Está en la página 1de 19

ALIRAN DALAM

ARSITEKTUR: MODERN &


PASCA MODERN
space (ruang post-modern), serta
radical eclecticism (eklektisisme
radikal). Untuk mendapatkan gambaran
1. PENGANTAR
pokok tentang gaya bahasa arsitektur
Arsitektur modern berkembang secara
post-modern tersebut, akan diuraikan
konseptual dipelopori diantaranya oleh
secara singkat berikut ini.
Le Corbusier. Pasca modern
merupakan suatu konsep yang
 Straight revivalism, merupakan
dianggap me-revisi pandangan
ekspresi arsitektur suatu karya yang
arsitektur modern.
secara langsung mengingatkan suatu
tradisi. Ruang, bentuk atau fasade
sengaja diciptakan berdasarkan
2. PASCA MODERN
acuan karya-karya arsitektur
Untuk mengamati karya arsitektur tradisional atau klasik.
kontemporer di Indonesia, terlebih  Neo-vernaculer, merupakan suatu
dahulu akan diamati arsitektur post- upaya pembaruan dengan
modern. Pengamatan tersebut menggunakan kembali berbagai cara
diperlukan karena sumber inspirasi dan vernakuler. Neo-vernaculer bukan
konsep arsitektur para arsitek merupakan straight revivalism,
kontemporer di Indonesia seringkali melainkan suatu gabungan antara
mengacu pada perkembangan keterampilan pengungkapan gaya
arsitektur barat, khususnya arsitektur arsitektur modern dengan tradisi
post-modern. membangun bangunan batu/bata
abad sembilan belas.
Pembahasan akan dilakukan
berdasarkan perumusan gaya bahasa  Adhocism + Urbanist = Contextual,
arsitektur post-modern [Jenck, 1984 merupakan ekspresi arsitektur
h.81-133]. Ungkapan gaya bahasa dengan memberikan penekanan
arsitektur post-modern tersebut dapat pada suatu rancangan khusus
diklasifikasikan sebagai straight (kadang-kadang sebagai seriuos
revivalism, neo-vernacular (neo- joke). Rancangan-rancangan khusus
vernakuler), adhocism + urbanist = tersebut dipandang sebagai aksen
contextual, methaphor & metaphisics kawasan urban serta dibuat dengan
(metapora dan metafisik), post-modern
memperhatikan konteks terhadap  Eklektisisme radikal, mencerminkan
lingkungan. tanggapan atas eklektisisme abad
 Metaphor dan metaphysics, dapat sembilan-belas yang dipandang
dijelaskan sebagai acuan signifying sebagai oportunistik - mencampur
baru setelah pandangan arsitektur berbagai mode atau gaya arsitektur,
modern tentang machine aesthetic pencampuran gaya tersebut juga
dianggap terlalu naif atau bahkan dianggap lemah dalam menampilkan
membosankan. Arsitektur metapora arsitektur secara keseluruhan.
mengolah elemen bangunan secara Sebagai kontras, eklektisisme pada
eksplisit maupun implisit dengan arsitektur post-modern
suatu simbol atau sistem pertanda mengembangkan variasi yang
yang biasa dikenal. Metafisik, radikal. Variasi formal, teoritik dan
mengembangkan nilai-nilai metafisis sosial dikembangkan bersama.
(seperti nilai religius atau historis) Radikal eklektisisme tidak hanya
kedalam bentuk-bentuk arsitektural. mereduksi atau men-sederhana-kan
 Ruang post-modern, merupakan secara ekstrim, melainkan juga
suatu tanggapan atas pemahaman mengembangkan konteks terhadap
ruang dalam arsitektur modern yang situasi (dialectical in meaning).
dipandang sebagai ruang abstrak
sebagai isi dari bentuk (form). Tradisi Pada tahap awal perkembangan
penciptaan ruang dalam arsitektur arsitektur post-modern menonjol
modern tampak seperti keseragaman dengan ungkapan eklektisisme
dari semua arah, rasional dan logis radikal yang dilakukan dengan
dalam penyusunan dari bagian berbagai cara. Perkembangan
hingga keseluruhan serta abstract kemudian adalah menyebarnya
limited dengan batas atau tepi. pandangan arsitektur post-modern ke
Sebagai lawan dari pandangan seluruh penjuru dunia, termasuk
tersebut, ruang dalam arsitektur post- negeri timur. Sebagai gambaran
modern bersifat spesifik historis, adalah arsitektur kontemporer di
‘irrasional’ atau transformasi dari Jepang. Jepang sebagai negara
bagian ruang hingga keseluruhan yang sangat cepat dalam menyerap
serta tidak terbatas atau ambiguous serta men-tranformasi-kan pengaruh
dalam zoning. asing dengan dasar tradisi yang kuat,
dengan cepat pula berkembang
ekspresi arsitektur post-modern.
Perkembangan selanjutnya dikenal
sebagai post-modern clasicism, yakni
berkembangnya suatu genre
kebebasan untuk berekspresi eklektik
yang merupakan bagian utama dari
pluralisme. Post-modern clasicism
tersebut diharapkan dapat
berkembang sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat, yang
memperhatikan simbol serta teknik
membangun.
Pustaka
Concise history of Modern Arch, 2002.

