Está en la página 1de 18

ASKEP KLIEN DENGAN ENDOKARDITIS

OLEH

Vitta Margareth Philipus

pat

Paulus Paldi

Asrianti

Edison

Haris Rahmat

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa,karena atas berkat dan
rahmatnya sehigga penulis boleh menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini
merupakan perwujudan dari tugas kelompok yang di berikan oleh dosen mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Makalah ini berisikan tentang materi yang berhubungan dengan mata kuliah KMB II
yaitu Askep Klien Dengan Endokarditis
Apabila ada kekurangan dari penulisan makalah ini mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini.semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Penulis

Kelompok IV

DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………1

B. Tujuan………………………………………………………………………..1

Bab II Tinjauan Pustaka…………………………………………………………….2

A. Definisi ……………………………………………………………………….2

B. Klasifikasi……………………………………………………………………..2

C. Etiologi…………………………………………………………………..……3

D. Factor Pencetus ………………………………………………………………5

E. Gejala Klinis…………………………………………………………………….5

F. Patofisiologi Dan Patway……………………………………………………….6


G. Pemeriksaan Diagnostic………………………………………………………8

H. Komplikasi……………………………………………………………………….8

I. Penatalaksanaan Medis……………………………………………………….9

J. Pencegahan…………………………………………………………………….9

Bab III Pembahasan

Asuhan Keperawatan Klien Endokarditis……………………………………...11

Bab IV Penutup ( Kesimpulan Dan Saran)………………………………………......19

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis di bagi menjadi
dua yaitu endokarditis infektif dan endokarditis non infektif. Prevalensi paling sering terjadi pada
kelainan katup oleh karena rhematik, dan ini sering terjadi pada negara sedang berkembang. Juga
pada anak-anak yang dilakukan operasi jantung untuk mengkoreksi kelainan jantung kongenital.

Pada pasien endokarditis tanpa penyakit jantung sebelumnya kejadian ini sering pada ABE
(Akut Bakterial Endokarditis) terutama anak-anak di bawah 2 tahun, dan pecandu narkotik. Resiko
yang lain untuk terjadinya endokarditis, terutama pada pasen dengan kelainan kongenital pada
jantungnya. Pada negara berkembang insiden endokarditis 1,6 – 4,3 diantara 100.000 penduduk.
Angka kematian 20%-40%, meskipun diberikan antibiotik yang cukup. Komplikasi neurologis
endokarditis berkisar 20%-40%, hal ini akan mempertinggi angka kematian (41%-86%). Maka perlu
diketahui gejala klinik secara dini dari endokarditis,maupun komplikasi neurologisnya dengan
harapan angka kematiannya dapat ditekan.

b. Tujuan

Ø Menjelaskan tentang konsep medis dan konsep keperawatan klien endokarditis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

a. DEFINISI

Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard
atau katub jantung. (wajan yuni udjianti,keperawatan kardiovaskuler hal,126)

Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena
atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada
virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal,
sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih
dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya,
karena gejalanya tidak khas (buku saku KMB burner & suddart)

b. KLASIFIKASI ENDOKARDITIS

1. Endokarditis Infektif

Ø Endokarditis infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada endokardium jantung atau
pada pembuluh darah besar ditandai dengan adanya vegetasi (Team Fakultas Kedokteran UI)

Ø Endokarditis infektif adalah suatu infeksi ayng disebabkan oleh mikroba pada jaringan endothelial
jantung (Barbara Engran ; 1998)

Ø Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya meliputi dinding ventrikel,
katup-katupjantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggregasi
dari trombin dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi makro organisme. Vegetasi tersebut dapat
terjadi didaerah endokardial yang manapun, juga didaerah arteri besar.

Ø Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung .

2. Endokarditis Non Infektif.

Ø Endokarditis non infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh trombosit yang disertai dengan
vegetasi(Team Fakultas Kedokteran UI)

Ø Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya bekuan-bekuan
darah pada katup jantung yang rusak.

