Está en la página 1de 14

PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP DAN AUDIT

TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT


(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:
DYAH RINI UTAMI
B 200130337

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP, DAN AUDIT


TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun


2012-2015)

PUBLIKASI ILMIAH

Yang ditulis oleh:

DYAH RINI UTAMI


B 200130337

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(Drs. Atwal Arifin, M.Si., Akt., CA)

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP DAN AUDIT


TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)

Yang ditulis oleh :

DYAH RINI UTAMI


B 200130337

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Jumat, 7 April 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Drs. Atwal Arifin, M.Si., Akt., CA ( )


(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si ( )


(Anggota Dewan Penguji 1)

3. Andy Dwi Bayu Bawono, S.E, M.Si, Ph. D ( )


(Anggota Dewan Penguji 2)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ii
(Dr. Triyono, S.E., M.Si)
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat pernah ditulis oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila terdapat bukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,


maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 7 April 2017


Penulis

Dyah Rini Utami


B 200130337

iii
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN KAP, DAN AUDIT
TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2012-2015)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fee audit, rotasi KAP,
ukuran KAP dan audit tenure terhadap kualitas audit pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2015. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
yang diperoleh sebanyak 48 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, menunjukkan bahwa fee audit, rotasi KAP dan audit tenure tidak
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel audit tenure
membuktikan bahwa terdapat pengaruh terhadap kualitas audit.
Kata Kunci : Fee Audit, Rotasi KAP, Ukuran KAP, Audit Tenure, Kualitas
Audit.

Abstract

The purpose of this study is to examine the influence of audit fee, rotation
of KAP, size KAP, and audit tenure of audit quality. The analitical method applied
in this research was the logistic regression. The population in this research is the
banking companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2015. Samples were
selected by the purposive sampling. The obtained samples were 48 companies.
The results showed that the audit fee, rotation of KAP, size KA, and audit tenure
had no efeect toward audit quality. However the variabel audit tenure to proved
that there is an effect toward audit quality.
Keywords: Audit Fee, Rotation KAP, Size KAP, Audit Tenure, Audit Quality.

1. PENDAHULUAN
Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi klien (De angelo, 1981 dalam Panjaitan, 2014). Kualitas audit
bertujuan untuk meningkatkan hasil kinerja audit pada laporan keuangan
klien dalam memeriksa adanya salah saji material didalam laporan keuangan
tersebut. Selain itu, hasil kualitas audit digunakan untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan bagi pengguna informasi akuntansi sehingga
dapat mengurangi resiko informasi yang tidak kredibilitas informasi laporan
keuangan bagi pemakai laporan keuangan khususnya investor.

1
Dari sudut pandang auditor, audit dianggap berkualitas apabila auditor
memperhatikan standar umum audit yang tercantum dalam Pernyataan
Standar Audit meliputi mutu profesional (professional qualities) auditor
independen, pertimbangan (judment) yang digunakan dalam pelaksanaan
audit, dan penyusunan laporan audit. Dalam pelaksanaan audit, seorang
auditor harus mempunyai kemampuan teknikal (kompetensi) dari auditor
yang terpresentasi dalam pengalaman maupun profesi dan kualitas auditor
dalam menjaga sikap mentalnya (independensi) supaya mampu menciptakan
hasil audit yang berkualitas (Hartadi, 2012).
Banyaknya perusahaan besar yang runtuh, seperti Enron dan WorldCom
di Amerika Serikat, telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk terkait
dengan kurangnya independensi auditor. Kegagalan audit yang terjadi
disebabkan auditor gagal dalam mendeteksi atau melaporkan kesalahan
materi atau salah saji dalam laporan keuangan (Leonora, et al., 2012). Di
Indonesia, kasus yang melibatkan PT. Kimia Farma Tbk dan auditor KAP
Hans Tuanakotta dan Mustofa juga disebabkan karena risiko audit yang
ditentukan auditor tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba
(Paramita dan Latrini, 2015). Oleh karena itu, auditor independen diharapkan
dapat memberikan keyakinan kepada para pengguna laporan keuangan bahwa
laporan tersebut bebas dari salah saji material dan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia agar menghasilkan laporan audit yang
berkualitas.
Persaingan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menciptakan kualitas
dari hasil audit semakin ketat, kualitas audit tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor internal, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal dari kualitas audit yang digunakan dalam penenlitian ini, yaitu fee
audit, rotasi KAP, ukuran KAP, dan audit tenure.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015
dengan jumlah 31 perusahaan. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel atas
dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria-kriteria pemilihan
sampel yang dilakukan. Kriteria-kriteria pemilihan sampel sebagai berikut: (1)
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012-2015. (2) Perusahaan perbankan yang menyediakan informasi keuangan
lengkap secara berturut-turut selama tahun 2012-2015. (3) Data-data mengenai
variabel penelitian yang akan diteliti harus tersedia lengkap.