Sampel Karya MahasiswaDidin Wiradian


TINJAUAN MENGENAI POST-MODERN
POST- MODERN SECARA GLOBAL
Menurut beberapa literatur, kata Post-Modern sudah muncul pada tahun 1934
yang dipakai oleh Federico de Oniz untuk menyebut suatu periode pendek dalam bidang
sastra, khususnya puisi Spanyol dan Amerika Latin.

Pada tahun 1947, Arnold Toynbee seorang ahli sejarah, dalam bukunya yang
berjudul A Study of History memakai kata Post-Modern untuk menyebut tahap
kontemporer dari kebudayaan barat yang dimulai tahun 1875, dengan ciri peralihan
politik dari pola pemikiran negara nasional ke interaksi global.

POST- MODERN DALAM ARSITEKTUR


Jika ada pertanyaan yang menyatakan “Apa dan siapakah arsitektur post
modern itu ?”, maka tak ada satu jawaban yang pasti untuk menjawabnya. Kata Post-
Modern itu dapat berarti sehabis modern (modern ubah usah): atau berarti setelah
modern (modern masih berlanjut tetapi tidak lagi dominan): dan bisa juga berarti
kelanjutan modern (modern masih berlangsung terus tetapi dengan melakukan adaptasi
terhadap perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di masa kini)1.

Pada tahun 1975, arsitek Amerika, Charles Jencks, mengalihkan istilah


postmodern ke dunia arsitektur dan membuka sebuah ruang diskusi baru di benua
Eropa. Arsitektur postmodern menurutnya, mewakili sifat pluralitas kebahasaan.
Kodifikasi plural menjadi tuntutan minimalnya, lebih jelasnya bangunan Postmodern
menggunakan kode yang berbeda, seperti kode eliter, populer, modern dan tradisional,
internasional dan regional, fungsional dan fiksional.2
Secara harfiah, Post-modern dalam bahasa Indonesia disebut juga Pasca
Modern, yakni :

1
“Pengertian Post-Modern”, www.arsitektur-dekonstruksi.com, (halaman 1)
2
“Postmodernitas dan Masa Depan Peradabannya”, Aditya Media (halaman 220-222).
Pasca = Menunjukan apa yang telah kita tinggalkan dan lalui tetapi belum
menerangkan dimana kita akan tiba.
Pasca modern = Belum sampai pada tujuannya yang baru tetapi juga belum
melepaskan semua makna modernnya3.

