Está en la página 1de 14

A.

Defenisi
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin.
Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan telah
berkembang untuk melaksanakan sejumlah fungsi penting, seperti : ekskresi
produk sisa metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan
asam yang sesuai, dan sekresi berbagai hormon dan autokoid.
Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan
penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi
glomerulus (LFG), di sertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan
kreatinin).
B. Etiologi
1. Penyebab pre-renal yang disebabkan karena hipolovmia, penurunan dari
curah jantung yang terjadi pada gagal jantung kongestif, infark miokardium,
temponade jantung dan emboli paru, vasodilatasi, dan peningkatan resistensi
pembuluh darah ginjal.
2. Penyebab renal kelainan yang terjadi karena pembuluh darah ginjal, penyakit
glomerulus, nekrosis tubulus akut, d penyakit interstisial.
3. Penyebab post-renal karena sumbatan dari ureter yang terjadi, dan juga
karena sumbatan uretra.
Penyebab lazim gagal ginjal akut :
1. Deplesi volume cairan ekstrasel (ECF) absolute meliputi:
a. Perdarahan :operasi besar, trauma, pascapartum
b. Dieresis berlebihan
c. Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berat : muntah, diare
d. Kehilangan cairan dari ruang ketiga : lika bakar ,peritonitis, prankretitis
2. Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
a. Penurunan curah jantung: infrak miokardium , distritmia, gagal jantung
b. Vasodilitasi perifer :sepsis anafilaksis obat anestesi, nitrat.
c. Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik, gagal hati.
C. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari penyakit gagal ginjal akut, yaitu sebagai berikut:
1. penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare,
pucat (anemia), dan hipertensi.
2. Nokturia (buang air kecil di malam hari).
3. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang
menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan).
4. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki.
5. Tremor tangan
6. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi
7. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai
adanya pneumonia uremik.
D. Anatomi fisiologi
Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan
keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular.
Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna
merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di
daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan
lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.
Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai dari ketinggian
vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di
sebelah kanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan
tebal 2,5 cm. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-
155 gram. Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila kapsul
dibuka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua. Ginjal terdiri
dari beberapa bagian, yaitu antara lain:
1. Bagian dalam (interna) medula
Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya antara 8-16
buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke
sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan
duktus koligens terminal.
2. Bagian luar (eksternal) korteks
Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan
bergranula. Substansia ini tepat di bawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang
basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam di antara
piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal
dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens. Struktur halus ginjal terdiri
atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal
bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bisa
membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan
fungsi dari ginjal. Nefron terdiri dari bagian-bagian berikut :
1. Glomerulus
Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di
dalam kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan meneruskan darah
ke sistem vena melalui arteriol eferen. Glomerulus berdiameter 200μm,
mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yang
memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula
Bowman.
2. Tubulus proksimal konvulta
Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman
dengan panjang 15 mm dan diameter 55μm.
3. Gelung henle (ansa henle).
Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis, selanjutnya ke
segmen tebal panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.
4. Tubulus distal konvulta
Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya
jauh dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-masing
nefron bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.
5. Duktus koligen medula
Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.

Fisiologi ginjal :
Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua golongan yaitu :
a. Fungsi ekskresi
1. Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat
anorganik, dan asam urat.
2. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Menjaga keseimbangan asam dan basa.
b. Fungsi Endokrin
1. Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperan
dalam pembentukan sel darah merah.
2. Menghasilan renin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.
3. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu
penyerapan kalsium.
4. Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturan
garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.
E. PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu sebagai
berikut:
1. Stadium Oliguria
Stadium oliguria biasanya timbul dalam waktu 24 sampai 48 jam sesudah
terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin normal adalah 1-2 liter/24jam. Pada
fase ini pertama-tama terjadi penurunan produksi urin sampai kurang dari 400cc/24
jam. Tidak jarang produksi urin sampai kurang dari 100cc/24 jam, keadaan ini
disebut dengan anuria. Pada fase ini penderita mulai memperlihatkan keluhan-
keluhan yang diakibatkan oleh penumpukan air dan metabolit-metabolit yang
seharusnya diekskresikan oleh tubuh, seperti mual, muntah, lemah, sakit kepala,
kejang dan lain sebagainya. Perubahan pada urin menjadi semakin kompleks,
yaitu penurunan kadar urea dan kreatinin. Di dalam plasma terjadi perubahan
biokimiawi berupa peningkatan konsentrasi serum urea, kreatinin, elektrolit
(terutama K dan Na).
2. Stadium Diuresis
Stadium diuresis dimulai bila pengeluran urine meningkat sampai lebih dari
400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4 liter/24 jam. Stadium ini
berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang tinggi pada stadium ini
diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea, dan juga disebabkan karena
masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang sedang dalam masa
penyembuhan untuk mempertahankan garam dan air yang difiltrasi. Selama
stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus meningkat, terutama karena
bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. Tetapi dengan
berlanjutnya di uresis, azotemia sedikit demi sedikit menghilang, dan pasien
mengalami kemajuan klinis yang benar.
3. Stadium Penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai satu tahun, dan selama
masa itu, produksi urin perlahan-lahan kembali normal dan fungsi ginjal membaik
secara bertahap, anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit
membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap mende rita penurunan glomerular
filtration rate (GFR) yang permanen.
F. PENATALAKSANAAN
a. Mencapai & mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan
natrium dibatasi hingga 60 mmol/hari dan cairan cukup 500 ml/hari di luar
kekurangan hari sebelumnya atau 30 mmol/jam di luar jumlah urin yang
dikeluarkan jam sebelumnya. Namun keseimbangan harus tetap diawasi.
b. Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau
hiperalimentaasi intravena. Glukosa dan insulin intravena, penambahan kalium,
pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan dialisis.
c. Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi
saluran napas dan nosokomial. Demam harus segera harus dideteksi dan diterapi.
Kateter harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung kemih dapat
disingkirkan.
d. Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa untuk
adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksi dari
kenaikan rasio ureum/kreatinin, disertai penurunan hemoglobin. Biasanya
antagonis histamin H (misalnya ranitidin) diberikan pada pasien sebagai
profilaksis.
e. Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-40
mmol/L. Secara umum continous haemofiltration dan dialisis peritoneal paling
baik dipakai di ruang intensif, sedangkan hemodialisis intermitten dengan kateter
subklavia ditujukan untuk pasien lain dan sebagai tambahan untuk pasien katabolik
yang tidak adekuat dengan dialisis peritoneal/hemofiltrasi.
G. Komplikasi
1. Jantung : edema paru, aritmia, efusi pericardium
2. Gangguan elektrolit : hyperkalemia, hiponatremia, asidosis
3. Neurlogi : iritabilitas neuromuskuler, flap, tremor, koma, gangguan
kesadaran, kejang
4. Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus, peptikum, perdarahaan
gastrointestinal
5. Hematologi : anemia, diathesis hemoragik
6. Infeksi : pneumonia, septikemis, infeksi nosocomial
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Identitas :
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.
B. TANDA-TANDA VITAL
Nadi : normal ( 60-80 x/i)
TD : normal (120/80 mmHg)
Pernapasan : normal (16-24x/i)
Suhu : normal (37,5ºC)
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah terjadi penurunan produksi miksi
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pengkajian ditujukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit terutama
pada prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan
penurunan jumlah urine output dan apakah penurunan jumlah urine output tersebut
ada hubungannya dnegna predisposisi penyebab, seperti pasca perdarahan setelah
melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar nluas, cedera luka bakar, setelah
mengalami episode serangan infark, adanya riwayat minum obat NSAID atau
pemakaian antibiotik, adanya riwayat pemasangan tranfusi darah, serta adanya
riwayat trauma langsung pada ginjal.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Biasanya klien pernah mengalami penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem
perkemihan yang berulang, dan mengalami penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab pasca renal.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Biasanya ada riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala dan Wajah : Biasanya tidak ada lesi, wajah tampak meringis, tampak
lemah
2. Mata : Biasanya sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis
3. Kesadaran : Biasanya terjadi penurunan tingkat kesadaran
4. Hidung : Biasanya septum berada di tengah-tengah
5. Mulut : Biasanya tercium bau urine
6. Leher : Biasanya tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Thorak/dada
Inspeksi : Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi.
