Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Kontrol
tekanan darah yang ketat pada pasien diabetes berhubungan dengan pencegahan
Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia
dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya, kontrol
tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Jose Roesma, dari
divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik
terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari
penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati dibanding hipertensi esensial
atau pada pasien yang lebih muda. Obat-obat antihipertensi terbaru yang bekerja pada
pada orang tua akibat penurunan tekanan darah efektif (Gunawan, Lany, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
kardiovaskular (hipertensi).
1
2. Tujuan Khusus
kardiovaskuler (hipertensi).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Kardiovaskuler
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis
2) Bawah : diafragma
Slamet, 2009).
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri
yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih
3
kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka
jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya
Slamet, 2009).
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil
terdiri dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya
4
mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal,
e. Sinusoid
tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi
cairan limfe ke dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk
di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus (Soeparman dkk, 2007).
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk
oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau
alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti
vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih
2008).
5
2. Pengaruh Proses Penuaan Terhadap Sistem Kardiovaskuler
a. Penuaan normal
disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dan dengan awitan yang tidak
disadari. Penurunan yang terjadi berangsur - angsur ini sering terjadi ditandai
menjadi lebih jelas ketika sistem ditekan untuk meningkatkan keluarnya dalam
b. Perubahan Struktur
badan. Adanya suatu hipertropi atau atrofi yang terlihat jelas berarti tidak
normal, tetapi hal tersebut lebih merupakan tanda dari penyakit jantung.
6
Ukuran ruang – ruang jantung tidak berubah dengan penuaan. Ketebalan
elastis. Oleh karena itu, penuaan pada jantung menjadi kurang mampu untuk
2007).
dengan tekanan tinggi, seperti pada katup aorta dan katup mitral, mengalami
terjadi selama waktu peningkatan denyut jantung (misal demam, stres, dan
olahraga) dan gangguan arteri koronel dan sirkulasi sistemik (Gallo, 2008).
peningkatan jumlah jaringan jumlah jaringan fibrosa dan jaringan ikat. Jumlah
oleh karena itu, hanya sekitar 10% jumlah yang ditemukaan pada usia dewasa
muda yang masih terdapat pada usia 75 tahun. Berkas his kehilangan serta
jaringan slstis dan retikuler dengan infiltrsi lemak terjadi pad daerah nodus
sinotrial.
Dengan bertambahnya usia, sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku
dan tidak lurus. Perubahan ini terjadi akibat peningkatan serat kolgen dan
hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri. Lapisan intima arteri
7
menebal dengan peningkatan deposit kalsium. Proses perubahan yang
aorta dan arteri besr lain secara progresif mengalami dilatasi untuk menerima
lebih banyak volume darah. Vena menjadi meregang dan mengalami dilatasi
dalam cara yang hampir sama. Katup – katup vena menjadi tidak kompeten
c. Perubahan Fungsi
Curah jantung pada saat beristirahat tetap stabil atau sedikit menurun
seiring bertambahnya usia, dan denyut jantung istirahat juga menurun. Karena
bergantung pada kontraksi atrium, atau volume darah yang diberikan pada
ventrikel sebagai hasil dari kontraksi atrial yang terkoordinasi. Dua kondisi
8
lansia fenomena ini terungkap melalui hilangnya respon denyut jantung
terhadap latihan atau stress. Prinsip mekanisme yang digunakan oleh jantung
sesak nafas (dispnea) dan kelientikan terjadi ketika jantung tidak dapat
tubuh untuk memenuhi kebutuhan atau ketika jantung tidk dapat secara efektif
Irama jantung yang tidak sesuai dan koordiansi aktivitas fisik yang
Sinus distritmia, seperti sick sinus sindrome dan sinus badikardia, adalah hal
yang sering terjadi dan dapat menimbulkan rasa pusing, jatuh, palpitasi atau
sebagai normal teringgi untuk lansia. Tidak ada perubahan dalam tekanan
tinggi, baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sisnus karotis menjadi
9
tumpul atau kurang sensitif. Penumpulan ini menjyebabkan masalah yang
a. Definisi
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
2011).
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
b. Etiologi
volumenya.
10
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
a) Faktor keturunan
iii) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
b) Kebiasaan hidup
d) Stress
e) Merokok
f) Minum alcohol
a) Ginjal
b) Glomerulonefritis
c) Pielonefritis
e) Tumor
f) Vascular
11
g) Aterosklerosis
h) Hiperplasia
i) Trombosis
j) Aneurisma
k) Emboli kolestrol
l) Vaskulitis
m) Kelainan endokrin
n) DM
o) Hipertiroidisme
p) Hipotiroidisme
q) Saraf
r) Stroke
s) Ensepalitis
t) SGB
u) Obat – obatan
v) Kontrasepsi oral
c. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
12
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
13
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang
Pathway
14
d. Tanda dan Gejala
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
2013).
