Está en la página 1de 8

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2011
Oleh : NOFEN BERLIANDY
NRP. 6108030001
“PERHITUNGAN MODULUS DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI TAMBAHAN YANG
SESUAI PADA PEMASANGAN BOW THRUSTER”
Abstrak
Pemasangan bow thruster pada kapal support vessel atau yang lebih dikenal anchor
handling tug supplier (AHTS) merupakan penambahan peralatan untuk manuver kapal lebih cepat
dalam berlayar, sehingga perlu dilakukan pengambilan sumbu kemudi / alignment tunnel dan bow
thruster untuk sistem kemudi pada motornya, pemotongan pada bagian web frame atau profil dan
melubangi plat lambung bagian haluan, sehingga banyak potongan web frame, profil dan plat
lambung bagian haluan yang menjadi scrap. Selain itu, pemasangan memerlukan bantuan alat
berat untuk proses pemasangannya.
Prosedur penyelesaian direncanakan dari design awal gambar detail bow thruster dengan
direncanakannya design pemasangan tunnel dan bow thruster pada proses pembangunan kapal.
Dan juga dihitung berapa besar modulus yang hilang akibat pemotongan beberapa bagian
konstruksi haluan, sehingga dapat ditentukan penambahan kontruksi haluan agar mampu menumpu
tunnel dari bow thruster.
Proses perhitungan modulus berdasarkan data kapal Magellan 1 Anchor Handling Tug
Supplier (AHTS), kemudian dari gambar konstruksi dihitung berapa besar modulus yang hilang
akibat pemotongan profil untuk pemasangan tunnel dan bow thruster, dari hasil perhitungan dapat
ditentukan bentuk dan ukuran penambahan konstruksi. Kemudian dianallisa besar ΦF sebelum dan
sesudah pemasangan bow thruster serta analisa volume tangki air tawar yang hilang.

