Está en la página 1de 3

KRONOLOGI KASUS TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG ( TPPO ) KABUPATEN NABIRE

LOKALISASI SAMABUSA DAN TEMPAT KARAOKE

NARASUMBER 1

Nabire, Jumat 23, November 2018 bertempat di Lokalisasi Samabusa kabupaten Nabire.
Seorang perempuan berinisial RS , Usia 20 Tahun, Asal Suku Jawa Barat, Beragama Islam, status
perkawinan Janda, pendidikan terakhir SMA. Menceritakan kronologi awal mula RS bisa bekerja
di tempat Lokalisasi Samabusa hingga saat ini. Menurut RS awalnya pada Bulan juli tahun 2017
lalu RS diajak oleh temanya yang tidak disebutkan namanya,RS datang pertama kali ke Nabire
menggunakan kapal laut dengan alasan untuk bekerja di tempat karaoke,setelah setibanya di
Nabire RS dan temannya tinggal sementara di kos-kosan yang berada dikota. Saat itu RS
mengatakan bahwa dia hanya mengetahui bahwa dirinya akan bekerja ditempat karaoke saja.
Setelah itu temannya dan RS pergi ke Lokalisasi Samabusa dan mengenalkannya pada Bos (
biasa disebut Mami oleh penghuni Lokalisasi ), karena kebutuhan ekonomi yang mendesak dan
sudah mempunyai anak RS bersedia mengikuti segala peraturan di Lokalisasi tersebut, namun
RS mengaku tidak betah dan ditipu oleh temanya, karena RS diajak bekerja di Lokalisasi tanpa
sepengetahuannya dengan menjajalkan diri, bersama beberapa perempuan yang berada di
Lokalisasi tersebut. RS berada di tempat itu selama beberapa bulan saja, karena menurutnya
pekerjaan yang dijanjikan temannya sangat beda jauh dengan pekerjaan yang dilakukannya itu.
Sejak saat itu RS tidak betah dan mencari cara agar bisa keluar dari tempat tersebut, singkat
cerita RS berhasil keluar dan bekerja sementara di salon agar dapt pulang kebali ke Jawa.
Sampai kurang lebih 6 bulan ini RS datang kembali ke Nabire dengan kemauannya sendiri untuk
bekerja di tempat Lokalisasi tersebut dengan alasan hanya ini pekerjaan yang menurutnya lebih
cepat menghasilkan uang,tuntutan ekonomi dan dapat menafkahi anak dan keluarganya,
sehingga RS memilih pekerjaan ini yang menurut pengakuannya orang tua hanya tau bahwa dia
bekerja kembali di tempat karaoke yang dulu pernah RS bekerja. Selama 6 bulan menjajalkan
diri ditempat lokalisasi Samabusa ini ,penghasilannya tidak menentu disesuaikan dengan
pelanggan yang datang dan memilihnya, rata – rata penghasilan perbulan adalah Rp 1.000.000
– Rp. 2.000.000 dengan dipotong uang kontrak rumah di dalam barak Lokalisasi tersebut
sebesar Rp. 1. 600.000, jika ada pelanggan yang dia layani memberikan Tip maka, disishkannya
untuk dikirim ke keluarga di kampong. Menurutnya hanya ini satu – satunya pekerjaan yang
cepat mendatangkan uang dan mengesampingkan harga diri hanya untuk mencari nafkah.