“Post-Modern architecture is obviously concerned with more then ‘pluralism’ and


‘complexity’, although these two key words begin to locate its centre”.4

Ciri-ciri Post-Modern adalah :


 Pluralistik = - Banyak ragam pandangan
- memiliki variasi atau keragaman bentuk.
 Komunikatif = Digunakan sebagai alat komunikasi
- Arsitek dan masyarakat
- waktu (dulu, sekarang dan yang akan datang).
 Tempat dan sejarah = Arsitektur yang berakar pada tempat dan
sejarah.5

10 Karakteristik arsitektur Post-Modern menurut Heinrich Klotz6, diantaranya adalah :


1. Regionalisme gantikan Internasionalisme.
2. Fictional Figurative (“bermain-main” dengan figur bangunan).
3. Fictional (arsitektur adalah sebuah karya seni).
4. Banyak arti, Komunikatif.
5. Menggambarkan “Imajinasi” dunia.
6. Menentang faham “Steril”.
7. Dikuasai “kenangan” (Historisme).
8. Kontekstual, menyesuaikan dengan lingkungan sekitar (fisik dan nonfisik), serta
menghargai ungkapan individu atau personal.
9. Menghindari ‘Langgam tunggal’, mengembangkan vokabulari langgam dan
bentuk.
10. “Fiction” = “Function”.

3
Wisnu Budiarso, ST, “Perkembangan Arsitektur 2” (halaman 2).
4
Balding and Mansell Ltd, “The Language of Post-Modern Architecture- Charles Jencks”, Wisbech, England, (halaman 12).
5
Ir. Wahyu Prastowo, “Aliran Post-Modern”, Diktat Perkembangan Arsitektur 3, (halaman 7).
6
Ir. Wahyu Prastowo, “Aliran Post-Modern”, Diktat Perkembangan Arsitektur 3, (halaman 11).
SEJARAH POST-MODERN
Melihat dari Beberapa definisi Post-Modern7 dibawah ini, yaitu :
 Kelanjutan dan reaksi dari arsitektur modern.
 Regionalisme yang mengganti Internasionalisme.
 Respresentasifisional yang menggantikan bentuk geometrik.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, craft dan Teknologi, Internasional
dan local, serta mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksial dalam arsitektur.
 Menyodorkan alternatif sehingga arsitektur tidak hanya satu jalur saja.
 Post-Modern berusaha mengembalikan ingatan masa lalu.
 Bisa dimengerti sebagai filsafat, pola pikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan
dan teori.
 Anak dari Arsitektur Modern.

Maka mempelajari arsitektur Post-Modern tidak bisa tanpa melalui Arsitektur


Modern, karena arsitektur Post-Modern merupakan langkah atau tindak lanjut terhadap
evaluasi yang dilakukan terhadap arsitektur Modern. Dimana arsitektur Post-Modern
merupakan arsitektur yang telah melakukan flash back terhadap arsitektur Modern.

Arsitektur Post-Modern merupakan suatu periode arsitektur yang lahir setelah


periode dimana Arsitektur Modern mengalami kematian (The Death of Modern
8
Architecture) . Menurut Charles Jencks kematian arsitektur Modern mengalami
puncaknya pada tanggal 15 juli 1972 pukul 03.32 siang di St. Louis, Missouri, Amerika
Serikat tepat ketika bangunan perumahan Pruitti-Igoe diledakkan dengan dinamit
dimana bangunan tersebutmerupakan bangunan modern yang didirikan atas peraturan-
peraturan ideal yang dibuat oleh CIAM (the Congress of International Modern Architects)
yang juga memenangkan penghargaan dari American

Institute of Architects pada tahun 19519, (Keterangan sumber dapat dilihat pada
Lampiran no. 5).

7
“Bab II-Pengertian Post-Modern”, www.arsitektur_dekonstruksi.com, (halaman 1)
8
Balding & Mansell, “The Language of Post-Modern Architecture-Charles Jencks”, (halaman 1).
9
Charles Jencks, “The Language of Post-Modern Architecture”, Wisbech, England, (halaman 1).
Gambar 3.1. Penghancuran bangunan Pruitti Igo dengan dinamit di
St.Louis, Amerika Serikat

Pada tahun 1977, Charles Jencks dalam bukunya The Language of Post-Modern
Architecture, menyatakan bahwa dengan kacamata moda komunikasi, arsitektur dapat
didekati dengan pendekatan bahasa, yang terdiri atas :
1. Kata-kata
2. Sintaksis
3. Semantik
4. Metafora

Pada arsitektur Modern keempat hal tersebut diabaikan, karena sintaks


bangunan pada arsitektur modern harus mengikuti satu cara dan “kata-kata” dalam
bangunannya disusun dalam format yang sama pula10.
Kebanyakan hasil arsitektur modern sudah terstandard, harus umum, kalau tidak
berarti salah. Padahal arsitektur adalah campuran seni, sejarah dan teknologi yang
sifatnya subyektif11.

