Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
NPM : 1206322871
Kelas : A Ekstensi 2012
Mata Ajar : Keperawatan Dewasa V
Topik : Fisiologi Kolon
1. Absorpsi
Kolon berperan penting dalam penyerapan air dan elektrolit. Kolon dapat menampung 1
sampai 2 liter air dan garam per hari, tetapi dalam keadaan abnormal seperti pada saat
tubuh dalam keadaan dehidrasi atau kehilangan cairan yang banyak, kolon dapat menyerap
5 sampai 6 liter air dan garam per hari. Hormon dan neuropeptida yang diproduksi oleh sel
di saluran gastrointestinal (seperti polipeptida vasoaktif intestinal, neuropeptida Y dan
somastatin) dan jaringan endokrin lain (seperti aldosteron) mengatur kemampuan absorpsi
cairan pada kolon. Kemampuan absorpsi kolon berperan penting dalam membentuk
konsistensi feses dari cairan menjadi padat.
2. Motilitas Kolon
Otot polos pada kolon sama seperti otot polos pada usus halus yang memiliki pola ritmis
dasar. Ada dua tipe pola kontraksi otot di intestinal yaitu kontraksi haustral dan gelombang
peristaltik. Kontraksi Haustral adalah termasuk kontraksi yang secara simultan dari berkas
otot longitudinal dan bagian otot sirkuler. Kontraksi haustra meningkatkan pemaparan isi
usus ke permukaan mukosa dan sedikit demi sedikit dipindahkan ke bagian distal usus.
Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi kolon maju-mundur (Sherwood, 2010).
Diperlukan waktu 8-15 jam untuk memindahkan dari katup ileosekal ke usus transversum.
Selama itu pula feses proses pengerasan (pembentukan massa) feses terjadi.
Tiga atau empat kali sehari umumnya setelah makan, terjadi peningkatan mencolok
motilitas agar segmen-segmen besar kolon asenden dan transversum berkontraksi secara
simultan, mendorong tinja sepertiga sampai tiga perempat panjang kolon dalam beberapa
detik. Kontraksi ini masif, yang dinamai gerakan massa, yang mendorong isi kolon ke
bgian distal usus besar, tempat bahan makanan disimpan sampai terjadi defekasi.
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon yang diperantarai dari
lambung ke kolon oleg gastrin dan saraf otonom ekstrinsik, yang menjadi pemicu utama
gerakan massa di kolon. Refelks gastro ileum memindahkan isi usus halus yang masih ada
ke dalam usus besar dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum,
memicu refleks defekasi.
Referensi:
Doughty, Dorothy B. (2006). Urinary & fekal incontinence: Current management concepts
3rd edition. St. Louis: Mosby Elsevier.
Doughty, Dorothy B. (1991). Urinary and fekal incontinence: Nursing management. St.
Louis: Mosby Year Book.
Sherwood L., 2010. Fundamental of Human Physiology, 4th edition. USA: Cengage Learning.
Tortora G.J & Derrickson B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th edition. River
Street, Hoboken: John Wiley & Sanc Inc.