Está en la página 1de 9

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN OBAT ANTI NYAMUK

ELEKTRIK EKSTRAK METHANOL BIJI MAHONI (Swietenia


mahagoni L. Jacq)
Agung Giri Samudra1, Putri Dewi Sartika1, Berty Wardania2
1Dosen Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu,
2Mahasiswa Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu

E-mail : Bertywardania29@gmail.com

INTISARI

Alternatif penggunaan tanaman yang mampu menjadi insektisida nabati adalah


Biji Mahoni (Swietenia mahogani L. Jacq). Biji mahoni memiliki kandungan
flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid dan komponen lainnya yang diduga dapat
membunuh nyamuk.
Sediaan elektrik anti nyamuk yang digunakan adalah kepingan kertas yang
direndam kedalam ekstrak methanol p.a biji mahoni dengan konsentrasi 0%, 1%, 3%,
5% sedangkan kontrol positif yang digunakan adalah obat anti nyamuk yang beredar
dipasaran.
Uji efektivitas sediaan obat anti nyamuk elektrik dari ekstrak biji mahoni
dengan beberapa konsentrasi ternyata efektif untuk membunuh nyamuk. Nilai
efektivitas sediaan obat anti nyamuk dengan konsentrasi 0%, 1%, 3%, dan 5% secara
berturut-turut adalah 0%, 19%, 39%, dan 82% dibandingkan dengan kontrol positif
yang mencapai 100%.

Kata Kunci : Obat Anti Nyamuk Elektrik, Ekstrak Methanol Biji Mahoni
(Swietenia mahogani L. Jacq), Nyamuk, Efektivitas
Daftar pustaka : 2001-2014

ABSTRAK

An alternative use of plants capable of becoming a vegetable insecticide is the


Mahogany Seed (Swietenia mahogani L. Jacq). Mahogany seeds contain flavonoids,
saponins, alkaloids, terpenoids and other components that are thought to kill
mosquitoes.
Electrical anti-mosquito preparation used is a piece of paper soaked into
mahogany seeds methanol p.a extract with concentration of 0%, 1%, 3%, 5% while
the positive control used is the anti-mosquito drugs circulating in the market.
Test the effectiveness of the electrical anti-mosquito coil of mahagony seeds
methanol extract with some concentration was effective killing mosquitoes. The
effectiveness of anti-mosquito preparation with 0%, 1%, 3%, and 5% concentration
were 0%, 19%, 39%, and 82%, respectively, compared to 100% positive control.

Kata Kunci : Electrical Mosquito Repellent, Mahagony Seeds Methanol Extract


(Swietenia mahogani L. Jacq), Mosquito, Effectiveness
Daftar pustaka : 2001-2014

1
PENDAHULUAN
Nyamuk dikenal sebagai vektor penyakit menular yang berbeda seperti
malaria, filariasis, demam kuning, demam berdarah, ensefalitis Jepang dll, yang
menghasilkan dampak buruk pada kesehatan manusia (Vineetha A, and Murugan K,
2009).
Berbagai strategi telah dikembangkan untuk mengurangi prevalensi penyakit
yang ditularkan oleh nyamuk di berbagai belahan dunia. Pestisida yang mengandung
bahan kimia sintetis seperti organofosfat dan regulator pertumbuhan serangga paling
umum digunakan untuk mengendalikan nyamuk (Ghosh A et al., 2008). Insektisida
konvensional tidak ramah lingkungan dan berbahaya bagi bioma non-target, apalagi
sebagian besar spesies nyamuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya (Karunamoorthi
K, and Sabesan S, 2013). Hal-hal semacam itu dapat diatasi salah satunya dengan
mencari strategi baru untuk pengendalian nyamuk seperti pemanfaatan produk herbal
bioaktif yang ramah lingkungan dan berasal dari tumbuhan. Salah satu tanaman
yang dianggap dapat menjadi obat anti nyamuk alami adalah biji mahoni (Swietenia
mahagoni L. Jacq.).
Hasil uji fitokimia yang dilakukan Sianturi (2001) menunjukkan bahwa biji
mahoni mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan steroid/triterpenoid.
Ekstrak kasar metanol dari biji mengandung alkaloid, terpenoid, antrakuinon,
glikosida, saponin, dan minyak atsiri (Sahgal G et al., 2009). Ekstrak petroleum eter
dan metanol biji mahoni mempunyai aktivitas sebagai anti nyamuk, larvasida dan
dapat mencegah gigitan nyamuk (Adhikari U et al., 2012; Mustofa M et al., 2012).
Dari uraian tersebut, maka peneliti melakukan studi penelitian tentang “Uji
Efektivitas Sedian Obat Anti Nyamuk Elektrik Ekstrak Methanol Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni L. Jacq.)”.

METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah ekstrak biji mahoni, pelarut metanol p.a,
aquadest, kertas HVS, amilum tritici , oleum citri qs, nyamuk sebagai hewan uji,
obat nyamuk elektrik yang beredar dipasaran sebagai kontrol positif,
Alat yang digunakan adalah handscoon, masker, gelas ukur, baker gelas,
batang pengaduk, blender, saringan, sponge, timbangan analitik, baskom, oven,

2
rotary evaporator , kurs (porselin), hotplat dudukan keping anti nyamuk elektrik,
kandang nyamuk, stopwatch, dan kelambu.

Metode
Pembuatan Simplisia
Dilakukan pengambilan bahan baku berupa biji mahoni, kemudian melakukkan
sortasi basah. Setelah dilakukkan sortasi basah untuk membersihkan dari kotoran,
dilakukkan pencucian dengan air mengalir supaya meminimalisir jumlah mikroba.
Biji mahoni yang sudah dicuci dirajang halus untuk memperluas permukaan bahan
baku. Setelah itu baru dilakukkan pengeringan dengan menggunakan oven atau bisa
dengan cara diangin-anginkan, syarat pengeringan dengan menggunakan oven ialah
suhu yang digunakan 50°C.

Pembuatan Ekstrak Biji Mahoni


Timbang sebanyak 100 gram simplisia kemudian dimasukkan kedalam botol
gelap tertutup yang bersih, ditambahkan pelarut methanol p.a 700 ml sambil sering
dikocok selama 3 hari dalam suhu kamar selanjutkan disaring menggunakan kertas
saring dan ampas dari penyaringan ditambahkan 300 mL pelarut dan dikocok 3 hari
kemudian disaring menggunakan kertas saring. Kemudian di lakukkan pemisahan
pelarut menggunakan rotary evaporator. Ekstrak kemudian diencerkan sesuai dosis
penelitian.

Pembuatan Keping Anti Nyamuk


Pembuatan keping anti nyamuk dilakukan dengan cara kertas HVS dipotong
menjadi ukuran yang lebih kecil dan direndam selama 1 hari agar kertas lembut dan
mudah dihancurkan. Kemudian kertas yang sudah direndam diblender dengan
penambahan air sesuai dengan perbandingan, bubur kertas yang telah halus
dimasukkan kedalam saringan yang ditampung oleh baskom. Setelah itu diratakan,
diangkat dan di press dengan sponge perlahan-lahan, ditiriskan hingga tidak ada lagi
air yang menetes, kemudian bubur kertas dikeringkan dioven atau bisa dengan panas
matahari. Pengolahan dengan adanya pemerasan dilakukkan setelah proses
penghalusan, sedangkan penambahan amilum dilakukan setelah proses pemerasan
(Vinaliza dkk, 2014).

3
Pembuatan Obat Anti Nyamuk Elektrik
Keping anti nyamuk yang telah kering direndam kedalam ekstrak biji mahoni
dengan berbagi variasi konsentrasi. Mula-mula ekstrak biji mahoni murni diencerkan
dengan Etanol 96% sebanyak 100 ml dengan perbandingan 5 : 100 (5%). Kemudian
dilakukan pengenceran menjadi dua konsentrasi 3% dan 1%. Masing-masing keping
anti nyamuk direndam pada larutan konsentrasi 1%; 3%; 5% sebanyak 3 mL,
perendaman berlangsung 10 menit. Kemudian disimpan pada tempat tertutup agar
ekstrak biji mahoni tidak hilang oleh udara setelah sediaan kering di semprotkan
oleum citri sebagai pengaroma.

