Está en la página 1de 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK


MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti


Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

ABSTRAK
Latar belakang Masa Remaja merupakan salah satu tahap
perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Pada tahap
ini remaja akan mengalami suatu perkembangan fisik, seksual dan
psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas.. Mereka yang tidak
mengenal tentang proses reproduksi dapat mengira bahwa
perubahan saat pubertas merupakan suatu hal yang tidak wajar
sehingga membuat remaja menjadi malu dan takut. Berdasarkan
hal tersebut sangat diperlukan pengetahuan remaja tentang
pubertas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan
kesiapan anak menghadapi masa pubertas.
Metode Penelitian menggunakan metode Diskriptif korelasi.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai remaja
putri yang memasuki masa pubertas dan remaja putri yang
memasuki masa pubertas di Dukuh Carikan, Ringinanom,
Tempuran, Magelang sebanyak 38 ibu, dengan menggunakan
teknik total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisis data menggunakan chi square.
Hasil Penelitian berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
remaja dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Hasil
uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh ρ value
0,021 < 0,05.
Kesimpulan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
kesehatan reproduksi remaja dengan kesiapan anak
menghadapi masa pubertas.

Kata Kunci: pengetahuan, kesehatan reproduksi remaja,


kesiapan pubertas

LATAR BELAKANG Permasalahan remaja yang ada saat


Remaja sebagai sumber daya ini adalah sangat kompleks dan
manusia merupakan salah satu modal menghawatirkan. Remaja merupakan
dasar pembangunan, karena sebagai masa yang sangat rawan dan
tunas, penerus, dan penentu masa merupakan proses pencarian jadi diri,
depan bangsa. Keberadaan maka masa ini memerlukan perhatian
kelompok remaja tidak bisa diabaikan khusus. (BKKBN, 2002)
begitu saja. Dari data statistik jumlah Remaja adalah pribadi yang
penduduk di Indonesia usia remaja 10- mulai berkembang, mereka tidak lagi
14 tahun sebanyak 11.238.221 jiwa, menjadi anak-anak tetapi sudah
sedangkan ditingkat Jawa Tengah berkembang dan tumbuh pada
jumlah remaja putri 1.542.826 jiwa, tingkat dewasa. Semua perubahan
untuk remaja laki-laki 1.621.333 jiwa. dan perkembangan yang terjadi

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 96


memerlukan penyiapan yang besar suka kepada lawan jenis sehingga
sehingga anak atau remaja siap dan mulai membatasi pergaulan.
dapat menyesuaikan diri dengan Sedangkan 4 remaja belum tahu
perubahan yang terjadi. (Hurlock, tentang pubertas dari manapun
2002) termasuk dari ibunya, sehingga tidak
Pada masa anak khususnya siap dalam menghadapi perubahan
anak yang akan menginjak usia yang terjadi saat pubertas, dimana
remaja putri akan mengalami mereka tidak siap dalam menghadapi
perubahan fisik yang pesat, yang akan perubahan fisik seperti perubahan
menjadi pertanda biologis dari bentuk tubuh sehingga merasa malu
kematangan seksual. Perubahan ini dan khawatir. Serta perubahan
terjadi pada satu masa transisi antara psikologis seperti suka terhadap lawan
masa anak-anak dan reproduksi yang jenis dan tidak terpikir untuk
disebut pubertas. (Wiknjosastro, 2005: membatasi pergaulan. Dengan
127). Remaja pubertas mengalami mengetahui masalah diatas maka
perubahan fisik dan psikologis. peneliti merasa tertarik dan berminat
Psikologis masa pubertas ditandai oleh mengadakan penelitian tentang
perubahan sikap dan perilaku seperti “Hubungan tingkat pengetahuan ibu
kegelisahan karena ketidaksiapan, tentang kesehatan reproduksi remaja
rasa cemas, malu, dan mulai tertarik dengan kesiapan anak menghadapi
pada lawan jenis. Perubahan biologis masa pubertas”.
pada remaja ditandai dengan
menstruasi. Perubahan ini menjadi METODE PENELITIAN
sumber ketidaksiapan terutama pada Berdasarkan masalah dan tujuan
anak yang akan menginjak usia yang hendak dicapai maka jenis
remaja, yang relatif belum mencapai penelitian ini menggunakan desain
tahap kematangan mental dan sosial diskriptif korelasi dengan pendekatan
harus menghadapi tekanan emosi Cross Sectional yaitu suatu penelitian
yang saling bertentangan. untuk mempelajari dinamika korelasi
Pada masa pubertas ini remaja antara faktor-faktor resiko dengan
sangat membutuhkan pendampingan faktor efek dengan cara pendekatan,
dari orang tua, disaat ini orang tua observasi atau pengumpulan data
harus bisa menjadi teman untuk sekaligus pada suatu saat. Data
bertukar pikiran, bukan menjadi penelitian dikumpulkan dengan
seorang sosok yang ditakuti. Orang tua kuesioner yang dibagikan kepada ibu
harus bisa menjadi tempat mencari yang mempunyai remaja putri yang
solusi untuk anaknya. Hingga dapat memasuki usia pubertas (11 – 13 tahun)
memberikan berbagai nasehat untuk di Dukuh Carikan, Ringinanom,
anaknya dalam menghadapi masa Tempuran, Magelang. Metode
pubertas. Peran orang tua terutama pemilihan data menggunakan total
ibu sangat menentukan proses sampling adalah cara yang
pencarian harga diri dimasa pubertas. digunakan mengambil sampel yang
Dari studi pendahuluan pada akan diambil secara total sampling
bulan April 2012 di Dukuh Carikan, yaitu sampel yang diambil adalah dari
Ringinanom, Tempuran, Magelang seluruh populasi dijadikan sampel.
dari wawancara kepada 5 orang Jumlah sampel 38 responden. Data
remaja putri yang memasuki masa penelitian ini akan di analisis dg
pubertas, satu remaja tahu tentang menggunakan alat analisis statistik
pubertas dari ibunya sehingga siap univariat dan bivariat. Dengan analisa
dalam menghadapi perubahan yang ini bisa menyajikan data dari hasil
terjadi saat pubertas, perubahan penyebaran angket mengenai
tersebut adalah perubahan fisik yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu
terjadinya menstruasi dan perubahan tentang kesehatan reproduksi remaja
bentuk tubuh. Serta perubahan dengan kesiapan anak menghadapi
psikologi dimana mulai timbul rasa masa pubertas.

