Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Efek Merugikan
Efek merugikan yang sering terjadi pada penggunaan obat antihistamin adalah
mengantuk dan sedasi, meskipun antihistamin generasi kedua memiliki efek
sedasi yang lebih rendah pada banyak orang. Efek antikolinergik yang dapat
diantisipasi adalah membran mukosa saluran napas dan GI menjadi kering,
ketidaknyamanan pada GI dan mual, aritmia, disuria, hesistensi urine, dan
kerusakan kulit serta gatal-gatal akibat kekeringan.
EKSPEKTORAN
Ekspektoran mengencerkan sekrer disaluran napas bagian bawah, mengulangi
kekentalan sekret tersebut sehingga memudahkan pasien untuk membatukkannya.
Ekspektoran tersedia dalam berbagai bentuk preparat yang dijual bebas sehingga
obat dapat digunakan oleh masyarkat tanpa harus berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan. Ekspektoran yang tersedia mencakup guaifenesin (Anti-Tuss dan
lainnya) dan terpin hidrat (jugaa merupakan obat antitusif, hanya dalam bentuk
generik).
Cara kerja obat dan indikasi Terapeutik
Cairan dari saluran pernafasan dapat ditingkatkan pengeluarannya oleh
Guafenesin, dengan cara mengurangi kekentalan dan tegangan permukaan cairan,
mempermudah pergerakan sekret yang telah berkurang kekentalannya. Pasien
akan sering mengalami batuk produktif sehingga mengurangi frekuensi batuk, ini
merupakan hasil dari pengenceran kekentalan. Teroin hidrat, merupakan obat
iodin, menstimulasi kelenjar di saluran pernafasan untuk meningkatkan jumlah
cairan yang disekresikan. Preparat iodin telah digunakan selama bertahun-tahun
untuk menstimulasi peningkatan cairan yang dihasilkan paru-paru. Obat ini
memiliki rasa yang pahit dan juga harus digunakan dengan kewaspadaan tinggi
pada banyak kondisi karena adanya efek iodin pada kelenjar tiroid. Ekspektoran
juga digunakan untuk mengurangi gejala pada kondisi pernapasan yang ditandai
dengan batuk kering nonproduktif, termasuk untuk mengatasi penyakit selesma,
bronkitis, akut dan influenza.
Efek merugikan
Gejala GI (misalnya mual, muntah, anoreksia) adalah efek merugikan yang biasa
terjadi pada penggunaan ekspektoran. Beberapa pasien mengalami sakit kepala,
pusing atau keduanya; terkadang muncul ruam ringan. Obat ini tidak boleh
digunakan lebih dari 1 minggu, apabila batuk menetap, sarankan pasien untuk
memeriksakan diri tempat pelayanan kesehatan.
MUKOLITIK
Mukolitik bekerja untuk memecah mukus untuk membantu pasien yang berisiko
tinggi mengalami gangguan pernapasan membatukkan sekret yang membandel.
Obat ini dapat diberikan menggunakan nebulizer atau memasukkan obat secara
langsung ke dalam trakea melalui slang endotrakea atau trakeostomi. Mukolitik
antara lain asetilsistein (Mucomyst dan lainnya) dan dornase alfa (Pulmozyme).
Cara kerja obat atau indikasi terapeutik
Mukolitik biasanya digunakan oleh pasien yang kesulitan untuk
menggerakkan dan membatukkan sekret. Obat ini juga di indikasikan bagi pasien
yang mengalami atelektasis karena adanya sekret mukus yang kental. Obat ini
juga dapat digunakana selama pemeriksaan bronkoskopi diagnostik untuk
membersihkan jalan napas dan mempermudah pembuangan sekret, demikian juga
ketika pasca operasi dan pada pasien yang menggunakan trakeostomi untuk
memepermudah pembersihan jalan napas dan tindakan penghisapan sekret,
Asetilsistein digunakan secara oral untuk melindungi sel hati dari
kerusakan selama episode toksisitas asetaminofen, karena obat ini menormalkan
kadar glutation hati dan berikatan dengan metabolit hepatotoksik reaktif dari
asetaminofen. Asetilsistein memengaruhi mukoprotein dalam sekret denga cara
memecahkan ikatan disulfida yang berfungsi untuk melekatkan mukus. Hasilnya
adalah berkurangnya viskositas dan kelekatan sekret.
Donarse alfa merupakan mukolitik yang dipersiapkan menggunakan
teknik rekombinan DNA yang secara selektif memecah mukus saluran napas
dengan cara memisahkan DNA ekstraselular dari protein. Obat ini digunakan
untuk mengurangi pembentukan sekret pada penyakit kistik fibrosis, membantu
jalan napas terbuka dan berfungsi lebih lama.
Efek merugikan
Efek merugikan yang paling umum terjadi terkait dengan penggunaan obat
mukolitik adalah adanya gangguan GI, stomatitis, rinorea, bronkospasme, dan
terkadang ruam.
OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI GANGGUAN PARU
OBSTRUKTIF
BRONKODILATOR/ANTIASMATIKUS
Bronkodilator, atau antiasmatikus, merupakan obat yang digunakan untuk
memfasilitasi pernapasan dengan cara mendilatasi jalan napas. Obat ini
bermanfaat untuk meredakan gejala atau mencegah asma bronkial dan
bronkospasme yang terkait PPKOK.
XANTIN
Xantin, termasuk kafein dan teofilin, berasal dari berbagai macam sumber alami.
Obat ini dahulu merupakan obat pilihan untuk mengatasi asma dan bronkospasme.
Namun, obat ini memiliki batas aman yang relatif sempit, dan berinteraksi dengan
berbagai macam obat lainnya. Oleh karena itu, obat ini tidak lagi menjadi obat
bronkodilator utama. Xantin yang digunakan untuk mengatasi penyakit saluran
pernapasan adalah aminofilin (Truphyilline), kafein (caffedrine dan lainnya),
difilin (dilor dan obat lain), okstrifilin (choledyl-SA), dan teofilin (Slo-bid, Theo-
Dur).
STEROID INHALASI
Steroid inhalasi terbukti sebagai obat yang dapat mengatasi bronkospasme. Obat
ini diantaranya adalah beklometason (Beclovent dan lainnya), budesonid
(Pulmicort), flunisolid (AeroBid), tikatson (Flovent), dan triamsinolon (Azmacort
dan lainnya). Obat pilihan bergantung pada respons pasien.
Efek merugikan
Efek merugikan obat ini terbatas karena rute pemberiannya. Efek samping yang
sering ditemui adalah sakit tenggorokan, batuk, mulut kering, dan infeksi jamur di
faring dan laring. Apabila pasien tidak menggunakan obat secara tepat atau ada
lesi yang memungkinkan absorpsi obat, efek samping sistemik yang terikay
steroid dapat terjadi.