Está en la página 1de 5

Judul : Pengantar Ilmu Perpustakaan

Pengarang : Sulistyo Basuki

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta,1993

Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Tidak hanya berupa koleksi buku, perpustakaan juga menyediakan koleksi lain seperti film,
slide, kaset dan lain sebagainya.Tidak dipungkiri perkembangan teknologi juga
mempengaruhi masuknya media elektronik seperti komputer untuk disediakan di dalam
perpustakaan.

Perpustakaan adalah sebagai kumpulan materi tercetak dan materi non cetak dan atau
seumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistemastis untuk digunakan
pemakai. (International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA)).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan adalah fasilitas atau tempat
yang menyimpan bahan koleksi pustaka yang disusun secara sistematis sebagai sumber
informasi untuk digunakan oleh pemakainya.

Sejarah Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan di sejarah manusia karena perpustakaan


merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula-mula tidak menetap tetapi
hidup mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden). Manusia mencari makan
dari alam sekitarnya, sedangkan untuk keperluan ternaknya ia mencari sumber air serta
rumput.

Pada perkembangan selanjutnya, manusia mulai hidup dengan bertani dan menggarap lahan
yang ada disekitarnya. Untuk keperluan daging manusia memburu binatang yang ada
disekitarnya. Kehidupan berburu ini tidak beranjak jauh dari kehidupan nomaden.

Dalam pengembarannya serta dari kehidupan bertaninya, manusia memperoleh pengalaman


bahwa bila dia memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda
lainnya, ternyata manusia dapat menyampaikan berita ke manusia lainnya. Pesan ini
dipahatkan pada batu atau pohon atau benda lainnya. Selama itu manusia berhubungan
dengan manusia lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan
berbagai tanda yang dipahatkan pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya, manusia
mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.
Adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia daya ingat manusia kini
manusia dapat melihat “catatannya” pada pohon, batu, dan lempengan. Pesan dalam berbagai
pahatan itu dapat diteruskan ke generasi berikutnya maupun kepada suku-suku lainnya. Bila
kegiatan memberi tanda pada berbagai benda itu dilakukan dari satu generasi ke generasi
yang berikutnya maupun dari suku satu ke suku lainnya maka banyak dugaan bahwa
perpustakaan dalam bentuknya yang sangat sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia
mulai melakukan kegiatan penulisan pada berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca oleh suku lain. Berdasarkan bukti
arkeologis diketahui bahwa perpustakaan pada awal mulanya tidak lain berupa kumpulan
catatan transaksi niaga. Dengan kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah
kemudahan untuk menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain
menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula
bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah. Dari kegiatan itu, ternyata
bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan
masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk masyarakat karena tak ada
perpustakaan tanpa ada masyarakat.

SEBELUM MASEHI

Disebutkan diatas bahwa manusia berusaha mencatat kegiatannya dengan cara


memahatkannya pada kayu, batu, dan lempengan. Lambat laun catatan itu dianggap kurang
praktis karena sulit digunakan dan sukar disimpan. Karena catatan pada batu atau lempengan
tanah liat itu dianggap kurang praktis, manusia berusaha menemukan alat tulis yang lebih
baik daripada alat tulis periode sebelumnya. Pada sekitar tahun 2500 sebelum Masehi, orang
Mesir mendapatkan sebuah temuan sederhana tapi memiliki pengaruh besar bagi peradaban
manusia, yaitu penemuan bahan tulis berupa papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang
tumbuh di sepanjang sungai Nil. Rumput tersebut dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu
diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis dengan menggunakan pahatan
dan tinta. Dari kata papyrus itu berkembanglah istilah paper, papiere, papiros yang berarti
kertas. Penemuan kertas dari rumput papyrus ini dianggap penting bagi manusia karena serat
selulosenya merupakan landasan kimiawi bagi pembuatan kertas zaman modern. SESUDAH

