Está en la página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan baik yang
berasal dari luar (lingkungan) maupun dalam organisasi. Karena itu, setiap organisasi publik
pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi isu
dan permasalahan yang dihadapinya.
Semua proses yang terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran, realisasi
anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan dan audit perlu adanya regulasi.
Sehingga organisasi publik pun menggunakan regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar
jalannya siklus akuntansi sektor publik agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan sektor publik antara


lain pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah
mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang
kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun, Firma dan Andre 2007: 4-5).
Sedangkan Organisasi swasta merupakan organisasi yang bergerak dibidang pelayanan dan
jasa yang kepemilikannya dibedakan dari membayar barang dan jasa yang dilakukan oleh satu
orang atau lebih yang berorientasi pada keuntungan.
Keberadaan organisasi publik dan swasta meskipun memiliki perbedaan dalam pencapaiannya,
namun organisasi tersebut tetap harus mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang telah
dilakukan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban tersebut yaitu dengan dengan adanya
pelaporan kepada pihak – pihak yang memiliki kepentingan dari kegiatan yang telah
dilaksanakan. Salah satu bentuk dari laporan tersebut yaitu dengan dibuatnya laporan keuangan
oleh sebuah organisasi tersebut.
Laporan keuangan digunakan sebagai media informasi keuangan bagi pihak yang
berkepentingan untuk membuat sebuah keputusan, anatara sektor publik maupun swasta dalam
pelaporan yang dibuat tentunya berbeda. Maka melalui makalah ini penulis akan membahas
tentang laporan keuangan sektor publik dan swasta dari sudut yang berbeda.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa itu definisi Regulasi Publik ?
2. Bagaimana teknik penyusunan regulasi publik ?
3. Bagaimana regulasi dalam siklus akuntansi sektor publik ?
4. Bagaimana penyusunan regulasi publik
5. Bagaimana review regulasi akuntansi sektor publik ?
6. Apa saja dasar hukum keuangan publik di Indonesia ?
7. Apa permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia ?
8. Apa tujuan dan fungsi laporan keuangan bagi sektor publik dan sektor swasta ?
9. Siapa saja pengguna laporan keuangan pada sektor publik dan sektor swasta ?
10. Bagaimana jenis dan bentuk dari laporan keuangan beserta penerapannya di sektor publik dan
sektor swasta ?

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis membuatnya yaitu bertujuan untuk memenuhi
Tugas kuliah Akuntansi Sektor Publik. Dan juga penulis membuat makalah ini agar pembaca
dapat mengetahui apa itu regulasi keuangan publik dan bagaimana teknik penyusunannya serta
siklus akuntansinya dan Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
perbedaan pelaporan keuangan sektor publik dan sektor swasta

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI REGULASI PUBLIK


Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus
bahasa indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang
dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan
ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi.
Menurut Bastian (2010:33), regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan
dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan,
maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
B. TEKNIK PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama,
regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait. Kedua, tindakan yang
diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat
diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah
hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
Tahapan dalam penyusunan regulasi publik yaitu sebagai berikut :
1. Pendahuluan, yaitu adalah permasalahan atau tujuan yang ingin dicapai.
2. Mengapa diatur? Yaitu Regulasi publik harus diketahui mengapa regulasi tersebut disusun.
3. Permasalahan dan misi
Sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi
permasalahan yang ada.
4. Dengan apa diatur ?
Setiap permasalahan diatur dengan jenjang regulasi yang sesuai .
5. Bagaimana mengaturnya?
Substansi regulasi merupakan solusi permasalahan yang ada.
6. Diskusi/ Musyawarah, yaitu merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau penetapan
regulasi.
7. Catatan, yaitu sebagai dasar penetapan regulasi publik.