Uji Efektivitas Sediaan Obat Anti Nyamuk Elektrik


Siapkan wadah pelastik transparan khusus yang masing-masing telah terdapat
20 ekor nyamuk yang diperoleh dari pembibitan dengan mengumpulkan dan
mengembangbiakkan pupa nyamuk hingga menjadi nyamuk dewasa, kemudian
dimasukkan pada setiap wadah satu alat dudukan keping anti nyamuk yang
disisipkan keping anti nyamuk dengan berbagai konsentrasi (0%, 1%, 3%, 5%), dan
obat anti nyamuk elektrik yang beredar dipasaran sebagai kontrol positif. kemudian
dudukan keping anti nyamuk dinyalakan selama 8 jam.
Amati jumlah nyamuk yang mati pada setiap perlakuan, dihitung setelah jam
ke-1, jam ke-2, jam ke-3, jam ke-4, jam ke-5, jam ke- 6, jam ke-7, dan jam ke-8.
Penelitian ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali untuk tiap perlakuan
(Vinaliza dkk, 2014).

Analisis Data
Untuk uji statistik penelitian ini menggunakan uji ANOVA (One Way
ANOVA) yang dilanjutkan dengan analisis Post Hoc Test (Duncan dan LSD).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstrak biji mahoni diperoleh dari biji mahoni yang dikeringkan dan
dihaluskan kemudiaan diekstraksi dengan metode maserasi menggunkan pelarut
methanol. Kemudian ekstrak tersebut disaring untuk dipisahkan antara residu dan
filtratnya. Lalu maserat yang diperoleh dari perlakuan sebelumnya kemudian
dimasukkan ke dalam alat rotary evaporator untuk memisahkan maserat biji mahoni
dengan pelarutnya sehingga menjadi ekstrak yang lebih kental. Kemudiaan

4
Mengencerkan ekstrak kental biji mahoni menjadi beberapa konsentrasi yaitu 1%,
3%, dan 5%.
Kepingan anti nyamuk dibuat dari bahan dasar kertas yang dihaluskan yang
kemudiaan dijemur dan dibentuk persegi dengan tambahan amilum sebagai perekat.
Kepingan anti nyamuk elektrik yang telah dibuat tersebut dicelupkan ke dalam
ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.) selama 10 menit, kemudiaan
dikeringkan pada suhu kamar. Disemprotkan secukupnya Olium citri pada kepingan
tersebut yang berfungsi sebagai pewangi. Hasil uji anti nyamuk elektrik dari ekstrak
biji mahoni tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Nyamuk Yang Mati (rata-rata ± SD)

Jumlah nyamuk yang mati (rata-rata ± SD)


Jam
5% 3% 1% k+ k-
1 2,33 ± 0,57 1,00 ± 1 0,00 ± 0,00 14,67 ± 2,30 0,00 ± 0,00
2 9,33 ± 0,57 2,67 ± 0,57 0,00 ± 0,00 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
3 15,67 ± 0,57 4,33 ± 0,57 1,00 ± 0,00 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
4 17,00 ± 0,57 6,00 ± 0,00 2,33 ± 1,00 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
5 20,00 ± 0,57 7,67 ± 1,15 4,00 ± 1,15 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
6 20,00 ± 0,00 10,33 ± 2,51 5,67 ± 1,00 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
7 20,00 ± 0,00 13,67 ± 2,08 7,67± 1,15 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
8 20,00 ± 0,00 17,67 ± 1,15 9,67 ± 1,15 20,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
b c d a
AUC 113,16 54 25,5 137,33 0e
% efektifitas 82% 39% 19% 100% 0%

