Está en la página 1de 22

Indikator Materi

Pesertadapatmenganalisismodelpembelajaran
yangtepat sesuaimateriyangakan disajikan
Analisiskesesuaianmateri
Memilihstrategipembelajaran
MenetapkanMediaPembelajaran
Menentukanjenistugasdalampembelajaran
PelaksanaanAssesmen/EvaluasidalamPBM 1. penilaian unjuk kerja (performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar pese
dari suatu tugas.daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala penilaian ( rating scale).
2. Penilaian proyek (project assessment)adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik s
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Dengan
pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplika
sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
3. Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada sekumpulan karya peserta didik yang diambil sela
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara sistematis dan terogansir . Proses penil
bersama antara antara peserta didik dan guru.
4. Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik berkaitan dengan apa-apa yang telah dip
digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipelajari.
5. Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasu
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasik
mensintesis, mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari
6. Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta melakukan eksperimen dengan bahan sebenarnya at
sesuatu bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan semua aspek yang dilakukan sesuai de
dieksprimenkan.
KeragamanmetodePemecahan Masalah
Metode Pembelajarandilaboratorium/workshop
MelaksanakanK3dlaboratorium
MelaksanakanK3dlapangan/workshop
MelaksanakanK3dikelasdalamPBM
Merumuskanindikator
Menetapkansumberbelajar
Menyusunrencanapembelajaransesuaidengan
materi
MenentukanStrategipembelajaranyangmendidi
ksesuaimateri
Memanfaatkanmediayangada
dalampembelajaran
Menentukanmediadalampembelajaranyangtep
at
MerencanakanmediaberbasisIT
MelakukanPTKuntukmengevaluasipembelajaran
Mampuberkomunikasidenganbaikdalammenya
mpaikan
materi

Merencanakansuatujenispondasisuatubangun 1) Pondasi Dangkal


angedung  Pondasi plat setempat (telapak).Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter
 Pondasi batu kali dan plat Menerus (lajur).digunakan untuk bangunan gedung satu lantai
 Pondasi Cakar Ayam seperti pondasi menara transmisi tegangan tinggi, bangunan gedung bertingkat, power stasion, kolam renang
jembatan, menara bandara (runway, taxi way, dan apron), perkerasan jalan tol
 Pondasi Konstruksi Sarang Laba-laba Konstruksinya terdiri dari pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 10-15 cm yang dibawah
yang tipis dan relatif tinggi, biasanya, 50-150 cm
2) Pondasi Dalam
 Pondasi Tiang Pancang. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar b
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.
 Pondasi Bored Pile. Jenis pondasi bore pile dipilih untuk mendukung beban bangunan dengan mengandalkan daya dukung pondas
hambatan lekat yang terjadi pada permukaan tiang yang tidak rata akibat dari pengecoran di tempat (in situ).
 Pondasi Franki Pile.Pondasi caisson, tipe pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter yang relatif lebih besar
 Pondasi Sumuran.Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunaka
pada kedalaman yang relatif dalam. diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Pemilihan jenis pondasi yang paling cocok untuk suatu bangunan tergantung pada beberapa factor, diantaranya adalah; (1) fungsi bangun
dipikul, (2) kondisi permukaan tanah serta biaya pondasi dibanding dengan biaya bangunan
Menentukankonstruksidarisuatusloop/ringbalok Tulangan balok
Syarat-syarat untuk mendapat penulangan balok yang baik, antara lain: Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda. Tulangan utama
Gunakan variasi diameter tulangan yang digunakan sesedikit mungkin. Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga dapat m
terbuang percuma.
Ukuran batang yang dibengkokan harus cukup pendek, sebaiknya gunakan batang yang panjang untuk tulangan lurus Gunakan sengkang ya
dan diameter yang sama Usahakan jarak antara sepasang batang pada tulangan atas tidak kurang dari 50 mm, sehingga terdapat jarak yang cu
pemadatan, khususnya bila terdapat tulangan dua lapis. Panjang penyaluran tulangan, kait, bengkokan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Tiga syarat-syarat tumpuan yang dipertimbangkan:
Tumpuan bebas, bila tumpuan mengalami perputaran sudut pada perletakannya.
Tumpuan terjepit penuh, bila terdapat jepitan penuh sehingga perputaran tidak mungkin terjadi.
Tumpuan terjepit sebagian, bila tumpuan pada keadaan yang memungkinkan terjadi sedikit perputaran