Post-Modern telah menjadi bahan perbincangan ramai di Barat sebagai isu


kebudayaan, kesenian dan bahasa pada dasawarsa ’70-an, bahkan pada era ’60-an.
Orang mulai kehilangan harapan bahwa kebudayaan modern dapat memajukan
masyarakat12.

10
Ir.Wahyu Prastowo, “Diktat Perkembangan Arsitektur 3”, (halaman 5).
11
Tema Arsitektur Postmodern, “Teori Arsitektur”, www. Arsitektur-dekonstruksi.com, (halaman 11).
12
“Postmodernisme dan Masa Depan Peradabannya”, Aditya Media, (halaman 19).
Di Indonesia sendiri modernitas telah diperkenalkan sejak penjajahan Belanda.
Di satu pihak kita merasakan dampak negatif proses modernitas tersebut, dipihak lain
kita selalu ingin mencari jati diri kita sebagai bangsa dan orang Indonesia. Sebenarnya
dilihat dari pengamatan budaya, Indonesia telah lama menyimpan potensi
Postmodernisme, hal tersebut tercermin pada konsep “Bhineka tunggal Ika”, dimana
mengakui ‘Pluralitas’ (Kebhinekaan) didalamnya yang juga merupakan salah satu ciri
penting Postmodernisme13.
Diagram sejarah lahirnya arsitektur Post-Modern14 :

Puncak Arsitektur MODERN (1920-1960)

Setelah tahun 1969

Arsitektur Modern mulai berubah

Arsitektur
LATE MODERN
(bentuk akhir arsitektur Modern)

 Bentuk dan Ide dari aritektur Modern


 Penampilan ekstrim, berlebihan dan
tidak natural

Cikal bakal Arsitektur


POST-MODERN

Arsitektur
POST MODERN

 Arsitektur Modern “Plus”


 Sebagian arsitektur Modern, sebagian
arsitektur Tradisional
 Double Coding (bernafas ganda)

13
“Postmodernisme dan Masa Depan Peradabannya”, Aditya Media, (halaman 220).
14
Ir.Wahyu Prastowo, “Diktat Perkembangan Arsitektur 3”, (halaman 5)
Tabel Perbedaan Arsitektur Modern, Late Modern dan Post- Modern

Charles A Jencks dalam bukunya Late-Modern Architecture and Other Essay


mengklasifikasikan perbedaan antara arsitektur Modern, Post-Modern dan Late-Modern
kedalam 30 variabel15, yaitu :

MODERN LATE MODERN POST- MODERN


(1920-1960) (1960-) (1960-)
IDEOLOGICAL
1 One International style, Unconscious style Doble-coding of style
or ‘no style’.
2 Utopian and idealist Pragmatic ‘Populer’ and pluralist
3 Deterministic form, functional Loose fit Semiotic form
4 Zeitgeist Late-Capitalist Traditions and choice
5 Artist as prophet/healer Suppressed artist Artist/client
6 Elitist/for ‘everyman’ Elitist professional Elitist and participative
7 Wholictic, comprehensive Wholistic Piecemeal
redevelopment
8 Architect as saviour/doctor Architect provides service Architect as respresentative and
activist
STYLISTIC
9 ‘Straightforwardness’ Supersensualism/Silk-Tech/High- Hybrid expression
Tech
10 Simplicity Complex simplicity-oxymoron: Complexity
ambigous reference
11 Isotropic space (Chicago frame, Extreme isotropic space (open Variable space with surprises
Domino) office planning. ‘shed space’)
redundancy and flatness
12 Abstract form Scluptural form, hyperbole, Conventional and abstract form
enigmatic form
13 Purist Extreme repetition and purist Ecletic
14 Inarticulate ‘dumb box’ Extreme articulation Semiotic articulation
15 Mechine aesthetic, strightforward 2nd Mechine Aestetic extreme Variable mixed aestetic
logic, circulation, mechanical, logic, circulation, maechanical, depending on context :
technology and structure technology and structure expression of contentand
semantic appropriateness
towards
16 Anti-ornament Structure and construction as Pro-organic and applied ornament
ornament
17 Anti-respresentational Respresent logic, circulation, Pro-respresentation
mechanical, technology and
structure frozen movement
18 Anti-methaphor Anti-metaphor Pro-metaphor
19 Anti hirostical memory Anti-hirostical Pro-hirostical reference
20 Anti humour Unintended humour, malapropism Pro-humour
21 Anti-symbolic Unintended symbolic Pro-Symbolic
DESIGN IDEAS
22 City in park ‘Monument” in park Contextual urbanismand
rehabilitation
23 Fungtional separation Functions within a ‘shed’ Functional mixing
24 ‘Skin and bones’ Slick skin with Op effects wet look ‘Mannerist and baroque’
distortion, sfumato

