Está en la página 1de 17

Askep ”SECTIO CAESAREA”

KONSEP DASAR PENYAKIT


”SECTIO CAESAREA”

A. Definisi

Sectio Caesarea adalan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Moctar. R, 1998).

B. Indikasi

1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)


2. Panggul sempit
3. Disproporsi sevalo pelvic yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan
pangul
4. Ruptur uteri
5. Partus lama
6. Partus tidak maju
7. Distosia sereviks
8. Preeklamsia, eklamsia dan hipertensi
9. Mal presentase janin :
a. Letak lintang
b. Letak bokong
c. Presentase dahi dan muka
d. Presentase rangkap
e. Gameli

C. Jenis-Jenis Operasi Sectio Caesarea

1. Sectio Caesarea Transperitonealisis


a. Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10
cm.
1) Kelebihan
a) Mengeluarkan janin lebih cepat
b) Tidak menimbulkan komplikasi kandung kemih tertarik
c) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
2) Kekurangan
a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominak karena tidak ada reperitonelisasi yang baik
b) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri spontan.
b. Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah
rahim.
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim (low
cervical transversal) kira-kira 10 cm.
1) Kelebihan
a) Penjahitan luka lebih mudah
b) Penutupan lukan dengan reperitonealisis yang baik
c) Tupang tindih peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga
peritoneum.
d) Perdarahan kurang
e) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan kurang / lebih kecil.
2) Kekurangan
a) Luka dapat menyebar ke bawah, kiri dan kanan
b) Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi
2. Sectio Caesarea Ekstraperitonealisis, yaitu tanpa membuka peritoneum
parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.

D. Komplikasi

1. Infeksi puerperal (nifas)


Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik
2. Perdarahan disebabkan adanya :
a. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b. Atoni uteri
c. Perdarahan pada plasenta
3. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonelisis terlalu tinggi
4. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah,kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. (Effendy, 1995)

1. Pengkajian data dasar klien (Doengus, 1998)

Riwayat :
- Tinjau kembali catatan perinatal dan intra operasi : tinjau kembali indikasi untuk kelahiran
sesarea.
- Catat jenis dari anestesia intra operatif dan obat-obat yang diberikan dalam intra operatif dan
dalam masa penyembuhan / pemulihan jangka pendek ; catat kehilangan darah selama
menjalani prosedur pembedahan.
- Respon klien dan keluarga terhadap pengalaman kelahiran dapat menggambarkan
kekecewaan.
- Kondisi dari bayi yang baru lahir atau umur kehamilan pada kelahiran dapat perlu dirawat ke
bagian unit perawatan intensif neonatal (NICU).
- Keluhan gangguan kenyamanan disebabkan oleh trauma pembedahan atau setelah nyeri.

2. Pemeriksaan fisik :

1. Fundus akan benar-benar berkontraksi, akan tetap berada pada umbilicus selama kira-kira 7
hari post partum dan selanjutnya akan infolusi satu jari per hari.
2. Lochia sedang dan bebas dari bekuan-bekuan yang banyak, aliran yang terakhir lebih lama
melalui kelahiran caecarea dari pada melalui kelahiran vagina.
3. Balutan / verban abdominal kurang sedikit noda / kotor atau tetap kering dan utuh.
4. Pemasangan kateter kemungkinan dipasang selam 24 jam dan akan menglirkan urine jernih
dan kekuning-kuningan.
5. Bunyi usus kemungkinan tidak ada, redub atau berbedah.
6. Kateter parenteral apabilah digunakan, sebaiknya infuse bebas dari tanda-tanda infeksi.
7. Mulut kemungkinan kering, menampilkan efek dari obat-obatan pre-operasi dan anastesi.
8. Abdomen lembut dan tidak tagang.
9. Larutan pencuci lock heparin kemungkinan digunakan sebagai pemberian antibiotik.

3. Pemerikasaan Diagnostik :

1. Pemeriksaan darah lengkap dan Hb, untuk mengkaji perubahan dari tingkat pre-operasi dan
menilai kehilangan darah selama pembedahan.
2. Darah vagina, dan kultur lochia dapat diambil.
3. Urinalisis dengan kultur dan sensitifitas kemungkinan diambil untuk memastikan infeksi
saluran perkemihan.

4. Prioritas keperawatan :

1. Kaji status fisik klien dan tingkat kenyamanan.


2. Mencegah komplikasi post operasi.
3. Memudahkan klien meningkatkan rasa tanggung jawab untuk merawat dirinya dan bayinya.
4. Tingkatkan respon emosional positif terhadap kelahiran dan untuk peran orang tua.

B. Diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang


status kesehatan klien.
1. Diagnosa keperawatan : Perubahan dalam rasa nyaman, nyeri akut.
Tujuan umum : Gangguan kenyamanan dapat dicegah atau berkurang.

Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji fisiologi dan lokasi1. Klien tidak dapat mengungkapkan
ketidaknyamanan. Catat tanda-tanda keluhan tentang nyeri dan
verbal dan non verbal. ketidaknyamanan ; walaupun nyeri otot
post operasi mungkin diharapkan, dapat
menampilkan perkembangan
komplikasi.
2. Menolong mengurangi nyeri,
dihubungkan dengan nyeri agar pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri dan lebih memahami dan meningkatkan
bantu pasien melakukan teknik distraksi rasa nyaman pasien.
dan teknik relaksasi. 3. Nyeri dapat menimbulkan kurang
istirahat dan peningkatan dalam
3. Nilai tekanan darah dan denyut nadi, tekanan darah dan denyut nadi
catat perubahan tingkah laku. Bedakan
kurang istirahat yang berhubungan
dengan shock dari yang berhubungan4. Relaksasi nyeri dan pengalihan dari
dengan nyeri. sensasi nyeri
4. Ubah posisi pasien, kurangi
rangsangan dan lakukan pengosokan
punggung. Anjurkan pasien melakukan
teknik relaksasi.

2. Diagnosa keperwatan : Resiko injuri berhubungan dengan lamanya kelahiran atau rangsangan
oksitoksin berlebihan.
Tujuan umum : Komplikasi dicegah atau dikurangi ; tanda-tanda vital, dan pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal
Intervensi Rasionalisasi
1. Tinjau kembali riwayat prenatal dan 1. Adanya faktor-faktor resiko seperti
postnatal terhadap faktor-faktor yang kelelahan miometrial, ketegangan uterus
mendukung klien terhadap yang berlebihan, rangsangan oksitoksin
komplikasi. yang lama, anastesi umum, atau bawaan
tromboplebitis prerenal klien sangat
rentan terhadap komplikasi post opersi.
Sayatan klasik ke dalam uterus
dihubungkan dengan kehilangan darah
intra operasi yang banyak dari pada
sayatan ke dalam segmen uterus bagian
bawah.
2. Peningkatan takanan darah
dapat menandakan berkembangnya atau
berlanjutnya status
hipersesitive magnesium sulfate atau
2. Monitor tekanan darah, nadi dan suhu. pengobatan anti hipertensi, hipotensi dan
Catat kedinginan dan kelembaban takikardi bisa mengambarkan dehidrasi
kulit, kelemahan atau nadi kecil dan dan hipovolemia.
perubahan perilaku. 3. Tingkatkan peristaltic untuk mengurangi
ketidaknyamanan dari penumpukan gas
dimana selama 3 hari setelah kelahiran
sesarea.
3. Anjurkan pergerakan dini dan
4. Membantu mencegah ketidak nyamanan
penghindaran pembentukan gas berhubungan dengan ketidaknyamanan
makanan dan sayuran karbonat. yang berlebihan.
5. Tiap sakit kepala kemungkinan dangan
4. Palpasi kandung kemih, kemungkinan tusukan spinal dan kemungkinan
pengosongan berkala setelah disebabkan oleh mengalirnya cairan
pengangkutan kateter. serebrospinal.
5. Nilai adanya intensitas sakit kapala
selama perubahan dari posisi
6. Meningkatkan kenyamanan dimana
recumbent ke posisi berdiri selama 24 memperbaiki status spikologis dan
jam setelah anasthesi block menambah pergerakan.
subarachroid.
6. Beri analgetik setia 3-4 jam,
tingkatkan dari jadwal intramuskuler
dan subkutan ke jadwal oral.

3. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan anastesi.


Tujuan umum : Frekuensi pernapasan dalam batas normal, bunyi paru normal dan
vesikuler terdengar.

Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji frekuensi nadi dan pernapasan 1. Tachicardy dan peningkatan napas
dapat menandakan hypoksia.
2. Pertahankan jalan udara klien dengan2. Mencegah obstuksi jalan napas.
miringkan kepala.
3. Lakukan auskultasi suara napas. 3. Kurangnya suara napas adalah indikasi
adanya obstruksi oleh mucus atau lidah
dan dapat dibenahi dengan mengubah
posisi ataupun pengisapan.
Berkurangnya suara pernapasan
diperkirakan telah terjadimya
atelektasis.
4. Observasi frekwensi dan kedalaman4. Dilakukan untuk memastikan
pernapasan. efektivitas pernapasan sehingga upaya
memperbaikinya dapat segera
dilakukan.
5. Pantau tanda-tanda vital setip 4 jam. 5. Meningkatnya pernapasan, takikardi
dan bradikardi menunjukan
kemungkinan terjadinya hipoksia.
6. Letakan klien pada posisi yang sesuai6. Elevasi kepala dan posiisi miring akan
tergantung pada kekuatan pernapasan.
mencegah terjadinya aspirasi muntah,
posisi yang benar akan mendorong
ventilasi pada lobus paru menurunkan
tekanan diafagma.
7. Ventilasi dalam yang aktif membuka
7. Lakukan latihan gerak sesegera alveolus, mengeluarkan sekresi dari
mungkin pada klien yang reaktif. sistim pernapasan.
8. Dilakukan untuk meningkatkan
8. Berikan tambahan oksigen sesuai pengambilan oksigen pengeluaran gas
kebutuhan. tersebut.

4. Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan


Tujuan umum : Sel darah putih, suhu, nadi, tetap dalam batas normal. Penyembuhan insisi terjadi
dengan tujuan pertama ; uterus tetap lembut dan tidak empuk dan lochia bebas dari bau.
Intervensi Rasional
1. Angkat balutan verban abdomen1. Memudahkan insisi untuk kering dan
sesuai indikasi meningkatkan penyembuhan setelah 24
jam pertama menjalani prosedur
pembedahan.
2. Insisi biasanya sudah cukup sembuh
2. Bantu sesuai keperluan dengan untuk pengangkatan benang pada 4-5
mengangkat benang kulit hari setelah prosedur pembedahan.
3. Mandi sering diijinkan setelah hari ke-2
3. Anjurkan klien untuk mandi air hangat menjalani prosedur kelahiran caesarea
setiap hari. dapat meningkatkan kebersihan dan
dapat merangsang sirkulasi dan
penyembuhan luka
4. Mempertahankan kontraksi miometrial
oleh karena menurunya penyebaran
bakteri melalui dinding uterus,
4. Berikan oxytoksin atau preparat membantu dalam pengeluaran bekuan
ergometrium, beri infuse oksitoksin dan selaput.
yang sering dianjurkan secara rutin5. Bekterimial lebih sering pada ibu yang
untuk 4 jam setelah prosedur mengalami ruptur membrane untuk 6
pembedahan. jam atau lebih lama dari pada klien yang
5. Ambil darah vaginal dan kultur urine mempunyai membran tetap utuh
bila infeksi dicurigai. sebelum menjalani kelahiran caesarea,
pemasangan kateter tidak tetap,
mempredisposisi klien untuk
kemungkinan infeksi.
6. Menurunkan / mengurangi
kemungkinan endometritis post partum
sebagaimana halnya dengan komplikasi
seperti abses insisi atau trombophlebitis
6. Berikan infus antibiotik profilaksis. pelvis.

5. Diagnosa keperawatan : Perubahan eliminasi usus, konstipasi


Tujuan umum : Bunyi usus ada, pola eliminasi normal ditetapkan kembali.
Intervensi Rasionalisasi
1. Auskultasi bunyi usus di empat kuadran1. Biasanya bunyi usus tidak terdengar di
abdomen setiap 4 jam setelah kelahiran. hari pertama setelah prosedur
pembedahan, pusing/pingsan di hari ke
dua dan aktifitas di hari ke tiga.
2. Palpasi abdomen, catat ketegangan atau2. Distensi atau ketidaknyamanan
ketidaknyamanan. menandakan pembentukan gas dan
penumpukan atau kemungkinan ileus
peralitik.
3. Catat pengeluaran flatus atau sendawa 3. Menandakan pergerakan rectum.
4. Pertahankan tingkat hidrasi dengan 4. Hidrasi membantu mencegah
cairan oral saat bunyi usus ada penyerapan yang berlebihan dari
saluran intestinal dan mencegah
5. Hindari pemberian minuman yang konstipasi.
sangat panas atau dingin dan yang 5. Semua penyumbang pembentukan gas.
mengandung karbohidrat kepada ibu.
6. Anjurkan latihan kaki dan peregangan
abdomen, meningkatkan pergerakan 6. Pergerakan yang berkembang maju
dini. setelah 24 jam setelah kelahiran
caesarea meningkatkan peristaktik
dalam pengeluaran serta
menghilangkan atau mencegah nyeri
gas.
7. Klien biasanya dapat menerima cairan
7. Berikan cairan oral ketika bunyi usus oral dengan baik setelah prosedur
ada, tingkatkan dari cairan jernih ke pembedahan jika pergerakan usus ada.
cairan lengkap. 8. Membentu mencegah atau
memperkecil pembentukan gas.
8. Berikan diet yang tetap protein untuk
24-48 jam pertama setelah kelahiran
caesarea saat peristaltic.

6. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


perawatan pasca melahirkan caesarea.
Tujuan umum : Mengatasi kurang pengetahuan dan kurang informasi.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji tingkat pengetahuan ibu dan1. Membantu ibu untuk menentukan
keluaga ,dan identifikasi area rencana dalam memperoleh informasi.
kebutuhan belajar. Tentukan strategi
yang cocok untuk belajar
.dokumentasikan aktifitas ibu dan
reaksi. 2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan
2. Kaji status fisik ibu, merencanakan usus, kandung kemih atau insisi yang
kelompok/individu mengikuti biasanya kurang berat setelah post
pemberian obat-obatan atau klien operasi 3-6 hari, kemungkinan ibu
berada dalam keadaan nyaman dan berkonsentrasi lebih lengkap pada
istirahat. pembelajaran.
3.
Kecemasan berhubungan dangan
3. Kaji status spikologi dan respon kemampuan ibu untuk merawat dirinya
terhadap kelahiran caesarea dan peransendiri dan anaknya.
menjadi ibu. 4.
Selama hari 2-3 post partum, lkien
biasanya menerima untuk belajar.
4. Kaji kesiapan untuk belajar. 5. Memudahkan kemandirian, membantu
mencegah infeksi dan meningkatkan
penyembuhan.
5. Berikan infirmasi yang berhubungan6. Membantu ibu / keluarga dalam
dangan perawatan diri sendiri. pengawasan tugas yang baru.

6. Berikan infirmasi yang berhubungan


dabgam perawatan bayi, anjurkan untuk7.
Dapat mengetahui perdarahan atau
mendemonstrasikan kembali. gangguan dalam penyembuhan
7. Berikan pengajaran pulang mengenai memerlukan penilaian selanjutnya oleh
kemungkinan komplikasi dokter.
8.
Seringkali penilaian post partum bagi
ibu dengan kelahiran seksio caesarea
8. Berikan informasi yang berhubungan dijadwalkan pada 1 minggu sampai
dengan pemeriksaan tindak lanjut post sesuai kebutuhan.
partum.

7. Diagnosa keperawatan : Kurangnya perawatan diri.


Tujuan umum : Kebutuhan klien dan bayi terhadap kenyamanan dan kebersihan dasar terpenuhi.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji beratnya dan lamannya1. Intensitas/kehebatan nyeri mempunyai
ketidaknyamanan. respon emosional dan tingka laku
sehingga kemungkinan ibu tidak mampu
mempokuskan pada aktifitas perawatan
diri sampai kebutuhan fisik terhadap
kenyamanan terpenuhi.
2. Pengalaman nyeri fisik kemungkinan
ditambah dengan keprihatinan
2. Kaji status spikologis emosional yang mempengaruhi
keinginan dan motivasi ibu untuk
menerima kemandirian.
3. Ibu yang menjalani anastesi spinal untuk
berbaring datar tanpa bantal untuk 6-8
jam setelah pemberian anastesi.
3. Kaji jenis anestesis, catat setiap4. Membantu mencegah komplikasi
instruksi atau protocol mengenai pembedahan seperti phlebitis atau
pengaturan. pneumonia yang dapat terjadi ketika
tingkat ketidaknyamanan dapat
4. Ganti posisi klien setiap 1-2 jam, bantu mempengaruhi penggantian posisi
klien dalam latihan pernapasan, normal klien.
pergerakan dan latihan kaki 5. Meningkatkan harga diri, meningkatkan
perasaan aman dan nyaman.

6. Memungkinkan beberapa kemandirian


5. Berikan bantuan seperlunya dengan sekalipun ibu tergantung pada balutan
kebersihan (perawatan mulut, mandi, professional.
menggosok belakang, perawatan7. Bantuan dalam babarapa interaksi
perineal). pertama atau hingga keteter intervena
6. Tawarkan pilihan bila mungkin catat diangkat, mencegah ibu dari gangguan
pilihan minuman, penjadwalan mandi. perasaan atau ketidaknyamanan.
8. Melalui hari ke 2-3 post partum ibu
7. Berikan kesempatan kepada ibu untuk bergerak dari fase talking in ke fase
berinteraksi dan memeluk bayinya. talking hold.
Bantu seperlunya.