1.1 Latar Belakang pokok permasalahan dalam penyelesaian


Dalam dunia pendidikan di Indonesia field project ini dapat dirumuskan dalam
telah mengalami kemajuan yang pesat pertanyaan berikut ini :
terutama dalam bidang perkapalan, tetapi 1. Berapa besar modulus yang hilang
masih banyak kesulitan yang dihadapi akibat pemotongan bagian konstruksi
mahasiswa untuk memahami bidang mata haluan pada pemasangan bow thruster
kuliah. sehingga dapat ditentukan penambahan
Dengan bantuan field project ini dapat konstruksinya yang sesuai ?
membantu mahasiswa dalam memahami 2. Bagaimana posisi Length Centre of
perhitungan modulus yang sebenarnya di Floatation / ΦF sebelum dan sesudah
dunia industri perkapalan. pemasangan bow thruster ?
Berdasarkan pengamatan dan survey 3. Bagaimana analisa dan solusi mengenai
penulis ke lapangan ketika proses volume tangki air tawar yang hilang
alignment, pemotongan profil dan plat, akibat pemasangan bow thruster ?
pemasangan tunnel bow thruster tidak
adanya dilakukan perhitungan berapa besar 1.3 Batasan Masalah
modulus yang hilang ketika ada beberapa Agar dalam pembahasan lebih efektif
profil dan plat di potong. dan tidak keluar dari permasalahan,
pembatasan masalah terletak pada :
1.2 Perumusan Masalah 1. Software utama yang digunakan dalam
Bertolak belakang dari latar belakang menggambar konstruksi kapal
masalah di atas, maka yang menjadi AutoCAD 2007.
2. Membahas perhitungan modulus yang II. TINJAUAN PUSTAKA
hilang dan perencanaan konstuksi 2.1 Pengertian Bow Thruster
tambahan pada pemasangan bow Bow thruster adalah suatu piranti
thruster. pendorong yang dipasang pada kapal-
3. Konstruksi pada kapal adalah kapal tertentu untuk membantu manuver
konstruksi melintang. kapal. Unit pendorong terdiri dari suatu
4. Perhitungan modulus dan aturan propeller yang berada dalam satu
perencanaan penambahan konstruksi terowongan (tunnel) melintang kapal dan
menggunakan rule ABS (American dilengkapi dengan suatu alat bantu seperti
Bureau of Shipping). motor hidrolik atau elektrik. Selama
5. Analisa dan perhitungan mengenai ΦF beroperasi, air dipaksa melalui
dan volume tangki menggunakan teori terowongan itu untuk mendorong kapal
bangunan kapal. menyamping ke starboard atau port sesuai
6. Pemasangan bow thruster hanya untuk keperluan kapal.
kapal bangunan baru.
2.2 Tunnel Thruster
1.4 Tujuan Letak terowongan / tunnel thruster
Adapun tujuan dari kegiatan field berada pada bagian depan (belakang sekat
project perhitungan modulus dan haluan) arah garis melintang. Kita dapat
perencanaan konstruksi tambahan yang menyediakan motor elektrik untuk
sesuai pada pemasangan bow thruster mengemudikannya, digerakkan mesin
sebagai berikut : hidrolik dan mesin untuk mengemudi
1. Mengetahui besar modulus yang terowongan thrusters dari 15kW ke
hilang. 1300kW. Struktur terowongan / tunnel
2. Mengetahui posisi ΦF sebelum dan dapat menggunakan baja, aluminium dan
sesudah pemasangan bow thruster. FRP yang tergantung pada material kapal
3. Mengetahui bentuk dan design bow secara umum atau jenis kapal (seperti :
thruster. kapal FRB menggunakan FRP, kapal baja
4. Mengetahui besar volume tangki air menggunakan plat baja, dll). Suatu busi
tawar yang hilang. penuh dan main paket dikemudikan
elektris terdiri dari suatu terowongan /
1.5 Manfaat tunnel dengan motor elektro, frekwensi
Adapun beberapa manfaat dari mengemudi dengan standard pabrik
tujuan kegiatan field project perhitungan diprogramkan dan suatu panel pengawas
modulus dan perencanaan konstruksi utama dengan joystick sebanding untuk
tambahan yang sesuai pada pemasangan kendali tanpa melangkah. Alat
bow thruster sebagai berikut : penghubung untuk pengintegrasian yang
1. Mengetahui bentuk dan ukuran penuh dengan dinamis memposisikan
konstruksi tambahan yang sesuai. sistem adalah opsional.
2. Mengetahui posisi pengelasan pada
pemasangan.
3. Mengetahui kebutuhan electrode.
4. Mengetahui peralatan pendukung yang
digunakan pada bow thruster.
5. Sebagai pembelajaran bagi para
mahasiswa di bidang perkapalan.
6. Membantu pihak perusahaan dalam
pembangunan kapal.
7. Mengetahui kebutuhan air tawar
selama kapal operasional. Gambar 2.1 Tunnel Thruster
2.3 Rectractable Thruster
Rectractable Thrusters hampir sama
dengan tunnel / terowongan, tetapi dapat
ditarik kembali ke dalam sarung/bungkus
setelah tugas. Kita dapat menyediakan
kemudi hidrolik untuk dapat ditarik masuk
dan dikemudikan elektris dari 20kW ke
1000kW. Motor naik turun, sehingga garis
pengarah tidak pernah diputus. Material
sarung / bungkus thrusters dapat berupa Gambar 2.3 Azimuth Thruster
aluminium atau konstruksi baja,
tergantung pada material kapal. Suatu busi III. METODOLOGI
penuh dan main paket dikemudikan 3.1 Diagram Alur Penyelesaian Field Project
hidrolik terdiri dari suatu sistem yang Berikut ini adalah diagram alur
dapat ditarik masuk dengan motor penyelesaian field project :
hidrolik, tenaga hidrolik sistem tertutup Mulai
mengemasi dengan kendali klep dan suatu
panel pengawas utama dengan joystick Studi Pustaka
- Buku
- Internet
untuk kendali. - Perpustakaan

Persiapan Penelitian
( lines plan, rencana umum, bow
thruster detail)

Survey Lapangan

Perhitungan Modulus Konstruksi


Gambar 2.2 Rectractable Thruster Yang Hilang, ΦF & Vol. Tangki

2.4 Azimuth Thruster Pemilihan Bentuk Dan Ukuran


Azimuth thruster mampu bergerak Konstruksi Tambahan
berputar 360 derajat. Dengan daya yang Tidak
diperlukan dari 150kW ke 1300kW. GME
Analisis data
penggunaan menetapkan baling-baling
titik nada/lemparan dalam bentuk kemudi Y
terbuka atau dengan alat pemercik. Tiap- a
Kesimpulan
Tiap bentuk wujud dapat dioptimalkan
untuk kecepatan kapal atau untuk daya
dorong tonggak penambat kapal Selesai

