Está en la página 1de 2

Ayu Triana (A31115017)

Tugas Audit Internal


Aturan SOx dan Kasus Enron

Rangkuman isi pokok dari Aturan Sarbanes-Oxley Act:

 Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit terhadap


perusahaan public.
 Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan.
 Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan
dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.
 Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan
perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka akan dipenjara
selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta.
 Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan konsultasi,
ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama. Hal ini untuk
menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).
 Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange Commission
(Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer) Ancaman hukuman 10
tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.
 Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada wakil
pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui bagaimana
saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
 Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan
menyimpang kepada pihak yang berwewenang.
 Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya penyimpangan
kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu; penasehat hukum tersebut
berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut
mengabaikan laporan tersebut.
Kasus Enron

Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energi.


Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas.
Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. kebangkrutan
perusahaan tersebut menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Dalam proses pengusutan
sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing
yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk
kepentingan pribadi, misal ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari
pihak A ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian
piutang piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai
terbongkar penipuan tersebut.. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.
Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu tentulah
tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional
yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga
selama bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan
kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis
keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor
Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan
tingkat tinggi itu.
Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan
“dipecatnya sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di
firma audit Arthur Andersen. Kini, Arthur Andersen sedang berjuang keras menghadapi
serangan bertubi-tubi, bahkan berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang
dari $32 miliar harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para
pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.
Belakangan, salah satu mantan petinggi Enron tewas bunuh diri karena tak tahan
menghadapi tekanan yang bertubi-tubi.

También podría gustarte