Palpasi : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan
Perkusi : Biasanya sonor
Auskultasi : Biasanya suara napas kussmaul
8. Abdomen
Inspeksi : Biasanya datar, tidak ada lesi
Auskultasi : Tidak ada bising usus
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : Biasanya adanya nyeri
9. Genitalia : biasanya tidak ada edema
10. Ekstremitas :Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada odema, ROM kedua
lengan baik, Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua lengan dan gerakan sendi
kedua lengan baik. adanya kelemahan fisik secara umum efek sekunder dari
anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipetensi.
E. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
No Pola Sehat Sakit
A. Eliminasi : Biasanya 7-8x/hari Warna urine terlihat
-BAK Biasanya 1-2x/hari lebih pekat/gelap.
-BAB penurunan frekuensi dan
penurunan urine output
B. Nutrisi : Biasanya 3x/hari penurunan intake nutrisi
-Pola Makan Biasanya 8x/hari dari kebutuhan
-Pola Minum
C. Tidur/Istirahat : Biasanya 7-9 jam Biasanya kurang dari 7
-Waktu Tidur jam
D. Aktivitas dan Biasanya aktivitas dan Biasanya aktivitas
Latihan : latihan teratur terganggu, terilhat
-Kesulitan atau lemah,
Keluhan dalam hal :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan b/d kerusakan fungsi ginjal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan
muntah
3. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1. Kelebihan volume · Elektrolit and acid Fluid management:
cairan berhubungan base balance · Timbang popok/
dengan kerusakan · Fluid balance pembalut jika diperlukan
fungsi ginjal. · Hydration · Pertahankan catatan
Defenisi : Kriteria hasil : intake dan output yang
peningkatan retensi · Terbebas dari edema, akurat
cairan isotonik. efusi, anaskara. · Pasang urin kateter
Batasan · Bunyi napas bersih, jika diperlukan
karakteristik : tidak ada dyspneu/ · Monitor hasil Hb
· Bunyi napas ortopneu yang sesuai dengan retensi
adventisius · Terbebas dari distensi cairan (BUN, Hmt,
· Gangguan vena jugularis, reflek osmolalitas urin)
elektrolit hepatojugular (+) · Monitor status
· Anasarka · Memelihara tekanan hemodinamik termasuk
· Ansietas vena sentral, tekanan CVP, MAP, PAP, dan
· Azotemia kapiler baru, ouput PCWP
· Perubahan jantung dan vital sign · Monitor vital sign
tekanan darah dalam batas normal · Monitor indikasi
· Perubahan · Terbebas dari retensi/ kelebihan cairan
status mental kelelahan, kecemasan/ (cracles, CVP, edema,
· Perubahan kebingungan distensi vena leher, asites)
pola pernapasan · Menjelaskan indikator · Kaji lokasi dan luas
· Penurunan kelebihan cairan edema
hematrokrit Nutritional status: · M masuonitor
· Penurunan · Food and fluid masukan makanan/ cairan
hemoglobin intake dan hitung intake kalori
· Dispnea · Nutrient intake · Monitor status
· Edema · Weight control nutrisi
· Peningkatan Kriteria Hasil: · Kolaborasi
tekanan vena · Adanya pemberian diuretik sesuai
sentral peningkatan BB sesuai interuksi
· Asupan dengan tujuan · Batasi masukan
melebihi haluaran · BB ideal sesuai cairan pada keadaan
· Distensi vena dengan tinggi badan hiponatrermi dilusi dengan
jugularis · Mampu serum Na
· Oliguria mengidentifikasi · Kolaborasi dokter
· Ortopnia kebutuhan nutrisi jika tanda cairan berlebih
· Efusi pleura · Tidak ada tanda- muncul memburuk
· Refleksi tanda malnutrisi Fluid monitoring:
hepatojugular · Menunjukkan · Tentukan riwayat
positif peningkatan fungsi jumlah dan tipe intake
· Perubahan pengecapan dari menelan cairan dan eliminasi
tekanan arteri · Tidak terjadi · Tentukan
pulmunal penurunan BB yang kemungkinan faktor resiko
2. · Kongetsi berarti dari ketidak seimangan
pulmonal cairan (Hipertermia, terapi
· Gelisah diuretik, kelainan renal,
· Perubahan gagal jantung, diaporesis,
berat jenis urin disfungsi hati, dll.)