maksimum. Azimuth thrusters ada tersedia Gambar 3.1 Flow Chart Alur Penyelesaian
dalam Z-Drive Bentuk wujud dengan Field Project
mesin diesel langsung mengemudi atau
dalam L-Drive Bentuk wujud untuk motor 3.2 Metode Studi Literatur
elektrik atau motor hidrolik mengemudi. Pengumpulan data yang dijadikan
Sistem kendali datang dengan suatu alat acuan untuk penyelesaian serta pengerjaan
penghubung untuk Sistem auto pilot. field project baik berupa buku panduan
atau buku teks, referensi tugas akhir,
laporan penelitian, beberapa referensi
yang berhubungan dengan objek. Adapun
acuan dalam studi pustaka :
a. Manual instruction bow thruster. c. Perhitungan modulus yang hilang
b. Konstruksi haluan kapal AHTS (Anchor akibat pemotongan beberapa bagian
Handling Tug Supplier). konstruksi haluan untuk pemasangan
c. Perhitungan modulus berdasarkan rule bow thruster dan rencana penambahan
ABS (American Bureau of Shipping). konstruksi tambahan yang sesuai.
d. Peraturan tentang bow thruster d. Analisa perhitungan ΦF sebelum dan
berdasarkan rule ABS. sesudah pemasangan bow thruster.
e. Teori bangunan kapal untuk mencari e. Analisa perhitungan volume tangki air
ΦF. tawar yang berkurang akibat
pemasangan bow thruster terhadap
3.3 Metode Survey Dan Pengambilan Data kebutuhan air tawar kapal.
Menurut Marzuki C (1999 ).
Penelitian yang dilakukan pada populasi IV. PENGOLAHAN DATA
besar maupun kecil, tetapi data yang 4.1 Penggambaran Kapal AHTS
dipelajari adalah data dari sampel yang Pada proses penggambaran adalah
diambil dari populasi tersebut. Metode menggambar bentuk badan luar kapal
Survey merupakan sebuah metode anchor handling tug, sehingga tampak
pengambilan data yang mempelajari bentuk sebenarnya dan bisa diproyeksikan
sebuah populasi objek penelitian. dari berbagai sudut penglihatan. Dalam
Survey dan pengambilan data menggambar ada dua metode yaitu
dilakukan di tempat OJT yaitu di PT. Loh metode manual atau yang lebih dikenal
& Loh Construction Indonesia (Miclyn metode lapangan yang sering digunakan
Express Offshore) yang bergerak dibidang oleh para pekerja kapal lapangan dalam
pembangunan kapal-kapal offshore dan meng-sket bentuk kapal dan metode
reparasi kapal. Survey dan pengambilan komputerisasi menggunakan software
data berupa : autocad.
a. Ukuran utama kapal
b. Gambar lines plan, general
arrangement dan konstruksi kapal
c. Gambar detail design bow thruster
d. Survey ke kapal AHTS – Hull 103 &
105 (Magellan 1 & 2) :
- Konstruksi bow thruster Gambar 4.1 Kapal Magellan 1
- Instalasi dan ruangan bow thruster
- Cara pemasangan di lapangan 4.2 Perhitungan Modulus Konstruksi
- Wawancara dengan spv. yang Data Ukuran Utama Kapal
bersangkutan Length O.A : 52,00 m
e. Dokumentasi pemasangan dan Length B.P : 44,40 m
kontruksi bow thruster dalam bentuk Length W.L : 48,80 m
foto Beam Mld : 15,00 m
Depth Mld : 6,50 m
3.4 Pengolahan Data Draft Mld : 5,00 m
Berdasarkan data-data yang akan Draft Max : 5,70 m
didapatkan di lapangan, maka penulis Cb : 0,52
merencanakan tahapan pengolahan data Vs : 13 knots
sebagai berikut : L Konstruksi : 47,336 m
a. Penggambaran kapal dalam bentuk 3D Type Kapal : Anchor
secara keseluruhan berdasarkan lines Handling Tug (Support Vessel Offshore)
plan dan general arrangement. Nama Kapal : Magellan 1 & 2
b. Penggambaran kontruksi bagian haluan Konstuksi : Melintang
dan konstruksi bow thruster
Tabel 4.1Ukuran Profil Konstruksi

Gambar 4.2 Rencana Konstruksi Yang


Terpotong
Setelah proses marking selesai,
kemudian konstruksi – konstruksi yang
tertera di atas dipotong hingga bentuknya
seperti gambar di bawah ini. Dimana
garis yang berwarna biru menunjukkan
konstruksi tambahan.