3
Terkait dengan akuntansi sektor publik, masalah-masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
Tabel : Contoh masalah publik tentang akuntansi sektor publik
Tahapan Siklus ASP Permaslahan Pihak Terkait

Ketimpangan pelayanan Bagian perencanaan,bagian


Perencanaan Publik
publik (kesehatan,pendidikan) program, stakeholder

Penganggaran publik Alokasi anggaran pelayanan Bagian anggaran, bagian


publik minimal keuangan

Realisasi anggaran publik Jumlah pencairan dana tidak Bagian anggaran, bagian
sesuai dengan anggaran keuangan

Pengadaan barang dan jasa Informasi tidak transparan Bagian pengadaan,


publik organisasipenyedia layanan
barang dan jasa

Pelaporan keuangan sektor Ketidaktepatan waktu Bagian keuangan


publik pelaporan

Audit sektor bank Kurangnya bukti Audit internal, audit


eksternal

Pertanggungjawaban Keterbatasan pendistribusian Kepala organisasi, legislatif


publik informasi
2. Perumusan Draft Regulasi Publik
Secara sederhana, draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa organisasi
pelaksana aturran, kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu tidaknya memisahkan antara
oragan pelaksana peraturan dan organ yang menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan,
persyaratan apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta apa sanksi yang dapat ddijatuhkan
kepada aparat pelaksana jika menyalahgunakan wewenang.

4
3. Prosedur Pembahasan
Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulai publik, yaitu dengan lingkup tim
teknis pelaksana organisasi publik(eksekutif). Dengan lembaga legislatif(dewan penasehat,
dewan penyantun, dan lain-lain) dan dengan masyarakat.
4. Pengesahan dan pengundangan
Tahap pengesahan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk penandatanganan
naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi). Kemudian dilakukan anjuran
tahapan sosialisasi regulasi publik, hal ini diperlukan agar terjadi komunikasi hukun antara
regulasi publik dan masyarakat yang harus dipatuhi.

C. REVIEW REGULASI AKUNTASI SEKTOR PUBLIK


“Judicial Review” (ha uji materiil) merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk
menguji kesahan dan daya jual produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif
serta yudikatif dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam PERDA No. 1 Tahun 1999
disebutkan bahwa bila dalam 90 hari setelah putusan diberikan kepada pegugat, maka peraturan
per UU batal demi hukum. Serta seluruh atau sebagian pasal UU bertentangan dengan UUD.

D. DASAR HUKUM KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA


1. Dasar Hukum Keuangan Negara
Keuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban
warga yang di nilai dengan uang, dalam kerangka tata penyelenggaraan pemerintah.
Tabel: Hak dan Kewajiban Negara (Bastian, 2010)

Hak-hak negara yang dimaksud Kewajiban negara adalah Berupa


mencakup : Pelaksanaan Tugas-Tugas
Pemerintah sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 yaitu:
 
Hak monopoli, mencetak dan Melindungi segenap bangsa indonesia
mengadarkan uang. dan seluruh tumpah darah indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Hak untuk memungut sumber-
sumber keuangan seperti pajak, bea
dan cukai.  Mencerdaskan kehidupan bangsa.

5
 Hak untuk memproduksi barang dan
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
jasayang dapat dinikmati oleh yang berdasarkan kemerdekaan,
khalayak umum, yang dalam hal ini perdamaian abadi dan keadilan sosial.
pemerintah dapat memperoleh
(kontra prestasi) sebagai sumber
penerimaan negara.

Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai Keuangan Negara
yaitu pada bab VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut:
 Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang –undang dan dilaksanakan secara terbuka secara
bertanggungjawab untuk sebesar –sebesarnya kemakmuran masyarakat.
 Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
 Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja yang diusulkan oleh presiden, pemerintah menjalankan anggaran pendapatan dan
belanja negara tahun lalu.
Terdapat tiga Undang-undang yang digunakan untuk penerapannya, yaitu :
 UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara mengenai keuangan dan
pengelolaan kekayaan Negara, juga mengatur penyusunan APBD dan penyusunan anggaran
kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007).
 UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Mengatur pengguna anggaran atau pengguna barang, bahwa undang-undang ini
mengatur tentang pengelolaan keuangan Negara yang meliputi pengelolaan uang, utang,
piutang, pengelolaan investasi pemerintah dan pengelolaan keuangan badan layanan hukum
(Andayani, 2007).
 UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab Keuangan
Negara
Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
yang dilaksanakan oleh BPK. BPK menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas laporan
keuangan kepada DPR dan DPD. Sedangkan laporan keuangan pemerintah daerah
disampaikan kepada DPRD. (Andayani, 2007)