15
Charles Jencks, “Late-Modern Architecture and Other Essays”, (halaman 32).
25 Gesamtkunstwerk Reductive, elliptical gridism All rhetorical means
‘irrational grid’
27 Slab, point block Extrude building, linearity Street building
28 Transparency Literal transparency Ambiguity
29 Asymetry and ‘regularity’ Tends to symmetry and formal Tends to assimetrical symmetry
rotation mirroring and series (Queen Anne-Revival)

ALIRAN-ALIRAN DALAM POST-MODERN


Charles Jencks dalam bukunya The Language of Post-Modern, menunjukkan
dalam bentuk “Evolutionary
Tree”(pohon perkembangan)yang mengklasifikasikanenam mahzab awal Pasca
Modern yang menjadi Aliran-aliran dalam arsitektur Post-Modern, yaitu :
Gambar 3.2. Diagram “Evolutionary Tree” oleh Charles Jencks.

1. Historik dan Ekletik Radikal


2. Straight Revivalism Distorted Ornament
3. Neo Vernacular
4. Metafor dan Metafisik
5. Metafor dan Metafisik

Aliran-aliran dalam Arsitektur Post-Modern dapat dikelompokan lagi kedalam 2 bagian


utama16, yaitu :
1) Purna-Modern
2) Pasca Modern
a. Neo Modern
b. Dekonstruksi
Tokohnya antara lain : Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank
O’Gehry, Totyo Ittoh.

Gambar 3.13. Frank O’Gehry, Bilbao museum.

POKOK-POKOK PIKIRAN ARSITEKTUR POST-MODERN


Pokok-pokok pikiran yang dipakai pada arsitektur Post-Modern terdiri dari tiga
bagian penting17, yaitu :
1. Tidak memakai semboyan “Form Follow Function”.

16
“Pengertian Post-Modern”, www.arsitektur_dekonstruksi.com, (halaman 2)
17
“Pengertian Post-Modern”, www.arsitektur_dekonstruksi.com, (halaman 3).
Arsitektur Post-Modern mendefinisikan arsitek sebagai sebuah bahasa dan
oleh karena itu Ia tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.

Yang dikomunikasikan oleh kedua bagian utama dalam arsitektur Post-Modern


itu berbeda-beda, yakni :
- PURNA MODERN
- PASCA MODERN
 Neo Modern
 Dekonstruksi
2. Fungsi
Yang dimaksud dengan “fungsi” disini bukanlah “aktifitas”, bukan pula apa
yang dikerjakan manusia terhadap arsitektur dimana keduanya diangkat sebagai
pengertian tentang “fungsi” yang lazim digunakan dalam arsitektur Modern. Dalam
arsitektur Post-Modern yang dimaksud dengan fungsi adalah peran dan kemampuan
arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, dengan kata lain fungsi
merupakan apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia
sehingga dengan demikian fungsi dalam arsitektur Post-Modern bukan berarti
“aktifitas”.

