Está en la página 1de 9

Nama : Meisha Halimatus Sa’diyah

Semester 1
TUGAS MATA KULIAH ILMU NEGARA

1. Jelaskan pengertian negara yang berdasarkan demokrasi liberal !


2. Bagaimana dengan negara yang berdasarkan demokrasi pancasila?
3. Bagaimana dengan negara yang berdasarkan demokrasi reformasi?

I. DEMOKRASI LIBERAL

A. PENGERTIAN DEMOKRASI LIBERAL


Beberapa poin penting tentang liberalisme, yaitu:

 Pengutamaan otonomi dan kebebasan individu.


 Pembatasan peran negara dalam politik.
 Perlindungan hukum pada hak-hak individu.
 Kebebasan individu untuk melakukan progress dan reformasi.

Dari empat poin di atas, kita dapat menjelaskan bahwa demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional)
adalah sistem politik yang mengutamakan otonomi dan kebebasan hak-hak individu dari kekuasaan
pemerintah untuk mewujudkan progres dan reformasi dengan perlindungan hukum dan peran terbatas
dari negara.
Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi parlementer. Dimana demokrasi ini menempatkan
kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet bertanggung jawab
kepada parlemen, diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden
menjabat sebagai kepala negara. Di indonesia demokrasi ini dilaksanakan setelah keluarnya Maklumat
Pemerintah No.14 Nov. 1945.
Demokrasi liberal lebih menekankan pada pengakuan terhadap hak-hak warga negara, baik sebagai
individu ataupun masyarakat. Dan karenanya lebih bertujuan menjaga tingkat represetansi warga negara
dan melindunginya dari tindakan kelompok atau negara lain.

B. SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL


Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan oleh penggagas teori kontrak sosial
seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau. Semasa Perang Dingin, istilah
demokrasi liberal bertolak belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Pada zaman sekarang,
demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan dengan demokrasi langsung atau demokrasi
partisipasi.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan system politik dan demokrasi barat di Amerika Serikat,
Britania Raya, dan Kanada. Konstitusi yang dipakai dapat berupa republik (Amerika Serikat, India,
Perancis) atau monarki konstitusional (Britania Raya, Spanyol ). Demokrasi liberal dipakai oleh negara
yang menganut sistem presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer (sistem Westminster : Britania
Raya dan Negara-Negara Persemakmuran ) atau sistem semipresidensial (Perancis).

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DEMOKRASI LIBERAL


Kelebihan Demokrasi Liberal :

 Setiap orang diperlakukan setara di hadapan hukum.

 Hak kebebasan individu dilindungi oleh konstitusi.

 Pemilihan umum diselenggarakan secara langsung dan fair.

 Semua orang dewasa memiliki hak melakukan votting untuk memilih pemimpin.

 Adanya lembaga yang mengontrol dan membatasi kekuasaan.

Kekurangan Demokrasi Liberal :

 Kehidupan sosial dan politik dipandu oleh rasio yang memiliki keterbatasan.

 Kebebasan individu rentan terhadap munculnya kompetisi individu yang tidak fair.

 Kesenjangan sosial sulit direduksi karena intervensi negara dibatasi.

 Ekonomi pasar mendominasi negara.

 Liberalisme memberi jalan pada ortodoksi.

D. CIRI - CIRI DEMOKRASI LIBERAL


 kekuasaan tidak berpusat pada satu titik saja.
 Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional.
 Kekuasaan eksekutif dibatasi oleh peraturan perundangan.
 Kelompok minoritas (agama, etnis) boleh berjuang, untuk memperjuangkan dirinya.
 keputusan yang dibuat juga berdasarkan mayoritas dengan menggunakan sistem voting.
 Pergantian kepemimpinan dipilih oleh rakyat.

