Está en la página 1de 3

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional menjadikan seseorang mampu mengelola emosi dan


mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain. Termasuk di antaranya
kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi pribadi,
dan kemampuan berinteraksi sosial.

Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mampu secara tepat
mengelola ekspresi wajah seperti tersenyum cemberut, gembira dan sedih,
serta mampu mengatur volume dan intonasi suara sesuai kebutuhan dan
kondisi lingkungan.

Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan
kecerdasan yang dibangun oleh otak kiri. Kecerdasan ini mencakup kecerdasan
linear, matematik, dan logis sistematis. Kecerdasan ini menghasilkan pola pikir
yang berdasarkan logika, tepat, akurat, dan dapat dipercaya. Orang dengan
kecerdasan ini akan mampu memiliki analisis yang tajam dan memiliki
kemampuan untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Namun, kecerdasan
intelektual tidak melibatkan emosi dalam memproses informasi.

Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan mengerti dan memberikan
makna spiritual atas kehidupan Anda. Dengan memiliki kecerdasan spiritual
yang baik, Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai persoalan yang Anda
alami. Kecerdasan spiritual juga membuat Anda menjadi orang yang memiliki
tekad, semangat, keyakinan, dan memiliki kepribadian yang positif dan jujur.

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik mampu bersikap tenang
dan mengambil keputusan secara bijak yang didasarkan pada analisis
menyeluruh terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Selain itu, dengan kecerdasan spiritual yang baik, seseorang akan memiliki
tekad yang kuat sehingga memiliki keberanian untuk melawan arus atau tradisi
selama hal itu sejalan dengan apa yang menjadi keyakinannya. Mereka juga
berani mengambil risiko karena kesabaran dan keteguhan hati yang diiringi
kepercayaan kepada Tuhannya.
KECERDASAN SOSIAL
Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan
bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial.[1] Menurut ilmuwan data
Ross Honeywill, kecerdasan sosial adalah gabungan dari kesadaran diri dan
kesadaran sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap, serta kapasitas dan
kemampuan mengelola perubahan sosial yang kompleks.[2] Psikolog Nicholas
Humphrey percaya bahwa kecerdasan sosial, bukan kecerdasan kuantitatif,
yang mendefinisikan manusia.

Definisi pertama kecerdasan sosial oleh Edward Thorndike pada tahun 1920
adalah "kemampuan untuk memahami dan mengelola laki-laki dan perempuan
dan anak perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia".[3]
Hal ini setara dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis kecerdasan
yang diidentifikasi dalam teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, dan
terkait erat dengan teori pikiran.[2] Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial
adalah kemampuan seseorang untuk memahami lingkungannya secara optimal
dan bereaksi dengan tepat untuk sukses secara sosial.[2]

ERA GLOOBALISASI

Pengertian era globalisasi dapat dijelaskan dari dua kata yang membangunnya
yakni kata “era” dan “globalisasi”. Era berarti zaman atau kurun waktu,
sementara globalisasi berarti proses mengglobal atau mendunia. Dengan
demikian era globalisasi berarti zaman yang di dalamnya terjadi proses
mendunia.

Proses mendunia ini yang terjadi sejak tahun 1980-an itu terjadi di berbagai
bidang atau aspek kehidupan manusia, misalnya di bidang politik, sosial,
ekonomi, agama, dan terutama sekali globalisasi di bidang teknologi.
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi
yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka
akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu
lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

También podría gustarte