Menentukankonstruksidaridindingsuatubangun Fungsi konstruksi lebih mengarah pada fungsi dinding sebagai konstruksi yang menahan beban, misalnya dinding geser (shear wall), dinding pen
an penopang (bearing wallI).
Menentukankonstruksidarisuatukolombanguna Kait Pengikat dan Sengkang Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :
n 1) Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.
2) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait.
3) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait.
pada umumnya menerima gaya aksial, sehingga tidak melentur.

Merencanakanjenislantaisuatubangunan
Fungsi Lantai Secara Umum : a). Memisahan ruangan secara mendatar. b). Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah. c). Men
meredam pantulan suara d). Mengatur perbedaan ketinggian bangunan. e). Menggambarkan selera pemilik rumah, Menambah nilai artistik rua
mewah suatu ruangan.
Berikut adalah cara perawatan lantai menurut jenis lantai yang dipakai
1). Lantai Tegel Cara perawatannya mudah cukup disapu sampai bersih lalu dipel dengan air bersih..
2). Lantai Keramik Cara perawatannya mudah Lakukan pengepelan secara rutin,
3). Lantai Kayu/Parket Cara perawatannya, lakukan pemeliharaan rutin seperti menyapu atau mengepel lantai parket agar sisa debu atau kotor
menempel di sela-sela sambungan parket.. Cara terbaik adalah dengan menggunakan penyedot debu, dengan demikian debu yang kasar juga ta
Anda.
4). Lantai Marmer lantai marmer harus dirawat dengan berbagai jenis perawatan seperti poles marmer dan poles teraso. Tentunya dengan biay
Bersihkan bekas krim dengan sapu, lalu pel lantai seperti biasa. Jika anda rajin mengulangi langkah ini setiap 2—3 bulan sekali, lantai marmer an
baru.tai Kayu/Parket
5). Lantai Beton Cara perawatannya sangat mudah, cukup mengepel lantai beton seminggu sekali. Hemat dan modern dalam satu material.

Menggambarkansuatukonstruksiplafon 1). Fungsi Plafond / Langit-langit Secara Umum : a). Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak rangka atapnya, b). Untu
atap melalui celah-celah genteng, c). Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung, d). Untuk mengurangi panas dari sinar m

Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu memperhatikan:


− Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang digunakan Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek ataup
− Tinggi rendahnya penutup. − Menggunakan lis atau tidak. − Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100 x 100 cm , 60 x 6
Elemen struktur utama pada bangunan gedung meliputi:
− Pondasi − Balok: Sloof, Latei, Ring − Kolom − Atap
Elemen struktur pendukung meliputi:
− Dinding − Plafon − Kusen − Lantai − Tangga

Menentukansuatukonstruksitangga
Perhitungan berdasarkan perbedaan tinggi lantai. Jumlah anak tangga dari satu lantai ke lantai berikutnya dapat dihitung dengan menggunak
63 cm
Keterangan A : antrede (anak tangga datar) O : optrede (anak tangga tegak) Cara yang paling mudah adalah berdasarkan pada beda tinggi la
Lebar langkah datar (A) yang ideal adalah antara 25 cm – 30 cm. Sedangkan tinggi langkah naik (O) yang ideal adalah antara 15cm – 20 cm. Kem
kurang dari 45o.
Contoh hitungan:
Beda tinggi lantai satu dan lantai dua telah ditentukan = 350 Cm (H). ditentukan optrede ideal = 17,5 cm ( supaya mudah membaginya). Mak
dengan persamaan :
A + 2 ( 17,5) = 63 cm A + 35 = 63 cm A = 28 cm ------------ cukup ideal
Sedangkan jumlah kenaikan dapat dihitung :
H / O = 350 / 17,5 = 20 kenaikan. Satu tanjakan maksimum 12 kenaikan, jadi minimal dibuat 2 tanjakan, bila setiap tanjakan dibuat sama, ma
jadi ada satu bordes. Bentuk tangga = tangga bordes 180o.
Dalam perhitungan, bordes dihitung satu kenaikan. Jadi pada tanjakan pertama jumlah kenaikan ada 10 termasuk bordes.
Penentuan ukuran langkah datar (antrede) dan langkah naik (optrede) dengan menggunakan perbandingan berdasarkan besarnya sudut kemirin
kemiringan tangga paling landai adalah 25 dan paling curam adalah 50.