Berdasar jenis katub jantung yang terkena infeksi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. native valve endokartis adalah infeksi pada katub jantung alam.


2. prostfektic valve endokarditis adalah infeksi pada katub jantung buatan.

c. ETIOLOGI

1. Endokarditis Infektif

Endokarditis Infektif merupakan akibat dari serangan bakteri, lesi atau pertumbuhan
berkembang diatas katub-katub jantung dan diatas endotelium. Pertumbuhan ini tersusun atas
fibrin, sel-sel darah, bahan-bahan nekrosis dan kolagen disebut veruka.

Veruka kemungkinan hancur, mengalir dalam aliran darah dan berahir pada pembuluah darah
kecil di setiap organ yang mengakibatkan infark dan lesi vaskuler

. Streptococcus dan staphyloccus merupakan penyebab lebih dari 80% kasus. Pada pasen pecandu
obat-obatan yang menyuntik melalui intravena dan pasen dengan katup buatan/katup yang telah
cacat, insidennya lebih tinggi. Streptococcus viridan’s alpha hemolytic merupakan organisme yang
paling sering dan disusul dengan staphylococcus coagulase positiv. Golongan jamur yang tersering
ialah candida dan aspergillus.Streptococcus viridan merupakan normal flora pada oropharynx dan ini
peka terhadap penicilin.

Enterococcus dan group A beta streptococcus hemolitikus, staphilococcus sering menyerang katup
jantung yang normal dan menyebabkan kerusakan yang cepat. Pada staphylococcus sring diikuti
dengan infeksi pada organ yang lain. Masuknya 2 kuman tersebut dapat melalui oropharynx, kulit,
saluran kencing, penyalahgunaan obat melalui parental nasokomial.

Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam aliran darah atau yang mencemari jantung selama
pembedahan jantung, dapat tersangkut pada katup jantung dan menginfeksi endokardium. Yang
paling mudah terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang rusak; tetapi katup yang
normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang agresif, terutamab jika jumlahnya sangat banyak.
Timbunan bakteri dan bekuan darah pada katup (vegetasi) dapat terlepas dan berpindah ke organ
vital, dimana mereka menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri. Penyumbatan seperti ini
sangat serius, karena bisa menyebabkan stroke, serangan jantung dan infeksi, juga merusak daerah
tempat terbentuknya penyumbatan.

2. Endokarditis Non Infektif.

Resiko terjadinya endokarditis non-infektif ditemukan pada:

o Lupus eritematosus sistemik

o Kanker paru-paru, lambung atau pankreas

o Tuberkulosis

o Infeksi tulang

o Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan yang banyak.


d. Factor pencetus dan factor prediposisi

Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa penyakit
jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik,
prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.

Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta. Penyakit jantung bawaan yang terkena
endokarditis adalah penyakit jantung bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan
tetralogi fallop.

Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi
adalah akibat pemakaian obat imunosupresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis,
serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus
eritematosus,penyakit gout, dan

penyalahan narkotikintravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan
mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan

e. TANDA DAN GEJALA

ü Hiperpireksia & menggigil

ü Clubbing pingers

ü Ptechiae pada mukosa tenggorok di retina mata (roth’s spot) & kulit dada

ü Anemia/pucat

ü Splinter hemoragik (emboli di bawah kuku dengan bentuk linear)

ü Mur-mur atau bising jantung karena kerusakan katub jantung

ü Osler’s nodes (nodul kemerahan,merah muda atau kebiruan di bagian dalam jari, otot tenar dan
hipotenar yang terasa nyeri

ü Janeway lesion (nodul kemerahan,merah muda atau kebiruan) di bagian dalam jari,otot tenar
namun tidak terasa nyeri.

ü Tanda dan gejala gagal jantung kanan (hepatomegali,edema dan distensi vena jugularis).

(Kutipan: wajan yuni udjiyanti,keperawatan kardivaskuler,halaman 128)

f. PATOFISIOLOGI

Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat
genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Endokard yang rusak dengan
permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas
trombosis dan fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan
mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard,
kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran.

Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme
nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan
terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan
gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam. Emboli yang
disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula.
Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. akan meyebabkan infark ginjal,
glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan

PATHWAY ENDOKARDITIS

Invasi bakteri,virus & jamur

infeksi

trombosit,fibrin & emboli

lesi/robek pd katub jantung dan p.darah

rx inflamasi katub jantung abnormal

re
si
k
o
p
e
n
u
r
u
n
a
n
c
u
ra
h

ja
n
t
u
n
g

rangsangan ke hypothalamus disfungsi katub

termoregulator kontraksi otot jantung

hipertermi

output drah (-)

hipoksia
jaringan iskemik

Resiko ggn prefusi jaringan

prostaglandin dan
bradikin a
ngina

N
y
e
r
i

a
k
u
t

(kutipan: kelompok 4.)

g. KOMPLIKASI

Ø Jantung:

· Abses.

· Penyakit katup jantung.

· Miokarditis.

· Embilisasi

· Serebral

· Ginjal

· Splenik

· Koroner

Ø Aneurisme mikotik

(Kutipan: wajan yuni udjiyanti,keperawatan kardivaskuler,halaman 135)

h. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

ü EKG: dapat menunjukkan iskemia, hipertrofi, blok konduksi, disritmia.

ü Ekokardiogram: dapat menunjukkan efusi perikardial, hipertrofi jantung, disfungsi katup, dilatasi
ruang.

ü Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi iso enzim tidak ada.

ü Sinar X dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.


ü JDL: dapat menunjukkan proses infeksi akut/ kronis; anemia.

ü Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus dan jamur penyebab.

ü LED: umumnya meningkat.

ü Titer ISO: peningkatan pada demam rheumatik (kemungkinan pencetus).

ü Titer ANA: (+) pada penyakit autoimun.

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 130)

i. PENATALAKSANAAN MEDIS

Ø Terapi parenteral.

Ø Obat-obatan.

Ø Antibiotik IV.

Ø Antipiretik = salisilat.

Ø Analgesik

Ø Antikoagulasi.

Ø Insisi dan drainase abses.

Ø Pergantian katup.

Ø Istirahat di tempat tidur.

j. Pencegahan

Pemberian profilaksis antibiotika diperlukan pada tindakan pencabutan gigi atau tindakan
pembedahan, untuk mencegah tejadinya bakterimia pada pasien dengan lesi jantung.

Table XII.2. standar profilaksis terhadap endokarditis infektif

A. Profilaksis standar

- Untuk pencabutan gigi atau : Penisilin 2 gram (oral), 1 jam sebelum tindakan
dan 1 gram, 6 jam sesudahnya
tindakan pada traktus respiratorius
B. Profilaksis khusus

1. Parenteral, untuk penderita resiko tinggi, Ampisilin 2 gram + gemtamisin 1,5 mg/kgBB ½
tindakan gastrointestinal atau urogenetal jam sebelum tindakan

Vankomisin 1 gram pelan-pelan i.v


2. Untuk alergi penisilin parenteral +gentamisin1,5 gram/kgBB 1 jam sebelum
tindakan

3. Oral (penderita alergi penisilin) Eritromisin 1 gram 1 jam sebelum tindakan dan
untuk tindakan pada traktus respiratorius 0,5 gram 6 jam sesudah tindakan

4. Oral untuk tindakan minor traktus Amoksilin 2 gram 1 jam sebelum dan 1,5 gram 6
gastrointestinal atau urogenetal jam sesudah tindakan

Sefazolin 2 gram i.v pada waktu induksi


anestasi, diulang 8 jam dan 16 jam kemudian

Vankomisin 1 gram pelan,1 jam pada waktu


5. Parenteral untuk tindakan operasi bedah induksi anestasi kemudian 0,5 gram 8 jam dan
jantung 16 jam sesudahya

BAB III

PEMBAHASAN

v Asuhan keperawatan klien dengan endokarditis

A. Pengkajian

Ø AKTIVITAS/ISTIRAHAN

ü Gejala : kelelahan, kelemahan

ü Tanda : takikardi, penurunan takanan darah, dispnea dengan aktivitas

Ø SIRKULASI

ü Gejala : riwayat demam reumatik, penyakit jantung congenital, IM, bedah jantung

(CABG/penggantian katup/bypass kardiopulmonal lama, palpitasi, jatuh pingsan.

