Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan,
kasus kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang
disiplinnya pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk
melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep tahap perkembangan
2. Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian
keperawatan
4. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan
pada klien TBC
6. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
2.2.2 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
4
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-
paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
2.2.5 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi.
Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka
berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh
dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan
banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil
dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat
dalam alveoli akan terjadi gangguan pertukaran gas karena sputum
5
menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum bergerak maju ke
bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 :
585).
2.2.6 Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)
2.2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena
basil resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila
terpajan antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien
dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling
kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons
terhadap obat-obatan tersebut, maka obat dan protocol pengobatan lain akan
dicoba. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah
sebelumnya negative biasanya mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk
membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil
total.
6
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
f. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan
tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
7
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem.
Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau
semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga
saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan
bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan
sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat
mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya
peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota
masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika
keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa
keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan
masyarakat yang sehat.
8
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia
lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-
lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa
berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti
dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang dewasa.
B. Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah
yang hidup serumah.
4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
9
6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa
saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan
anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh
norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang
yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan saudara untuk waktu sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan
anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga
yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan
masyarakat.
10
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan
demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen
yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar
keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku
yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul
karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
11
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhansemua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat
tinggal dan lain sebagainya.
12
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
C. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
13
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority yaitu hak untuk mengatur seperti orang tua
kepada anak.
2. Referent power yaitu seseorang yang ditiru
3. Reword Power yaitu pendapat ahli
4. Coercive power yaitu dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power yaitu pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power yaitu pengaruh melalui manipulasi cinta kasih
D. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
14
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive
dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang
disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
15
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
16
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ibu S
2. Umur KK : 39 tahun
3. Alamat : Jalan kaca piring II/33 RT.01 RW.03,
kelurahan patrang
4. Pekerjaan KK : Penjahit
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi keluarga :
Genogram:
17
Bpk. Y (..th) Ibu K (…th) Bpk... (..th) Ibu S (…th)
An.E ( 5 th)
Keterangan :
: laki-laki : laki-laki meninggal
: perempuan : cerai
7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ibu) dengan anak karena proses ditinggalkan.
18
8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah
menikah Ibu S menetap di Jember dan bahasa yang digunakan bahasa jawa
dengan campuran bahasa madura. Keyakinan yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati
semampunya dengan bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung, jika
tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.
9. Agama: Ibu S mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga ibu S adalah
Islam. Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan
kadang-kadang melakukanya di masjid didekat rumahnya.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai
penjahit, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.200.000,-. Penghasilan
tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu
S mencari tambahan dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ibu S mengatakan: biasanya ibu S mengajak
An.Emi jalan-jalan ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika
ibu S mempunyai uang.
19
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang
kurang baik. Ibu S menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika ibu S
mempunyai makanan ibu S juga sering membagikan ke tetangganya
begitu juga sebaliknya, menurut ibu S.
c. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ibu S mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia
menyempatkan untuk memasak makanan buat anaknya setelah itu dia
memandikan dan mengantarkan anaknya ke sekolah dan ibu S berangkat
kerja. Ketika anak E pulang dari sekolah ibu S sudah pulang dari kerja.
Ketika ibu S terlambat pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan
anaknya ke bibinya yang tinggal didepan rumahnya.
d. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu
S tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan
anak E. Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri
kemudian ibu S menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.
e. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ibu S mengatakan: setiap hari anak E pergi ke sekolah ditaman kanak-
kanak yang letaknya dekat dengan rumahnya.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian
yang didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya
masalah yang kompleks pada keluarga Ibu S. Ibu S mangatakan: ibu S
masih tidur dengan anak E sehingga belum ada privasi bagi anak E karena
ibu S mengungkapkan bahwa anak E belum berani tidur sendiri. Ibu S
belum mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal privasi dan rasa aman.
14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di
jember sejak menikah. Ibu S sekarang tinggal di jember dengan anak E.
15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T
tinggal di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan
kedua orang tua Ibu S berada dijember dan sudah meninggal, ada satu
orang adik yang tinggal bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari
20
ibu S yang membantu merawat ibu S. Ibu S mengatakan: setelah
mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan di bali untuk menafkahi keluarga
dan setelah bekerja disana Bp.T ternyata menikah lagi dan tidak pernah
pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan anak E.
III. LINGKUNGAN
16. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah
pribadi berukuran 6m x 8m yang ditempati oleh ibu S dan Anak E. Rumah
terdiri dari 4 ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur.