Menggambarkansuatuhubungankonstruksikus
en
Menggambarkansuatukonstruksirangkaatap Komponen rangka atap mengikuti jenis penutup atap, untuk penutup atap jenis genting komponen rangka atap meliputi. (a).Reng, mer
melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genting. Reng dari batang kayu yang ada di lapangan berukuran 2/
sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan menerus-kannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng ata
Kaso, berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7cm
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. (c). Gording, merupakan elemen rangka at
dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutupatap, reng, usuk, orang, beban angin
buhulkuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda- kuda. Gording menjadi tempat ikatan bag
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya
yang tersedia. Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1
(d). Listplank, Listplank tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank haru
ujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk. (e). Kaki kuda-kuda, merupakan batang miring yang membentuk sudut kemiringan
balok gording dan menopang beban gaya-gaya yang timbul. Seperti pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya horizontal dan gaya
tembok pendukungnya. (f). Jurai dan Sagord, pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut ju
dalam dan jurai luar. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi

Menentukanjenissanitasibangunan
Menentukansistemirigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pengembangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaa
tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Parameter perencanaan irigasi permukaan

1. Kedalaman air irigasi yang diberikan


2. Maksimum kecepatan aliran yang diijinkan (Vmax).
3. Koefisien kekasaran Manning (n)
4. Kemiringan dasar saluran (So).
5. Laju Infiltrasi (I).
Data yang dibutuhkan : (1) hidrologi, (2) topografi dan (3) geologi teknik

1) Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)sistem irigasi permukaan, air irigasi disebarkan ke permukaan tanah dan dibiarkan mere
dibawa dari sumber ke lahan melalui saluran terbuka maupun melalui pipa dengan tekanan rendah.
2) Sistem irigasi bawah tanah di bawah permukaan (sub surface irrigation) adalah sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan ai
melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa berlubang.
3) Sistem Irigasi curah (sprinkler irrigation) adalah sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk membentuk curahan air yang mirip hujan ke
4) Irigasi tetes (drip irrigation) adalah suatu sistem irigasi dimana pemberian air dilakukan melalui pipa/selang berlubang dengan menggunakan
keluar berupa tetesan- tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman.

Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi : 1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi infor
saluran dan bangunan irigasi 2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patokpatok hectometer, nom
medan, elevasi saluran yang ada dan rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran. 3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan salu
informasi mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat diketahui volume galian dan timbunan t

Menentukanjenispekerjaanirigasi 1. Bendung dipakai untuk meninggikan permukaan air di sungai sampai pada ketinggian tertentu yang diperlukan agar air dapat dialirkan k
2. Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur t
3. Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi kelebihan air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu
4. Stsiun pompa lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara gravitasi ternyata tidak layak, dari segi teknis ma
Menentukanpenampangbangunanair

Menentukankriteriasistemirigasi Parameter yang harus dipertimbangkan sebagai bahan masukan untuk memilih sistem irigasi permukaan, yaitu:
1. Kedalaman air irigasi yang diberikan.
2. Maksimum kecepatan aliran yang diijinkan (Vmax).
3. Koefisien kekasaran Manning (n)
4. Kemiringan dasar saluran (So).
5. Laju Infiltrasi (I).