E. CONTOH PENERAPAN DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA


Tertulis dalam sejarah, yaitu pada 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959. Pada periode itu Indonesia
menggunakan Undang-Undang Sementara sebagai konstitusinya. Negara Indonesia saat itu baru berdiri.
Pasca proklamasi, kehidupan sosial dan politik didominasi oleh perang melawan kolonial Belanda dan
Inggris yang ingin mencoba menjajah kembali. Periode ini ditandai oleh instabilitas pemerintahan
Indonesia. Selain perang, beberapa faktor yang menyebabkan instabilitas pemerintahan adalah:
- Sistem parlementer dan multipartai yang belum matang.
- Kepentingan partai politik lebih dominan di parlemen.
- Resuffle kabinet terjadi terus-menerus
sistem ini mendorong lahirnya multipartai. Pada tahun 1950, demokrasi liberal atau demokrasi
parlementer digunakan sebagai bentuk pemerintahan di Indonesia. Bentuk pemerintahan ini dipilih
karena dengan adanya liberalisme, dianggap bahwa kebebasan rakyat akan dijunjung. Nyatanya, selama
sembilan tahun pelaksanaan demokrasi ini, terjadilah jatuh bangun kabinet. Terhitung setidaknya tujuh
kali pergantian kabinet sekaligus pergantian perdana menteri. Hingga pada akhirnya, melalui dekrit
presiden 5 Juli 1959, presiden Soekarno menyatakan bahwa penerapan demokrasi parlementer atau
demokrasi liberal dihentikan.

F. NEGARA PENGANUT DEMOKRASI LIBERAL

 di Benua Amerika : Amerika Serikat, Argentina, Venezuela, Uruguay, Peru, Panama, Paraguay,
Kanada, Meksiko, Ekuador, Kuba, Chile, Brazil, Bolivia dan Kolombia.

 di Benua Eropa : Albania, Austria, Belgia, Bulgaria, Croasia, Turki, Denmark, Italia, Hungaria,
Prancis, Jerman, Latvia, Polandia, Islandia, Portugal, Romania, Swiss dan Ukraina.

 di Benua Asia : Singapura, Jepang, Iran, Israel, Korea Selatan, Taiwan, Filiphina, Thailand, dan
India.

 di Benua Afrika : Mesir, Senegal dan Afika Selatan.

 di Benua Asutralia : Selandia Baru dan Australia.

II. DEMOKRASI PANCASILA


A. PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA
Indonesia sendiri saat ini menganut sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila.
Secara Umum, Pengertian Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber
dari pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian
rakyat Indonesia sendiri. Dari falsafah hidup bangsa Indonesia, kemudian akan timbul dasar
falsafah negara yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercemin, dan terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat di setiap penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
implementasinya (pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945.
Demokrasi pancasila menjadikan paham kekeluargaan dan gotong royong sebagai fondasi yang
tujuannya untuk :
- Mendukung unsur - unsur kesadaran untuk ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mewujudkan persatuan nasional.
- Mengutamakan musyawarah dan dialog.
- Mewujudkan keadilan sosial.

B. CIRI – CIRI DEMOKRASI PANCASILA

 Pemerintah berjalan sesuai dengan konstitusi.

 Terdapat pemilu secara berkesinambungan.

 Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak minoritas.
 Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah.

 Tidak mengenal oposisi.

 Kebebasan individu tidak bersifat mutlak tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab
sosial.

 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.

 Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil -


wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua
pihak.

 Tidak menganut sistem monopartai.

 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau
golongan.

C. ISI POKOK DEMOKRASI PANCASILA


Isi pokok adalah hal yang menjadi bagian atau penyusun utama konsep demokrasi pancasila.
Sehingga yang menjadikan negara kita bercorak demokrasi pancasila karena adanya isi pokok
tersebut. Isi pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1) Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
1945.
2) Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia).
3) Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan dari kelembagaan.
4) Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokrasi.

D. FUNGSI DEMOKRASI PANCASILA

1) Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut menyukseskan pemilu,
pembangunan, duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

2) Menjamin berdirinya negara RI.

3) Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasarkan sistem konstitusional.

4) Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila.

5) Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan simbang mengenai lembaga Negara.

6) Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab.

E. PRINSIP – PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA


1) Perlindungan hak asasi manusia.
2) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah.
3) Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpangaruhi akan kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.
4) Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
5) Sebagai pelaksanan dalam pemilihan umum.
6) Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945).
7) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
8) Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri
ataupun orang lain, masyarakat, dan negara.
9) Menjunjung tinggi tujuan dan juga cita-cita nasional.
10) Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi :
 Indonesia adalah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat).
 Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan
tidak terbatas).
 Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.