Ket : nilai a, b, c, d, dan e menunjukkan perbedaan nilai p= 0,05, SD (Standar


deviasi), n= 3 kali pengulangan ± SD

Grafik Kemampuan Kepingan Anti Nyamuk

25.00
jumlah nyamuk mati

20.00
5%
15.00
3%
10.00
1%
5.00
k+
0.00
-5.00 0 5 10 k-
jam

Gambar 1 : Grafik Kemampuan Kepingan Anti Nyamuk dalam Membunuh Nyamuk

5
Berdasarkan data pada Tabel I menunjukkan bahwa potensi keping anti
nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq) dari
semua konsentrasi mempunyai aktivitas sebagai anti nyamuk. Hal ini terbukti karena
daya bunuh kepingan anti nyamuk yang mencapai 100% (20 ekor nyamuk) pada
konsentrasi 5% yaitu pada jam ke-5 namun tidak sebaik anti nyamuk elektrik yang
beredar dipasaran (K+) yang mencapai 100% (20 ekor nyamuk) pada jam ke-2, hal
yang sama terjadi pada setiap perlakuan. Pada keping anti nyamuk dengan
konsentrasi 1% dan 3% tidak semua nyamuk mati. Akan tetapi pada jam ke-4 dan ke-
5 hampir semua nyamuk terlihat diam dan tidak aktif namun masih hidup.
Konsentrasi 3% pada pengujian ke I membunuh nyamuk sebanyak 19 ekor,
pengujian ke II dan ke III membunuh nyamuk sebanyak masing-masing 17 ekor,
sedangkan konsenrasi 1% pada pengujian ke I membunuh nyamuk sebanyak 8 ekor,
pada pengujian ke II membunuh nyamuk sebanyak 10 ekor dan pengujian ke III
membunuh nyamuk sebanyak 11 ekor . Sedangkan pada konsentrasi 0% semua
nyamuk tetap hidup dan tanpak aktif hingga jam ke-8 dan seterusnya. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin maksimal aktivitas
membunuh nyamuk.
Hasil perhitungan luas AUC (Area Under Curve) uji keping anti nyamuk
elektrik ekstrak methanol biji mahoni (swietenia mahagoni L. jacq.) yang tertera
pada Gambar 1 adalah 0 pada kontrol negatif (konsentrasi 0 %), 25,5 pada
konsentrasi 1%, 54 pada konsentrasi 3%, 113,16 pada konsentrasi 5% dan 137,33
pada kontrol positif. Kepingan dengan konsentrasi 5% memeiliki Area Under Curve
yang lebih luas dengan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan konsentrasi 3%,
dan konsentrasi 1%, sedangkan konsentrasi 0% (kontrol negarif) tidak memiliki area
dibawah kurva, namun kontrol positif (sediaan obat nyamuk elektrik yang beredar
dipasaran) memiliki Area Under Curve yang lebih luas dari pada konsentrasi 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan keping anti nyamuk ekstrak methanol
biji mahoni (swietenia mahagoni l. jacq.) dengan konsentrasi 5% adalah konsentrasi
yang paling efektif untuk membunuh nyamuk dibandingkan dengan konsentrasi 3%
dan konsentrasi 1% , namun tidak lebih efektif dari pada kontrol positif.
Untuk mengetahui persentase efektivitas dari kelima konsentrasi maka
dilakukan uji persentase efektivitas seperti yang tertera pada Gambar 2.

6
Diagram Persentase Efektivitas Obat Anti Nyamuk
120%
100%
100%
82%

% Efektivitas
80%

60%
39%
40%
19%
20%
0%
0%
Konsentrasi
5% 3% 1% k+ k-

Gambar 2 : Diagram Persentase Efektivitas Uji Keping Anti Nyamuk Elektrik


Ekstrak Methanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.)

Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase efektifitas dalam membunuh nyamuk


adalah 100% pada kontrol positif, 82% untuk konsentrasi 5%, 39% untuk konsentrasi
3%, 19% untuk konsentrasi 1% dan kontrol negatif adalah 0% atau tidak memiliki
efek.
Berdasarkan uji data statistik menjukkan bahwa setiap konsentrasi
mempunyai perbedaan yang signifikan. Kemudiaan dilakukan uji lanjutan dengan
menggunakan uji Pos Hoc Duncan sehingga dapat diketahui bahwa konsentrasi 5%
adalah konsentrasi yang paling efektif dalam membunuh nyamuk namun tidak lebih
efektif dibandingkan dengan kontrol positif dan kemudiaan secara berurutan diikuti
oleh konsentrasi 3%, 1%, dengan nilai signifikansi < 0,05. Sedangkan kontrol negatif
tidak dapat membunuh nyamuk yang dibuktikan dengan tidak adanya nyamuk yang
mati pada ssat pengujian, yang berarti bahwa pelarut methanol yang digunakan tidak
berpengaruh dalam membunuh nyamuk.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Adhikari U et al. (2012) dan
Mustofa M et al. (2012) Ekstrak petroleum eter dan metanol biji mahoni mempunyai
aktivitas sebagai anti nyamuk, larvasida dan
dapat mencegah gigitan nyamuk. Biji mahoni mengandung senyawa metabolit
sekunder (Sianturi, 2001), dan senyawa metabolit sekunder yang berasal dari
tanaman memberikan sumber alternatif dalam pengendalian nyamuk (Yang YC et
al., 2004).