Adapun data yang dibutuhkan dalam merencakan sistem irigasi adalah sebagai berikut, yaitu data:
a. Data Hidrologi
1. Curah hujan
2 evapotranspirasi
3. banjir rencana
4. debit andalan

b. Data Topografi
Persyaratan untuk pembuatan peta topografi umum dirinci sebagai berikut, yaitu:
ret bentuk tanah (land form) harus memiliki relief mikro dengan bentuk fisik yang jelas,
hal ini akan langsung menentukan tata letak dan lokasi saluran irigasi, saluran pembuang dan jalan.
ketelitian ketinggian permukaan lahan.
Merencanakanpenampangdrainase

Memahamiklasifikasijalan  Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
 Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
 Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupat
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan j
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
 Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubun
persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
 Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Klasifikasi jalan menurut beban muatan sumbu
Menentukankonstruksijalan
Merencanakanperkerasanjalan Susunan Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke susunan lapisan di bawahnya , selanjutk
tanah dasar
Rancangan tebal perkerasan kaku yang akan diuraikan dalam kajian ini harus mengunakan dasar standart teknik agar dapat mempunyai usia lay
didasarkan pada asumsi:
1. Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam modulus reaksi tanah dasar dalam kode (k) satuan kg/em2 dan atau satuan CBR 2. Jenis mate
base dan ketebalan lapisan yang diperlukan untuk melayani beban lalu lintas jenis kendaraan berat. 3. Dalam pemilihan material lapisan ponda
pembuatan martal, pemasangan penghamparan saat pelaksanaan lapisan pengecoran, perawatan beton saat mengalami pengerasan dalam suh
penendalian kelembaban. dan saat menuju perawatan sebelem layak digunakan sebagai jalur lau lintas. 4. mengendalikan sistem pemompaan
dasar, akibat cuaca dan air permukaan disekitar lapisan pondasi bawah dan dan lapisan subgrade agar tidak mengnggu pengaruh perubahan ka
maksimun dapat merusak lapisan perkerasan struktur diatasnya. 5. Mengkondisi dan melaksanakan penghamparan material lapisan pondasi un
daya dukung tanah disepanjang lintasan jalan. 6. Kekuatan bahan beton dalam satuan kuat lenturtarik(MR) untuk mengatasi tegangan yang diak
dari lalu lintas, asumsi rancangan sesuai pertumbuhan kendaraan dari jenis kendaraan tonase berat harian (JKNH). 7. Dalam perencanaan kekua
dengan kuat tekan, tapi dalam kuat lentur tarik, mengingat keruntuhan pada perkerasan beton berupa retakan yang diakibatkan oleh permukaa
melenting ke atas sehingga menimbulkan tegangan lentur tarik yang berlebihan pada bagian penampang
tebal konstruksi perkerasan lentur adalah tebal seluruh lapisan yang ada di atas tanah dasar dipadatkan termasuk pondasi
tebalkonstruksi perkerasankaku adalah Tebal tebal lapisan beton tidak termasuk pondasi.