· Bunyi · Monitor berat badan
jantung S3 · Monitor serum dan
· Penambahan elektrolit urin
berat badan dalam · Monitor serum dan
waktu sangat osmilalitas urin
singkat · Monitor BP, HR,
Faktor-faktor dan RR
yang · Monitor tekanan
berhubungan: darah orthostatik dan
· Gangguan perubahan irama jantung
mekanisme regulasi · Monitor parameter
· Kelebihan hemodinamik infasif
asupan cairan · Catat secara akutar
· Kelebihan intake dan output
asupan natrium · Monitor adanya
Ketidakseimbangan distensi leher, rinchi,
nutrisi kurang dari eodem perifer dan
kebutuhan tubuh penambahan BB
berhubungan · Monitor tanda dan
dengan anoreksia, gejala dari odema
mual dan muntah Nutrition Management:
Definisi: Asupan · Kaji adanya alergi
nutrisi tidak cukup makanan
untuk memenuhi · Kolaborasi dengan
kebutuhan ahli gizi untuk menetukan
metabolik jumlah kalori dan nutrisi
Batasan yang dibutuhkan pasien
Karakteristik: · Anjurkan pasien
· Kram untuk meningkatkan
abdomen intake Fe
· Nyeri · Anjurkan pasien
abdomen untuk meningkatkan
· Menghindari protein dan vitamin C
makanan · Berikan substansi
· BB 20% atau gula
lebih dibawah BB · Yakin diet yang
ideal dimakan mengandung
· Kerapuhan tinggi serat untuk
kapiler mencegah konstipasi
· Diare · Berikan makanan
· Kehilangan yang terpilih (sudah
rambut berlebihan dikonsultasikan dengan
· Bising usus ahli gizi)
hiperaktif · Ajarkan pasien
· Kurang · Circulation status bagaimana membuat
makanan · Tissue perfusion: catatan makanan harian
· Kurang cerebral · Monitor jumlah
informasi Kriteria nutrisi dan kandungan
· Kurang Hasil:Mendemonstrasikan kalori
minat pada status sirkulasi yang · Berikan informasi
makanan ditandai dengan: tentang kebutuhan nutrisi
· Penurunan · Tekanan systole dan · Kaji kemampuan
BB dengan asupan distole dalam rentang pasien untuk mendapatkan
makanan adekuat yang diharapkan nutrisi yang dibutuhkan
· Kesalahan · Tidak ada ortostatik Nutrition Monitoring:
konsepsi hipertensi · BB pasien dalam
· Kesalahan · Tidak ada tanda- batas normal
informasi tanda peningkatan tekanan · Monitor adanya
3. · Membran intrakranial (tidak lebih penurunan BB
mukosa pucat dari 15 mmHg) · Monitor tipe dan
· Ketidak Mendemonstrasikan jumlah aktivitasyang biasa
mampuan kemampuan kognitif dilakukan
memakan makanan yang ditandai dengan: · Monitor interaksi
· Tonus otot · Berkomunikasi anak atau orangtua selama
menurun dengan jelas dan sesuai makan
· Mengeluh dengan kemampuan · Monitor lingkungan
gangguan sensasi · Menunjukan selama makan
rasa perhatian, konsentrasi dan · Jadwalkan
· Mengeluh orientasi pengobatan dan tindakkan
asupan makanan · Membuat keputusan tidak selama jam makan
kurang dari RDA dengan benar · Monitor kulit kering
(recommended Menunjukkan fungsi dan perubahan pigmentasi
daily allowance) sensori motori cranial · Monitor turgor kulit
· Cepat yang utuh: Tingkat · Monitor kekeringan,
kenyang setelah kesadaran membaik, rambut kusam, dan mudah
