Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Dosen Pembimbing:
Ns. Lilik Pranata, S.Kep.,M.Kes.
B. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa/i mampu memberi asuhan keperawatan lansia pada
gangguan penapasan.
2. Khusus
1) Mahasiswa/i untuk mengetahui cara melakukan pengkajian
keperawatan lansia pada gangguan penapasan.
2) Mahasiswa/i untuk mengetahui cara menentukan diagnose
keperawatan yang tepat dan mengutamakan diagnosa yang paling
dibutuhkan pada pasien lansia pada gangguan penapasan.
3) Mahasiswa/i untuk mengetahui pembuatan intervensi keperawatan
pada pasien lansia pada gangguan penapasan.
4) Mahasiswa/i untuk mengetahui cara melakukan tindakan
keperawatan pada pasien lansia pada gangguan penapasan.
5) Mahasiswa/i untuk mengetahui cara melakukan tindakan evaluasi
keperawatan pada pasien lansia pada gangguan penapasan.
6) Mahasiswa/i mampu mengetahui isu atau masalah penelitian terkini
pada keperawatan pada pasien lansia pada gangguan penapasan.
C. Manfaat
Sesuai dengan latar belakang, rumusan msalah dan tujuan penulisan yang
hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapkan dari penulisan
makalah ini adalah
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa menahami asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan pernapasan
2. Bagi Perawat
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat agar mengetahui dan
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan pernapasan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
diaplikasikan pada pelayanan kesehatan
3. Bagi lnsutusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan bisa meningkatkan
pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi sekolah atau instansi
kesehatan
D. Statistika
1. BAB I Pendahuluan
4. BAB IV Pembahasan
a. Simpulan
1) Berisi uraian singkat dan jelas, yang merupakan hasil akhir dari
asuhan keperawatan tentang luka bakar.
Pnemoni pada usia lanjut mempunyai angka kematian yang tinggi kira-
kira 40%. Penyebabnya ada tiga hal
a. Karena pnemoninya sendiri.
b. Pada penderita yang sering disertai berbagai kondisi atau penyakit
penyerta.
c. Pada kenyataanya penderita pnemoni usia lanjut sulit di obati.
Penyebab Pnemonia pada usia lanjut dapat bermacam-macam, yang
paling sering penyebabnya adalah kombinasi berbagai kuman. Pada usia
lanjut, pnemoni kiomunitas yang disebabkan oleh bakteri gram positif,
sebgaian besar adalah kuman Strep. Pnemoniae.
Gambaran klinik penderita pnemoni pada usia lanjut sering-sering tidak
menunjukkan gambaran yang nyata. Dilaporkan terdapat penurunan
kesadaran pada 20% kasus, distensi abdomen pada 5% kasus tanda
dehidrasi 50% pada kasus.
2) Tuberkolosis Paru
Tuberkolosis pada usia lanjut sering dilupakan, karena beberapa hal antara
lain keluhan, gejala klinik maupun gambaran radiologik tidak khas.Seperti
lazimnya, penyebab infeksi adalah kuman tahan asam, M. Tuberculosis.
Gejala tersering yang dikeluhkan oleh para penderita tuberkulosis usia
lanjut adalah: sesak nafas, penurunan berat badan dan gangguan mental.
Bila tuberkulois reaktivitas dari fokus infeksi sebelumnya, daerah paru
yang sering terserang adalah bagian daerah apeks paru dengan atau
penyebaran kedaerah-daerah lain.
3) Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)
Merupakan semua penyakit pernafasan yang dikarakteristikan oleh
obstruksi kronis pada aliran udar (asma, bronkitis kronis, dan emfisema).
Penyebab utama obstruksi adalah inflamasi jalan nafas, perlengetan
mukosa, penyempitan lumen jalan nafas, atau kerusakan jalan nafas.
PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi
paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh
adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami banyak
perubahan dalam masa observasi beberapa waktu. Yang termasuk PPOM
adalah Bronkitis kronis, emfisema paru dan penyakit saluran nafas perifer.
Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang
terdapat pada penderita, antara lain merokok sigaret yang berlangsung
lama, polusi udara, infeksi paru, berulang, umur, jenis kelamin, ras,
difiensi alfa-1 antitripsin, difiensi antioksidan.Gambaran klinik yang
ditemukan adalah gambaran penyakit paru yang mendasari di tambah
tanda-tanda klinik akibat terjadinya obstruksi bronkus.
4) Karsinoma Paru
Beberapa faktor yang telah diketahui berpengaruh terhadap
timbulnya karsinoma paru antara lain,merokok, polusi udara dan bahan
industri yang bersifat karsinogenik.Perkiraan penyebabnya adalah irtasi
bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan berlangsung kronis.