Terdapat dua jendela di ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang
ditempati oleh anak dan kamar tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela.
Tembok rumah hanya berupa anyaman bambu, ruangan depan yang
dibangun dari batu bata. Di dalam dapur terdapat kandang ayam yang
bersebelahan dengan kamar tidur anak dan ibu.
17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : ibu S bertempat tinggal di
perkampungan dengan jarak rumah antar tetangga yang cukup dekat.
18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki
untuk bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S.
Setiap hari ibu S mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian
dilanjutkan menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: ibu S
mengatakan bahwa setiap hari berkumpul dengan An. E setelah pulang
kerja. Dan ibu S memiliki perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin.
Ibu S mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan tidak
menyukai ibu S.
20. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari
pamannya, bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S
juga mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga
harus melibatkan keluarga.
denah rumah:
7
21
6
8
pintu
3 5
jendela U
pintu
Keterangan:
1. Ruang Tamu : meja dan kursi
22
Pemanfaatan ruangan : Terdiri dari 2 kamar dengan 1
kamar untuk anak dan ibu S, 1
kamar untuk Tn. Su, 1 kamar mandi
di luar, 1 dapur.
Tetangga (ibu S)
Tempat bekerja
Teman-teman sekolah
An.E ( 5 th)
23
IV. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola Komunikasi Keluarga : ibu S menyampaikan bahwa anak E senang
bercerita tentang temannya di sekolah dan ibu S menanggapinya dengan
senang, bertanya tentang dapat tugas apa di sekolah, bagaimana tadi
sekolahnya, dan sebagainya. Namun kadang kala ibu S pernah marah
mana kala anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut ibu S
tidak bisa memenuhinya. Di dalam keluarga tersebut juga ada adik
kandungnya yang bernama Tn. Su. Komunikasi ibu S dengan Tn. Su tidak
begitu terbuka atau jarang berkomunikasi dengan alasan Tn. Su malu
untuk berbicara apalagi masalah pribadinya. Tn. Su sering keluar bersama
temannya dengan alasan bosan di rumah (penuturan ibu S). Dari
penuturan ibu S, biasanya adiknya kalau ada masalah dia suka diam,
menyendiri dan wajahnya terlihat sedih atau cemberut dan ibu S
memancing pengakuan dari Tn. Su dengan cara bertanya kenapa kok
terlihat sedih, pucat, cemberut. Namun dari sikap Tn. Su yang kurang
terbuka ini ibu S tidak mempermasalahkannya karena ada teman-
temannya yang Tn. Su ajak untuk berdiskusi terhadap masalahnya.
22. Struktur Kekuasaan Keluarga: Ibu S pemegang keputusan terakhir dalam
keluarga selama suaminya Bp. T lama tidak pulang sehingga dia yang
menjadi kepala keluarga. Adiknya pun juga nurut saja tanpa banyak
komentar terhadap keputusan ibu S (dari penuturan ibu S).
23. Struktur Peran :
a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari
nafkah, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur
rumah tangga.
b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur
keluarga dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam
keluarga ibu S karena statusnya hanya anggota keluarga tambahan.
24. Nilai dan Norma Budaya:
24
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, dan lainnya. Anak E kadang kala
mendapat cubitan dan jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain
dengan teman-temannya.
V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah mengungkapkan
perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan
merengek-rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan ke alun-
alun (dari penuturan ibu S).
26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah formal dan
diperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan anak S juga sering
bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-temannya
kecuali pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman ibu
S) (hasil pengamatan dan penuturan ibu S).
27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa keadaan
kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan
secara rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah tidak seperti
beberapa bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan hanya Rp 200.000
per bulan namun Ibu. S masih merasa mampu biayai kebutuhan keluarga.
Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman
belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau
hanya sambal saja. Ketika terjadi gangguan kesehatan, ibu S langsung
membawanya ke puskesmas patrang.
28. Fungsi reproduksi : ibu S mengatakan dari dulu tidak punya kelainan
reproduksi. Anak E juga dilahirkan secara normal. Ibu S tidak pernah
mengalami keguguran.
29. Fungsi Ekonomi : ibu S mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Untuk menambah
25
penghasilannya ibu S menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan
ibu S).
26
No Pemeriksaan Ibu S Anak E
Fisik
1 Keluhan saat ini Kadang batuk Tidak ada keluhan
2 Kepala Rambut hitam Rambut hitam
Mata bersinar Mata bersinar
Warna kulit muka sawo Warna kulit muka sawo
matang. matang.