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas)
2006).
a) Glukosa
15
b) Kalium serum
d) Kalsium serum
f) Pemeriksaan tiroid
h) Urinalisa
adanya diabetes.
i) Asam urat
j) Steroid urin
k) IVP
m) Foto dada
16
n) CT scan
o) EKG
f. Penatalaksanaan
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
a) Diet
v) Menghentikan merokok
b) Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
17
prinsip yaitu Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
2) Edukasi Psikologis
3) Tehnik Biofeedback
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
4) Tehnik relaksasi
18
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan/Keperawatan
1) Keluhan Utama :
a) Nyeri dada
b) Sesak nafas
c) Edema
2) Riwayat Kesehatan :
geli.
sudah lelah.
4) Riwayat Perkembangan :
19
c) Tekanan darah.
5) Riwayat Sosial :
c) Sumber-sumber ekonomi.
d) Agama
6) Riwayat Psikologis :
(Ibrahim, 2010).
b. Pengkajian Fisik
1) Jantung
termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi
pernafasan.
b) Anemis
c) Sianosis
d) Sesak nafas
20
e) Keringat dingin
f) Muka sembab
h) Asites
a) Kecepatan/menit
b) Kuat/lemah (besar/kecil)
Inspeksi
i. Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada
b) Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure
21
penyekit jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan
Teknik pemeriksaan :
kanan pasien
naik turun.
kosong/kolaps.
Palpasi
yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang menyempit atau
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati
pada inspeksi. Perabaan dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah)
22
i. Lebar impuls iktus kordis
iii. Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu
hipertensi,
Perkusi
Auskultasi
bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub). Bunyi jantung perlu dinilai
dinding dada.
23
a) Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap bising
d) Penyebaran bising.
24
d) Tingkat IV : amat nyaring tanpa thrill.
Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah
ditentukan :
c) Intensitas :
f) Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral
2. Diagnosa Keperawatan
25
b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap
kebutuhan tubuh.
3. Rencana Intervensi
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal
yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
Intervensi Rasional
- Kaji frekuensi nadi, RR, TD - Memonitor adanya perubahan sirkulasi
secara teratur setiap 4 jam. jantung sedini mungkin.
- Catat bunyi jantung. - Mengetahui adanya perubahan irama
- Kaji perubahan warna kulit jantung.
terhadap sianosis dan pucat. - Pucat menunjukkan adanya penurunan
- Pantau intake dan output perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya
setiap 24 jam. curah jantung. Sianosis terjadi sebagai
- Batasi aktifitas secara adekuat. akibat adanya obstruksi aliran darah pada
- Berikan kondisi psikologis ventrikel.
lingkungan yang tenang. - Ginjal berespon untuk menurunkna curah
jantung dengan menahan produksi cairan
dan natrium.
- Istirahat memadai diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi jantung
dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja
berlebihan.
- Stres emosi menghasilkan vasokontriksi
yang meningkatkan TD dan
meningkatkan kerja jantung.
26
b. Intoleransaktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap
kebutuhan tubuh.
tidur tercukupi.
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
- Sediakan kebutuhan nutrisi - Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa
adekuat. pertumbuhan dan perkembangan serta
27
- Monitor BB/TB, buat catatan meningkatkan daya tahan tubuh.
khusus sebagai monitor. - Sebagai monitor terhadap keadaan
- Kolaborasi intake Fe dalam pertumbuhan dan keadaan gizi pasien
nutrisi. selama dirawat.
- Mencegah terjadinya anemia sedini
mungkin sebagi akibat penurunan kardiak
output.
Intervensi Rasional
- Kaji tanda vital dan tanda – - Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini
tanda infeksi umum lainnya. mungkin.
- Hindari kontak dengan sumber - Menghindarkan pasien dari kemungkinan
infeksi. terkena infeksi dari sumber yang dapat
- Sediakan waktu istirahat yang dihindari.
adekuat. - Istirahat adekuat membantu meningkatkan
- Sediakan kebutuhan nutrisi keadaan umum pasien.
yang adekuat sesuai kebutuhan. - Nutrisi adekuat menunjang daya tahan
tubuh pasien yang optimal.
28
BAB III
PEMBAHASAN
Simulasi Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Umur : 69 th.
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Benu-benua
semakin dirasakan jika Ibu S berjalan dan berkurang jika istirahat. Kadang Ibu S
merasakan ada yang kaku di lehernya. Ibu S mengatakan kurang paham mengenai
penyakit hipertensi
Ibu S mengatakan beberapa tahun yang lalu pernah mengalami sakit jantung dan
Ibu S mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit gula. Ibu S
29
5. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36.6 oC
Respirasi : 20 kali/menit
Berat badan : 40 kg
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kepala tampak bulat, tidak ada lesi dan benjolan, rambut tampak beruban
c. Sistem pernapasan
Bentuk thorax normal, tidak tampak ada retraksi intercostal, vocal premitus
vesicular
d. Sistem kardiovaskuler
Auskultasi tidak terdengar murmur e. Sistem urinaria Ibu S BAK 2-3 kali sehari,
30
e. Sistem muskulosceletal
Kedua kaki Ibu S tampak sejajar dan sama besar dan panjang. Tidak tampak
adanya kifosis dan scoliosis. Kemampuan mengubah posisi baik, kekuatan otot
1) Nervus I (Olfactorius) : Ibu S dapat membedakan bau dari minyak kayu putih
2) Nervus II (Opticus) : Ibu S sudah tidak dapat melihat jauh tulisan, orang dan
5) Nervus VII (Facialis) : Ibu S dapat, menggerakan alis dan mengerutkan dahi
menggerakkan kepalanya
9) Nervus XII : Ibu S dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi baik
g. Sistem endokrin Ibu S mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.