F. ASAS DEMOKRASI PANCASILA


Asas Kerakyatan : adalah asas kesadaran untuk cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasib dan cita-
cita rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati keasadaran senasib dan secita-cita dengan
rakyat.

Asas Musyawarah : adalah asas yang memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat yang
jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan untuk menyatukan pendapat serta mencapai
kesepatakan bersama atas kasih sayang, pengorbanan untuk kebahagiaan bersama.

G. CONTOH PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA


1) Adanya Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Contoh mendasar dari praktik demokrasi pancasila di negara ini ialah digunakannya paham atau
asas bahwa kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang ialah kebebasan yang bertanggung jawab.
Kebebasan tidak boleh mengganggu di antara satu dengan yang lainnya.

2) Penerapan Otonomi Daerah secara Berkeadilan


Yang dimaksud dengan berkeadilan ialah daerah bebas mengembangkan daerahnya sesuai
dengan pengaturan dan kebutuhan dari daerah tersebut. Asas otonomi daerah seperti
desentralisasi merupakan salah satu asas utama yang digunakan. Dalam asas ini, terjadi
pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

3) Diutamakannya Musyawarah untuk Mufakat dalam Pengambilan Keputusan


Dalam hal pengambilan keputusan, kita menggunakan mekanisme musyawarah untuk mufakat.
Mekanisme ini merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan keputusan terhadap suatu
kebijakan dengan lebih berkeadilan.

4) Berkurangnya Diskriminasi Terhadap Rakyat


Diskriminasi ialah pemberian perlakuan yang berbeda dikarenakan perbedaan gender, ras,
kondisi ekonomi, kondisi pendidikan dan lain sebagainya. Saat ini, dengan menggunakan
demokrasi pancasila, keberadaan dari diskriminasi ini menjadi sangat berkurang karena
kesadaran masyarakat yang terwarnai oleh pancasila.
III. DEMOKRASI REFORMASI
A. PENGERTIAN DEMOKRASI REFORMASI
Demokrasi reformasi sendiri terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap pemerintahan selama orde
baru. Oleh karena itu, demokrasi reformasi sering juga disebut sebagai demokrasi yang menuntut
perubahan bagi rakyat menuju ke arah yang lebih baik. Reformasi merupakan suatu perubahan yang
bertujuan untuk memperbaiki, membangun kembali atau menyusun kembali kerusakan - kerusakan yang
diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang
berbau Orde baru.
Dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat dan agar dapat mewujudkan tujuan dari
reformasi tersebut, maka B.J.Habibie mengeluarkan beberapa kebijakan, antaranya:

1) Kebijakan Dalam Bidang Politik


Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa orde baru
dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang
tersebut :
- UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik
- UU No. 3 Tahun 1999 tentang pemilihan umum
- UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR

2) Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi


Untuk memperbaiki prekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah
membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). Selanjutnya pemerintah
mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

3) Kebijakan Dalam Menyampaikan Pendapat dan Pers


Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat
dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat dapat
menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam
menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada Pers. Reformasi dalam Pers
dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan ( SIUP ).

4) Kebijakan Dalam Pemilihan Umum


Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai
dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Dalam
pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur. B.J.Habibie
mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut
dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat
tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu
Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat
kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain :
- Keluarnya ketetapan MPR RI No X / MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok Reformasi.
- Ketetapan No VII/MPR/ 1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang referendum.
- Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.
- Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
- Amandemen UUD 1945 sudah sampai Amandemen I,II,III,IV.

B. SEJARAH DEMOKRASI REFORMASI

Krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997 menyebabkan ekonomi Indonesia melemah.
Adanya sistem monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha.
Pada masa orde baru, orang-orang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan
kesempatan bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya.
Terjadi krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang
usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka
pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
KKN semakin merajarela.
Ketidakadilan dalam bidang hukum.
Pemerintahan orde baru yang otoriter (tidak demokrasi) dan tertutup.
Besarnya peranan militer dalam orde baru.
Adanya 5 paket UU serta memunculkan demonstrasi yang digerakkan oleh mahsiswa. Tuntutan utama
kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan
di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat
mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan.
Menanggapi aksi reformasi tersebut, presiden Soeharto berjanji akan mereshuffle cabinet pembangunan
VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas
menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU
Antikorupsi.
Dalam perkembangannya, komite reformasi belum bisa terbentuk karena empat belas menteri menolak
untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan presiden
Soeharto mundur dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan menyerahkan jabatannya kepada wakil
presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai dimulainya orde reformasi.