NARASUMBER 2

Seorang perempuan berinisial AD, 24 Tahun, beragama Islam, Asal Suku Ambon, Status
Perkawinan Janda, Pendidikan terakhir SMA, asal Domisili sebelumnya Kota Ambon.
Menceritakan kronologi dirinya awal mula datang dan bekerja di tempat Lokalisasi Samabusa
hingga saat ini. Kurang lebih 1 tahun yang lalu AD 23 Tahun dirinya berada di kota Ternate dan
ingin mencari pekerjaan yang cepat menghasilkan uang, bertemulah dia dengan seorang teman
yang sekali lagi AD tidak ingin menyebutkan namanya, teman AD mengajaknya dan
menawarkan pekerjaan di luar kota ( Kabupaten Fak-Fak) sebagai penjaga toko. Awalnya AD
sempat curiga saat temanya mengatakan ingin membantunya, namun karena AD berfikir bahwa
dirinya sangat membutuhkan pekerjaan itu maka dia menyetujuinya. Sebelum keberangkatan
ke kabupaten fak-fak yang notabenya kota yang belum pernah dia datangi sebelumnya,
sehingga dia menanykan lagi kepada temanya apakah betul dia akan bekerja di sebuah toko
swalayan, dan temannya hanya mengiyakan saja. Mereka berangkat menggunakan pesawat
terbang, sesampainya di kabupaten fak- fak AD belum langsung bekerja,AD dan temannya
tinggal beberapa saat di kos-kosan milik teman AD. Setelah beberapa hari AD diajak untuk
mulai bekerja tanpa diminta persyaratan apa –apa seperti ijazah atau yang lainnya, teman AD
hanya mengatakan kerjaannya sangat mudah, dan cepat mendapatkan uang, sesampainya di
tempat kerja yang dibicarakan oleh temannya, AD kaget karena dia berada disebuah tempat
Karaoke yang banyak dikunjungi tamu laki –laki dan juga banyak perempuan –perempuan yang
memakai pakian minim dan masuk dalam sebuah bilik –bilik karaoke dan menemani
pengunjung yang datang. AD dan temannya pergi menemui Bos pemilik tempat karaoke
tersebut dan temannya hanya berbicara berdua dengan Bos pemilik karaoke, setelah itu teman
AD mengatakan bahwa dia sudah bisa mulai bekerja pada keesokan harinya. Akhirnya karena
terpaksa dan jauh dari keluarga dan juga jarak yang sangat jauh dari kota asalnya, AD pasrah
dan rela bekerja di tempat Karaoke demi menyambung hidup diperantauan, karena untuk pergi
dan lari dari tempat itu baginya sangat susah dan dia sama sekali tidak tahu kabupaten fak-fak
secara baik. AD bekerja di sana selama beberapa bulan, dan diberikan fasilitas berupa, rumah (
seperti barak) yang disebut Mess karyawan tempat karaoke,dan diberikan uang oleh orang
utusan Bos untuk membeli segala keperluan untuk melayani tamu nantinya, setelah itu teman
AD yang mengajaknya dan bersama dengannya tiba-tiba pergi menghilang dan tidak ada kabar
sama sekali. Dengan sangat terpaksa AD bekerja di sana, dengan pengakuan kepada keluarga di
Ternate bahwa dirinya bekerja sebagai penjaga kasir di sebuah toko. Penghasilan di tempat
Karaoke setiap bulan berkisar Rp. 2.000.000, singkat cerita setelah beberapa bulan secara tiba –
tiba dirinnya mengaku diberitahukan oleh salah seorang petugas tempat Karaoke bahwa dia
akan dipindahkan ke kota lain ( Kabupaten Nabire) dan bekerja di Lokalisasi Samabusa, sambil
berurai air mata AD menceritakan dirinya hanya pasrah dan sudah menjadi konsekuensi dalam
pekerjaan seperti ini, dia diberikan tiket pesawat, sejumlah uang, dan saat keberangkatan
dikatakan oleh salah satu petugas ditempat karaoke bahwa nanti saat tiba di bandara Nabire
akan ada yang datang menjemputnya. Menurut AD dia hanya menangis hingga tiba di Nabire.
Sesampainya di Nabire memang benar ada orang yang sudah menjemput dan mengantarnya ke
tempat yang disebut Lokalisasi Samabusa. AD mengatakan hanya bisa pasrah dan akan tetap
bekerja walaupun harus menjual diri karena menurutnya sudah terlanjur mengambil keputusan
untuk bekerja seperti ini, dan untuk kembali lagi ke Ternate sudah sangat tidak mungkin.
Akhirnya AD bertahan dan menjalani hari-hari dengan bekerja menjajalkan dirinya di tempat
Lokalisasi Samabusa hingga sekarang. Penghasilan perbulan adalah Rp. 8. 000.000 dipotong
kontrak rumah Rp.1.600.000, dan sisanya bisa dia kirim kepada keluarga, serta kebutuhan
pribadinya. Dengan penghasilan yang begitu besar AD mengaku bahwa dirinya sudah merasa
nyaman dengan pekerjaan yang sekarang dijalankannya, mengingat kebutuhan ekonomi yang
begitu besar dan penghasilan yang didapatkannya lumayan untuk usia sepertinya tanpa
memiliki pengalaman kerja apapun AD akan tetap bekerja seperti ini tanpa memikirkan harga
diri hanya demi rupiah.

También podría gustarte