Untuk dapat memenuhi fungsi perkerasan kaku dalam memikul beban, maka perkerasan harus:
1. Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar sampai batas-batas yang masih mampu dipikul tanah dasar tersebut tanpa menimbulkan p
yang dapat merusak perkerasan itu sendiri. 2. Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi pengaruh kembang sus
tanah dasar serta pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan.
Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Peranan perkerasan kaku dan intensitas lalu lintas yang akan dilayani.
2. Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan roda, beban sumbu, ukuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur dan arah lalu
3. Umur rencana perkerasan kaku ditentukan atas dasar pertimbangan-pertimbangan peranan perkerasan, pola lalu lintas dan nilai ekonomi pe
pengembangan wilayah.
4. Kapasitas perkerasan yang direncanakan harus dipandang sebagai pembatasan
. 5. Daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan pelat perkerasan.
6. Lapis pondasi bawah meskipun bukan merupakan bagian utama dalam menahan beban, tetapi merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan :
1) Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar 2) Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat 3)
mantap dan seragam pada pelat 4) Perkerasan jalan kerja selama pelaksanaan 7. Kekuatan lentur beton (flexural strength) merupakan pencerm
untuk perencanaan karena tegangan kritis dalam perkerasan beton terjadi akibat melenturnya perkerasan beton tersebut.
Faktor Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku:
1) Umur Rencana
2) Variasi Lalu Lintas Rencana
3) : Koefisien distribusi kendaraan
4 ) Kekuatan Tanah Dasar
5) Pertumbuhan lalu lintas
6). Tahapan Perencanaan Tebal Pelat
Macam Konstruksi Perkerasan Jalan:
1. Jalan tanah ialah , Jalan yang bahan pengerasannya dari tanah bergradasi diurugan secara bertahap dan diratakan secara mekanis sehingga
sesuai dengan ukuran dan persyaratan geometric jalan, proses meratakan muka tanah dibantu dengan air pada kondisi optimum sehingga m
s,proses pembuatan profil damaja jalan bisa dilakukan melalui pengalian atau timbunan.kelengkapan draninase dan kemiringan permukaan
dibuat 3 – 5 %
2. Jalan Kerikil,Permukaan jalan pada lapisan atas dipasangkan kerikil yang dipadatkan denga mekanis dan ditambahkan gradasi pasir untuk m
tidak mudah bergeser kesamping, metode tumpang tindih dengan pengisi pasir sebagai mebnetuk kekompakan nmaterial. Pada bagian tepi
bahau jalan dipasangkan batu ukuran 20/15 cm untuk menopang pergeseran lapisan kerikil kesamping, pada bagian tengah juga dipasangka
memanjang dipasangkan pengunci batu agar kerikil tidak mudah bergeser kesamping
3. Jalan Batu Pecah , Permukanan jalan bagian atas di pasangkan lapisan bersusun dari batu kerikil, batu pecah 5/7, dilapisi kliciran aspal dan b
dan lapisan pasir kasar, metode pelaksanan sisitem tumpang tindih dengan bantuan pengikat aspal cair untuk mengisi permukaan rongga m
berbatas berm dipasangkan batu onderlag pengunci tepi perkerasan terluar dengan batu 20/15 cm
4. Jalan Sistem Telford ,Lapisan perkerasan yang disusun dari lapisan bagian bawah pasir urug tebal 10 cm, lapisan batu onderlag 20/15 cm, d
dipadatkan secara mekanis dalam 8 kali ( bolak balik) mulai dari tepi jalan ke tengah diikat dengan lapisan aspal kliciran pada permukaan da
1/1 em s/d 1 mm. bahan ahan dasar untuk lapisan cengkam bagian tepi yang dipakai ialah batu kali ( semirip bulat).
5. JalanSistem Mac Adam konstruksi perkerasan dengan prinsip “tumpangtindih” dengan mempergunakan batu-batu pecah yang dipasangkan
ukuran batu terbesar terbesar 3".batu besar terletak pada bagian bawah , lapis bagian atasnya digunakan batu dengan susunan lebih kecil.
6. Jalan Sistem PenetrasiKonstruksi jalan system penetrasi salah satu pengembangan susunan dari system gambungan Telfor adam. Pada susu
lapisan aus tersusun dari lapisan penetrasi material dengan pengikat aspal cair yang diklicir disemportkan pada setiap permukaan material. S
batu pecah 3/5. 2/3. Dan lapisan atas pasir kasar
7. Jalan Butas Susunan bagian antara lapisan batu pecah 5/7 di lapisi aspal cair minyak kemudian bagian lapisan aus digunakan aspal beton uk
pada lapisan dan dipadatkan dengan cara mekanis
8. Jalan Aspal Beton ,Lapisan perkerasan dengan bahan aspal beton terdiri dari 2 jenis, lapisan antara disebut binder dan lapisan permukaan a
dan pemakaian material berbeda dari komposisi ukuran gradasi dari agragat kasar dan agregat halus dan jumlah pemakaian aspal dalam stu

Merencanakanalinyemenjalan  Alinyemen Horisontal jalan


Standar perencanaan geometric jalanseperti jalan landai, jarak pandang, penampang melintang dll
Golongan (D) 0 – 9,9 %
Perbukitan (B) 10 – 24,9 %
Pegunungan (G) >25 %
 Alinyemen Vertikal jalan

Kriteria menentukan koordinasi Alignemen vertical:


