‘Maj Ked Gi, Desember 2011; 18(2): 167-172 ISSN: 1978-0208
PENGAMBILAN GIGI KANINUS DAN GIGI
SUPERNUMERARY YANG TERPENDAM
PADA MAKSILA
‘Selviana Wati Fobiat & Bambang Dwi Rahardio™
“Program Studi Bedah Mult, Program Pendlkan Doktor Gigi Spe
FFakullas Kedoktoran Gigi, Universitas Galan Mada
“~* Bagian Bedah Mult, Fakultas Keeokteran Gig, Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
Latar belakang: Svatu kasus impaks! gil dapat menyebabkan malokus. dan kelainan ollusi akan somakin bertamah
‘dengan bortabaliyausia. Inpaksi Gigi Kaninus merupakan ol9| Koda Seto gi molar wetiga yang bertekenel tng nuk
‘mengalam’impaks, persentasenya seklar12%-15% dari populas. Gigi supernumerary adalah gigi tambananfberebin, sehingga
jmlah gigi yang terbentuk dalam rahang lebih banyak dari jumiah normal. Teadinya Impakst gil Karinus dan eupemume
‘ary secara bersamaan jarang terjac. Tujuan: Menambah wavasan dibidang bedah mulut minor , lerulama dalam menangsni
sual kasus impaks' gigi kaninus dan supernumaray untuk perawatan orlhodont, Kasus dan Penanganan: Diaporkan seorang
Pasien, wana, berusia 8 tahun yang baru menyadari menyadatikelainan malokeusinya dengan Keluhan ig! depannya ber
tambah maju akibat adarya impaks' gigi Kanirus dan impaksi gig} supernumerary. Pasien dioneukan dari Baglan Orthodont Ke
agian Beda Mulut untuk penanganan impaksi gig kannus dan supernumerary dengan kemungkinan untuk mempertahankan
{91 kanirus melalui pemibedahan, Dengan berbagai perimbangan, perdonta pada akhitnya menyalan operasi pangamblan gi)
[annus dan gig supemumerary oi Bagian Bedah Mulut ASGM Prot. Soedomo, Langksh-langkan diagnose, operat dan berbapel
kkemungkinan kompliasi_juga tut disertakan dialam pembahasan. Kesimpulan: Pengambian gigi karinus dan gig) super
fumerary yang terpencam.merupaksn phen perawatan jk tidak memungkinkan untuk dlakukan exposure pada impaks! Sigh
‘annus pada maksa. Mj Kea Gr Desember 2011; 18(2): 167-172,
‘Kata kunci Impats Kaninus, impaksi sypernumerary, odontettom
ABSTRACT
Background: Imoacted canines is the second most impacted toth ater thiré molar impaction, approximately 12%-15%
‘ofthe population present with impacted canines. A superrumarary toot is one thats adtiona othe normal series and can be
found i almost any raion of th denial arch. The Incidence ofan impacted canines as a sequent with a sypemmumarary loon is
very ra7e. Purpose: The aim ofthis case reports fo ada more Information about a minor surgery due to canine ar Supe
‘merary toot impaction fr orthodontic Yeatment. Case and Management: We reported a case of a waman, 9@ years Ot ino
‘have noticed a maiocokution though the fonvardness movement of Ror anterior teeth, ue 0 tha present of mpacted canine
{and supermmeray. the patient consulted fiom orthodontic department to oral and maxilotadl department for trther assess
‘ment, leatment and also the probability for surgical exposure of impacted canine. We have decided io do odonteetomy forthe
Impacted canine and supernumerary tooth as wel at Oral and Maxilofactal department, Prot. Sudomo Mospilal.The dagnosis
process, exposure of mpacted canine considerations are also discussed. Conelussion: The odonteotomy for mpacted canine
‘and supernumarary teeth had performed as last options if there is impossible to do an exxosure ofan impacted canine. Maj Kod
Gt Desember 2011; 18(2) 167-172
‘Keywords: mpacted canine, impacted supernumerary, odontectomy.athadontc treatment
PENDAHULUAN
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi
ke dalam lengkung rahang pada kisaran waktu yang
‘Supernumerary teeth adalah igi tamba-
harberiebih, sehingga jumiah gigi yang terben-
tuk dalam rahang lebih banyak dari jumlah normal
‘Supernumerary teeth dapat menyebabkan susu-
ran gig-gelgi yang terial berejal atau malah da-
pat_menghambat pertumbuhan gigi sebelahnya,
‘Superumerary teeth lebin sering tejach pada ra.
hang atas dbandingkan rahang bawah. Gigi berbih
ini juge dapat terbentuk di berbagai bagian rahang,
yaitu pada daerah gigi insisit depan atas (disebut
juga mesiodens), di sebelah gigi molar (disebut juga
paramolars), di bagian paling belakang dari gigi
molar terakhir (disebut juga disto-molars), atau dt
‘sebelah gigi premolar (disebut juga parapremolars)
‘Supernumerary teeth yang paling sering djumpal
adalah mesiodens. * Gigi Kaninus merupakan gigi
kedua setelah gigh molar ketiga yang berrekuensi
tinggi untuk mengalami impaksi meskipun demikian
‘ig anterior rahang atas tainnya sepert gigi insisvus
pertama dan kedua rahang atas juga dapat menga-
lami kesultan tumbuh akibatterletak salah di dalam
rahang frekuensi teadinya impaksi kaninus sebesar
0-28%. Ditinjau dar letaknya 85 % posisi gig Kani
ns yang impaksi teletak di daerah palatal lengkung
‘igi, Sedangkan 15% rya terletak di bagian labial
‘tau bukal. Ada beberapa Dukti yang menyatakan
bahwa penderita dengan malokusi Kelas Il divsi 2
an Gil aplasia merupakan kelompok yang mem-
puny resiko tinggi untuk terjadinya kaninus ektopik
‘Merit Biahoma etiolog gigi infaksi dapat disebab-
kan oleh factor primer dan factor sekunder. Faktor
primer melipti trauma pada gigi sulung, benin gigi
‘otasi,tanggal prematur, dan pada kasus celah langit
~langit+* Berkut ini disebutkan beberapa pendapat
para ahil yang membahas mengonai etiolog kaninus
impaksi yatu: 1) Pola heredter dapat menyebabkan
ig impaksi namun etiologi yang paling sering dida-
Pati adalah persistensi gil susu, les okal patologis
{an penyempitan lengkung rahang atas. 2) Bishara
dikk, meringkaskan teori Moyers. bahwa peryebab
kaninus impaksi seperti berikut A. Penyebab primer
: Tingkat kecepatan resorpsi akar gigi sulung, Trauma
ada beni gig sulung, Gangguan urutan erupsi gig,
kekurangan tempat pada lengkung rahang, Benin
‘igi yang rotasi, Penutupan akar gigi yang din, Erup-
si kaninus rahang atas ke arah celah pada penderita
platoschisis. B. Penyebab sekunder; Tekanan otot
yang tidak normal, gangguan endokrin, defisionsi
168
ISSN: 1978-0206
vitamin D. 3) Menurut McBride, Kegagalan erupsi
Gi permanen untuk mencapai oklusi normal dalam
lengkung gigi biasanya cisobabkan oleh karena dis-
harmon antara ukuran mesio-