentang penyakit ca mamae dan tindakan
operasi yang akan dijalani.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. M dan


keluarganya mampu :

a. Menjelaskan pengertian Ca mamae

b. Menyebutkan penyebab Ca mamae

c. Menyebutkan tanda dan gejala Ca mamae

d. Menyebutkan penatalaksanaan Ca mamae


III. Materi

a. Pengertian

Kanker payu dara adalah sekelompok sel tida normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
di payudara.

b. Penyebab

Faktor genetic, hormone dan virus.

c. Tanda dan gejala

 Cairan putting susu yang abnormal

 Perubahan tekstur kulit pada payudara, putting susu maupun areola.

 Luka yang tidak sembuh dalam waktu lama

 Kulit sekitar putting susu bersisik

 Retraksi putting susu

 Gatal pada payudara

 Konsistensi payudara keras, padat.

 Benjolan berbatas tegas.

 Nyeri / tanpa rasa sakit.

d. Penatalaksanaan

 Mastektomi

 Kemotherapi

 Radiasi

 Therapy hormonan

IV. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

V. Proses kegiatan
Kegiatan Waktu Kegiatan perawat Kegiatan pasien
Pembukaan 1 menit Memberikan salam Pasien dan keluarga
menjawab salam
Melakukan kontrak
ulang. Pasien dan keluarga
kooperatif dan
Mengkaji ulang menerima kehadiran
tentang pengetahuan perawat.
pasien mengenai Ca
mamae. Pasien dan keluarga
belum tahu tentang ca
mamae dan tindakan
operasi.

Pasien dan keluarga


mengerti
Penyampaian 20 menit Menjelaskan materi Pasien dan keluarga
materi tentang : pengertian, tampak mendengarkan
penyebab, tanda dan dan memperhatikan
gejala serta penjelasan perawat.
penatalaksanaan.
Pasien bertanya
Memberikan tentang tindakan
kesempatan pada operasi yang akan di
pasien dan keluarga jalaninya.
untuk bertanya.
Pasien dan keluarga
Menjawab mendengarkan.
pertanyaan pasien.
Pasien mampu
Memberikan menjawab pertanyaan
pertanyaan kembali perawat.
pada pasien dan
keluarga sebagai
bahan evaluasi.
Penutup 5 menit Membuat kesimpulan Pasien dan keluarga
tentang penyuluhan memperhatikan
yang telah
dilaksanakan. Pasien dan keluarga
menjawab salam dan
Menutup pertemuan mengucapkan terima
dengan mengucapkan kasih.
salam.

VI. Evaluasi

a. Kognitif

- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian Ca mamae dengan benar.


- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan penyebab Ca mamae dengan benar.

- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Ca Mamae.

- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan penatalaksanaan Ca Mamae

b. Afektif

Pasien dan keluarga tampak mengerti penyuluhan yang diberikan oleh perawat.

VII. Referensi

HarnawatiAJ.2008.AskepKankerPayudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/
askep-kanker-payudara/.29 Desember 2008.

Laboratorium Patologi Anatomi

No. RM : 194372 No. PA : J-09-0344

Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 42 Tahun Pekerjaan : ibu rumah tangga

Tgl terima : 6/02/2009 Lokasi : Mamae

Diagnosa klinis : Tumor mamae kanan dan kiri Sifat : Ganas primer

Hasil Pemeriksaan

Makrokopis

Kanan : Jaringan mamae kanan 9 x 6 x 5 cm, terdapat masa tumor warna putih diameter 5
cm, tidak rapuh.

Kiri : Jaringan mamae kiri ukuran 9 x 7 x 6 m, mengandung massa tumor diameter 6 cm.

Makroskopis

Frozen section :

Mamae kanan : ganas

Mamae kiri : ganas

Sediaan mamae dextra dan sinistra mengandung masa tumor berdiameter 5 cm dan 6 cm.
gambaran miskroskopik tumor daerah maupun dextra berstruktur serupa : mengandung
kelompok se ganas bentuk pleiomorfix, berinti hiperkromatik, menyebuk ke stroma
jaringan ikat.
Kesan / kesimpulan

Sesuai hasil frozen section : karsinoma duktus invasif (grade III) mamae dextra et sinistra.

También podría gustarte