1) Alignemen horisontal dan vertical yang terletak pada satu fase memberikan tikungan tanjakan dan atau tikungan turunan memberika
nyaman bagi pengemudi dan dapat memperkirakan bentuk alinyemen berurutan dalam satu arah jalan.
2) Tikungan tanjakan/turunan tajam tidak diadakan dibagian lengkung vertical cembung atau dibagian bawah lengkung vertical cekung.
3) Pada jalan lurus panjang seperlunya tidak dibuatkan lengkung vertical cembung, diupayakan dilakukan pengaturan duga badan jalan sela
tersebut.
4) Kelandaian yang pendek tidak sesuai syarat keamanan dan kenyamanan tidak diletakan diantara dua kelandaian curam, sehingga da
mengemudi ( berhenti dan menyiap akan mendahului).

Jarak penggambaran :
a) Setiap jarak 25 meter pada tikungan spiral circle spiral (SCS); spiral spiral (SS).
b) Setiap jarak 50 meter pada tikungan tangent spiral (TS)
c) Setiap jarak 100 meter pada jalan lurus dan datar.
d) Setiap jarak 50 meter pada jalan lurus dan naik / turun dengan prosentase ) 4%

Merencanakansurveylalulintas
Menentukanmodeljembatan Komponen utama jembatan baja terdiri dari dua bagian utama, yaitu 1) konstruksi bagian atas yang terdiri dari system lantai, penunjang konstr
geleger/rangka jembatan atau Super - Structure, dan 2) Konstruksi bagian bawah meliputi komponen, cup pilar, pilar, pondasi dan tiang, pile c
Menentukankonstruksijembatan Jenis Jembatan Berdasarkan Bentuk Konstruksi
Jembatan balok berupa balok yg didukung pd ujung2 nya oleh abutment (pangkal jembatandengan bentang pendek: 0 – 20 meter.
cantilever bridges (Jembatan kantilever) Jembatan kantilever dibangun menggunakan balok kantilever (balok terjepit) pada satu ujungnya. Bia
berupa sepasang balok kantilever yg bertemu di tengah2 rintangan yg dilintasi.
Arch bridges (Jembatan lengkung/ busur) Jembatan lengkung/ busur merupakan jembatan dengan bentuk lengkung/ busur, dengan pangkal je
Suspension bridges (Jembatan gantung) Jembatan gantung merupakan jembatan yg digantung menggunakan kabel
Cable-stayed bridges (Jembatan kabel) Jembatan cable stayed serupa dengan jembatan gantung, tetapi kabel penggantungnya langsung diikat
Truss bridges (jembatan rangka) bentang panjang: Jembatan rangka merupakan jembatan dengan struktur atas berupa rangka, yg biasanya dib

Jembatan berdasarkan bahan konstruksi yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge) Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif pendek < 6 m dengan beban y
2) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge), jembatan untuk jenis ini biasanya dibangun dengan kemampuan panjang jembata
3) Jembatan baja (steel bridge), jembatan baja biasanya dibangun dengan bentang yang panjang antara 40 -60 m, selain itu beban yang diteri
baja ini lebih praktis dan ekonomis.
4) Jembatan komposit (compossite bridge), jembatan komposit merupakan jembatan yang dibangun dengan bahan perpaduan antara dua bah
berbeda, sehingga struktur jembatan bisa menjadi lebih efesien. (misalnya seperti perpaduan struktur beton dan baja beam). bentang jem

Merencanakanpondasijembatan
Merencanakanstrukturatasjembatan Komponen bagian atas jembatan atau Super Structure terdiri dari 4 bagian penting yang masing – masing mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Sistem konstruksi lantai kendaraan (floor system), posisi lantai terhadap balok pemikul, analisis lantai, bahan plat dari beton non atau kompo
2) Gelegar utama balok memanjang jembatan, balok melintang jembatan, balok induk atau rangka batang.
3) Perletakan/ tumpuan jembatan pada pondasi jembatan, abutmen, pilar jembatan, plicup dan pancang atau strous pile
4) Ikatan–ikatan (bracings) meliputi ikatan angin, ikatan rem dan ikatan rangka diaframa dan komponen sambungan pada rangka baja.