Dibawah ini merupakan beberapa analisa dari fungsi Arsitektur, antara lain :
- Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia.
- Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman dan nikmat.
- Arsitektur memberikan gambaran dan kenyataan sejujur-jujurnya.
- Arsitektur memberikan kesempatan pada manusia untuk berhayal.
- Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budaya dan masa
silamnya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :


- PURNA MODERN : Lebih menonjolkan kepada fungsi metaforik (simbolik) dan
hirostikal.
- PASCA MODERN
 Neo Modern : Menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi.
 Dekonstruksi : Menunjuk pada kejujuran
3. Bentuk dan Ruang
Didalam Post-Modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak
harus berhubungan satu dengan yang lain, keduanya menjadi 2 komponen yang
mandiri sehingga bisa dihubungkan atau tidak dihubungkan. Ciri-ciri pokok khas ada
yang terlihat ataupun sebaliknya tidak terlihat (tidak nyata). Kedua ciri ini kemudian
akan menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :


- PURNA MODERN : Bentuk menempati posisi yang lebih dominan dari
pada ruang.
- PASCA MODERN
 Neo Modern : Sebaliknya bertolak belakang, menempatkan ruang
sebagai unsur yang dominan.
 Dekonstruksi :Tidak ada yang dominan, bentuk dan ruang memiliki
kekuatan yang sama.

III.1.6.KARYA-KARYA ARSITEKTUR POST-MODERN


1.Piazza d’Italia

Charles Moore (1925-), merancang Piazza d’Italia (1975-1980), sebuah taman


Gambar 3.14. Pandangan bagian tengah (kolam)
atau ruang terbuka dalam rangka renovasi
Piazza d’italia kawasan kumuh di New Orleans Amerika
Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut. Proyek
ini terletak dalam lingkungan modern, selain berfungsi sebagai ruang terbuka juga
berfungsi sosial bagi masyarakat keturunan Eropa khususnya Italia. Denahnya berupa
lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan.
Pada tengah taman dibuat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, di
keliling kolam menggambarkan laut Mediterania. Titik pusat lingkaran adalah Pulau
Sisilia di ujung dari “sepatu Italia” melambangkan masyarakat Sisilia, mayoritas dari
imigran Itali disana. Dengan pola mengikuti bentuk lingkaran terdapat sebuah kuil
Romawi kecil dengan kolom-kolom dari lima orde termasyhur Italia : dorique, ionique,
corinthien, toscan dan composite. Kolom-kolom tadi terletak dalam susunan garis bagian
dari lingkaran (convec) mendukung potongan-potongan architrave lengkap dengan
molding Romawi. Dikiri-kanan dari semacam pintu gerbang kuil terdapat architravecukup
lebar ditulis kalimat-kalimat yang mengingatkan pada sejarah Italia. Unsur modern Art-
Deco dimasukan dalam beberapa kepala kolom disela-sela kolom-kolom Italia tersebut.

Gambar 3.15. Piazza d’Italia, New Gambar 3.16. Maket dari atas Piazza d’Italia
Orleans Amerika Serikat

Gambar 3.17. Salah satu sisi Piazza d’Italia

Bentuk-bentuk klasik dan sedikit aspek modern digabung dengan unsur modern
kontemporer dalam didominasi warna-warna. Dengan mengetengahkan unsur-unsur
historis, bentuk-bentuk langsung menyentuh tanah Italia lengkap dengan “Laut
Mediterania”, Piazza d’Italia betul-betul merupakan contoh sangat respresentatif dari
Post-Modern yang menghubungkan masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Piazza
Italia menjadi bentuk pelopor Post-Modern dan banyak memberikan inspirasi
konsepsual dalam
2.Grand Inter-Continental Hotel

Adanya keterkaitan dengan


Gambar 3.18. paradigma
Nikken penomenologi pada bangunan, dimana
Sekkei, Perspektif
Grand Inter-Continental Hotel
konsep dari bangunan ini mengambil bentuk dari site, yang dikelilingi oleh air. Tercermin
kedalam bangunan yang berbentuk kapal layar.

Dari segi tema, bangunan ini bisa dimasukkan ke dalam tema tempat. Karena
bangunan ini melihat lingkungan dari sekitarnya, sehingga terciptalah bentukan kapal itu

3.Teater Carlo Felice

Gambar 3.19.Teater Carlo Felice dilihat dari luar.

