Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
E-mail : Bertywardania29@gmail.com
INTISARI
Kata Kunci : Obat Anti Nyamuk Elektrik, Ekstrak Methanol Biji Mahoni
(Swietenia mahogani L. Jacq), Nyamuk, Efektivitas
Daftar pustaka : 2001-2014
ABSTRAK
1
PENDAHULUAN
Nyamuk dikenal sebagai vektor penyakit menular yang berbeda seperti
malaria, filariasis, demam kuning, demam berdarah, ensefalitis Jepang dll, yang
menghasilkan dampak buruk pada kesehatan manusia (Vineetha A, and Murugan K,
2009).
Berbagai strategi telah dikembangkan untuk mengurangi prevalensi penyakit
yang ditularkan oleh nyamuk di berbagai belahan dunia. Pestisida yang mengandung
bahan kimia sintetis seperti organofosfat dan regulator pertumbuhan serangga paling
umum digunakan untuk mengendalikan nyamuk (Ghosh A et al., 2008). Insektisida
konvensional tidak ramah lingkungan dan berbahaya bagi bioma non-target, apalagi
sebagian besar spesies nyamuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya (Karunamoorthi
K, and Sabesan S, 2013). Hal-hal semacam itu dapat diatasi salah satunya dengan
mencari strategi baru untuk pengendalian nyamuk seperti pemanfaatan produk herbal
bioaktif yang ramah lingkungan dan berasal dari tumbuhan. Salah satu tanaman
yang dianggap dapat menjadi obat anti nyamuk alami adalah biji mahoni (Swietenia
mahagoni L. Jacq.).
Hasil uji fitokimia yang dilakukan Sianturi (2001) menunjukkan bahwa biji
mahoni mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan steroid/triterpenoid.
Ekstrak kasar metanol dari biji mengandung alkaloid, terpenoid, antrakuinon,
glikosida, saponin, dan minyak atsiri (Sahgal G et al., 2009). Ekstrak petroleum eter
dan metanol biji mahoni mempunyai aktivitas sebagai anti nyamuk, larvasida dan
dapat mencegah gigitan nyamuk (Adhikari U et al., 2012; Mustofa M et al., 2012).
Dari uraian tersebut, maka peneliti melakukan studi penelitian tentang “Uji
Efektivitas Sedian Obat Anti Nyamuk Elektrik Ekstrak Methanol Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni L. Jacq.)”.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah ekstrak biji mahoni, pelarut metanol p.a,
aquadest, kertas HVS, amilum tritici , oleum citri qs, nyamuk sebagai hewan uji,
obat nyamuk elektrik yang beredar dipasaran sebagai kontrol positif,
Alat yang digunakan adalah handscoon, masker, gelas ukur, baker gelas,
batang pengaduk, blender, saringan, sponge, timbangan analitik, baskom, oven,
2
rotary evaporator , kurs (porselin), hotplat dudukan keping anti nyamuk elektrik,
kandang nyamuk, stopwatch, dan kelambu.
Metode
Pembuatan Simplisia
Dilakukan pengambilan bahan baku berupa biji mahoni, kemudian melakukkan
sortasi basah. Setelah dilakukkan sortasi basah untuk membersihkan dari kotoran,
dilakukkan pencucian dengan air mengalir supaya meminimalisir jumlah mikroba.
Biji mahoni yang sudah dicuci dirajang halus untuk memperluas permukaan bahan
baku. Setelah itu baru dilakukkan pengeringan dengan menggunakan oven atau bisa
dengan cara diangin-anginkan, syarat pengeringan dengan menggunakan oven ialah
suhu yang digunakan 50°C.