i. Sistem integument Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, tidak tampak
31
a. Psikososial Ibu S mengatakan dapat bersosialisasi dengan penghuni panti
dengan orang lain. Status emosi Ibu S stabil dan kooperatif saat diajak bicara.
b. Spiritual Ibu S mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat lima waktu. Ibu S
a. Katz index
b. Barthel index
32
ANALISA DATA
DO :
- Ibu S tampak sering
bertanya tentang
penyakit tekanan
darah tinggi
33
B. Diagnosa Keperawatan
RUMUSAN
NO DATA DOMAIN KODE DIAGNOSIS SASARAN
KEPERAWATAN
1 DS : Domain 12 : 00132 Nyeri Akut Individu
- Ibu S mengatakan Rasa Nyaman
sakit kepala
- Sakit kepalanya
berdenyut-denyut
- Kadang Ibu S
merasakan ada
yang kaku di
kuduknya.
DO :
- Ibu S tampak
sering memegangi
kepalanya
- TD :160/110
mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36.6 oC
- Respirasi : 20
x/menit
34
C. Rencana Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
DATA NOC NIC
KEPERAWATAN
Data Pendukung Masalah
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Kesehatan
DS : 00132 Nyeri Akut 0414 Status cardiopulmonary 1380 Kompres hangat
0401 Status sirkulasi 1400 Manajemen nyeri
- Ibu S mengatakan 0406 Perfusi jaringan serebral 2210 Pemberian Analgesik
sakit kepala 0802 Tanda-tanda vital 2550 Meningatkan perfusi serebral
- Sakit kepalanya 1605 Kontrol Nyeri 6482 Manajemen lingkungan :
berdenyut-denyut 1601 Perilaku kepatuhan kenyamanan
- Kadang Ibu S 3107 Manajemen penyakit hipertensi 6040 Terapi relaksasi
merasakan ada yang 3016 Kepuasan klien : manajemen nyeri
kaku di kuduknya.
DO :
- Ibu S tampak sering
memegangi kepalanya
- TD :160/110 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36.6 oC
- Respirasi : 20 x/menit
35
DIAGNOSA
DATA NOC NIC
KEPERAWATAN
Data Pendukung Masalah
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Kesehatan
DS : 00126 Kurangnya 1803 Pengetahuan : Proses penyakit 5602 Pendidikan kesehatan : proses
pengetahuan 1830 Pengetahuan manajemen penyakit penyakit
- Ibu S mengatakan kardiovaskular
kurang tahu mengenai 1837 Pengetahuan : manajemen
penyakit hipertensi hipertensi
DO : 1806 Pengetahuan : sumber daya
- Ibu S tampak sering kesehatan
bertanya tentang 1805 Pengetahuan : perilaku sehat
penyakit tekanan darah 1823 Pengetahuan : promosi kesehatan
tinggi
36
D. Implementasi
37
E. Evaluasi
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
angsur ini sering terjadi ditandai dengan penurunan tingkat aktivitas, yang
menyertai penuaan ini menjadi lebih jelas ketika sistem ditekan untuk meningkatkan
kardiovaskular ini diikuti dengan munculnya penyakit pada masa lansia. Seperti
yang tepat pada masa lansia. Mengingat fungsi organ tubuh yang sudah menurun.
kardiovaskular yang menurun perlu lebih cermat untuk dilaksanakan. Respon dari
lansia tersebut semasa perawatan harus diperhatikan sehingga bila muncul gejala
atau keluhan baru cepat segera ditangani. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang
berkembang saat ini adalah menggunakan NANDA sebagai dasar dalam penegakkan
diagnose keperawatan dan menggunakan NIC dan NOC sebagai dasar dalam
kepala terasa nyut-nyut dan tegang pada kuduknya. Klien juga mengatakan kurang
39
memahami tentang penyakitnya. Berdasarkan diagnose dari NANDA diperoleh
diagnose Nyeri Akut dan Kurangnya pengetahuan. Pada proses penyusunan rencana
klien mengatakan sudah memahami tentang penyakitnya dan segera berobat bila
gejala serupa dirasakan kembali. Klien juga mengatakan sakit kepala sudah mulai
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
yang memiliki penurunan fungsi organ. Karena bisa saja terjadi asuhan
2. Kepada keluarga dari Lansia, diharapkan agar lebih sigap dan tanggap bila timbul
gejala-gejala yang lain dalam proses pengobatan dan perawatan pada lansia.
3. Kepada Instansi kesehatan, klien Lansia merupakan klien dengan resiko yang
tinggi. Dimana dalam proses pelayanan kesehatan, gejala penyakit yang timbul
bisa saja berbeda dengan gejala penyakit ketika ia masuk ke rumah sakit atau
40