Bibir kecokelatan Bibir kecokelatan
Lidah merah muda, permukaan Lidah merah muda,
berbintik. permukaan berbintik.
Gigi bersih. Gigi bersih.
3 Leher Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
Teraba denyutan vena Teraba denyutan vena
jugularis. jugularis.
4 Thorax Suara nafas vesikuler. Suara nafas vesikuler.
Perbandingan diameter Perbandingan diameter
anteroposterior: transversal= anteroposterior: transversal=
1:2 1:2
5 Abdomen Inspeksi, perkusi, Inspeksi, perkusi,
palpasi: tidak ada pembesaran palpasi: tidak ada
organ. pembesaran organ.
Warna kulit kecokelatan. Warna kulit
Terdengar bising usus. kecokelatan
Terdengar bising usus.
6 Ekstremitas atas Tangan kanan dan kiri Tangan kanan dan kiri
simetris. simetris.
Teraba arteri brakhialis. Teraba arteri
Warna kulit kecokelatan. brakhialis.
Tidak menderita Warna kulit
kelumpuhan (kekuatan otot kecokelatan
baik) Tidak menderita
kelumpuhan (kekuatan otot
baik)
7 Ekstremitas Kaki kanan dan kiri Kaki kanan dan kiri
27
bawah simetris. simetris.
Warna kulit kecokelatan. Warna kulit
Tidak menderita kecokelatan
kelumpuhan (kekuatan otot Tidak menderita
baik) kelumpuhan (kekuatan otot
baik)
28
ANALISA DATA
29
kandang ayam seharusnya rumah (paparan agen
berada di luar. Tetapi infeksi, kondisi hidup
tidak ada biaya untuk kurang bersih)
membuat kandang.
- kamar anak E
berdekatan dengan kamar
Ibu S dan kandang ayam
DO:
- Tidak terdapat
Jendela kamar di
kamar ibu S.
- Lingkungan tidak
layak ( kandang
hewan di sekitar
rumah).
- ventilasi kurang,
tembok dari bambu.
Tahap II
30
yang sehat.
- Ibu S mengatakan,
kurangnya perhatian yang
diberikan kepada anak E
DO:
- Ibu S hanya
lulusan SD
- Anak E
Berpisah dengan
bapak T sejak
balita
- Perhatian dari
ayah kurang
kepada anak E.
- Ibu S tidak
31
memperhatikan
kebersihan anak E
setelah bermain
(cuci tangan, kuku
kotor)
- Anak E malu
saat ditemui orang
lain
Tahap II
Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal
dampak situasi pada
perubahan peran
32
- ibu S menyatakan rumah keluarga
menyewakan rumahnya
yang satunya
DO :
- Rumah berdebu
Tahap II
Ketidak mampuan
keluarga dalam
mengambil keputusan
(salah mengambil
keputusan)
33
PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Keperawatan:
34
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala
dicegah dan teratur serta interaksi yang
Cukup = 2 diperhatikan dapat
meminimalkan penularan
penyakit.
4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada
masalah dan memerlukan penanganan
Masalah ada dan untuk menghindari dampak
perlu ditangani=2 lainnya.
Jumlah 3
Diagnosa keperawatan :
35
masalah keluarga merasa ada hal yang
Masalah ada dan lebih penting untuk terlebih
tidak perlu segera dahulu diselesaikan.
ditangani=1
Jumlah 2.16
Diagnosa Keperawatan :
36
Masalah tidak mengasuh dan memberikan
dirasakan = 0 perhatian yang penuh pada anak
E.
Jumlah 2
37
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S
38
disekitar rumah mampu verbal keputusan dalam
(paparan agen memutuskan melakukan perubahan tata
infeksi, kondisi untuk ruang rumah.