Struktur atas terdiri atas komponen konstruksi antara lain: 1) Gelagar-gelagar induk 2) Struktur gelegar memanjang, melintang . 3) Struktur lan
arah melintang dan memanjang , parapet dan trotoar

Struktur bawah terdiri atas :


1) Pondasi yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan terdiri pile, footing, pile cup yang meneruskan beban-beban langsung ke tanah dasar / la
2) Bangunan bawah (pangkul jembatan / abutmen, pilar, bent cap), retainwall , swing wall, yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan yang mem
perletakan ke pondasi dan biasanya juga difungsikan sebagai bangunan penahan tanah.
3) Jalan Pendekat (Oprit) (Aproach bridge) Komponen yang berada sebelum memasuki ruang jembatan bagian menghubungkan antara ruas jal
atau bagian jalan yang akan masuk ke jembatan.
4) Bangunan Pengaman Komponen pendukung berupa bangunan yang diperlukan untuk mengamankan jembatan terhadap lalu lintas darat, l
sungai, sloping protector.

Perencanaanbebanjembatan Lantai diatas rangka atau Dack Bridge


Lantai jembatan di bawah Through bridge : posisi elemen lantai kendaraan terletak pada posisi sejajar bagian bawah dari rangka batang – batan
pemikul, dibawah lantai kendaraan (lalu lintas) terdapat ikatan – ikatan melintang atau bagian – bagian dari batang memikul

MenentukanHarga satuan
pekerjaankonstruksibangunan (pondasi)
MenghitungKebutuhanbahanuntukpekerjaanba
ngunan
Menentukanbesarnyaresultangaya
secaraanalitisdangrafis
Menentukanbesarnyareaksitumpuanakibatbeb Beban menurut sifatnya: 1) Beban mati, yaitu beban yang tidak dapat berpindah (berat sendiri balok) 2) Beban hidup, yaitu beban yang bergera
anyang bekerja Beban khusus, yaitu beban dinamis (angin, gempa, kendaraan berjalan
Beban menurut bentuknya: 1) Beban terpusat/titik (P), yaitu beban yang bekerja pada satu titik hanya menekan luas bidang kecil (titik). Misaln
tiang, dll. Satuan beban terpusat adalan kg, pound, ton, atau KN.
2) Muatan terbagi merata (q), yaitu muatan terbagi adalah beban yang terbagi pada sebuah bidang yang cukup luas. Terbagi atas:
a. Beban Terbagi Rata (q) adalah beban yang bekerja sepanjang muatan dan memiliki titik berat bidang empat persegi panjang (epp) terletak pa
diagonal persegi panjang. Satuan dalam kg/m, t/m, atau KN/m. Sebutan untuk q (t/m’) adalah sebesar q ton untuk tiap meter panjang/lari.
b. Beban terpusat/ Beban Segitiga adalah muatan/beban yang luas singgungnya merata tapi muatannya tidak terbagi rata. Misanya: tekanan a
atau tekanan air pada pintu air. Dindingdinding tegak mendukung desakan air yang besarnya sebanding dengan jarak dari permukaan air (sema
desakannya). c. Pada umumnya beban tak hanya terpusat atau terbagi rata, namun ada yang berbentuk segitiga seperti beban tekanan air da
penyelesaiannya adalah sama dengan yang lain, namun kita harus lebih hatihati karena bebannya membentuk persamaan.

Menentukanletaktitikberat akibatbesarnyagaya-
gayayang bekerjapadabendabaiksecaraanalitis
Menghitungbesarmomenkelembamanpenamp
angbalok secaraanalitis
Menghitunggaya batangakibatbeban
kerjapadakonstruksi
kuda-kudasecaraanalitismaupun
MenghitungVolumePekerjaanbangunan
MenentukanHarga SatuanUpahbangunan