2
2.2 Definisi dan Operasional Variabel
2.2.1 Variabel Dependen
2.2.1.1 Kualitas Audit
Kualitas audit diukur terkait dengan manajemen laba yang
dilakukan perusahaan, apakah auditor mampu mengungkapkan dan
melaporkan adanya manajemen laba tersebut atau tidak. Salah satu
manajemen laba yang dapat dilakukan adalah menghindari pelaporan
kerugian. Formula yang dapat dipakai untuk penghindaran pelaporan
kerugian tersebut adalah earning/total asset. Oleh karena itu,
earning/total assets atau yang lebih sering dikenal ROA (return on
assets) dipilih menjadi tolak ukur penentu kualitas audit (Jati, 2014).
Earning benchmark yang digunakan adalah antara µ­σ hingga
µ+σ, dimana µ adalah rerata earning/total assets sedangkan σ adalah
deviasinya. µ dan σ dihitung dari sampel perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Kualitas
audit diasumsikan buruk jika: (1) Laba melebihi earning benchmark
yaitu nilai ROA > µ+σ, yang berarti bahwa auditor memberikan
kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik windows
dressing (usaha manajemen dalam meningkatkan laba perusahaan agar
manajemen dapat menikmati bonus dimasa kini). (2) Rugi melebihi
earning benchmark yaitu ROA < µ­σ, yang berarti bahwa auditor
memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik
taking a bath (usaha manajemen dalam meningkatkan rugi perusahaan,
dimana manajemen mengharapkan bonus dimasa mendatang karena
laba yang meningkat). Formulasi variabel kualitas audit sebagai
berikut:
a. MEET_BE = 1 jika memenuhi kriteria µ­σ < ROA <µ+σ,
menunjukkan kualitas audit tinggi.
b. MEET_BE = 0 jika ROA > µ+σ dimana manajemen melakukan
praktik windows dressing atau ROA < µ­σ dimana manajemen
melakukan praktik taking a bath, yang menunjukkan kualitas audit
rendah.
2.2.2 Variabel Independen
2.2.2.1 Fee Audit
Fee audit dalam penelitian ini diproksikan oleh akun
professional fees yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang selanjutnya
variabel fee audit ini diukur dengan menggunakan logaritma natural
dari data atas akun professional fees (Kurniasih dan Rohman, 2014).