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 97


HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden


No Karakteristik responden N = 38 Persentase (%)
1 - Umur
< 20 tahun 1 2.6
20 – 32 tahun 33 86.8
> 35 Tahun 4 10.5
2 - Pendidikan Ibu 3 7.9
Dasar 30 79.0
Menengah 5 17.2
Perguruan tinggi
3 - Pekerjaan Ibu 15 39.5
IRT 3 7.9
PNS 20 52.6
Swasta
4 - Pengetahuan
Baik 17 44.7
Cukup 13 34.2
Kurang 8 21.1
5 - Kesiapan
Siap 24 63.2
Tidak 24 36.8

Tabel 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Kesiapan
Anak Menghadapi Masa Pubertas
kesiapan anak menghadapi masa
Pengetahuan pubertas Jumlah X2
-value
Siap Tidak
n % n % N %
Baik 14 36.8 3 7.9 17 44.7
Cukup 8 21.05 5 1.31 13 34.2
Kurang 2 5.3 6 15.8 8 21.1
Jumlah 24 63.2 14 36.8 38 100.0
0,021 7.712

PEMBAHASAN pengetahuan baik akan mengerti


Berdasarkan tabel silang lebih detail tentang pengertian dan
dperoleh responden yang tingkat apa yang akan terjadi ketika anaknya
pengetahuannya baik sebagian besar beranjak dewasa. Pandangan dan
siap menghadapi pubertas yaitu 14 kepercayaan orang tua juga akan
responden (36,8%). Pada usia pubertas lebih besar dibandingkan ketika masih
pengetahuan yang mantap tentang anak-anak. Bahkan terkadang ada
reproduksi merupakan modal yang orang tua yang memberikan
penting untuk menjalani fase kebebasan bagi anaknya setelah
kehidupannya dan melaksanakan remaja. Hal inilah yang sebagian besar
tugas perkembangannya. Hal ini dinantikan oleh anak-anak. Mereka
diperlukan untuk menghindari yang tahu tentang pengertian
kemungkinan terjadinya kesalahan pubertas yang sesungguhnya merasa
remaja akibat kurangnya lebih siap. Hal ini diperkuat dengan 8
pengetahuan tentang reproduksi. responden dengan pengetahuan
Pengetahuan ibu yang tinggi cukup siap menghadapi pubertas.
akan lebih aktif memberikan informasi Adapun jumlah responden yang
kepada anaknya tentang pubertas. mempunyai pengetahuan kurang tapi
Sehingga anaknya menjadi lebih siap sebanyak 2 orang, hal ini dapat
mengerti tentang pubertas. Serta terjadi karena orang tua yang
anaknya tidak lagi merasa malu memberikan penjelasan tentang
ataupun cemas. Ibu dengan menstruasi hanya setengah-setengah,