MASEHI

Hingga sekitar tahun 700-an Masehi, papyrus masih digunakan sebagai bahan tulis, kemudian
mulai digunakan bahan lain seperti kulit binatang. Sekitar abad pertama Masehi, sejenis
bahan yang mirip dengan kertas yang kita gunakan saat ini telah ditemukan di Cina. Namun
karena pengetatan yang dilakukan penguasa Cina terhadap semua benda yang keluar masuk
dari Cina maka penemuan kertas itu tidak dikenal di Eropa hingga tahun 1150-an. Sebelum
itu, Eropa menggunakan kulit binatang sebagai bahan tulis, misalnya mereka membuat alat
tulis dari kulit kambing, domba, biri-biri, sapi, dan binatang lain yang disebut parchmen.
Parchmen sebenarnya berasal dari kata “pergamuan” sebuah kota kecil di Asia Kecil tempat
parchmen pertama kali digunakan. Parchmen digunakan untuk bahan tulis sebelum kertas
ditemukan. Bahan tulis lain disebut vellum, tersebut dari kulit sapi atau kambing, digunakan
untuk menulis dan menjilid buku. Karena Eropa Barat baru mengenal kertas pada abad ke-12,
sedangkan mesin cetak baru dikenal pada abad ke-15 maka pengembangan perpustakaan
berjalan lambat. Ketika kertas sudah dikenal, sedangkan teknik pencetakan masih primitive,
di Eropa Barat dikenal sejenis terbitan bernama incunabula yang berarti buku yang dicetak
dengan menggunakan teknik bergerak (movable type) sebelum tahun 1501. Pengaruhnya bagi
perpustakaan adalah perpustakaan terutama di Eropa hanya menyimpan naskah tulisan tangan
lazim yang disebut “manuskrip”. Makrip ini umumnya berbentuk gulungan, disebut scroll. Di
Eropa Barat sekitar tahun 1440 tatkala Johann Gutenberg dari kota Mainz, Jerman mencetak
buku dengan tipe cetak gerak. Setiap aksara dilebur ke dalam logam, kemudian dipindah ke
dasar mesin pres lalu diberi tinta. Kemudian ditaruh kertas di atasnya lalu digulung dengan
lempeng pemberat. Sejak penemuan Gutenberg ini (sebenarnya penemuan untujk kawasan
Eropa) pembuatan manuskrip yang semula ditulis tangan, kini dapat digandakan dengan
mesin cetak. Karena teknik pencetakan yang masih sederhana ini maka hasilnya pun masih
sederhana dibandingkan dengan buku cetakan masa kini. Buku yang diterbitkan semasa ini
hingga abad ke-16 dikenal dengan nama incunabula. Mesin cetak penemuan Gutenberg
kemudian dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke-16 pencetakan buku dalam waktu
singkat mampu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya
revolusi perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku cetak.
Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian ketika buku mulai digantikan
bentuk elektronik. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar keseluruh Eropa, kemudian
dibawa lagi ke Asia tempat asal usul mesin cetak. Mesin cetak yang diasosiasikan dengan
buku menimbulkan dampak sosial yang besar. Misalnya, bila sebuah negara berada di bawah
kekuasaan yang mutlak, berbagai pengarang menulis buku dengan tujuan menentang tirani.
Hal ini sering berakhir dengan pelarangan buku yang menentang kekuasaan, alasan lain
menulis buku ialah untuk mata pencaharian. Banyak orang hidup hanya dari menulis buku
saja. Misalnya, para sastrawan dan penulis novel. Alasan lain menulis buku ialah melakukan
komunikasi formal antara penulis dengan pembacanya.

Peranan Perpustakaan dalam masyarakat :

a. Sebagai Sarana Simpan Karya Manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya
manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti
kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. Perpustakaan berfungsi sebagai “arsip umum” bagi produk
masyarakat berupa buku dalam arti luas. Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan
bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan yang benar-
benar berfungsi sebagai sarana simpan ialah Perpustakaan Nasional.

b. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan informasi untuk pemustaka (user) dalam memperoleh
informasi yang diinginkan. Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-
hari, pelajaran maupun informasi lainnya. Dengan koleksi yang ada, perpustakaan harus berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan.

c. Fungsi Rekreasi Perpustakaan menyediakan koleksi yang dapat menghibur dan menghilangkan
kebosanan. Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini
disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampak nyata pada Perpustakaan Umum.

d. Fungsi Edukasi (Pendidikan) Perpustakaan merupakan sarana pendidikan formal dan informal,
artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar
dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal
ialah Perpustakaan Umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan formal ialah Perpustakaan
Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Perpustakaan mempercepat penguasaan dalam bidang
pengetahuan dan teknologi baru. Dalam memberikan layanannya, perpustakaan ditujukan bagi semua
lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang.

e. Fungsi Kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi
budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran,
ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film, bahkan bercerita untuk anak-anak. Dengan cara
demikian masyarakat dididik mengenal budayanya. Budaya di sini memiliki arti segala ciptaan
manusia.

Jenis-Jenis perpustakaan :

1. Perpustakaan Internasional
2. Perpustakaan Nasional
3. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan keliling
4. Perpustakaan Swasta (Pribadi)
5. Perpustakaan Khusus
6. Perpustakaan Sekolah
7. Perpustakaan Perguruan Tinggi

PERPUSTAKAAN UMUM

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan
tujuan untuk melayani umum

Ciri perpustakaan umum :

1. Terbuka untuk umun


2. Dibiayai oleh dana umum
3. Jasa yang diberikan hakekatnya bersifat Cuma-cuma

Berikut ini merupakan inti dari dikeluarkannya Manifesto UNESCO tahun 1972 dan 1994
tentang perpustakaan.

Badan Dunia melalui UNESCO mengeluarkan sebuah manifesto mengenai Perpustakaan


Umum pada tahun 1972, yang menyatakan bahwa Perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan
utama, antara lain :

1.Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu
meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2.Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama
informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan
masyarakat.
3.Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga akan
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan
dengan bantuan bahan pustaka yang berkesinambungan.

4.Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Dengan demikian Perpustakaan umum
bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara
menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film budaya dan penyediaan
informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat
terhadap segala bentuk seni budaya

También podría gustarte