makan tidak ada gerakan- patah
· Sariawan gerakan involunter · Monitor mual dan
rongga mulut muntah
· Steatorea · Monitor kadar
· Kelemahan albumin, total protein, Hb,
otot pengunyah dan kadar Ht
· Kelemahan · Monitor
otot untuk menelan pertumbuhan dan
Faktor-faktor perkembangan
yang · Monitor pucat,
berhubungan: kemerahan, dan
· Faktor kekeringan konjungtiva
biologis · Monitor kalori dan
· Faktor intake nutrisi
ekonomi · Catat adanya
· Ketidak edema, hiperemik,
mampuan untuk hipertonik papila lidah dan
mengabsorbsi cavitas oral
nutrien · Catat jika lidah
· Ketidak magenta, scarlet
mampuan untuk Peripheral Sensasion
mencerna makanan Management
· Ketidak (Manajemen sensai
mampuan menelan perifer)
makanan · Monitor adanya
· Faktor daerah tertentu yang mana
psikologis peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
· Monitor adanya
paretese
· Instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi kulit jika
ada lesi atau laserasi
· Gunakan sarung
tangan untuk proteksi
· Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
· Monitor
kemampuan BAB
· Kolaborasi
Ketidak efektifan pemberian analgetik
perfusi jaringan · Monitor adanya
perifer. tromboplebitis
Definisi:Penurunan · Diskusikan
sirkulasi darah ke mengenai penyebab
perifer yang dapat perubahan sensasi
menganggu
kesehatan
Batasan
karakteristik:
· Tidak ada
nadi
· Perubahan
fungsi motorik
· Perubahan
karakteristik kulit
(warna, elastisitas,
rambut,
kelembapan, kuku,
sensasi, suhu)
· Indek ankle-
brakhial <0,90
· Perubahan
tekanan darah
diekstremitas ·
Waktu pengisian
kapiler >3 detik
· Klaudikasi
· Warna tidak
kembali ketungkai
saat tungkai
diturunkan
· Kelambatan
penyimbuhan luka
perifer
· Penurunan
nadi
· Edema
· Nyeri
ekstreminas
· Bruit femoral
· Pemendekan
jarak total yang
ditempuh dalam uji
berjalan 6 menit
· Pemendekan
jarak bebas nyeri
yang ditempuh
dalam uji berjalan 6
menit
· Perestesia
· Warna kulit
pucat saat elevasi
Faktor yang
berhubungan:
· Kurang
pengetahuan
tentang faktor
pemberat (mis,
merokok, gaya
hidup monoton,
trauma, obesitas,
asupan garam,
imobilitas)
· Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit (mis,
diabetes,
hiperlipitdemia)
· Diabetes
melitus
· Hipertensi
· Gaya hidup
menoton
· merekok
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin.
Penyebab lazim gagal ginjal akut :
1. Deplesi volume cairan ekstrasel (ECF) absolute meliputi:
a. Perdarahan :operasi besar, trauma, pascapartum
b. Dieresis berlebihan
c. Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berat : muntah, diare
d. Kehilangan cairan dari ruang ketiga : lika bakar ,peritonitis, prankretitis
2. Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
a. Penurunan curah jantung: infrak miokardium , distritmia, gagal jantung
b. Vasodilitasi perifer :sepsis anafilaksis obat anestesi, nitrat.
c. Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik, gagal hati.

También podría gustarte