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 98


begitu pula di sekolah tidak ada menghadapi pubertas yaitu 6
pembelajaran tentang kesehatan responden (15,8%) sebagian besar ibu
reproduksi. Hal lain dikarenakan anak mempunyai pengetahuan yang
memperoleh pengetahuan kurang kurang tentang pubertas sehingga
sebelumnya tapi ada orang yang anak mereka tidak siap menghadapi
disekelilingnya yang bisa membimbing pubertas. Kurangnya pengetahuan
dan menjelaskan apa yang di alami dari ibu tentang reproduksi khususnya
anak tersebut sehingga mereka menstruasi pada remaja putri
mampu menghadapi pubertas. berdampak terhadap kesiapan anak
Informasi anak tersebut dapat dalam menghadapi pubertas.
diperoleh dari media seperti internet, Sedangkan kesiapan atau
buku maupun televisi. Seorang ibu ketidaksiapan dalam menghadapai
dalam memberi penjelasan tentang pubertas berdampak terhadap reaksi
suatu hal sangat ditentukan oleh individual anak baik positif maupun
pemahaman ibu, ibu yang memiliki negatif pada saat menstruasi
pendidikan tinggi diharapkan akan pertama. Pengetahuan ibu tentang
lebih dapat menjelaskan apanya menstruasi dapat distimulus dari
diketahuinya kepada anaknya. berbagai faktor, diantaranya sosial,
Berdasarkan karekteristik responden 30 ekonomi, budaya, pendidikan,
ibu berpendidikan menengah. pengalaman. Berbagai reaksi dapat
Menurut Henderson (2005) pada terjadi dan sangat menyolok pada
umumnya gadis remaja belajar pubertas adalah kecemasan dan
tentang haid dari ibunya. Tetapi, tidak ketakutan yang kemudian diperkuat
semua ibu memberikan informasi yang dengan keinginan untuk menolak
memadai kepada putrinya dan fisiologis haidnya. Berdasarkan hal
sebagian enggan membicarakan diatas pendampingan dan
secara terbuka sampai anak gadisnya pengetahuan ibu tentang pubertas
mengalami pubertas. Hal ini sangat menentukan kesiapan anak
menimbulkan kecemasan bagi anak. dalam menghadapi pubertas.
Hasil penelitian menunjukkan Sesuai dengan hasil analisis chi
bahwa responden yang mempunyai square dengan program SPSS 17.0
pengetahuan dalam kategori baik 3 diperoleh hasil, P.value 0.021. Hasil nilai
responden tidak siap mengahadapi probabilitas lebih kecil dari level of
pubertas dan pengetahuan cukup significant 5 % (0,021 < 0,05), maka
sebanyak 5 orang tidak siap dapat disimpulkan bahwa ada
menghadapi pubertas, hal ini hubungan tingkat pengetahuan ibu
dikarenakan orang tua lebih tepatnya tentang kesehatan reproduksi remaja
ibu sedikit memberikan penjelasan dengan kesiapan anak menghadapi
tentang pubertas ketika anaknya masa pubertas.
mulai beranjak dewasa, sementara Hal ini mendukung penelitian
anak kurang bisa memahami dengan yang dilakukan oleh Wahyu setyowati
apa yang dijelaskan ibunya sehingga (2006) dengan judul Hubungan
mereka tidak siap kalau pubertas. Pengetahuan Tentang Menstruasi
Kemudian pada saat anak mengalami Dengan Kesiapan Menghadapi
pubertas, keadaan psikologinya yang Menarche Pada Remaja Putri Usia
masih terlalu dimanja orang tua Pubertas di SMPN 2 Banyu Biru
menjadikan anak tidak mandiri dan Semarang, dimana diperoleh hasil
selalu takut menghadapi masa umumnya siswi kelas 1 dan 2 SMPN 2
remajanya sehingga kesiapan Banyu Biru Jawa Tengah mayoritas
menghadapi pubertas pada anakpun mempunyai pengetahuan yang baik
menjadi kurang siap. tentang menstruasi dan mempunyai
Dari hasil penelitian dapat kesiapan yang baik dalam
diketahui bahwa responden yang menghadapi menarche.
pengetahuannya kurang sebagian Dengan demikian dapat
besar anaknya tidak siap disimpulkan bahwa pengetahuan ibu

