Está en la página 1de 6

LATAR BELAKANG

Anggaran merupakan rencana keuangan untuk masa depan dimana merupakan komponen utama dari
perencanaan. Perencanaan sendiri adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang
seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Menurut Supriyono (2001:62)
“anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif,
biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”. Anggaran disusun oleh manajemen
untuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang
diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan. Budget memiliki empat unsur utama.

1. Rencana yang terukur dari sebuah aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan. Dengan adanya
budget ini akan memudahkan lembaga atau perusahaan untuk menggapai tujuan yang hendak
dicapai. Budget akan merinci tiap kegiatan secara spesifik dan sistematis yaang dinyatakan dalam unit
moneter. 2. Unsur budget meliputi seluruh kegiatan lembaga atau perusahaan, yakni mencakup
semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam lembaga /
perusahaan tersebut. Secara garis besar kegiatan dalam lembaga atau perusahaan dikelompokan
menjadi lima jenis yaitu pemasaran (marketing), produksi (producing), pembelanjaan (fianancing),
administrasi (administrating), dan personlia (personnel). 3. Budget dinyatakan dalam unit moneter,
yaitu unit kesatuan yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan lembaga / perusahaan yang
beraneka ragam. 4. Budget dibuat untuk jangka waktu yang akan datang sehingga berisi taksiraan-
taksiran (forecast) tentang apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

MANFAAT BUDGET Budget memliki manfaat yang sangat penting bagi sebuah lembaga atau
organisasi. Berikut tiga manfaat budget:

a. Sebagai pedoman kerja dimana ini bisa memberikan arahan sekaligus memberikan target-target
yang harus dicapai oleh lembaga / perusahaan. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja sehingga dapat
saling menunjang dan bekerja sama dalama mencapai tujuan lembaga / perusahaan.

c. Sebagai alat pengawasan kerja yang berfungsi sebagai tolak ukur dan alat pembanding guna
memudahkan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh lembaga / perusahaan.

KELEMAHAN ANGGARAN Kelemahan anggaran antara lain:

1. Penyusunan anggaran memakan waktu yang lama. Kebanyakan perusahaan memulai penyusuanan
anggaran pada bulan September dan akan berlangsung selama empat bulan. 2. Anggaran sulit
disesuaikan dalam lingkungan yang cepat berubah. Anggaran disusun berdasarkan suatu asumsi
tertentu yang dibuat saat anggaran dibuat. 3. Terdapat kecenderungan untuk membuat “slack” dalam
penyusunan anggaran. Slack terjadi saat orang-orang dalam perusahaan tidak mengatakan yang
sesungguhnya dan cenderung mempertinggi biaya yang diminta dibandingkan biaya yang seharusnya
dan sebaliknya selalu mencoba menegoisasikan target yang lebih rendah dari yang seharusnya. 4.
Cenderung melakukan gaming. Terjadi apabila orang-orang yang bekerja pada perusahaan berusaha
untuk mencapai angka-angka yang ada dianggaran dengan segala macam cara, termasuk cara yang
sebenarnya merugikan perusahaan.

Budget berdasarkan periode waktunya terbagi kedalam dua jenis, yakni budget strategis (strategic
budget) yang berlaku untuk jangka panjang dan budget taktis (tactical budget) yang berlaku untuk
jangka pendek. ada lima hal yang harus diperhatikan dalam memilih jangka waktu budged diantaranya
sebagai berikut:
1. Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan 2. Posisi perusahaan atau lembaga dalam persaingan
3. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan 4. Tersedianya data dan informasi untuk melakukan
penaksiran-penksiran (forecasting) 5. Keadaan perekonomian paada umumnya

PENYUSUNAN ANGGARAN DALAM LINGKUNGAN YANG TIDAK PASTI

Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh pandangan
terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik
yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat keputusan dalam organisasi. Govindarajan (1986)
menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif
dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian
rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah
yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat.

Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian


Lingkungan Menurut Darlis (2000) ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang
tidak pasti yang akan membuat individu untuk melakukan senjangan anggaran. Hal ini disebabkan,
individu tersebut tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat.
Suatu organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga organisasi tersebut harus
berinteraksi dengan lingkungannya.

Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan organisasi
melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan. Individu akan mengalami
ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
memahami bagaimana komponen lingkungan akan berubah (Miliken, 1978).

Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang
rendah dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Kemampuan
menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan dalam penyusunan anggaran jika
bawahan bersedia memberikan infromasinya kepada atasannya. Namun dapat juga terjadi sebaliknya,
bawahan tidak memberikan informasi tersebut kepada atasannya karena ada pertimbangan
kepentingan pribadinya. Dalam kondisi tersebut, bawahan dapat melakukan senjangan anggaran.

Menurut Simon (1962) bagi atasan kemudahan untuk memperoleh informasi bukan berarti
memudahkannya menyusun perencanaan yang akurat. Atasan tetap akan kesulitan memahami semua
informasi yang masuk apalagi dalam hal yang menyangkut bidang yang kondisi teknisnya hanya dapat
dipahami oleh bawahan yang membidanginya. Sebaliknya, penelitian oleh Gul dan Chia dalam Ikhsan
(2007) menunjukkan bahwa kinerja akan meningkat pada ketidakpastian lingkungann yang tinggi,
karena manajer akan berusaha mencari innformasi yang cukup untuk kepentingan perusahaan.