8. Monior kemajuan dalam peningkatan


tanggung jawab untuk merawat diri
dan bayi serta dalam motivasi
psikologi.

C. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian dan penentuan diagnosa


keperawatan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan/ intervensi sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah dibuat dengan menerapkan rencana tersebut dalam tindakan nyata.

E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sisitimatis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. R.U DENGAN POST OPERASI
SECTIO CAESAREA HARI KE-3 DI IRINA D ATAS
RSU Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO

A. Pengkajian

Biodata identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny. R.U
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banjer Linkungan V
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan :-
No. Med. Reg : 111966
Tanggal MRS : 27-7-2007 Jam 10.30 WITA
Tanggal Operasi : 28-7-2013 Jam 14.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 1-8-2013 Jam 08.00 WITA
sa medis : G1P0A0. 19 tahun, hamil 40-41 minggu janin intra uterin tunggal hidup. Letak kepala + gawat
janin.
2. Identitas suami
Nama : Tn. R.B
Umur : 21 tahun
Pendidikan Terakhir : STM
Pekerjaan : Karyawan toko
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Alamat : Kelurahan Banjer Lingkungan V

B. Pengkajian

1. Keluhan utama.
Rasa nyeri pada daerah luka operasi
2. Riwayat keluhan utama.
Nyeri pada daerah luka operasi dibagian perut (region umbilicalis) dirasakan setelah
dilakukan operasi pada tanggal 28 -07 – 2013. Nyeri dirasakan pasien melakukan
pergerakan atau mobilisasi, nyeri meningkat saat pasien mengejan dan menurun saat pasien
berbaring. Nyeri terlokalisasi pada daerah luka operasi, tidak difus (tidak menyebar), dan
berada pada skala 5 (sedang. Durasi nyeri sekitar 1-2 menit, hilang timbul.
Riwayat kesehatan keluarga.
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit Hypertensi, jantung, paru-paru, ginjal,
hati, diabetes.
3. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : Teratur
Lamanya haid : 3-4 sehari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
4. Riwayat kehamilan
G1 P0 A0 19 thn, hamil 40-41 minggu
HPHT : 11-10-2012
HTP : 18-7-2013
ANC : 4x (di Puskesmas)
TT : 2x (di Puskesmas)
5. Status obstetrikus: P1 A0
6. Riwayat persalinan sekarang
Kala 1 : Sejak tanggal 27-07-2013 jam 10.30 pasien merasakan nyeri perut bagian bawah melingkar
sampai belakang, nyeri dirasakan hilang timbul, pengeluaran lendir bercampur darah lewat
jalan lahir. Dan tanggal 28/7/2013 jam 14.10 di putuskan untuk SC.
Kala 2 : Jam 10.25 bayi lahir section caesarea dengan letak kepala. Lahir bayi perempuan tanggal
28/7/2007 jam 14.25 WITA, BBL 2850 gr, PBL 47 cm, AS 6-7.
Kala 3 : Plasenta lahir lengkap dengan selaput, BPL 500 gr.
Kala 4 : Keadaan umum: baik, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : 500 cc
Diuresis : 200 cc
Total : 700 cc
Mulai SC : 14.10 WITA tanggal 28/7/2013
Selesai : 15.35 WITA
Total : 26 jam
7. Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
8. Rencana KB
Pasien berencana untuk menggunakan KB suntik.
9. Riwayat Psikososial
Pasien merasa senang menerima bayi yang baru lahir walaupun harus melalui operasi section
caesarea dan bertanya-tanya bagaimana caranya menyusui bayi karena merasa
canggung/kaku.
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga/masyarakat adalah baik, pasien aktif
mengikuti kegiatan masyarakat. Pasien tidak mengkhawatirkan pembayaran di rumah sakit
karena pasien terdaftar sebagai peserta Gakin.