Kesehatan yang
hidup kurang melakukan
harus segera
bersih) perubahan
disembuhkan
tata ruang
sebagai
rumah 3.1.1 Lakukan konsultasi
3. Keluarga pendukung untuk
Demonst pada keluarga khususnya
mampu segera
rasikan ibu S tentang pemindahan
memberikan memindahkan
kandang ayam.
dukungan kandang ayam
3.1.2 instruksikan pada
positif pada
keluarga untuk menjaga
ibu S untuk
hygiene pribadi untuk
segera
melindungi tubuh terhadap
memindahka
infeksi
Status kesehatan
n kandang
pada keluarga ibu
ayam ke
S dapat
belakang
ditingkatkan
rumah
dengan adanya
39
4. Keluarga lingkungan yang 4.1.1 Anjurkan kepada
mampu Demonst nyaman dan keluarga untuk
menciptakan rasikan bersih membersihkan lingkungan
lingkungan dengan benar
yang
Pelayanan
mendukung
kesehatan sangat
peningkatan
memperhatikan
status
faktor-faktor yang
kesehatan
mendukung
keluarga.
kesembuhan ibu S
40
tentang
pengaruh
tata ruang
terhadap
pemeliharaa
n kesehatan
keluarga
2 Perubahan Setelah Setelah
penampilan peran dilakukan dilakukan
keluarga terutama asuhan pertemuan 4x60
ibu S keperawatan menit, keluarga
Respon Keluarga dapat 1.1.1 Bantu keluarga
berhubungan Ibu S mampu menunjukkan:
verbal menyebutkan mengenal masalah
dengan menjalankan 1. Keluarga 1.1.2 Diskusikan dengan
adanya kesulitan
ketidakmampuan perannya mampu ibu S mengenai rasa
dalam melakukan
keluarga merawat sebagai single mengenal tidak menerima
peran yang baru
anggota keluarga parent dampak kondisi bahwa ibu S
yang sakit situasi pada Respon melakukan peran
perubahan verbal Ibu S tidak ganda
2.1.1 Ajarkan perilaku
peran membutuhkan
baru yang
bantuan orang
41
2. Keluarga lain dalam dibutuhkan oleh ibu
mampu mengasuh anak E S untuk memenuhi
Anak E menjadi
memutuskan suatu peran.
motivator bagi
untuk
ibu S untuk
melakukan redemon
menyemangati
peran ganda strasi
kembali hidup
3.1.1 bantu ibu S dalam
Ibu S mampu
mengidentifikasi
menjalankan
kekuatan diri
perannya dengan
3.1.2 bantu ibu S dalam
Redemo
baik
mengidentifikasi
nstrasika
3. Keluarga
berbagai peran
n
mampu
dalam hidup.
meberikan
Dengan
4.1.1 beri penjelasan pada
support pada
menggunakan
ibu S tentang peran yang
dirinya dalam
fasilitas kesehatan
redemon harus dilakukan sebagai
pengasuhan
ibu S dapat
strasi single parent
anak E
berkonsultasi 4.1.2 fasilitasi diskusi
tentang masalah tentang adaptasi peran
4. Keluarga
42
mampu perannya
5.1.1 Beri penjelasan
memenuhi
pada keluarga
harapan
tentang fungsi
peran
fasilitas dan
pelayanan
kesehatan yang
5. Keluarga
dapat digunakan.
dapat 5.1.2 Diskusikan tentang
menggunaka pelayanan yang ada
n fasilitas sebagai tempat
pelayanan untuk mendapatkan
kesehatan solusi masalah
sebagai peran keluarga.
sarana untuk
memutuskan
masalah
43
3 Kerusakan Setelah Setelah
penatalaksanaan dilakukan pertemuan 4x60
pemeliharaan asuhan menit dapat
Respon 1.1.1 Bantu keluarga
rumah keperawatan menunjukkan: Ibu S mampu
verbal mengenal masalah
berhubungan keluaraga 1. Keluarga mengidentifikasi
1.1.2 Tingkatkan status
dengan akan mampu adanya ancaman
pendidikan keluarga
ketidakmampuan mengerti cara mengenal dalam lingkungan
dengan memberikan
Keluarga memelihara masalah rumah
pendidikan pada
menentukan rumah pemeliharaa
keluarga tentang
keputusan yang n rumah
rumah sehat dan tata
tepat untuk
Respon ruang rumah yang
menangani
verbal baik
masalah
2.1.1 Bantu keluarga
pemeliharaan
dalam memutuskan
rumah keluarga Tata ruang yang
tindakan
2. Keluarga buruk dapat
keperawatan
mampu menyebabkan
2.1.2 Bantu keluarga
memutuskan berbagai penyakit
Respon mengidentifikasi
tindakan dan mengurangi
verbal keuntungan dan
44
yang tepat kenyamanan kerugian dalam
untuk pengambilan
mengatur keputusan
lingkungan 3.1.1 Kaji kemampuan
rumah anggota keluarga
Ibu S dapat dalam
3. Keluarga redemon
memindahkan memodifikasi
mampu strasikan
kandang ayam ke lingkungan
melakukan
halaman belakang 3.1.2 Jelaskan tentang
tindakan
dan membuat WC perubahan yang bisa
modifikasi
supaya yidak terjadi setelah
dengan tepat
BAB di sungai memodifikasi
redemon
lingkungan.