4.3 Pemotongan Dan Penambahan


Konstruksi Haluan Untuk Pemasangan
Gambar 4.3 Konstruksi Sesudah Terpotong
Tunnel Bow Thruster
Adanya penambahan peralatan
manuver untuk mempercepat proses 4.4. Mencari Posisi ΦF Sebelum
berlayar pada kapal dengan memasang Pemasangan Bow Thruster Pada
thruster dynamic pada bagian bow dan Keadaan Semua Tanki Kosong
stern. Untuk pemasangan bow thruster Sebelumnya kita cari terlebih dahulu
pada bagian depan / haluan diperlukan berapa besar sarat kosong kapal dan
lubang atau lebih dikenal tunnel thruster digunakan terhadap perbandingan sarat
sebagai tempat blade propeller penuh dengan nilai Δ (displacement)
thrusternya yang dipasang secara Sarat kapal Δ
melintang. Sesuai gambar yang disetujui 5m 1.960,9090 ton
ABS pemasangan tunnel bow thruster xm 686,2011 ton
pada frame 65 dan 66, sehingga ada Nilai x merupakan sarat kosong kapal
beberapa bagian konstruksi yang dengan berat LWT kapal 686,2011 ton
terpotong. Oleh karena itu, diperlukan x = 5 m x 686,2011 ton = 1,75 m
perhitungan terhadap konstruksi yang 1.960,9090 ton
terpotong dan harus adanya penambahan
konstruksi yang sesuai pada konstruksi
tersebut.

Gambar 4.55 Water Plane Area Pada


Sarat Kosong 1,75 m
Dari gambar di atas diketahui :
- Midship = st.5
- h / jarak station = 4,8 m
Tabel 4.2 ΦF Pada Keadaan Tangki KG = ½ x tinggi sarat kosong
Kosong = ½ x 6,5 m = 3,25 m
Fr ½ lebar F.S Hasil F.M Hasil BML = IL / V = (1/12 x B x L³) / V
1 0,900 m 1 0,900 -4 -3,600
2 4,406 m 4 17,624 -3 -52,872 Dimana : B = lebar kapal = 15 m
3 7,424 m 2 14,848 -2 -29,696 L³ = (52 m)³ = 140.608 m³
4 7,500 m 4 30,000 -1 -30,000
5 7,433 m 2 14,866 0 0
V = 686,2011 ton /1,025 ton/m³ = 669,4645 m³
6 6,712 m 4 26,848 1 26,848 BML = (1/12x15mx140.608 m³) / 669,4645 m³
7 4,810 m 2 9,620 2 19,240
8 2,523 m 4 10,092 3 30,276
= 262,538 m
9 0,199 m 1 0,199 4 0,796 GML = BML + KB – KG
Σ1 124,997 Σ2 -39,008 GML = 262,538 m + 0,92 m – 3,25 m =
260,208 m
LCF = (Σ2/Σ1) x h = (-39,008 m² / Trim = L x p x d
124,997 m²) x 4,8 m W x GML
= -1,4979 m Trim = 52 m x 3,68 ton x 18,3 m
Jadi, LCF berada dibelakang midship 686,2011 ton x 260,208 m
sejauh 1,4979 m = 0,196 m
ΔT = ½ trim = ½ x 0,196 m = 0,098 m
Sehingga, pada haluan ada pengurangan
sebesar - 0,098 m dan pada buritan ada
penambahan sebesar + 0,098 m. Kemudian
digambarkan pada autocad dan di dapat
pergeseran titik LCF sebesar -0,817 m dari
midship ke arah belakang :

