Está en la página 1de 4

ANALISIS JURNAL

EFEKTIFITAS PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH LANSIA HIPERTENSI DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA

Nurul Azizah (010115A089)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2018
ANALISA SWOT
EFEKTIFITAS PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH LANSIA HIPERTENSI DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA

Menurut Suryana (2012) Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi (Geraldina, 2017).
Menurut Djohan (2008) Terapi musik merupakan terapi yang dilakukan menggunakan
musik dan aktivitas musik untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya.
Sebagaimana halnya terapi yang merupakan upaya yang dirancang untuk membantu orang
dalam konteks fisik atau mental, terapi musik mendorong klien untuk berinteraksi,
improvisasi, mendengarkan, atau aktif bermain musik (Geraldina, 2017).
Terapi musik dalam bidang klinis merupakan terapi yang menggunakan musik untuk
mencapai tujuan individual melalui hubungan terapeutik. Tujuan individual dapat meliputi
aspek fisik, psikologis, kognitif, dan sosial (Almerud, & Petersson, 2003; American Music
Therapy Association [AMTA]; Djohan, 2008; Gallagher, Lagman, Walsh, Davis, & LeGrand,
2006; Kemper & Danhauer, 2005; Mathur, Duda, & Kamat, 2008) dalam (Wilianto &
Adiyanti, 2012).
Register & Hilliard (2008) Berpendapat Terapi ini bertujuan untuk mengeksplorasi
keadaan emosional individu, menggabungkan pikiran dan tindakan individu, serta
menggunakan prosedur khusus yang terstruktur untuk membawa perubahan (Wilianto &
Adiyanti, 2012).
Menurut Oemarjoedi (2003) Latar belakang penggunaan terapi musik kognitif
perilaku adalah tanpa mengubah mekanisme pola pikiran- perasaan-perilaku, klien akan
mudah terjebak lagi dalam situasi kecemasan lain (Wilianto & Adiyanti, 2012)

1. Kekuatan (Strenghts)
Park & Cho (2012) membuktikan bahwa foot reflexology adalah intervensi
keperawatan yang efektif untuk menurunkan tekanan sistolik dan trigliserida dan
untuk meningkatkan kepuasan hidup. Pemijatan untuk memperlancar peredaran darah,
melenturkan otototot, meningkatkan daya tahan tubuh, relaksasi, meningkatkan
kekuatan pikiran dan tubuh, menstabilkan emosi, meningkatkan kualitas tidur,
restrukturisasi tulang, otot, dan organ, menyembuhkan cedera baru dan lama,
meningkatkan konsentrasi dan ingatan, meningkatkan rasa percaya diri dan harmoni
(Jones, Thompson, Irvine, & Leslie, 2011). (Manurung, 2016)
2. Kelemahan (weaknesses)
Penelitian Park & Cho (2012), membuktikan bahwa pijat refleksi adalah intervensi
keperawatan yang efektif untuk menurunkan tekanan sistolik, dan trigliserida tetapi
tidak untuk kolesterol.
3. Peluang (opportunities)
Angka kejadian hipertensi masih banyak. Jumlah lansia yang mengalami hipertensi di
Indonesia yaitu 83 per 100 anggota rumah tangga (Tantriyani & Harmilah, 2012).
Hipertensi yang dialami lansia di Indonesia merupakan yang tertinggi diantara
penyakit lainnya yang melakukan rawat inap yaitu, sebanyak 19874 dan meninggal
sebanyak 955, serta kasus baru tahun 2010 yang melakukan rawat jalan sebanyak
80615 (Kemenkes, 2011).

4. Ancaman (threats)
National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM)
menyebutkan terapi komplementer adalah sekelompok perawatan kesehatan, praktek,
dan produk yang saat ini tidak dianggap sebagai bagian dari pengobatan konvensional
(Synder & Lindquist, 2010).
Daftar Pustaka

También podría gustarte