3
2.2.2.2 Rotasi KAP
Rotasi KAP dalam penelitian ini diukur menggunakan variabel
dummy, jika terjadi rotasi KAP maka bernilai 1, dan tidak terjadi rotasi
KAP maka bernilai 0.
2.2.2.3 Ukuran KAP
Ukuran (KAP) dalam penelitian ini mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Panjaitan dan Chariri (2014), yaitu ukuran KAP
diukur dengan menggunakan variabel dummy, artinya ukuran KAP
diberikan nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four
dan nilai 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four.
Terdapat empat kategori yang termasuk dalam KAP Big Four di
Indonesia sebagai berikut:
 KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja dan KAP KAP Purwantono,
Suherman & Surja yang berafiliasi dengan Ernst & Young.
 KAP Osman Bing Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte.
 KAP Siddharta, dan Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG
(Klynveld Peat Marwick Goerdeler).
 KAP Haryanto Sahari & Rekan dan KAP Tanudiredja, Wibisana &
Rekan yang berafiliasi dengan Price Waterhouse Cooper (PwC).
2.2.2.4 Audit Tenure
Audit tenure merupakan masa perikatan auditor yang
memberikan jasa audit dengan jangka waktu yang telah disepakati
dengan kliennya. Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah
tahun perikatan auditor dari KAP yang sama terhadap auditee, tahun
pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu
untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor
independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor
KAP yang mengaudit perusahaan tersebut (Kurniasih dan Rohman,
2014).
2.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik. Analisis regresi logistik ini digunakan karena variabel dependen,
yaitu kualitas audit dihitung menggunakan variabel dummy (menerima atau
tidak menerima kualitas audit) dan varibel independen, yaitu fee audit, rotasi
KAP, ukuran KAP, dan audit tenure merupakan variabel campuran antara
variabel metrik dan variabel non-metrik. Adapun model regresi logistik dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ln (MEET_BE = 1 atau 0) = α + β1Ln_FEE + β2Rotasi + β3UKAP +
β4TENURE + e.

4
Keterangan:
Ln (MEET_BE = 1 atau 0) = probabilitas perusahaan yang diaudit oleh KAP
memenuhi earning benchmark.
α = konstanta.
Ln_FEE = logaritma natural dari fee audit.
Rotasi = Rotasi KAP
UKAP = Ukuran KAP.
TENURE = Audit tenure.
е = Residual error.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Uji Fit Model (Uji -2 log likelihood (-2LL))
Nilai -2LL dari block pertama sebesar 63,510 lebih besar dari pada nilai
-2LL pada block kedua sebesar 55,878. Hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa model kedua setelah memasukan variabel independen lebih baik dari
pada model sebelum memasukan variabel independen, hal ini artinya model
penelitian dikatakan fit dengan data.
3.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)
Nilai dari Nagelkerke’s R square sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variasi variable fee audit,
rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure sebesar 20%. Sedangkan sisanya
sebesar 80% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian.
3.3 Uji Kelayakan Model
Nilai pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar
0,224. Dari hasil tersebut dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai
observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya, karena nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar daripada
0,05.
3.4 Hasil Uji Regresi Logistik
Model regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Ln (MEET_BE) = 0,649 - 0,190LN_FEE + 2,104Rotasi + 0,501UKAP +
0,717TENURE
Penjelasan hasil regresi logistik sebagai berikut:
Nilai konstanta sebesar 0,649 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa
jika fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure dianggap konstan,
maka besarnya kualitas audit akan naik sebesar 0,649. Variabel fee audit
mempunyai koefisien regresi (β1) sebesar -0,190. Hal ini berarti jika fee audit
meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan akan
menurun. Sebaliknya jika fee audit menurun, maka peluang atau kemungkinan
kualitas audit perusahaan akan meningkat sebesar. Variabel rotasi KAP

5
mempunyai koefisien regresi (β2) sebesar 2,104. Hal ini berarti jika rotasi
KAP meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan
akan meningkat. Sebaliknya jika rotasi KAP menurun, maka peluang atau
kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. Variabel ukuran KAP
mempunyai koefisien regresi (β3) sebesar 0,501. Hal ini berarti jika ukuran
KAP meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan
akan meningkat. Sebaliknya jika ukuran KAP menurun, maka peluang atau
kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun. Variabel audit tenure
mempunyai koefisien regresi (β4) sebesar 0,717. Hal ini berarti jika audit
tenure meningkat, maka peluang atau kemungkinan kualitas audit perusahaan
akan meningkat. Sebaliknya jika audit tenure turun, maka peluang atau
kemungkinan kualitas audit perusahaan akan menurun.
3.5 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
3.1.1 Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan hasil bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,412 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di atas (α)
0,05 menunjukkan bahwa variabel fee audit tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa besarnya fee yang diterima
auditor tidak mempengaruhi kualitas audit, karena auditor bekerja sesuai
dengan profesionalitas serta standar yang telah ditentukan. Masing-masing
KAP sudah memiliki standar fee yang harus diterima auditor pada saat
melaksanakan tugasnya, serta adanya kode etik yang mengikat auditor
dalam menjalankan tugasnya.
3.1.2 Pengaruh Rotasi KAP Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan hasil bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,064 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di bawah
(α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel rotasi KAP tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit. Dengan dilakukannya rotasi KAP belum tentu
dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan, karena auditor telah
mengetahui betul kondisi perusahaan, dan untuk mendapatkan opini yang
lebih baik dari sebelumnya, perusahaan melakukan pergantian KAP.
Selain itu, adanya kebijakan mengenai rotasi KAP yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tidak mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan auditor. Kesimpulannya, independensi
auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi diantara
auditor dan klien.
3.1.3 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan hasil bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,546 > 0,05. Nilai signifikansi yang berada di atas (α)
0,05 menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh

6
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ukuran
KAP bukanlah patokan penentu kualitas audit yang dihasilkan seorang
auditor, karena dalam penggunaan jasa auditor juga menyesuaikan dengan
kondisi perusahaan. Baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki kode
etik yang sama dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga
kualitas audit yang dihasilkan baik KAP besar maupun kecil adalah sama.
3.1.4 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan hasil bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Nilai signifikansi yang berada di bawah
(α) 0,05 menunjukkan bahwa variabel audit tenure berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ikatan audit
yang dibuat antara auditor dengan klien mempengaruhi kualitas audit,
karena apabila terlalu lama audit tenure, akan mendorong terciptanya
pengetahuan bisnis dan pengalaman bagi auditor. Pengetahuan dan
pengalaman tersebut dapat digunakan untuk merancang program audit
yang efektif dan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi.
Selain itu, dengan adanya audit tenure akan menimbulkan hubungan
istimewa antara klien dengan auditor, yang secara tidak langsung akan
mengurangi independensi dan profesionalitas seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya, sehingga kemungkinan besar dapat menghasilkan
laporan audit yang sesuai dengan kehendak klien.

4 PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh fee audit, rotasi KAP,
ukuran KAP dan audit tenure terhadap kualitas audit pada perusahaan
perbankan tahun (2012–2015), maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari
penelitian ini sebagai berikut: variabel fee audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel audit tenure
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi
peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang ada adalah
sebagai berikut: sampel yang digunakan hanya sebatas perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hasil penelitian belum
bisa mewakili perusahaan yang masuk kategori lain. Penelitian ini hanya
menggunakan 4 (empat) variabel yang telah digunakan peneliti terdahulu,
yaitu fee audit, rotasi KAP, ukuran KAP dan audit tenure, sehingga belum
menemukan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi kualitas audit.
Penelitian ini hanya menggunakan periode waktu selama 4 (empat) tahun
yaitu tahun 2012-2015.

7
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut: penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan semua sektor perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga hasil
penelitian bisa menjelaskan perusahaan lain yang tidak masuk kategori
perbankan memiliki kualitas audit yang baik. Penelitian selanjutnya dapat
menambah variabel lain di luar penelitian ini yang diduga mempengaruhi
kualitas audit perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode
waktu penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta. Erlangga.
Arestantya, Ida Ayu Radha dan Wirajaya, I Gde Ari. 2016. Ukuran Kantor
Akuntan Publik sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor Switching Pada
Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15, No.2.
ISSN: 2302-8556.
Astrini, Novia Retno. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara Voluntary. Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Dewana, Garit Arum. 2015. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Fee Audit
Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta
dan Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Febriana, Varadita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor
Akuntan Publik di Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Febriyanti, Ni Made Dwi dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Masa Perikatan
Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada
Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2: 503-518.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19
Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Giri, Ferdinan Efraim. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Halim, Abdul. 2015. Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan.
Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Hamid, Abdul. 2013. Pengaruh Tenur KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Skripsi.
Universitas Negeri Padang.