Terdapat tiga cara untuk menyusun anggaran, yaitu:

1. Authoritative budgeting, proses penyusunan anggaran sepenuhnya dilakukan oleh manajemen


tingkat atas dan bawahan hanya diberikan angka anggaran yang telah ditetapkan. Jenis anggaran ini
dilakukan apabila pihak atas ingin menetapkan targettarget yang tinggi (streth target) yang harus
dicapai bawahan. 2. Participative budgeting, sering dikenal bottom-up. Dalam pendekatan ini semua
orang yang ada dalam perusahaan terlibt dalam penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dimulai
dari bawah dan kemudian diakumulakan pada tingkatan yang lebih atas untuk dinegosiasikan dan
dimintakan persetujuan. 3. Consultative budgeting, cara ini mirip Authoritative budgeting hanya
dalam proses penyusunan anggaran atasan melakukan konsultasi dan meminta pendapat dari
bawahan, namun proses penyusunan anggaran dan keputusan tetap dilakukan oleh pihak atasan.
Penyusunan anggaran dengan mempergunakan konsep three wheels of profit plan, dalam konsep ini
terdapat tiga tahapan yaitu:

a. Cash wheel, memberikan estimasi mengenai kecukupan kas perusahaan dalam beroperasi. b. Profit
wheel, gambaran mengenai pendapatan dan biaya untuk 1 periode akuntansi c. Return on Equity
wheel, memperlihatkan rasio yang diperoleh dari perhitungan dalam profit wheel dan cash wheel
sehingga dapat diperkirakan kecukupan target laba terhadap investasi bagi perusahaan.

Tujuan akhir dari profit wheel adalah menyusun anggaran yang menghasilkan tingkat laba yang sesuai
dengan target ROE perusahaan, dan memiliki jumlah kas yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan.

Anggaran induk Terdiri atas tiga bagian yaitu, Anggaran operasional, Anggaran financial dan anggaran
modal. namun yang akan dijelaskan terkhusus pada anggaran operasional. Anggaran operasional
merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan. Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah
mendapat keuntungan, Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran operasi terdiri dari berbagai
anggaran penyusun didalamnya yaitu;

• Anggaran penjualan. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk
memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu. Anggaran

Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang akan dijual,
harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan. • Anggaran produksi. Anggaran produksi
memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode
anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan tingkat
penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi karena perusahaan
manufactur tradisional menggunakan persedian sebagai penyangga terhadap ketidakpastian
permintaan atau proses produksi. • Anggaran bahan baku langsung. Anggaran bahan baku langsung
menyajikan dua informasi berikut: 1. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku: jumlah bahan baku
yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh jumlah barang jadi yang akan
diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi. 2. Nilai pembelian
bahan baku dalam rupiah: jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh
dengan persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di
perusahaan. Kemudian nilai pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan
jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya. Tujuan
penyusunan anggaran persediaan bahan baku langsung - untuk mengendalikan tingkat persediaan
bahan baku langsung yang terdapat dalam gudang sehingga dapat diketahui penggunaan bahan - baku
langsung dan bahan baku langsung yang masih tersisa sebagai - persediaan sesuai dengan rencana
semula. • Anggaran tenaga kerja langsung. Anggaran biaya tenaga kerja langsung memperlihatkan
jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan
dalam anggaran produksi. Selain itu, juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan
oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya. • Anggaran overhead pabrik. Anggaran biaya
overhead pabrik memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Identifikasi dilakukan
terhadap setiap perubahan dalam setiap jenis biaya (misalnya, perlengkapan dan utilitas), dan jumalah
yang diperkirakan akan dikeluarkan untuk setiap item per unit aktivitas. • Anggaran persediaan akhir
barang jadi. Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri dari: a.
Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Yaitu biaya yang timbul berkenan dengan adanya pemesanan barang dari perusahaan kepada
supplier. Contohnya yaitu biaya administrasi pembelian, biaya pengangkutan, biaya bongkar, biaya
penerimaan dan pemeriksaan. Biaya ini relatif konstan untuk tiap kali pemesanan. b. Biaya yang terjadi
dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost). Merupakan biaya yang timbul sebagai konsekuensi
pengadaan sejumlah tertentu persediaan di perusahaan. Contohnya yaitu biaya sewa gudang, gaji
pengawas dan pelaksana gudang, biaya peralatan, asuransi dan lain-lain. Biaya ini tidak ada
seandainya perusahaan tidak mengadakan persediaan. c. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock
Cost) Yaitu biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang seharusnya. Sehingga
perusahaan terpaksa mencari tambahan persediaan baru. Jadi, perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan bila ingin memenuhi keinginan langganan atau biaya-biaya yang timbul dari pengiriman
kembali pesanan bila pesanan ditolak. d. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity
Assciated Cost) Merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau kecilnya kapasitas
yang digunakan pada periode tertentu. Contohnya adalah upah lembur, biaya latihan, biaya
pemberhentian kerja dan biaya lain sebagai akibat tidak digunakannya kapasitas.