Biasanya karsinoma paru tidak tidak memberikan keluhan-keluhan,
dan penyakit ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan umum (general
chek up). Karsinoma paru akan memberikan gejala klinik biasanya kalau
sudah lanjut, menimbulkan komplikasi, misalnya menberikan tekanan
pada organ di sekitarnya, metastasis jauh dan sebagainya, sehingga
mengganggu fungsi organ lain. Kadang-kadang gejala yang mencolok
yaitu munculnya rasa nyeri pada daerah dada, sesak nafas, hemotisis,
timbul benjolan didada.
5. Pencegahan Penyakit Pada Usia Lanjut
Proses penuaan pada seseorang tidak bisa dihindari. Perubahan struktur
anatomik maupun fisiologik alami juga tidak apat dihindari. Pencegahan
terhadap timbulnya penyakit-penyakit paru pada usia lanjut dilakukan pdaa
prinsipnya dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan memperbaiki
keaadan gizi, menghilangkan hal-hal yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh misalnya merokok, minum alkohol dan sebagainya.
Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan
dengan ucara yang lazim.
a. Usaha pencegahan infeksi/saluran nafas
Usaha untuk mencegahnya dilakukan dengan jalan menghambat
mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang mempenaruhi timbulnya
infeksi.
b. Usaha menegah timbulnya TB paru.
Yang bisa dilakukan adalah menghindari kontak person dengan
penderitaTB paru atau menghindari cara-cara penularan lainnya
c. Usaha pencegahan timbulnya PPOM atau karsinoma
Sejak usia muda bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap
timbulnya kelainan paru (PPOM dan karsinoma paru), perlu dilakukan
pemantauan secara berkala:
1) Pemeriksaan foto rontgen toraks
2) Pemeriksaan faal paru, paling tidak setahun sekali
3) Saat dianjurkan bagi mereka yang beresiko tinggi tadi (perokok berat
dan laki-laki) menghindari atau segera berhenti
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Kerusakan pertukaran gas
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi terhadap infeksi
3. Intervensi keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Berhubungan dengan :
- Infeksi
- Trauma
- Kerusakan perseptual/kognitif
- Bronkospasme
- Peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi
kental
- Penurunan energi/kelemahan
Ditandai dengan :
- sianosis, dispneu, demam, takipnea
- Pernyataan
- kesulitan bernafas
- Perubahan kedalam atau kecepatan pernafasan, penggunaan
otot aksesori
- Bunyi nafas abnormal, misal : mengi, ronkhi, krekels
- Batuk (menetap), dengan atau tanpa produksi sputum
Kriteria hasil :
Tindakan keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi, status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. (Gordon, 1994, dalam Potter dan Perry, 1997)
5. Evaluasi keperawatan
Focus utama pada klien lansia dengan PPOM adalah untuk mengendalikan
kemampuan dalam ADLS mengontrol gejala dan tercapainya hasil yang
diharapkan. Klien lansia mungkin membutuhkan perawatan tambahan
dirumah, monitor kemampuan beradaptasi dan menggunakan teknik
energy conserving untuk mengurangi sesak nafas dan kecemasan yang
diajarkan dalam rehabilitas paru. Klien lansia membutuhkan waktu yang
lama untuk memperlajari teknik untuk rehabilitasi yang dianjurkan. Saat
pertama kali mengajarkan mereka harus mempunyai pemahaman yang
baik untuk beradaptasi dengan gaya hidup mereka.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Proses menjadi tua itu pasti dialami oleh setiap orang dalam kelangsungan
hidupnya. Individu menjadi tua harusnya menyadari bahwa dia tidak akan
seperti ketika anak-anak ataupun dewasa lagi. Tubuhnya tidak lagi memiliki
otot yang kuat dan lentur sehingga saat melakukan aktivitas ia akan
terkendala oleh kekakuan otot maupun sendi akibat penuan. Menua adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
melakukan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Penuaan adalah
konsekuensi yang tidak dapat dihindari.
1.2 Saran
a. Bagi mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literature dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
b. bagi pendidikan
Bagi dosen pendidikan agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
c. Bagi kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana terjadinya gangguan
pernafasan pada lansia
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. Boedhie & H. Hadi Martono, 2000, Buku Ajar Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Priyoto. (2015). Nursing Intervention Classification (NIC) dalam Keperawatan
Gerontik. Jakarta: Salemba Medika
Santoso, Hanna dan Ismail, Andar. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia : Uraian
Medis dan Pedagosis-Pastoral. Jakarta : Gunung Mulia.
Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.