C. 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Hendersen


1) Pola napas.
Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami gangguan pernapasan
at dikaji : Pasien tidak mengalami gangguan pernapasan frekwensi 20x/ mnt.
2) Pola makan/minum
belum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan menu: nasi, sayur, ikan dan buah dan minum air putih 7-8
gelas/ hari.
at dikaji : Pasien makan makanan bubur yang diberikan dari rumah sakit, porsi dihabiskan dan minum
air putih.
3) Eliminasi
Sebelum sakit : BAB : frekwensi 1-2 kali sehari
BAK : frekwensi 5-6 kali sehari
Saat dikaji : BAB : frekwensi 1 kali sehari
BAK : frekwensi 4-5 kali sehari
4) Pergerakan
belum sakit : Pasien dapat melaksanakan aktivitas di rumah sendiri sebagai ibu rumah tangga misalnya
menyapu, memasak, dan lain-lain
at dikaji : Aktivitas pasien terbatas oleh karena nyeri pada luka operasi, nyeri terasa ditusuk-tusuk
apabila pasien mengejan unutk BAB dan batuk, dan menghilang saat pasien
berbaring. Aktivitas pasien di bantu oleh perawat dan keluarga dengan skor sebagai berikut;
mandi: 2, berpakaian/berdandan: 2, mobilisasi di tempat tidur: 1, ambulasi: 2, dengan
keterang untuk skor tersebut sebagau berikut: 0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu
bantuan orang lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung atau tidak mampu.
5) Istirahat dan tidur
belum sakit : Pasien tidur siang : 15.00-16.00 WITA, tidur malam: 21.00-06.00 WITA
Saat dikaji : Pasien tidak mengalami kesulitan untuk tidur.

6) Memilih, menggunakan dan melepaskan pakaian


belum sakit : Pasien dapat memilih, mengenakan dan melepaskan pakaian sendiri.
at dikaji : Pasien dibantu oleh perawat dan keluarga dalam menggunakan dan melepaskan pakaian.
7) Kebersihan dan kesegaran tubuh
ebelum sakit : Pasien mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun mandi, keramas 2-3 kali menggunakan
shampoo, sikat gigi 2 kali sehari memakai pasta gigi.
at dikaji : Pasien dibersihkan di tempat tidur dengan cara diwaslap, menggunakan haduk kecil.
8) Mencegah dan menghindar bahaya
Sebelum sakit : Pasien bisa mencegah dan menghindari bahaya sendiri.
at dikaji : Untuk mengurangi rasa nyeri, pasien membatasi gerak dan aktivitasnya.

9) Beribadah sesuai kepercayaan


Sebelum sakit : Pasien rajin mengikuti majelis tahlim.
Saat dikaji : Pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur
10) Mengerjakan dan melaksanakan sesuatu untuk memenuhi perasaan
Sebelum sakit : Pasien dapat mengerjakan pekerjaan di rumah.
at dikaji : Pasien hanya terbaring di tempat tidur, tidak dapat bergerak dengan bebas.
11) Komunikasi
Dalam berkomunikasi baik dengan dokter, perawat dan keluarga, kooperatif serta mau
mengungkapkan perasaanya.
12) Suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien jarang mengalami peningkatan suhu tubuh.
Saat dikaji : Suhu tubuh pasien 36.5 C.
13) Berpartisipasi dalam hal rekreasi
belum sakit : Penggunaan waktu senggang dilakukan dengan cara menonton TV bersama keluarga.
Saat dikaji : Pasien tidak dapar berekreasi
14) Belajar memuaskan keingintahuan yang mengarah pada perkembangan kesehatan.
Saat dikaji : Pasien bertanya-tanya bagaiman cara meneteki bayi.

D. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : baik


2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital : TD 100/mmHg, N: 80x/mnt, R: 20x/mnt, SB: 36,5 C
4. TB/BB : 144 cm/ 48 kg
Head to toe
Kepala : bentuk bulat, rambut hitam, penyebaran merata, tidak rontok, kulit kepala tampak bersih,
ekspresi wajah tampak menahan sakit.
Mata : bentuk simetris kiri dan kanan, konyuntiva tidak anemis, sklesa tidak ikterus.
Hidung : simetris kiri dan kanan tidak ada sekat, nasal soptum terletak di tengah.
Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran baik.
Mulut/gigi : bibir kering, gusi warna merah muda, gigi idak ada caries, tidak ada perdarahan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
Payudara : hyperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol ada pengeluaran ASI.
h. Abdoman
Inspeksi : luka post sectio caesarea panjang +/- 10 cm bentuk luka insisi linea medial inferior di jahit
dengan cat gut. Tanda-tanda REEDA
- Red : tidak ada kemerahan
- Edema : tidak ada pembengkakan
- Ekimosis : tidak ada kebiruan
- Drainase : tidak ada pengeluaran cairan/pus
- Approximaxion : luka jahitan rapat
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah perut (region umbilicalis), dengan skala nyeri : 5 sedang
yang terurai sebagai berikut
Tangisan
Tidak menangis :0
Gerakan
Tidak melakukan gerakan yang negatif :0
Rangsangan emosi
Ringan :1
Postur tubuh
Meletakkan tangan di daerah luka :2
Mengeluh nyeri
Dapat melokalisasi daerah nyeri :2
TFU: pertengahan sympisis-pusat.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Perkusi : –
i. Genetalia
Lochia : tampak warna kuning bercampur sedikit darah dan lendir (sanguinolenta)
Kebersihan : baik
Anus : tidak ada hemoroid
j. Ekramitas
Atas : dapat digerakkan tidak ada masalah
Bawah : kaki simetris kiri dan kanan, tidak ada odema, tidak ada varices

E. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 28/7/2013


Jenis Hasil Nilai ujian
HB 11.7 gr % 12-16 gr %
Leukosit 8400/mm3 4000-10000/mm3
Trombosit 156 10/L 150-450 10/L

b. Pemeriksaan USG tanggal 28/7/2013


Kesan janin intra uterin tunggal hidup letak kepala aterm

F. Theraphy tanggal 28/7/2013


Cefadoxil 3x1
Metronidasol tab 3x1
Sf 1x1
Diet TKTP
Rawat luka

G. Pegelompokan data

1) Data subjektif
- Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi
- Ibu mengatakan tidak bisa bebas bergerak
- Ibu megatakan masih kaku/canggung dalam meneteki bayi

2) Data objektif
- Ekspresi wajah tampak menahan sakit
- Terdapat luka operasi sectio caesarea di abdomen +/- 10 cm ditutupi gaas
- Terdapat nyeri pada daerah abdomen (region umbilicalis) dengan skala nyeri : 5 sedang
yang terurai sebagai berikut:
Tangisan
Tidak menangis :0
Gerakan
Tidak melakukan gerakan yang negatif :0
Rangsangan emosi
Ringan :1
Postur tubuh
Meletakkan tangan di daerah luka :2
Mengeluh nyeri
Dapat melokalisasi daerah nyeri :2
- Aktivitas dibantu perawat dan keluarga dengan skor sebagai berikut; mandi: 2,
berpakaian/berdandan: 2, mobilisasi di tempat tidur: 1, ambulasi: 2, dengan keterang untuk
skor tersebut sebagau berikut: 0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang
lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung atau tidak mampu.
- Cara meneteki bayi yang salah bayi diletakkan di atas bantal dan badan ibu membungkuk
untuk meneteki
- TTV TD 100/70 mmHg, N: 80/mnt, R:20x/mnt, SB: 36,5 C.

H. Analisa data

No. Data Etiologi Masalah

DS
1. : Ibu mengeluh nyeri pada Luka operasi Nyeri
luka 
DO : Terputusnya kontinuitas
- Ekspresi wajah tampak jaringan
menahan sakit 
- Terdapat luka post operasi Menstimuli saraf-saraf
hari ke-3 diabdomen, perifer, menghantar impuls
panjang luka + 10 cm ke otak bagian hipotalamus
ditutup gaas 
- Terdapat nyeri pada Nyeri dipersepsikan
daerah abdomen (region
umbilicalis) dengan skala
nyeri: 5 sedang yang terurai
sebagai berikut Tangisan;
Tidak menangis: 0,
Gerakan; Tidak melakukan
gerakan yang negatif: 0,
Rangsangan emosi;
Ringan: 1, Postur tubuh;
Meletakkan tangan di
daerah luka: 2, Mengeluh
nyeri; Dapat melokalisasi
daerah nyeri: 2
- TTV: TD100/70 mmhg, N:
80x/mnt, R: 20 x/mnt, SB
36.5
No. Data Etiologi Masalah

2.Keterbatasan aktifitas Tindakan pembedahan Keterbatasan


berhubungan dengan  aktivitas
adanya luka operasi Adanya luka operasi
DS : Ibu mengeluh/ mengatakan 
tidak bisa bergerak dengan Kelemahan fisik
bebas 
DO : Keterbatsan aktifitas
- Terdapat luka operasi
sepanjang + 10 cm ditutupi
dengan gaas
- Aktivitas dibantu perawat
dan keluarga dengan skor
sebagai berikut; mandi: 2,
berpakaian/berdandan: 2,
mobilisasi di tempat tidur:
1, ambulasi: 2, dengan
keterang untuk skor
tersebut sebagau berikut:
0= mandiri, 1= dibantu
sebagian, 2= perlu bantuan
orang lain, 3= perlu
bantuan orang lain dan alat,
4= tergantung atau tidak
mampu.
3. Kurangnya pengetahuan Peran baru sebagai ibu Kurang
berhubungan dengan  pengetahuan
kurangnya informasi Kurangnya informasi
tentang langkah-langkah/ tentang teknik/ langkah-
teknik pemberian ASI yang langkah pemberian ASI
benar yang ditandai dengan yang benar
: 
DS : Kurangnya pengetahuan
- Ibu mengatakan masih
kaku dalam meneteki bayi
DO :
- Badan ibu membungkuk,
bayi diletakkan di atas
bantal