6
2. Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional didasari pada
prinsip otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya. Prinsip otonomi daerah memberikan
kewenangan yang luas dan tanggung jawab nyata pada pemerintahan daerah secara
proporsional. Dalam rangka penyelenggaraan Daerah Otonom, dijelaskan dalam Pasal 64
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang fungsi penyusunan APBD.
3. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya
Ada beberapa UU atau standar yang mengaturnya, yaitu :
 PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
 PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

E. PERMASALAHAN REGULASI KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA


Permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia yaitu :
1. Regulasi yang berfokus pada manajemen
Regulasi publik mengatur seluruh proses pengelolaan organisasi publik. Selain itu juga
harus berfokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu kesejahteraan publik.
2. Regulasi belum bersifat teknik
Banyak regulasi publik di indonesia yang tersusun dengan sangat baik untuk tujuan
kesejahteraan publik. Namun, banyak diantaranya tidak dapat diaplikasikan dalam masyarakat.
3. Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi di bawahnya
Salah satu permasalahan regulasi di indonesia adalah perbedaan interpretasi antara
undang-undang dan regulasi dibawahnya. Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari
undang-undang atau regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda
dalam melaksanakannya.
4. Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran
Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara bertahap dan
membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini akan mempengaruhi
anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros.
5. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi
Sanksi adalah hukuman jika organisasi publik tidak melaksanakan regulasi tersebut.
Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan seenaknya melaksanakan atau tidak

7
melaksanakan regulasi tersebut. Sanksi terhadap organisasi yang tidak melaksanakan regulasi
hendaknya dicantumkan dalam setiap regulasi publik.

2.2 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK BUKAN


PEMERINTAH

Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu
entitas yang berguna bagi sejmlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas.

Secara spesifik, tjuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan informasi
yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas
sumber daya yang dipercayakan, dengan cara :

1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber


daya keuangan atau financial.
2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam
pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
4. Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan
didalamnya
5. Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas
dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

8
KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :

1. Laporan posisi keuangan


2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Sektor Swasta


a) Jenis laporan keuangan sektor swasta
Komponen-komponen laporan keuangan sektor swasta meliputi :
1) Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan tidak lancar serta mengklasifikasikan
kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Neraca
yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut :
a. Kas dan setara kas
b. Investasi jangka pendek
c. Piutang pajak dan bukan pajak
d. Persediaan
e. Investasi jangka panjang
f. Aset tetap
g. Kewajiban jangka pendek
h. Kewajiban jangka panjang
i. Ekuitas
2) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan sebuah laporan yang menyajikan informasi tentang
pendapatan, beban dan laba atau rugi yang diperoleh sebuah organisasi selama periode
waktu tertentu. Misalnya periode satu bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau satu
tahun penuh.

