Está en la página 1de 5

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesa Tindakan Pemasangan Oksigen Pada Tn.K

Di Ruang Tulip RSUD Dr.Soehadi Prijonegoro Sragen

Hari : Rabu
Tanggal : 1 Oktober 2018
Jam : 16.00 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas
B. Diagnosis medis
CKD (Chronic Kidney Disease)
C. Diagnosis keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan Hiperventilasi
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : pasien mengatakan sesak nafas
DO : pasien tampak sesak
Pasien tampak pucat
TD : 150/100 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 26 x/menit
E. Dasar pemikiran
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddarth, 2006).
F. Prinsip tindakan keperawatan
A. Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial
oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanul,
simple mask, RBM mask dan NRBM mask.

B. Tujuan
1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
C. Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan
humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
D. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas cuping
hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan
sianosis)
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
E. Persiapan pasien
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
F. Prosedur Kerja
1. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen (oksigen central)
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen
dinding
3. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd
atau tissu
4. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
8. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu
kendor
9. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
10. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
11. Alat-alat dikembalikan di tempat semula
12. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
13. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
G. Analisis tindakan
Dalam memberikan terapi oksigen sebagai perawat kita harus memperhatikan spo2
Pasien dan kesadaran diri pasien untuk menentukan berapa liter oksigen permenit yang
akan di setting .

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Pemberian O2 bukan hanya memberiakan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek
merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
O2 bukan zat pembakar tetapi O2 dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena
itu klein dengan terapi pemberian O2 harus menghindari : Merokok, membukan alat
listrik dalam area sumber O2, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada
klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan O2
Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu
relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi dan
kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Monitor Pernafasan:
 Monitor irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan.
 Perhatikan pergerakan dada.
 Auskultasi bunyi nafas.
 Monitor peningkatan ketdkmampuan istirahat, kecemasan dan seseg nafas.
Pengelolaan Jalan Nafas
 Atur posisi tidur klien untuk maximalkan ventilasi.
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
 Monitor status pernafasan dan oksigenasi sesuai kebutuhan.
 Auskultasi bunyi nafas.
 Bersihkan skret jika ada dengan batuk efektif / suction jika perlu.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S : pasien mengatakan sesak nafas
O:
- Pasien tampak sesak nafas
- RR : 25x/menit
- Pergerakan dada simetris
A: Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Beri posisi nyaman
- Kolaborasi dengan tim medis lain
K. Evaluasi diri
Tindakan sudah dilakukan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)
L. Daftar pustaka
Harahap, Ikhsanudin A.2011.Terapi Oksigen Dalam Asuhan Keperawatan : Universitas
Sumatera Utara.

Mengetahui

Mahasiswa praktikan, Pembimbing Klinik/CI

( Eva Anna Wulandari )

También podría gustarte