Anggaran Barang Modal. Komponen kegiatan proses budget tahunan untuk perencanaan
pengendalian pengeluaran barang modal:

a. Menemukan dan membuat proyek penambahan barang modal dan kebutuhan lain. b. Membuat
dan memperbaiki usulan penambahan barang modal, pengumpulan data yang relevan tentang setiap
usulan, termasuk setiap alternatif yang relevan. c. Menganalisis dan mengevaluasi semua
penambahan barang modal, usulan dan alternatif. d. Membuat keputusan pengeluaran untuk barang
modal untuk menyetujui altematif yang terbaik dan memberikan keputusan proyek untuk alternatif
yang dipilih. e. Membuat budget pengeluaran untuk barang modal.

Anggaran Kas. Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu:

a. Sektor Penerimaan kas berasal dari Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi, Penagihan Piutang,
Penjualan Aktiva tetap, Penerimaan lain-lain (Non Operating),

seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya. b.
Sektor pengeluaran kas berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating),
maupun biaya-biaya bukan utama (non Operating), seperti Pembelian tunai bahan mentah,
Pembayaran utang, Pembayaran upah tenaga kerja langsung, Pembayaran biaya pabrik tidak
langsung, Pembayaran biaya administrasi, Pembayaran biaya penjualan, Pembelian aktiva tetap,
Pembayaran lain-lain (non Opearting), seperti misalnya pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya
sewa, dan sebagainya.

MENGHUBUNGKAN RENCANA STRATEJIK DENGAN ANGGARAN PERUSAHAAN

Strategi merupakan titik awal dalam pembuatan rencana dan anggaran perusahaan yang dipilih oleh
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan misinya. Penyusunan anggaran harus
dilakukan dengan hati-hati agar sasaran dan tujuan strategis perusahaan dapat dicapai. Tanpa ada
rencana strategis, kehilangan peluang dan kinerja yang tidak baik dapat menyebabkan organisasi tidak
berkembang dan bisa menyebabkan perusahaan bangkrut.

Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih, kemudian
diikuti dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan
dalam perencanaan stratejik. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik. Rencana jangka panjang yang dituangkan
dalam program memberikan arah ke mana kegiatan organisasi ditujukan dalam jangka panjang.
Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah
seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Jika tidak disusun berdasarkan program, pada
dasarnya organisasi seperti berjalan tanpa tujuan yang jelas.

Perencanaan strategis dan penyusunan anggaran melibatkan perencanaan, tapi jenis aktivitas
perencanaannya berbeda antara kedua proses tersebut. Proses penyusunan anggaran fokus pada satu
tahun, sementara perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup periode beberapa
tahun. Perencanaan strategis mendahului penyusunan anggaran dan menyediakan kerangka kerja
ketika anggaran tahunan dikembangkan.

Pembuatan anggaran merupakan bagian dari proses perencanaan strategi suatu organisasi. Apabila
organisasi memiliki perencanaan strategi yang buruk, kondisi keuangan dan anggaran akan mengalami
hal yang sama. Anggaran tidak didominasi oleh kepentingan sepihak. Anggaran merupakan alat untuk
mencapai sasaran dan tujuan dari organisasi.

Sebelum anggaran dibuat, perusahaan harus membuat perencanaan strategis, dimana dalam
perencanaan strategis tersebut diidentifikasi strategi untuk aktivitas dan operasi masa depan.
Rencana strategis biasanya mencakup periode lima tahun ke depan. Lima tahun adalah periode yang
cukup panjang untuk merigestimasikan konsekuensi dari keputusan program yang dibuat saat
ini.Perusahaan dapat menerjemahkan seluruh strategi dalam tujuan jangka pendek dan jangka
panjang, dimana tujuan-tujuan tersebut menjadi dasar dari pembuatan sebuah anggaran. Jadi harus
terdapat hubungan yang kuat antara anggaran dengan perencanaan strategis, dimana hal ini
membantu manajemen memastikan bahwa seluruh perhatian tidak fokus pada jangka pendek saja,
mengingat anggaran merupakan perencanaan dalam satu periode tertentu saja (jangka pendek).

Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran


1. Penerbitan Pedoman
Mengembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran, untuk disebarkan kepada
semua manajer. Pedoman ini dinyatakan secara implisit dalam rencana strategis dan
dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui.
2. Usulan awal anggaran
Mengembangkan permintaan anggaran, didasarkan pada tingkatan yang ada, yang kemudian
dimodifikasi sesuai dengan pedoman
3. Negosiasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Pertimbangan yang
mempengaruhi, adalah kinerja di tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja
tahun berjalan
4. Tinjauan dan persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang dalam organisasi.
Analis akan menganalisis usulan anggaran dari berbagai unit bisnis dengan mempelajari
konsistensi, contoh; apakah anggaran produksi konsisten dengan rencana volume penjualan.
5. Revisi anggaran, harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang
ada ketika anggaran yang asli disetujui

También podría gustarte