9
Laporan laba rugi dapat disajikan dengan bentuk multiple step. Dalam laporan laba rugi
seperti ini pendapatan dikelompokkan atas pendapatan utama dan pendapatan lain-lain.
Demikian juga dengan biaya disajikan dari biaya operasional dan biaya tidak berasal
dari kegiatan utama perusahaan atau non operasi.
Laporan laba rugi dapat juga disajikan dengan bentuk single step (satu langkah).
Laporan ini hanya melaporkan satu informasi laba bersih yang berasal dari hasi
penguran semua pendapatan dan semua biaya melalui satu kali pengurangan.
3) Laporan perubahan ekuitas/modal
Laporan perubahan ekuitas/modal merupakan laporan keuangan yang menyajikan
pengaruh laba rugi tahun berjalan serta penggunaannya dan penambahan atau
pengurangan modal pemilik. Saldo awal moda ditambah atau dikurangi dengan
perubahan modal tahun berjalan akan menghasilkan saldo modal akhir tahun. Saldo
modal ini akan sama dengan total ekuitas dalam neraca.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas dapat dibuat dengan menggunakan laba rugi tahun berjalan dan neraca
komparatif yang dibuat dua tahun berturut-turut. Untuk menghitung kas bersih, unsur-
unsur pendapatan dan biaya yang tidak memerlukan penerimaan atau pemgeluaran kas
harus dikelurarkan dari unsur laba atau rugi dari laporan laba rugi.
Laporan arus kas memuat ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari kelompok
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Hasil dari penjumlahan arus kas bersih dari
tiap kelompok aktivitas merupakan surplus atau defisit kas periode berjalan. (Samryn,
2012: 40-44)
5) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan ini berupa perincian dari suatu perkiraan yang disajikan
seperti perkiraan aktiva tetap. Catatan atas laporan keuangan juga digunakan untuk
memberi informasi mengenai kebijakan akuntansi. (Pahala Ninggolan, 2007:69)

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa jenis dan bentuk laporan keuangan sektor publik
dan swasta tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan sektor mengadopsi laporan keuangan
swasta yang lebih dahulu telah dirumuskan sesuai standar. Hanya terdapat perbedaan pada jenis
laporan keuangan yang digunakan sektor publik dilengkapi dengan laporan aktivitas/kinerja
sedangkan pada sektor swasta tidak.

10
Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik
a. Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik yang lengkap terdiri
dari :
1) Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan atau disebut juga neraca/laporan aktiva dan
kewajiban, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, hutang
dan modal pemilik pada saat tertentu. Secara minimum laporan posisi
keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :
a) Properti, pabrik dan peralatan
b) Aktiva-aktiva tidak berwujud
c) Aktiva-aktiva finansial
d) Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas
e) Persediaan
f) Pemulihan transaksi non pertukaran termasuk pajak dan transfer
g) Piutang dari transaksi pertukaran
h) Kas dan setara kas
i) Hutang pajak dan transfer
j) Hutang karena transaksi pertukaran
k) Cadangan (provision)
l) Kewajiban tidak lancar
m) Partisipasi minoritas
n) Aktiva atau ekuitas neto

2) Laporan Kinerja Keuangan (laporan surplus-defisit)


Laporan kinerja keuangan atau disebut juga dengan laporan pendapatan
dan biaya, laporan surplus rugi, laporan operasi, laporan surplus defisit atau
laporan profit dan loss adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan
dan biaya selama periode tertentu. Laporan kinerja keuangan minimal harus
mencakup pos-pos lini berikut :
a) Pendapatan dari aktivitas operasi
b) Surplus atau defisit dari aktivitas operasi
c) Biaya keuangan (biaya pinjaman)

11
d) Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
e) Surplus atau defisit dari aktivitas biaya
f) Pos-pos luar biasa
g) Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h) Surplus atau defisit neto untuk suatu periode

3) Laporan perubahan dalam aktiva atau ekuitas neto


Laporan perubahan dalam aktiva atau ekuitas neto dari suatu entitas
diantara dua tanggal pelaporan menggambarkan peningkatan atau penurunan
kekayaan, berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus
diungkapkan dalam laporan kekuangan. Perubahan keseluruhan dalam aktiva
atau ekuitas neto menyajikan total surplus/defisit neto untuk suatu periode,
pendapatan dan biaya lainnya disakui secara langsung sebagai perubahan dalam
aktiva atau ekuitas neto dan setiap kontribusi oleh, dan distribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

4) Laporan Arus Kas


Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, pengunaan,
perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi dan saldo kas dan setara
kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris. Penyajian
laporan arus kas dan pengungkapan yang berhubungan dengan arus kas diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 03 tentang Laporan
Arus Kas. (SAP, 2013: 53)

5) Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan


Catatan atas laporan keuangan dari entitas harus :
a. Menyajikan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi spesifik yang dipilih serta diterapkan pada transaksi-
transaksi dan peristiwa-peristiwa penting.
b. Mengungkapkan informasi yang mewajibkan oleh Standar Akuntansi
Keuangan sektor publik yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,

12
laporan kinerja keuangan, laporan arus kas dan laporan perubahan aktivitas
atau ekuitas neto.
c. Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan
namun persyaratan penyajian wajar tetap diterapkan.