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 99


tentang keshatan reproduksi remaja DAFTAR PUSTAKA
berhubungan dengan kesiapan anak Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
menghadapi pubertas. Semakin tinggi Suatu Pendekatan Praktek.
tingkat pengetahuan ibu yang Jakarta:
diperoleh maka kesiapan akan Rineka Cipta.
semakin mantap dan remaja putri Alimul, Hidayat. 2007. Metode
tidak akan lagi merasa dirinya kotor
atau berpikiran negatif tentang Penelitian Kebidanan Teknik
perubahan pubertas yang dialaminya. Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
PENUTUP Barthos, B. 2005. Manajemen Sumber
Kesimpulan Daya Manusia Suatu
Berdasarkan hasil penelitian dan Pendekatan Makro. Jakarta:Bumi
pembahasan maka dapat disimpulkan Aksara
beberapa hal sebagai berikut: BKKBN. 2002. Satu Dari Lima Orang
Hubungan tingkat pengetahuan ibu Indonesia Adalah Remaja.
tentang kesehatan reproduksi remaja Available At
terbukti memiliki hubungan dengan http://www.kesrepro.info/krr/jun/
kesiapan anak menghadapi masa 2005/krr01.htm. Posting At 12.
pubertas dilihat dari nilai p value April 2012 pukul 20 : 58
(0,021) lebih kecil dari level signifikan _______. 2004. Kesehatan Reproduksi
5%. Remaja. Available At
http://www.kesrepro.info/krr/jun/
Saran 2005/krr01.htm. Posting At 12.
1. Bagi Tenaga Kesehatan perlu April 2012 pukul 20 : 58
diadakannya penyuluhan untuk Bobak, L.K.J. 2005. Buku Ajar
meningkatkan pengetahuan Keperawatan Maternitas. Edisi 4
tentang menstruasi pada siswa Terjemahan. Jakarta: EGC.
putri sejak awal sehingga Depkes RI,2005. Panduan Manjemen
persiapan menghadapi pubertas Kesehatan Reproduksi Remaja.
dapat dilakukan sejak dini. Jakarta: IDAI
2. Bagi Remaja diharapkan untuk Henderson. C. 2005. Buku Ajar Konsep
menambah informasi tentang Kebidanan. Jakarta : EGC.
pubertas dari berbagai media Hurlock, E. 2002. Perkembangan Anak.
untuk meningkatkan Jakarta: Erlangga
pengetahuan .sehingga siap IBI. 2003. 50 tahun IBI. Jakarta: Ikatan
menghadapi pubertas. Bidan Indonesia
3. Bagi Peneliti diharapkan dapat Ika Dwi.2009. Hubungan Pekerjaan Ibu
diadakan peneltian lanjutan dengan pengetahuan remaja
dengan variabel dan waktu yang tentang menarche.
berbeda, serta responden lebih httt//www.digilibEUB.co.id
banyak agar hasil penelitian Kartini Kartono. 2006. Psikologi Wanita I.
maksimal. Bandung: Mandar Maju.
4. Bagi Masyarakat diharapkan Narendra, M.B. 2002. Tumbuh
masyarakat atau orang tua Kembang Anak dan Remaja.
menambah informasi tentang Jakarta : Sagung Seto.
kesehatan reproduksi remaja Notoadmodjo, S. 2010.Pendidikan Dan
khususnya mengenai pubertas Perilaku Kesehatan. Jakarta :
sehingga manpu memberikan Rineka Cipta.
pengetahuan tentang pubertas . 2010.Kesehatan
pada anaknya. Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta : Rineka Cipta.
. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 100


Sarwono, S.W. 2008.Psikologi Remaja. Sukoharjo.httt//www.digilibEUB.co
Jakarta : Raja Grafika Persada. .id
Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Wahyu, setyowati .2006. Hubungan
Remaja dan Permasalahannya. Pengetahuan Tentang Menstruasi
Jakarta : Sagung Seta. Dengan Kesiapan Menghadapi
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Menarche Pada Remaja Putri
Kuantitatif. Alfabeta: Bandung. Usia Pubertas di SMPN 2 Banyu
Sunarto. 2005. Kebijaksanaan dan Biru Semarang.
Strategi Nasional Kesehatan Sukoharjo.httt//www.digilibEUB.co
Reproduksi di Indonesia. Jakarta: .id
Kerjasama Depkes RI, Depdiknas, Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan.
Depsos RI, BKKBN, UNFRA. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Tri, Setyaningsih. 2008. Hubungan Sarwono Prawiroharjo.
antara pengetahuan remaja _____________. 2006. Ilmu Kebidanan.
tentang kesehatan reproduksi Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
dengan perilakuseks pranikah di Sarwono Prawiroharjo.
SMU Negeri 1 Tawangsari

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012 101

También podría gustarte