C. Pelaksanaan UUD 1945 Dalam Masa Reformasi

Pada masa demokrasi reformasi ini, landasan yang dikembangkan adalah Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan Pancasila dilandasi dengan semangat reformasi atau semangat ingin berubah ke arah yang
lebih baik. Adapun cirri-ciri umum demokrasi Pancasila pada masa reformasi, yaitu :

 Mengutamakan musyawarah yang mufakat.

 Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.

 Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.


 Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan.

 Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah.

 Dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati yang luhur.

 Keputusan dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan YME, berdasarkan nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.

 Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga negara,


lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.

 Penghormatan kepada beragam asas, ciri, aspirasi dan program parpol yang memiliki partai.

 Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia.

 Pembagian secaa tegas wewenang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

D. Contoh-Contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada era Reformasi

1) Pelaksanaan pemilu
Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang dilaksanakan secara
langsung, dalam arti masyarakat Indonesia dapat memilih Capres dan Cawapres dan memilih
anggota legislatif secara langsung, dilaksanakan secara bersih dan demokratis.

2) Kampanye terbuka
pada tahun 2009, KPU memutuskan untuk mengadakan Kampanye Terbuka, yang dimana para
kompetitor mempunyai jadwal yang ketat dalam berkampanye dalam waktu yang singkat.
Berbeda dengan masa sebelumnya, dimana kampanye tidak berjalan dengan baik.

3) Semua golongan bisa menjadi caleg


Bisa kita lihat bukti yang paling bisa kita rasakan dalam demokrasi reformasi adalah munculnya
caleg caleg yang mencalonkan dirinya untuk berpartisipasi dalam partai politik. Sekarang ini,
semua golongan bisa mengajukan dirinya untuk berpartisipasi, berbeda dengan masa
sebelumnya

4) Demonstrasi atau unjuk rasa


Dalam masa demokrasi reformasi ini, kita bisa melihat banyaknya demonstrasi atau unjuk rasa
yang dilakukan oleh berbagai pihak. Demonstrasi atau unjuk rasa diperbolehkan, asal dilakukan
dengan tertib, damai dan tidak mengganggu ketertiban umum. Berbeda dengan masa
pemerintahan Orde Baru, dimana demonstrasi sama sekali tidak diperbolehkan.

5) Kebebasan pers
Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak lengsernya dinasti orde baru,
dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan mengkritik kinerja pemerintah jika kinerjanya
buruk. karena pada masa Orde Baru, pers tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang
mengkritik kinerja pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa Orde Baru
ditutup secara paksa karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto.

KESIMPULAN
Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat,
kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin terbuka luas. Era reformasi sekaligus
merupakan era demokratisasi. Dalam suasana reformasi, tidak jarang penggunaan kebebasan tersebut
sering berbenturan dengan kepentingan umum. Inilah yang perlu ditata lebih baik, sehingga penerapan
kebebasan warga negara dan demokrasi tetap berada dalam koridor hukum dan tidak mengganggu
kepentingan umum. Bagaimanapun juga reformasi telah membuka pintu kebebasan, yang hal ini sangat
diperlukan bagi rakyat dalam proses menemukan sistem demokrasi yang lebih baik.
Pada awalnya, penerapan demokrasi lebih terfokus pada bidang politik atau sistem pemerintahan.
Wujud penerapannya antara lain dengan penyelenggaraan pemilu, pergantian pemegang kekuasaan
pemerintahan, kebebasan menyatakan pendapat dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, konsep demokrasi juga diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, yakni
dalam kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang- bidang kemasyarakatan lainnya.
Dengan demikian, demokrasi tidak hanya diterapkan dalam kehidupan bernegara, tetapi juga dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kehidupan yang demokratis adalah kehidupan yang
melibatkan partisipasi rakyat dan ditujukan untuk kepentingan rakyat.

También podría gustarte