Perbedaan Laporan Keuangan Pemerintah dan


Laporan Keuangan Entitas Bisnis (Swasta)

Laporan Keuangan Laporan Keuangan Entitas


Aspek Perbedaan
Pemerintahan Bisnis (Swasta)
Fokus pada masalah finansial
Fokus Laporan Keuangan Fokus pada aspek finansial.
dan politik.
Organisasi secara
Lingkup Laporan Keuangan Pada bagian organisasi.
keseluruhan.
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban ditujukan
ditujukan kepada para
Akuntabilitas pada pihak legislatif/parlemen
pemegang saham dan
dan masyarakat.
kreditur.
Orientasi pada jangka
Orientasi pada jangka panjang panjang tidak dapat
Orientasi Laporan Keuangan karena terkait dengan konsep dilakukan secara mendetail
politik dan kenegaraan. karena dibatasi oleh adanya
ketidakpastian pasar.
Ditentukan oleh Standar
Ditentukan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
Aturan Pelaporan
Akuntansi Pemerintahan (SAP). pasar modal dan praktek
akuntansi.
Pihak Pemeriksa Laporan Diperiksa oleh Badan Pengawas Diperiksa oleh pihak auditor
Keuangan Keuangan (BPK). independen.
Penggunaan Dasar Sebagian masih menggunakan Sepenuhnya menggunakan
Akuntansi dasar akuntansi kas. dasar akuntansi akrual.

B. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik dan Swasta


1. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik
Dalam pelaporan keuangan, terdapat dua pihak yang dianggap sebagai pihak utama
pengguna laporan keuangan, yaitu pihak intern dan pihak ekstern. Untuk pihak ekstern,
lembaga nirlaba yang termasuk organisasi publik harus melaporkan Posisi Keuangan, Laporan
Aktivitas, Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Pahala Nainggolan, 2007:58)
Sedangkan dalam PP No. 24 tahun 2005 yang selanjutnya direvisi menjadi PP. 71
Tahun 2010 tentang SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) pengguna laporan keuangan
Pemerintah dibagi menjadi empat bagian yaitu:

13
a. Masyarakat
b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa
c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman
d. Pemerintah
Sedangkan menurut Serikat Dagang Sektor Publik GASB (1999, p. B184) pengguna
laporan keuangan sektor publik digolongkan hanya pada tiga kelompok yaitu :
a. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab
b. Legislatif dan badan pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat
c. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman atau berpartisipasi dalam proses pemberian
pinjaman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan sektor publik adalah
masyarakat, para wakil rakyat, pengawas, pihak donasi, investasi, pinjaman, pembayar pajak.
2. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Swasta
Menurut Ahmed Riahi (2006:250) pengguna laporan keuangan swasta ada lima belas
kategori yaitu:
a. Pemegang saham
b. Kreditor jangka panjang
c. Kreditor jangka pendek
d. Analis dan penasihat yang melayani pihak-pihak diatas
e. Para karyawan
f. Para direktur noneksekutif
g. Para pelanggan
h. Pemasok
i. Kelompok-kelompok industri
j. Serikat pekerja
k. Departemen dan kementerian pemerintahan
l. Publik
m. Badan-badan regulatoris
n. Perusahaan-perusahaan lain, baik domestik dan asing
o. Para penyusun standar dan riset-riset akademik
Pihak luar atau eksternal juga merupakan pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Yang termasuk dalam kelompok pengguna laporan keuangan sektor swasta adalah
sebagai berikut:

14
a. Pemegang saham atau pemilik, berkepentingan untuk mengetahui perkembangan ekuitas
mereka dalam perusahaan atau estimasi perolehan bagian keuntungan yang akan diterima
dalam bentuk dividen atas tiap lembar saham yang dimiliki.
b. Pemerintah, untuk menentukan jumlah pajak terutang. Akumulasi informasi dan laporan
keuangan perusahaan oleh pemerintah dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
mengukur, meramal dan merencanakan perekonomian nasional, serta potensi perolehan dan
untuk pelayanan publik.
c. Investor sebagai penyandang dana untuk membiayai proyek tertentu. Investor mengharapkan
keuntungan dari proyek investasinya dalam bentuk pembagian laba.
d. Kreditor, untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan melunasi
pokok pinjaman.
e. Individu pegawai dan serikat pekerja, untuk menilai keberhasilan mereka bekerja bersama-
sama untuk membentuk kinerja perusahaan secara keseluruhan.
f. Asosiasi usaha, untuk menilai kinerja rata-rata anggota asosiasi, atau untuk menentukan
standar kinerja dalam lingkungan bisnis yang sejenis.
g. Masyarakat luas, untuk mengetahui hak-hak masyarakat terhadap keberadaan perusahaan
dimana perusahaan berdiri. (Samryn, 2012:12)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan sektor swasta adalah
pemegang saham atau pemilik, Pemerintah, Investor, Kreditor, Individu pegawai dan serikat
pekerja, Kelompok-kelompok industri, Asosiasi usaha, pemasok dan pelanggan, Pemerintah.

C. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan


1. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik
a. Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik
Di Indonesia (sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara), laporan keuangan pemerintah pokok
setidak-tidaknya terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas
(LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Di samping menyajikan keempat laporan
keuangan pokok tersebut, suatu entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja
Keuangan berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas. Dalam pembahasan ini akan
menjelaskan komponen yang ada pada neraca sektor publik dan swasta.
Fungsi neraca saldo salah satunya adalah untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam
jurnal dan buku besar dengan melihat apakah jumlah debet dan jumlah kredit sama besar.

15
Namun, apabila jumlah debet dan kredit ternyata tidak sama besar, mungkin saja telah terjadi
beberapa kesalahan teknis dalam membuat neraca saldo.
b. Jenis Laporan Keuangan Sektor Swasta
Neraca (Laporan Posisi Keuangan), Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas/modal,
Laporan arus kas, Catatan atas laporan keuangan
Sedangkan pada sektor swasta untuk pencatatan sama seperti pada sektor
pemerintahan, namun dalam nama akun setiap sub banyak yang perbedaan seperti halnya pada
sektor swasta dalam neraca terdapat goodwill yaitu nilai selisih dari harga beli.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun organisasi
sosial masyarakat lainnya.
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama,
regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait. Kedua, tindakan yang
diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat
diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan adalah
hasil dari berbagai aspek dan kejadian.
Laporan keuangan Organisasi sektor publik dan organisasi sektor swasta memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaan tersebut terdapat pada perumusan tujuan dari Laporan
keuangan kedua organisasi yang sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
kepada berbagai pihak berkepentingan (intern maupun ekstern) untuk pengambilan keputusan.
Dilihat dari para pengguna, maka pemakai laporan keuangan sektor publik lebih luas
dibandingkan dengan sektor swasta.
Namun dari segi jenis pelaporan keuangan lebih banyak pada sektor publik terdiri atas
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK). Di samping menyajikan keempat laporan keuangan pokok
tersebut, suatu entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas

B. SARAN
Sebaiknya permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia dapat diatasi dengan
memberikan sanksi yang sesuai dengan penyebabnya. Sehingga Regulasi publik yang ada di
Indonesia dapat dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik itu pada organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM dan organisasi lainnya yang
telah di atur sesuai dengan UU yang mengaturnya.

17

También podría gustarte