Merencanakanlamapekerjaan(penjadwalan)  Diagram balok merupakan rencana kerja yang paling sederhana dan sering digunakan pada proyek yang tidak terlalu rumit serta mudah dib
rencana kerja ini terdiri dari jenis pekerjaan dalam bentuk alur vertikal dan arah horisontal
menunjukkan jangka waktu yang dibutuhkan oleh tiap pekerjaan yaitu waktu mulai dan waktu akhir dengan menggunakan diagram balok. 2. AO
arrow, kegiatan dalam diagram AOA biasanya
berbentuk lingkaran. Anak panah menggambarkan kegiatan.
3. AON merupakan salah satu bentuk penyajian grafis dari rencana kegiatan proyek.
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang termasuk dalam
klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di dalam
node yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panahnya sebagai
penunjuk hubungan antara kegiatankegiatan yang bersangkutan. 4. Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan pengendalian biaya ya
lazim digunakan pada suatu proyek. Kurva S merupakan gambaran diagram persen
komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu koordinat dimana sumbu absis (x)
menyatakan waktu sepanjang masa proyek dan sumbu (y) menyatakan nilai persen
komulatif biaya selama masa proyek tersebut. Pada diagram kurva S dapat diketahui
pengeluaran biaya yang dikeluarkan per satuan waktu, pengeluaran biaya per satuan
waktu dan progress pekeriaan yang didasarkan pada volume yang dihasilkan di
lapangan.

Menggambarsalahsatubagiandarikonstruksiba Gambar dibagi beberapa macam:


ngunan a) Gambar Arsitek, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek.
gedung b) Gambar Perencanaan, yaitu gambar yang dihasilkan dari perencana struktur, mekanikal, dan elektrikal. Gambar ini adalah bentuk komprom
ia masih dapat melakukan negosiasi mengenai desain yang sesuai dengan preferensinya.
. c) Gambar Tender, merupakan gambar yang bersifat mengikat dengan kontrak dan acuan terhadap perhitungan volume pekerjaan. Gambar in
kontraktor, dan, pada gambar ini, ukuran dan spesifikasi struktur yang ingin dibangun sudah detail. d) Gambar Konstruksi, merupakan gambar y
pembangunan. Gambar ini masih dibuat oleh konsultan perencana struktur, dan merupakan kelanjutan dari gambar tender. Biasanya, terjadi pe
dan perubahan, sehingga gambar tender bersifat dinamis. Gambar ini adalah jawaban perubahan (yang telah disepakati bersama), yang pada um
tender. Gambar ini adalah pedoman untuk kontraktor terpilih dalam mengeksekusi pekerjaan. e) Shop Drawing, adalah gambar yang berisi deta
yang bersifat makro hingga mikro, juga berisi spesifikasi material, dan detail lainnya. f) As Built Drawing, adalah gambar bangunan yang telah se
dibuat oleh kontraktor, dan merupakan pertanggungjawaban dari pembangunan yang telah dilaksanakan. Biasanya gambar ini akan digunakan
pengguna, sebagai pedoman dalam penggunaan dan pemanfaatan bangunan tersebut.

Menggambarsalahsatubagiandarikonstruksiban Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penamp
gunanAir baik
Menggambarsalahsatubagiandarikonstruksiban
gunanJalan
Menggambarsalahsatubagiandarikonstruksiba Elemen Struktur Jembatan
ngunan Bent Tiang:Biasanya digunakan untuk melintasi sungai bila keberadaannya tidak menjadi masalah.
jembatan Pier solid igunakan pada kondisi sungai berarus deras. Biasanya digunakan untuk bentang panjang dan dapat didukung oleh pondasi telapak yan
Bent kolom biasanya digunakan untuk struktur tanah kering dan didukung oleh pondasi telapak atau pondasi tiang. Bent berkolom banyak dipe
terletak pada zona gempa
\
Menggambarsalahsatubagiandarisanitasibang Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing
unangedung 1) sistem/ saluran air bersih - Saluran Penampungan Air - Saluran Pemadam Kebakaran
2) sistem/ saluran air kotor
- Saluran pembuang air hujan - Saluran Kotor WC ke Septictank
3) sistem/ saluran udara atau gas Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari bet
memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus.

pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus): a) Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
1. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ). Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan teka
2. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium. Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pembuangan
septictank, dsb.
3. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis). Digunakan untuk sparingsparing listrik yang tertanam dalam dinding.

b) Ukuran diameter penampang pipa.


- Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5". - Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

También podría gustarte