Gambar 3.20. Detail sky light Gambar 3.21. Potongan melintang


dan denah lantai dasar
Di Genoa Italia, Rossi bersama tiga arsitek lainnya yaitu I. Gardell, F. Reinhart
dan A Sabilla merancang Teater Carlo Felice (1983-1989), dengan menggabungkan
elemen-elemen klasik Yunani, Romawi, Renaissance dengan elemen modern.
Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post-Modern antara lain Gotik, terdapat dalam
sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam, di atas lobi utama. Puncak
kerucut tajam tinggi ala Gotik ini, muncul ke luar hanya sedikit dilapis kaca di atas nok
atap berbentuk pelana dari unit utama, berfungsi sebagai sky lightmemasukan sinar
matahari kedalam lobi. Bagian depan dimana terdapat pintu masuk utama ke lobi
merupakan penyederhanaan bentuk arsitektur Renaissance, di sisi kanan terdapat
Porch, mirip dengan kuil-kuil Romawi, berkolom Dorik, tetapi atapnya piramidal dengan
sebuah patung di puncaknya. Disepanjang sisi kiri, wajah depan dan sebagian sisi
kanan terdapat koridor, dengan deretan kolom-kolom mirip kuil Yunani
4.Best Supermarket, Oxford Valley P.A .

Gambar 3.22.Best Supermarket, Oxford Valley.

Bila arsitektur ekletik akhir abad XIX dan awal abad XX dikemukakan di depan
mengambil bentuk-bentuk klasik, maka arsitektur Post-Modern sering disebut sebagai
Neo-ekletik yang “menghadirkan masa lampau” tidak saja yang klasik tetapi juga
modern awal termasuk Cubism, Art-Deco, Art-Nouveau dan lain-lain. Robert Ventury
dalam merancang Best Supermarket Oxford Valley, P.A (1977) misalnya, menghias
seluruh dinding bagian luarnya yang masif dengan pola bunga warna-warni
mengingatkan pada La Majolikahaussebuah apartemen di Wina.
5. Public Service Building di Portland (The Portland)

Gambar 3.23. Foto tampak depan Gambar 3.24. Foto dari samping depan
bangunan PublicServiceBuilding bangunan

Michael Graves (1934-) arsitek dari Amerika serikat setelah memenangkan


sayembara, kemudian menjadi perancang Public Service Building (1980-1982) di
Portland, Oregon. Arsitekturnya menjadi pelopor dan banyak memberi inspirasi pada
perkembangan arsitektur Post-Modern. Bentuk global sangat sederhana seperti kotak
atau balok, ada yang mengatakan seperti sebuah kotak kado Natal raksasa, bahkan ada
yang mengatakan seperti dadu yang dibangun di kota Judi Las Vegas18.

Unsur arsitektur kuno yang menonjol dalam gedung Public Service ini
menghubungkan dengan masa lalu, antara lain berupa sebuah patung wanita dikenal
pada abad XIX bernama “Portlandia”, Personifikasi dari semangat, kebijakan dan
keteguhan moral dari warga negara dalam perdagangan. Kotak seperti dadu bagian
utama dari “The Portland” terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah pada sebuah
tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna diatasnya yang coklat susu
cerah. Unit ini sedikit lebih lebar dari yang ditumpunya, berkolom besar dan berat
memberikan kesan arsitektur kuno seperti arsitektur kuno Oriental Mesir19.

6.Ackerberg House

18
Charles Jencks,”Le Langage de I’architecture Moderne” (langgam dari arsitektur Post-Modern), Denoel, Paris. 1985. (halaman
7).
19
Ibid.
Gambar 3.25. Richard Meier, Ackerberg
House.

Dilihat dari tampak bangunan, bangunan ini mengutamakan estetika sehingga


berkaitan dengan paradigma sublimasi dari estetika. Estetika yang dimaksud adalah
penggunaan elemen bangunan yang berbentuk non- geometris sebagai aksen.

7.Le Fresnoy National Studio for Contemporary Arts

Gambar 3.26. Bernard Tschumi, Studio Seni


Contemporer Le Fresnoy National.

También podría gustarte