3
Pembuatan Obat Anti Nyamuk Elektrik
Keping anti nyamuk yang telah kering direndam kedalam ekstrak biji mahoni
dengan berbagi variasi konsentrasi. Mula-mula ekstrak biji mahoni murni diencerkan
dengan Etanol 96% sebanyak 100 ml dengan perbandingan 5 : 100 (5%). Kemudian
dilakukan pengenceran menjadi dua konsentrasi 3% dan 1%. Masing-masing keping
anti nyamuk direndam pada larutan konsentrasi 1%; 3%; 5% sebanyak 3 mL,
perendaman berlangsung 10 menit. Kemudian disimpan pada tempat tertutup agar
ekstrak biji mahoni tidak hilang oleh udara setelah sediaan kering di semprotkan
oleum citri sebagai pengaroma.
Analisis Data
Untuk uji statistik penelitian ini menggunakan uji ANOVA (One Way
ANOVA) yang dilanjutkan dengan analisis Post Hoc Test (Duncan dan LSD).
4
Mengencerkan ekstrak kental biji mahoni menjadi beberapa konsentrasi yaitu 1%,
3%, dan 5%.
Kepingan anti nyamuk dibuat dari bahan dasar kertas yang dihaluskan yang
kemudiaan dijemur dan dibentuk persegi dengan tambahan amilum sebagai perekat.
Kepingan anti nyamuk elektrik yang telah dibuat tersebut dicelupkan ke dalam
ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.) selama 10 menit, kemudiaan
dikeringkan pada suhu kamar. Disemprotkan secukupnya Olium citri pada kepingan
tersebut yang berfungsi sebagai pewangi. Hasil uji anti nyamuk elektrik dari ekstrak
biji mahoni tampak pada Tabel 1.
25.00
jumlah nyamuk mati
20.00
5%
15.00
3%
10.00
1%
5.00
k+
0.00
-5.00 0 5 10 k-
jam
5
Berdasarkan data pada Tabel I menunjukkan bahwa potensi keping anti
nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq) dari
semua konsentrasi mempunyai aktivitas sebagai anti nyamuk. Hal ini terbukti karena
daya bunuh kepingan anti nyamuk yang mencapai 100% (20 ekor nyamuk) pada
konsentrasi 5% yaitu pada jam ke-5 namun tidak sebaik anti nyamuk elektrik yang
beredar dipasaran (K+) yang mencapai 100% (20 ekor nyamuk) pada jam ke-2, hal
yang sama terjadi pada setiap perlakuan. Pada keping anti nyamuk dengan
konsentrasi 1% dan 3% tidak semua nyamuk mati. Akan tetapi pada jam ke-4 dan ke-
5 hampir semua nyamuk terlihat diam dan tidak aktif namun masih hidup.
Konsentrasi 3% pada pengujian ke I membunuh nyamuk sebanyak 19 ekor,
pengujian ke II dan ke III membunuh nyamuk sebanyak masing-masing 17 ekor,
sedangkan konsenrasi 1% pada pengujian ke I membunuh nyamuk sebanyak 8 ekor,
pada pengujian ke II membunuh nyamuk sebanyak 10 ekor dan pengujian ke III
membunuh nyamuk sebanyak 11 ekor . Sedangkan pada konsentrasi 0% semua
nyamuk tetap hidup dan tanpak aktif hingga jam ke-8 dan seterusnya. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin maksimal aktivitas
membunuh nyamuk.
Hasil perhitungan luas AUC (Area Under Curve) uji keping anti nyamuk
elektrik ekstrak methanol biji mahoni (swietenia mahagoni L. jacq.) yang tertera
pada Gambar 1 adalah 0 pada kontrol negatif (konsentrasi 0 %), 25,5 pada
konsentrasi 1%, 54 pada konsentrasi 3%, 113,16 pada konsentrasi 5% dan 137,33
pada kontrol positif. Kepingan dengan konsentrasi 5% memeiliki Area Under Curve
yang lebih luas dengan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan konsentrasi 3%,
dan konsentrasi 1%, sedangkan konsentrasi 0% (kontrol negarif) tidak memiliki area
dibawah kurva, namun kontrol positif (sediaan obat nyamuk elektrik yang beredar
dipasaran) memiliki Area Under Curve yang lebih luas dari pada konsentrasi 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan keping anti nyamuk ekstrak methanol
biji mahoni (swietenia mahagoni l. jacq.) dengan konsentrasi 5% adalah konsentrasi
yang paling efektif untuk membunuh nyamuk dibandingkan dengan konsentrasi 3%
dan konsentrasi 1% , namun tidak lebih efektif dari pada kontrol positif.