Gambar 4.56 Posisi ΦF Sebelum Pemasangan


Bow Thruster
Pada Keadaan Tangki Kosong
4.5 Mencari Posisi ΦF Setelah Pemasangan
Bow Thruster Pada Keadaan Semua
Tanki Kosong
Trim = L x p x d Gambar 4.57 Posisi ΦF Sesudah Pemasangan
W x GML Bow Thruster Pada Keadaan Tangki
Dimana : Kosong
L = panjang kapal = 52 m
p = berat bow thruster = 3,68 ton 4.5 Analisa Pada Volume Tangki Yang
d = jarak dari midship ke centre line bow Berkurang Akibat Pemasangan
thruster = 18,30 m Bow Thruster
W = berat kapal pada kondisi semua tanki Mencari Kebutuhan Fresh Water / Air
kosong = 686,2011 ton Tawar Kapal
Tabel 4.3 WPA Pada Keadaan Tangki Untuk Minum
Kosong ( Wmi ) = (Zc x Cmi xS )/ (24xVsx1000)
WL Luas G.A FS Hasil F.M Hasil
0 25,719 m² 1 25,719 0 0 Dimana :
0,875 141,631 m² 4 566,524 0,875 495,708 Cmi = Koef. pemakaian (10-20)Kg/crew
1,75 175,316 m² 1 175,316 1,75 306,803
Σ1 767,559 Σ2 802,511
hari
GML = BML + KB – KG Kebutuhan kapal = 15 kg/crew . hari
Dimana : KB = diambil dari perhitungan tabel S = radius pelayaran = 1023 mil
garis air di atas = (Σ2 / Σ1) x h Zc = jumlah ABK = 26 orang
= (802,511 m² / 767,559 m²) x 0,875 m Wmi = (26 x 15 x 1023) / (24 x 13 x 1000)
= 0,92 m = 1,28 ton
Untuk Cuci Jadi berkurangnya volume tangki fresh water
(Wcu) = (Zc x Ccu x S ) / (24 x Vs x 1000) akibat pemasangan tunnel bow thruster tidak
Dimana : mengakibatkan kurangnya suplai untuk
Ccu = Koefisien (80-200 kg / crew. hari) kebutuhan air tawar selama kapal operasional
= 100 kg/crew.hari
Wcu = (26 x 100 x 1023) / (24 x 13 x 1000) V. KESIMPULAN
= 8,252 ton 5.1 Kesimpulan
Untuk Pendinginan Mesin Adapun beberapa kesimpulan yang
(Wpm) = (2-5) x BHP dapat diambil dari proses pengerjaan
Dimana : laporan tugas akhir atau field project :
Cpm = Koefisien air pendingin (2-5) kg = 3 kg 1. Adanya pemasagan bow thruster
BHP = 8200 HP mengakibatkan beberapa modulus hilang
Wpm= 3 x 4100 pada konstruksi haluan, sehingga melalui
= 12300 kg = 12,3 ton perhitungan analisa konstruksi
Tabel 4.10 Kebutuhan Air Tawar direncanakan konstruksi tambahan
berupa bracket, profil dan bentuk plat
sesuai dengan keadaan kontruksi untuk
mengganti modulus konstruksi yang
hilang dengan tidak mengurangi
kenyamanan pada ruang operasional bow
thruster.
Analisa Kapasitas Tangki Dengan Kebutuhan 2. Setelah dilakukan perhitungan analisa
Sebelum kita analisa kesesuainnya, harus terhadap pengaruh pemasangan dynamic
diketahui dahulu berapa hari operasional kapal position yaitu bow thruster terhadap
ini dari keberangkatan sampai ketempat posisi ΦF mengalami perbedaan seperti
tujuan. pada tabel di bawah ini :
T = S / Vs, dimana : Tabel 5.1 Rangkuman Posisi Φ F
T = waktu tempuh kapal (hari)
S = jarak tempuh kapal = 1023 mill = 1023 x
1609,344 m = 1.646.359 m
Vs = 13 knot = 13 x 0,5144 = 6,6878 m/s
T = 1.646.359 m / 6,6878 m/s
= 246.173,48 detik 3. Berkurangnya volume tangki fresh water
= 68,38 jam akibat pemasangan bow thruster tidak
= 2,84 hari --- dibulatkan menjadi 3 hari mengakibatkan kurangnya suplai untuk
Tabel 4.11 Analisa Kapasitas Tangki kebutuhan air tawar selama kapal 3 hari
Dengan Kebutuhan operasional, karena kapasitas tangki
yang semula 223,1 ton menjadi 211,81
ton berkurang sebesar 11,29 ton akibat
pemasangan bow thruster masih mampu
memsuplai kebutuhan lebih dari masa
operasional kapal yaitu selama 9 hari.

Dari tabel di atas dapat dihitung kecukupan


kapasitas tangki terhadap kebutuhan :
X = Kapasitas Tangki / Kebutuhan FW 3 Hari
= 211,81 ton / 21,832 ton
= 9,7 hari
Sehingga kebutuhan dapat di suplai kapal
untuk 3 kali perjalanan yaitu selama 9,7 hari.
DAFTAR PUSTAKA

ABS. (2011). Rules For Building And Classing


Steel Vessels Feb 2011 Part 4 Vessel
System And Machinery. American:
American Bureau Of Shipping.

Eyres, D.J. (2001). Ship Construction Fifth


Edition. England: Butterworth
Heinemann

Marzuki, C. ( 1999 ). Metodologi Riset .


Jakarta: Erlangga.

Yardwood, Alf. (2007). Introduction to


Autocad 2008 2D and 3D. England:
Elsevier

Hyundai Thruster. (2009). Thruster CP And


FP Propeller. Korea: Hyundai Heavy
Industries Co., Ltd.

Berliandy, Nofen. (2008). Teori Bangunan


Kapal PPNS ITS. Surabaya: Catatan
Kuliah Semester 2

También podría gustarte