ü Tanda : takikardia, distritmia.


o Perpindahan TIM (titik impuls maksimal) kiri dan inferior (pembesaran jantung).

o Friction rub pericardia, (biasanya intermiten, terdengar di batas sterna kiri).

o Murmor aortic, mitra, stenosis/insufisiensitrikuspid, perubahan dalam murmur yang mendahului,


disfungsi otot papilar.

o Irama gallop(S3/S4). Bunyi jantung normal pada awal perikarditis akut.

o Edema, DVJ (GJK)

o Petekie (konjungtiva, membrane mukosa).

o Hemoragi splinter (punggung kuku).

o Nodus Osler (jari/ibu jari)

o Lesi Janeway (telapak tangan, telapak kaki).

Ø ELIMINASI

ü Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunanfrekuensi/jumlah urin.

ü Tanda : urine pakat gelap

Ø NYERI/KETIDAK NYAMANAN

ü Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh

inspirasi, batuk, garakan menelan, berbaring, hilang dengan duduk, ber- sandar ke depan
(perikarditis). Tidak hilang dengan nitrogliserin.

Nyeri dada/punggung/sendi (endokarditis).

ü Tanda : perilaku distraksi misalnya gelisa.

Ø PERNAPASAN

ü Gejala : napas pendek, napas pendek kronis memburuk pada malam hari

(miokarditis).

ü Tanda : dispnea, dispneanokturnal

Batuk, inspirasi mengi.

Takipnea, krekels dan ronki.

Pernapasan dangkal

Ø KEAMANAN

ü Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis, trauma dada, penyakit
 keganasan/iradiasi torakal, dalam penanganan gigi, pemeriksaan

 endoskopik terhadap system GI/GU.

 Penurunan system imun misalnya program terapi imunosupresi.

 SLE, atau penyakit kolagen lain.

ü Tanda : demam.

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

B. Diagnose kepererawatan

1. . Nyeri berhubungan dengan efek-efek sistemik dari infeksi.

Intervensi rasional

MANDIRI:

1. Selidiki keluhan nyeri dada..Perhatikan 1. nyeri dada dapat dan mungkin tidak
petunjuk nonverbal dari menyertai endokarditis tergantung
ketidaknyamanan. adatidaknya iskemia

2. Berikan lingkungan yang tenang dan 2. tindakan ini dapat menurunkan


tindakan kenyamanan, misal: ketidaknyaman fisik dan emosional
perubahan posisi, gosokkan punggung, pasien
penggunaan kompres hangat/dingin.

3. Berikan aktivitas hiburan yang tepat.


3. mengarahkan kembali
perhatian,memberikan distraksi dalam
tingkat aktivitas individu
KOLABORATIF:

1. Berikan obat-obatan sesuai indikasi.

2. Berikan O2 suplemen sesuai indikasi.


1. dapat menghilangkan
nyeri,menurunkan respons inflamasi

2. memaksimalkan ketersediaan O2 untuk


menurunkan beban kerja jantung dan
mencegah iskemia

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)


2. Resiko terhadap penurunan curah jantung b/d gangguan pada katub jantung dan
endotelium

intervensi rasional

MANDIRI:

1. Pantau frekuensi/irama,bunyi jantung 1. Takikardi dan distrimia dapat terjadi


saat jantung berupaya untuk
meningkatkan curahnya,berespons
pada deman,hipoksia dan iskemia

2. Berikan tindakan kenyamanan misalnya 2. Meningkatkan relaksasi dan


gosokan punggung,posisi semi fowler mengarahkan kembali perhatian
dan hiburan

KOLABORATIF:

1. Berikan obat sesuai indikasi 1.meningkatkan kontraksi ventrikel

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

3. Perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi.

Intervensi rasional
MANDIRI:

1. Kaji adanya dehidrasi, diaforesis, turgor 1. peningkatan panas


kulit jelek, membran mukosa kering. menyebabkan pengeluaran cairan
melalui evavorasi
2. Ukur suhu tubuh 4 – 8 jam.
2. menunjang diagnose lebih lanjut
3. Pantau masukan dan haluaran cairan
setiap 8 jam. 3. mengetahui keseseimbangan cairan
saat peningkatan suhu
4. Pantau sisi IV adanya kemerahan dan
bengkak, ganti tempat setiap 24 jam. 4. mencegah terjadinya phlebitis

KOLABORATIF:

1. Berikan antibiotik antipiretik sesuai


pesanan, pastikan obat diberikan
1. membantu menurunkan suhu tubuh
sesuai pada waktunya..
karena proses infeksi

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

4. resiko gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan embolisasi

intervensi rasional
MANDIRI:

1. Kaji adanya tanda embolisasi setiap 1. Adanya Emboli menyebabkan


shift, laporkan adanya tanda embolisasi penyumbatan aliran darah sehingga
pada dokter dengan segera. terjadi hipoksia jaringan

2. Lakukan pemeriksaan neurologis setiap 2. Membantu penegakkan diagnose


shift atau sesuai kondisi klien. selanjutnya

3. Instruksikan klien tentang perlunya


meneruskan antikoagulan, jika
dipesankan untuk mencegah periode 3. mengurangi pembentukan embolisme
embolik lanjut. karena pembekuan sel-sel darah

4. Dorong latihan aktif dengan rentang


gerak sesuai toleransi

4. meningkatkan sirkulasi perifer dan


aliran balik vena untuk mengurangi
pembentukan emboli dan thrombus
KOLABORATIF:

1. Berikan terapi antikoagulan.


1. digunakan secara profilaksis untuk
pasien tirah baring

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

c. EVALUASI
1. Nyeri berhubungan dengan efek-efek sistemik dari infeksi.

ü Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.

ü Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai indikasi


untuk situasi individual.

ü Mengidentifikasi metide yang memberi penghilangan.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan faktor biologi (demam,
infeksi).
ü Status nutrisi dipertahankan/ diperbaiki.

ü Pencapaian perbaikan berat badan sesuai usia, jenis kelamin.

ü Klien mengungkapkan nafsu makan meningkat.

3. Perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi.

ü Proses inflamasi telah hilang.

ü Kulit lembab dan kering.

4. Potensial perubahan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan embolisasi

ü Perfusi jaringan serebral dipertahankan.


- Klien sadar dan berorientasi.
- Tidak ada tanda-tanda embolisasi.

5. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit.

ü Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan, dan kemungkinan


komplikasi.

ü Mengidentifikasi /melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah
terulangnya / terjadinya komplikasi.

(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

d. HEALTH EDUKASI/PENYULUHAN

ü Gejala : terapi intervena jangka panjangatau penggunaan keteter indwelling atau

penyalahgunaan obat parenteral.

ü Pertimbangan rencana pemulangan: DRG menunjukan rerata lama

perawatan,4,3 hari (perikarditis), 5,5 hari (miokarditis), 17 hari

(endokarditis).Bantuan dalam penyiapan makanan,berbelanja,

transportasi, kebutuhan Perawatan diri, tugas dan pemeliharaan rumah tangga.


(kutipan: marlynn E doenges,RENPRA edisi 3 halaman 129-130)

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard
atau katub jantung.mempunyai cirri yang hamper sama dengan perikarditis dan
myocarditis.diagnosa keperawatannya dapat di tegakkan melalui pemeriksaan fisik dan
diagnostic.penyakit ini dapat di obati dengan pengobatan medis seperti antibiotic dan antipiretik
sesuai indikasi dan bakteri penyebabnya.

b. Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti konsep medis pada
pasien endokarditis dan paham bagaimana patofisiologi yang terjadi. sehingga bisa berpikir kritis
dalam melakukan tindakan keperawatan.

También podría gustarte