Untuk mengetahui persentase efektivitas dari kelima konsentrasi maka
dilakukan uji persentase efektivitas seperti yang tertera pada Gambar 2.
6
Diagram Persentase Efektivitas Obat Anti Nyamuk
120%
100%
100%
82%
% Efektivitas
80%
60%
39%
40%
19%
20%
0%
0%
Konsentrasi
5% 3% 1% k+ k-
7
Kelompok flavonoid yang bersifat insektisida alam yang kuat adalah isoflavon.
Isoflavon memiliki efek pada reproduksi, yaitu antifertilitas. Senyawa flavonoid yang
lain bekerja sebagai insektisida ialah rotenon. Rotenoid merupakan racun
penghambat metabolisme dan sistem saraf yang bekerja perlahan (Siregar dkk,
2005). Serangga yang mati diakibatkan karena kelaparan akibat kelumpuhan pada
alat mulutnya. Menurut Prijono (2003), mahoni juga mengandung senyawa limonoid
yang bersifat sebagai antifeedant.
Saponin yang terkandung dalam biji mahoni diketahui memepunyai efek anti
serangga karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga
dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan (Suparjo,
2008).
Efek saponin terlihat pada gangguan fisik serangga bagian luar (kutikula),
yakni mencuci lapisan lilin yang melindungi tubuh serangga dan menyebabkan
kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh. Saponin juga dapat masuk melalui
organ pernapasan dan menyebabkan membran sel rusak atau proses metabolism
terganggu (Novizan, 2002).
Namun belum diketahui secara pasti jenis senyawa metabolit sekunder apa
yang berpengaruh secara spesifik terhadap kematiaan nyamuk.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
8
larvae of Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae) and nontarget
organisms. Parasitol Res 2008; 103: 221-277.
Mostafa M, Hemayet H, Hossain MA, Biswas PK, Haque MZ. 2012, Insecticidal
activity of plant extracts against Tribolium castaneum Herbst, J Adv Sci Res.
2012; 3(3): 80-84.
Novizan, 2002, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agromedia Pustaka, Jakarta; Hal:
23-24
Prijono D. 2003. Teknik Ekstraksi, Uji Hayati, dan Aplikasi Senyawa Bioaktif
Tumbuhan: Panduan bagi Pelaksana PHT Perkebunan Rakyat. Bogor:
Departemen HPT, Faperta IPB.
Sahgal G, Ramanathan S, Sasidharan S, Mordi MN, Ismail S, Mansor SM.
Phytochemical and antimicrobial activity of Swietenia mahagoni crude
methanolic seed extract. Trop Biomed. 2009; 26(3): 274-279.
Sianturi, AHM. 2001, Isolasi dan Fraksi Senyawa Bioaktifdari Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni L. Jacq.), Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yang YC, Le EH, Lee HS, Lee DK, Ahn YJ, Repellency of aromatic medicinal plant
extracts to Aedes aegypti. J Am Mosq Control Assoc, 2004; 20 (2): 146-149.
Siregar BA, Didiet RD, Herma A. 2005, Potensi Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia
macrophylla) dan Akar Tuba (Derris elliptica) Sebagai Bioinsektisida Untuk
Pengendalian Hama Caisin, Bogor.
Suparjo, 2008, Saponin Peran dan Pengaruhnya Bagi Ternak dan Manusia, Fakultas
Peternakan, Universitas Jambi: Jambi.
Vinaliza., Tuti Wiyati. dan Dolih Gozali. 2014, Pembuatan Dan Uji Aktivitas
Sediaan Obat Nyamuk Elektrik Dari Bunga Plumeria Acuminate W.T Ait,
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.III, No 2,
Juli 2014.