strasikan
4.1.1 Ajarkan dan
demontrasikan cara
Penataan ruang modifikasi
4. Keluarga
rumah yang baik lingkungan rumah.
mampu
dapat 4.1.2 Bantu keluarga
menciptakan
menciptakan dalam menciptakan
lingkungan
lingkungan yang lingkungan yang
45
yang bersih nyaman dan sehat
dan nyaman bersih
5.1.1 Beri penjelasan
pada keluarga
Dengan tentang fungsi
5. Keluarga menggunakan fasilitas dan
dapat fasilitas kesehatan pelayanan
menggunaka seperti puskesmas kesehatan yang
n fasilitas dapat membantu dapat digunakan.
5.1.2 Diskusikan tentang
kesehatan memberikan
pelayanan yang ada
yang ada masukan untuk
sebagai tempat
untuk mengatur tata
rujukam keluarga
mendapatka ruang rumah yang
bila ada yang sakit.
n informasi sehat dan sebagai
5.1.3 Kaji kemampuan
tentang tempat rujukan
keluarga dalam
penatalaksan jika ada anggota
penentuan
aan rumah keluarga yang
pelayanan
dan sebagai sakit
kesehatan yang
tempat
tepat.
rujukan
46
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
48
mendapatkan biaya
tersebut
1.5 Menganjurkan keluarga khususnya Fitri -----------
pada ibui S ke puskesmas untuk selalu
mengontrol kesehatannya dan keluarga
untuk menjaga hygiene pribadi untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi----
12/12/2009 Perubahan penampilan peran 1.1 Kembali mengkomunikasikan Tifani------------ S: Ibu S mengatakan
keluarga terutama ibu S mengenai perasaan yang dirasakan sudah mulai melupakan
berhubungan dengan oleh ibu S--------------------- - Bp. T dan kehadirannya
ketidakmampuan keluarga sudah tidak diharapkan
1.2 Mengajak ibu untuk mengenal lebih
merawat anggota keluarga Tifani------------ lagi.
jauh masalah yang sedang dihadapi
yang sakit
O: Ibu S terlihat lebih
1.3 Membantu ibu S dalam
tenang namun matanya
mengidentifikasi kekuatan diri
Tifani ------------ sedikit berkaca-kaca
-------------------
49
single parent ---------------- Tifani------------
P: Lanjutkan diskusi
1.5 Memberikan dukungan pada ibu S dengan keluarga
agar dapat menjalani perannya mengenai perannya
dengan baik------------------- Tifani------------
13/12/2009 Kerusakan penatalaksanaan 1.1 Membantu keluarga mengenal Tofan------------ S: ibu S menyatakan
pemeliharaan rumah masalah -------------------- bahwa rumahnya
1.2 Meningkatkan status pendidikan
berhubungan dengan Tofan------------ masih butuh
keluarga dengan memberikan
ketidakmampuan Keluarga perbaikan dan akan
pendidikan pada keluarga tentang
menentukan keputusan yang memindahkan
rumah sehat dan tata ruang rumah
tepat untuk menangani kandang ayam ke
yang baik ---------------------
masalah pemeliharaan Tofan------------- belakang rumah
1.3 Kaji kemampuan anggota
rumah keluarga
keluarga dalam memodifikasi
O: Rumah berdebu
lingkungan - Lantai dari semen
1.4 Ajarkan dan demontrasikan cara Tofan------------ - kandang dan rumah
modifikasi lingkungan rumah ------ hanya berbatasan
1.5 Diskusikan tentang pelayanan yang Tofan------------ dengan dinding bambu
50
ada sebagai tempat rujuka keluarga
bila ada yang sakit --------- A: Masalah belum
selesai karena
keterbatasan biaya tapi
ada kemauan dari
keluarga
P: anjurkan untuk
segera melakukan
tindakan
51
BAB 4. PEMBAHASAN
52
Perumusan diagnosa keparawatan dianalisis berdasarkan dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, yang bersifat actual,
resiko atau kesejahteraan, dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Perumusan diagnosa yang disepakati oleh
keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah
untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen
infeksi, kondisi hidup kurang bersih), kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menentukan keputusan yang
tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga, perubahan penampilan
peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
53
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
54
DAFTAR PUSTAKA
55
56
57