Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. Definisi
Sectio Caesarea adalan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Moctar. R, 1998).
B. Indikasi
D. Komplikasi
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah,kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. (Effendy, 1995)
Riwayat :
- Tinjau kembali catatan perinatal dan intra operasi : tinjau kembali indikasi untuk kelahiran
sesarea.
- Catat jenis dari anestesia intra operatif dan obat-obat yang diberikan dalam intra operatif dan
dalam masa penyembuhan / pemulihan jangka pendek ; catat kehilangan darah selama
menjalani prosedur pembedahan.
- Respon klien dan keluarga terhadap pengalaman kelahiran dapat menggambarkan
kekecewaan.
- Kondisi dari bayi yang baru lahir atau umur kehamilan pada kelahiran dapat perlu dirawat ke
bagian unit perawatan intensif neonatal (NICU).
- Keluhan gangguan kenyamanan disebabkan oleh trauma pembedahan atau setelah nyeri.
2. Pemeriksaan fisik :
1. Fundus akan benar-benar berkontraksi, akan tetap berada pada umbilicus selama kira-kira 7
hari post partum dan selanjutnya akan infolusi satu jari per hari.
2. Lochia sedang dan bebas dari bekuan-bekuan yang banyak, aliran yang terakhir lebih lama
melalui kelahiran caecarea dari pada melalui kelahiran vagina.
3. Balutan / verban abdominal kurang sedikit noda / kotor atau tetap kering dan utuh.
4. Pemasangan kateter kemungkinan dipasang selam 24 jam dan akan menglirkan urine jernih
dan kekuning-kuningan.
5. Bunyi usus kemungkinan tidak ada, redub atau berbedah.
6. Kateter parenteral apabilah digunakan, sebaiknya infuse bebas dari tanda-tanda infeksi.
7. Mulut kemungkinan kering, menampilkan efek dari obat-obatan pre-operasi dan anastesi.
8. Abdomen lembut dan tidak tagang.
9. Larutan pencuci lock heparin kemungkinan digunakan sebagai pemberian antibiotik.
3. Pemerikasaan Diagnostik :
1. Pemeriksaan darah lengkap dan Hb, untuk mengkaji perubahan dari tingkat pre-operasi dan
menilai kehilangan darah selama pembedahan.
2. Darah vagina, dan kultur lochia dapat diambil.
3. Urinalisis dengan kultur dan sensitifitas kemungkinan diambil untuk memastikan infeksi
saluran perkemihan.
4. Prioritas keperawatan :
B. Diagnosa keperawatan.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji fisiologi dan lokasi1. Klien tidak dapat mengungkapkan
ketidaknyamanan. Catat tanda-tanda keluhan tentang nyeri dan
verbal dan non verbal. ketidaknyamanan ; walaupun nyeri otot
post operasi mungkin diharapkan, dapat
menampilkan perkembangan
komplikasi.
2. Menolong mengurangi nyeri,
dihubungkan dengan nyeri agar pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri dan lebih memahami dan meningkatkan
bantu pasien melakukan teknik distraksi rasa nyaman pasien.
dan teknik relaksasi. 3. Nyeri dapat menimbulkan kurang
istirahat dan peningkatan dalam
3. Nilai tekanan darah dan denyut nadi, tekanan darah dan denyut nadi
catat perubahan tingkah laku. Bedakan
kurang istirahat yang berhubungan
dengan shock dari yang berhubungan4. Relaksasi nyeri dan pengalihan dari
dengan nyeri. sensasi nyeri
4. Ubah posisi pasien, kurangi
rangsangan dan lakukan pengosokan
punggung. Anjurkan pasien melakukan
teknik relaksasi.
2. Diagnosa keperwatan : Resiko injuri berhubungan dengan lamanya kelahiran atau rangsangan
oksitoksin berlebihan.
Tujuan umum : Komplikasi dicegah atau dikurangi ; tanda-tanda vital, dan pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal
Intervensi Rasionalisasi
1. Tinjau kembali riwayat prenatal dan 1. Adanya faktor-faktor resiko seperti
postnatal terhadap faktor-faktor yang kelelahan miometrial, ketegangan uterus
mendukung klien terhadap yang berlebihan, rangsangan oksitoksin
komplikasi. yang lama, anastesi umum, atau bawaan
tromboplebitis prerenal klien sangat
rentan terhadap komplikasi post opersi.
Sayatan klasik ke dalam uterus
dihubungkan dengan kehilangan darah
intra operasi yang banyak dari pada
sayatan ke dalam segmen uterus bagian
bawah.