I. Prioritas Masalah

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan


2. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan adanya luka operasi
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang teknik/langkah-
langkah pemberian ASI yang benar
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan/
No. Intervensi Rasionalisasi Im
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri berhubungan Nyeri 1. Ajarkan 1. Dapat mengalihkan perhatianTgl. 1-8-
dengan adanya luka berkurang/ teknik pengalihan pasien terhadap nyeri sehingga Jam 09.0
operasi yang ditandai hilang setelah perhatian nyeri dapat ditoleransi 1. Menga
dengan : diberikan 2. Mengukur TTV 2. Dengan mengukur TTV dapat pengal
DS : Pasien mengeluh nyeri tindakan mengetahui keadaan umum pasien yaitu
pada luka keperawatan dan dapat menentukan tindakan panjan
DO : - Eksprei wajah selama 23. Rawat luka post yang tepat tahan
tampak menahan sakit hari dengan operasi hari III 3. Perawatan luka yang baik dapat kemud
nyeri. kriteria hasil : mempercepat proses melalu
- Nyeri tekan pada– Pasien tidak penyembuhan sehingga nyeri lakuka
daerah luka operasi mengeluh dapat berangsur-angsur hilang. Jam 09.1
- Terdapat luka operasi, nyeri 2. Men
panjang + 10 cm– Luka tampak 100/70
tertutup gaas kering x/mnt,
- TTV TD100/70– Ekspresi 36,5C
mmHg, N: 80 x/mnt, wajah tampak Jam 09.3
R: 20 x/mnt, SB tenang 3. Mera
36,5C – TTV dalam dengan
batas normal dengan
TD : 100/70 betadi
mmHg, N : 80 tampa
x/m, R : 20 ada k
x/m, SB ada
: 36,5C tampa
2. Keterbatasan aktivitas Kebutuhan 1. Bantu1. Dapat membantu dalamTgl 1-8 2
berhubungan dengan aktivitas pasien dalam memenuhi sebagian kebutuhan Jam 11.0
prosedur pengobatan terpenuhi melakukan dasar pasien dan meningkatkan 1. Memb
dan perawatan ditandai setelah di perawatan diri hubungan terapeutik antara mandi
dengan: berikan seperti mandi, dan perawat dan pasien
DS : Ibu mengeluh tidak tindakan berpakaian. jam 11.20
dapat bergerak dengan selama 3 hari 2. Anjurkan kepada2. Agar kebutuhan pasien terpenuhi2. Men
bebas. dengan kriteria keluarga unutk serta dapat membantu dalam keluar
DO : - Terdapat hasil: membantu pasien proses penyembuhan memb
luka operasi– Pasien dapat dalam berakt
epanjang + 10 cm bergerak beraktivitas. hasil
ditutupi gaas dengan bebas memb
- Aktivitas dibantu oleh– ADL dapat pasien
perawat dan keluarga dilakukan sendir
secara mandiri
Diagnosa Tujuan/
No. Intervensi Rasionalisasi Im
Keperawatan Kriteria Hasil
3. Kurang pengetahuan Ibu dapat 1.Mengajarkan teknik1. Agar dapat menentukanTgl. 1-8-
berhubungan dengan meneteki menyusui yang berhasilnya menyusui bayi. 1. Men
kurangnya informasi bayinya benar (pendidikan langka
tentang langkah- dengan cara kesehatan) langka
langkah/ teknik yang benar dan yang b
pemberian ASI yang dalam posisi
benar ditandai dengan : yang benar dan
DS : Ibu mengatakan masih tidak kaku
kaku dalam meneteki dengan kriteria
bayi hasil.
DO : BadanDS ibu : Ibu
membungkuk, bayi mengatakan
diletakkan di atas sudah tahu
bantal cara meneteki
yang benar
DO :
- Meneteki
dengan posisi
duduk dengan
menggendong
bayi yang
benar

También podría gustarte