7
Kelompok flavonoid yang bersifat insektisida alam yang kuat adalah isoflavon.
Isoflavon memiliki efek pada reproduksi, yaitu antifertilitas. Senyawa flavonoid yang
lain bekerja sebagai insektisida ialah rotenon. Rotenoid merupakan racun
penghambat metabolisme dan sistem saraf yang bekerja perlahan (Siregar dkk,
2005). Serangga yang mati diakibatkan karena kelaparan akibat kelumpuhan pada
alat mulutnya. Menurut Prijono (2003), mahoni juga mengandung senyawa limonoid
yang bersifat sebagai antifeedant.
Saponin yang terkandung dalam biji mahoni diketahui memepunyai efek anti
serangga karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga
dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan (Suparjo,
2008).
Efek saponin terlihat pada gangguan fisik serangga bagian luar (kutikula),
yakni mencuci lapisan lilin yang melindungi tubuh serangga dan menyebabkan
kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh. Saponin juga dapat masuk melalui
organ pernapasan dan menyebabkan membran sel rusak atau proses metabolism
terganggu (Novizan, 2002).
Namun belum diketahui secara pasti jenis senyawa metabolit sekunder apa
yang berpengaruh secara spesifik terhadap kematiaan nyamuk.

KESIMPULAN

Ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq) dengan beberapa


konsentrasi efektif membunuh nyamuk dan konsentrasi ekstrak methanol biji
mahoni yang paling efektif membunuh nyamuk adalah konsentrasi 5% yang
mencapai 100% pada jam ke-5 namun tidak sebaik anti nyamuk elektrik yang
beredar dipasaran (K+) yang mencapai 100% pada jam ke-2 sedangkan konsentrasi
3% membunuh 88,3% dan konsentrasi 1% yang hanya membunuh 48,3%

DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, U. Singha, S. Chandra, G. 2012, In vitro repellent and larvicidal efficacy


of Swietenia mahagoni against the larval forms of Culex quinquefasciatus
Say, Asian Pac J Trop Biomed, ; 2(1): 260-264.
Ghosh A, Chowdhury N, Chandra G. Laboratory evaluation of a phytosteroid
compound of mature leaves of Day Jasmine (Solanaceae: Solanales) against

8
larvae of Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) and nontarget
organisms. Parasitol Res 2008; 103: 221-277.
Mostafa M, Hemayet H, Hossain MA, Biswas PK, Haque MZ. 2012, Insecticidal
activity of plant extracts against Tribolium castaneum Herbst, J Adv Sci Res.
2012; 3(3): 80-84.
Novizan, 2002, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agromedia Pustaka, Jakarta; Hal:
23-24
Prijono D. 2003. Teknik Ekstraksi, Uji Hayati, dan Aplikasi Senyawa Bioaktif
Tumbuhan: Panduan bagi Pelaksana PHT Perkebunan Rakyat. Bogor:
Departemen HPT, Faperta IPB.
Sahgal G, Ramanathan S, Sasidharan S, Mordi MN, Ismail S, Mansor SM.
Phytochemical and antimicrobial activity of Swietenia mahagoni crude
methanolic seed extract. Trop Biomed. 2009; 26(3): 274-279.
Sianturi, AHM. 2001, Isolasi dan Fraksi Senyawa Bioaktifdari Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni L. Jacq.), Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yang YC, Le EH, Lee HS, Lee DK, Ahn YJ, Repellency of aromatic medicinal plant
extracts to Aedes aegypti. J Am Mosq Control Assoc, 2004; 20 (2): 146-149.
Siregar BA, Didiet RD, Herma A. 2005, Potensi Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia
macrophylla) dan Akar Tuba (Derris elliptica) Sebagai Bioinsektisida Untuk
Pengendalian Hama Caisin, Bogor.
Suparjo, 2008, Saponin Peran dan Pengaruhnya Bagi Ternak dan Manusia, Fakultas
Peternakan, Universitas Jambi: Jambi.
Vinaliza., Tuti Wiyati. dan Dolih Gozali. 2014, Pembuatan Dan Uji Aktivitas
Sediaan Obat Nyamuk Elektrik Dari Bunga Plumeria Acuminate W.T Ait,
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.III, No 2,
Juli 2014.

Vineetha A, and Murugan K. Larvicidal and smoke repellency effect of Toddalia


asiatica and Aegle marmelos against the dengue vector, Aedes aegypti
(Insecta: Diptera: Culicidae). Entomol Res 2009; 39: 61-65.

Karunamoorthi K, and Sabesan S. Insecticide Resistance in Insect Vectors of Disease


with Special Reference to Mosquitoes: A Potential Threat to Global Public
Health: a review. Health Scope, International Quarterly Journal 2013; 2(1):4-
18.

También podría gustarte