8
Hartadi, Bambang. 2012. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan,Vol.16, No.1.
Jati, Reygen Pramana. 2014. Kualitas Audit dan Audit Tenure. Universitas
Kristen Duta Wacana. JRAK. Vol. 10, No.1.
Jensen, Michael C. Dan Meckling William H. 1976. “Theory of The Firm:
Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of
Financial Economics, Vol. 3, h. 305-360.
Karnisa, Ditia Ayu. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit dengan Motivasi dan Etika Auditor sebagai Variabel
Moderasi (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Jakarta). Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Kurniasih, Margi dan Rohman, Abdul. 2014. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure,
dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol.3, No.3: 1-10.
Leonora Sylvia, Tan Yuliawati, Sutanto Aurelia Crina. 2012. Analisis Hubungan
Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol.1, No.1.
Ma’rifatumbillah, Raharjo Kharis, dan Andini Rita. 2016. Pengaruh Ukuran
Kantor Akuntan Publik, Fee Audit, Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit
(Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Journal Of Accounting, Vol.2,
No.2.
Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 17/ PMK.01/ 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta.
Mgbame, Eragbhe, dan Osazuma. 2012. Audit Partner Tenure and Audit Quality:
An Empirical Analiysis. 2012. European Journal of Business and
Management. ISSN 2222-1905 (Paper) dan ISSN 2222-2839 (Online). Vol.
4, No.7.
Nadia, Nurul Fitri. 2015. Pengaruh Tenur KAP, Reputasi KAP, dan Rotasi KAP
terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol XIII.
Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting
Quality, and Client Bargaining Power. Accounting Horizons, Vol. 19, No.
2, June 2005, 51-68.
Nugrahanti, Yavina dan Darsono. 2014. Pengaruh Audit Tenure, Spesialisasi
Industri KAP, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol.03, No.03.
Nindita, Chairunnisa dan Siregar, Sylvia Veronica. 2012. Analisis Pengaruh
Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol.14, No.2.

9
Pamungkas, Yohanes Chrisostomus Catur. 2014. Pengaruh Fee Audit, Rotasi
Audit, Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2012). Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, Vol.2, No.2.
Panjaitan, Clinton Marshal dan Chariri, Anis. 2014. Pengaruh Tenure, Ukuran
KAP, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro
Journal Of Accounting, Vol.3, No.3: 1-12.
Paramita, Ni Ketut Ayu dan Latrini, I Made Yenni. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Publikasi, Masa Perikatan Audit, Pergantian Manajemen
pada Kualitas Audit. E-Jurnal Universitas Udayana 13.1: 142-156.
Permana, Klaudia Xary. 2012. Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010 Kecuali Perusahaan Jasa dan Keuangan).
Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Pertiwi, Hasan, dan Hardi. 2016. Pengaruh Masa Perikatan Audit, Spesialis
Industri KAP, Reputasi KAP, dan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2011-2014). Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, Hal. 147-160.
Prasetia, Irsyad Fauzan dan Rozali Rozmita Dewi Yuniarti. 2016. Pengaruh Tenur
Audit, Rotasi Audit dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2014). Jurnal Akuntansi Riset, Vol 5, No 2, pp: 36-47.
Putri, Tifani Malinda dan Cahyonowati, Nur. 2014. Pengaruh Auditor Tenure,
Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI pada Tahun 2010-2012). Diponegoro Journal of Accounting. Vol.3,
No.2, ISSN (Online): 2337-3806.
Siregar, Sylvia V, Fitriyany Amarullah, Arie Wibowo dan Viska Anggraita. 2011.
Rotasidan Kualitas Audit: Evaluasi Atas Kebijakan Menteri Keuangan
KMK No.423/KMK.6/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia: Volume 8, No. 1.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pernyataan Standar Auditing No.4,
Per 31 Maret 2011. Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Tobi, Osasrere, dan Emmanuel. 2016. Auditor’s Independence and Audit Quality:
A Study of Selected Deposit Money Banks in Nigeria. International Journal
of Finance and Accounting, 5(1): 13-21.

10

También podría gustarte