2. Peningkatan takanan darah
dapat menandakan berkembangnya atau
berlanjutnya status
hipersesitive magnesium sulfate atau
2. Monitor tekanan darah, nadi dan suhu. pengobatan anti hipertensi, hipotensi dan
Catat kedinginan dan kelembaban takikardi bisa mengambarkan dehidrasi
kulit, kelemahan atau nadi kecil dan dan hipovolemia.
perubahan perilaku. 3. Tingkatkan peristaltic untuk mengurangi
ketidaknyamanan dari penumpukan gas
dimana selama 3 hari setelah kelahiran
sesarea.
3. Anjurkan pergerakan dini dan
4. Membantu mencegah ketidak nyamanan
penghindaran pembentukan gas berhubungan dengan ketidaknyamanan
makanan dan sayuran karbonat. yang berlebihan.
5. Tiap sakit kepala kemungkinan dangan
4. Palpasi kandung kemih, kemungkinan tusukan spinal dan kemungkinan
pengosongan berkala setelah disebabkan oleh mengalirnya cairan
pengangkutan kateter. serebrospinal.
5. Nilai adanya intensitas sakit kapala
selama perubahan dari posisi
6. Meningkatkan kenyamanan dimana
recumbent ke posisi berdiri selama 24 memperbaiki status spikologis dan
jam setelah anasthesi block menambah pergerakan.
subarachroid.
6. Beri analgetik setia 3-4 jam,
tingkatkan dari jadwal intramuskuler
dan subkutan ke jadwal oral.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji frekuensi nadi dan pernapasan 1. Tachicardy dan peningkatan napas
dapat menandakan hypoksia.
2. Pertahankan jalan udara klien dengan2. Mencegah obstuksi jalan napas.
miringkan kepala.
3. Lakukan auskultasi suara napas. 3. Kurangnya suara napas adalah indikasi
adanya obstruksi oleh mucus atau lidah
dan dapat dibenahi dengan mengubah
posisi ataupun pengisapan.
Berkurangnya suara pernapasan
diperkirakan telah terjadimya
atelektasis.
4. Observasi frekwensi dan kedalaman4. Dilakukan untuk memastikan
pernapasan. efektivitas pernapasan sehingga upaya
memperbaikinya dapat segera
dilakukan.
5. Pantau tanda-tanda vital setip 4 jam. 5. Meningkatnya pernapasan, takikardi
dan bradikardi menunjukan
kemungkinan terjadinya hipoksia.
6. Letakan klien pada posisi yang sesuai6. Elevasi kepala dan posiisi miring akan
tergantung pada kekuatan pernapasan.
mencegah terjadinya aspirasi muntah,
posisi yang benar akan mendorong
ventilasi pada lobus paru menurunkan
tekanan diafagma.
7. Ventilasi dalam yang aktif membuka
7. Lakukan latihan gerak sesegera alveolus, mengeluarkan sekresi dari
mungkin pada klien yang reaktif. sistim pernapasan.
8. Dilakukan untuk meningkatkan
8. Berikan tambahan oksigen sesuai pengambilan oksigen pengeluaran gas
kebutuhan. tersebut.
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan/ intervensi sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah dibuat dengan menerapkan rencana tersebut dalam tindakan nyata.
E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sisitimatis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. R.U DENGAN POST OPERASI
SECTIO CAESAREA HARI KE-3 DI IRINA D ATAS
RSU Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
Biodata identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny. R.U
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banjer Linkungan V
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan :-
No. Med. Reg : 111966
Tanggal MRS : 27-7-2007 Jam 10.30 WITA
Tanggal Operasi : 28-7-2013 Jam 14.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 1-8-2013 Jam 08.00 WITA
sa medis : G1P0A0. 19 tahun, hamil 40-41 minggu janin intra uterin tunggal hidup. Letak kepala + gawat
janin.
2. Identitas suami
Nama : Tn. R.B
Umur : 21 tahun
Pendidikan Terakhir : STM
Pekerjaan : Karyawan toko
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Alamat : Kelurahan Banjer Lingkungan V
B. Pengkajian
1. Keluhan utama.
Rasa nyeri pada daerah luka operasi
2. Riwayat keluhan utama.
Nyeri pada daerah luka operasi dibagian perut (region umbilicalis) dirasakan setelah
dilakukan operasi pada tanggal 28 -07 – 2013. Nyeri dirasakan pasien melakukan
pergerakan atau mobilisasi, nyeri meningkat saat pasien mengejan dan menurun saat pasien
berbaring. Nyeri terlokalisasi pada daerah luka operasi, tidak difus (tidak menyebar), dan
berada pada skala 5 (sedang. Durasi nyeri sekitar 1-2 menit, hilang timbul.
Riwayat kesehatan keluarga.
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit Hypertensi, jantung, paru-paru, ginjal,
hati, diabetes.
3. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : Teratur
Lamanya haid : 3-4 sehari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
4. Riwayat kehamilan
G1 P0 A0 19 thn, hamil 40-41 minggu
HPHT : 11-10-2012
HTP : 18-7-2013
ANC : 4x (di Puskesmas)
TT : 2x (di Puskesmas)
5. Status obstetrikus: P1 A0
6. Riwayat persalinan sekarang
Kala 1 : Sejak tanggal 27-07-2013 jam 10.30 pasien merasakan nyeri perut bagian bawah melingkar
sampai belakang, nyeri dirasakan hilang timbul, pengeluaran lendir bercampur darah lewat
jalan lahir. Dan tanggal 28/7/2013 jam 14.10 di putuskan untuk SC.
Kala 2 : Jam 10.25 bayi lahir section caesarea dengan letak kepala. Lahir bayi perempuan tanggal
28/7/2007 jam 14.25 WITA, BBL 2850 gr, PBL 47 cm, AS 6-7.
Kala 3 : Plasenta lahir lengkap dengan selaput, BPL 500 gr.
Kala 4 : Keadaan umum: baik, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : 500 cc
Diuresis : 200 cc
Total : 700 cc
Mulai SC : 14.10 WITA tanggal 28/7/2013
Selesai : 15.35 WITA
Total : 26 jam
7. Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
8. Rencana KB
Pasien berencana untuk menggunakan KB suntik.
9. Riwayat Psikososial
Pasien merasa senang menerima bayi yang baru lahir walaupun harus melalui operasi section
caesarea dan bertanya-tanya bagaimana caranya menyusui bayi karena merasa
canggung/kaku.
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga/masyarakat adalah baik, pasien aktif
mengikuti kegiatan masyarakat. Pasien tidak mengkhawatirkan pembayaran di rumah sakit
karena pasien terdaftar sebagai peserta Gakin.
D. Pemeriksaan fisik
E. Pemeriksaan penunjang
G. Pegelompokan data
1) Data subjektif
- Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi
- Ibu mengatakan tidak bisa bebas bergerak
- Ibu megatakan masih kaku/canggung dalam meneteki bayi
2) Data objektif
- Ekspresi wajah tampak menahan sakit
- Terdapat luka operasi sectio caesarea di abdomen +/- 10 cm ditutupi gaas
- Terdapat nyeri pada daerah abdomen (region umbilicalis) dengan skala nyeri : 5 sedang
yang terurai sebagai berikut:
Tangisan
Tidak menangis :0
Gerakan
Tidak melakukan gerakan yang negatif :0
Rangsangan emosi
Ringan :1
Postur tubuh
Meletakkan tangan di daerah luka :2
Mengeluh nyeri
Dapat melokalisasi daerah nyeri :2
- Aktivitas dibantu perawat dan keluarga dengan skor sebagai berikut; mandi: 2,
berpakaian/berdandan: 2, mobilisasi di tempat tidur: 1, ambulasi: 2, dengan keterang untuk
skor tersebut sebagau berikut: 0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang
lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung atau tidak mampu.
- Cara meneteki bayi yang salah bayi diletakkan di atas bantal dan badan ibu membungkuk
untuk meneteki
- TTV TD 100/70 mmHg, N: 80/mnt, R:20x/mnt, SB: 36,5 C.
H. Analisa data
DS
1. : Ibu mengeluh nyeri pada Luka operasi Nyeri
luka
DO : Terputusnya kontinuitas
- Ekspresi wajah tampak jaringan
menahan sakit
- Terdapat luka post operasi Menstimuli saraf-saraf
hari ke-3 diabdomen, perifer, menghantar impuls
panjang luka + 10 cm ke otak bagian hipotalamus
ditutup gaas
- Terdapat nyeri pada Nyeri dipersepsikan
daerah abdomen (region
umbilicalis) dengan skala
nyeri: 5 sedang yang terurai
sebagai berikut Tangisan;
Tidak menangis: 0,
Gerakan; Tidak melakukan
gerakan yang negatif: 0,
Rangsangan emosi;
Ringan: 1, Postur tubuh;
Meletakkan tangan di
daerah luka: 2, Mengeluh
nyeri; Dapat melokalisasi
daerah nyeri: 2
- TTV: TD100/70 mmhg, N:
80x/mnt, R: 20 x/mnt, SB
36.5
No. Data Etiologi Masalah
I. Prioritas Masalah